• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V - - Electronic theses of IAIN Ponorogo

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BAB V - - Electronic theses of IAIN Ponorogo"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

66

66 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

Dari pembahasan yang telah dilakukan di bab-bab sebelumnya mengenai perkawinan tanpa proses keagamaan yang dicatatkan di Kantor Catatan Sipil di Desa Klepu Kecamatan Sooko, dapat penulis simpulkan sebagai berikut :

Praktek perkawinan tanpa proses keagamaan yang dicatatkan di Kantor Catatan Sipil yang terjadi di Desa Klepu Kec. Sooko terbagi menjadi 2 bentuk perkawinan yaitu: pertama, perkawinan beda agama di Kantor Catatan Sipil, dengan status agama berbeda, langsung dicatatkan tanpa menyamakan agama terlebih dahulu. kedua, perkawinan sesama orang Katholik tetapi tanpa proses Pemberkatan di Gereja langsung dilakukan pencatatan di Kantor Catatan Sipil. Kedua bentuk perkawinan itu terjadi karena perkawinan bentuk pertama tidak dapat dilangsungkan di Gereja ataupun KUA karena perbedaan agama sehingga hanya dicatatkan di Kantor Catatan Sipil. Perkawinan bentuk kedua terjadi karena salah satu pasangan merupakan seorang janda dari perceraian hidup sehingga Gereja tidak dapat melaksanakan perkawinan janda tersebut untuk kedua kalinya karena dalam agama Katholik tidak mengenal adanya perceraian hidup sehingga mereka hanya mencatakan saja di Kantor Catatan Sipil.

Menurut UU No. 1 Tahun 1974 perkawinan tanpa proses keagamaan yang dicatatkan di Kantor Catatan Sipil yang terjadi di Desa

(2)

67

67

Klepu Kec. Sooko tidak sah karena tidak memenuhi syarat formil sebuah perkawinan seperti yang dijelaskan dalam pasal 2 ayat (1) yang menyatakan sahnya perkawinan harus melalui proses keagamaan. Pada kenyataannya mereka memiliki legalitas berupa akta perkawinan sehingga memenuhi ketentuan formil perkawinan berdasarkan UU No. 1 Tahun 1974 pasal 2 ayat (2). Namun karena tidak memenuhi ketentuan formil seharusnya akta perkawinan sebagai wujud ketentuan materiil tidak bisa diterbitkan, maka akta perkawinan mereka diragukan kebasahannya berdasarkan UU No. 1 Tahun 1974 pasal 2.

B. Saran

Seharusnya bagi kantor pencacatan sipil harus kembali pada peraturan perundang-undangan untuk menetapkan suatu permasalahan permaslahan yang terjadi sesuai UU No. 1 Tahun 1974. Sebagai follow up dari penelitian ini hendaknya pemerintah mempertegas ketentuan perundang-undang mengenai perkawinan tanpa proses keagaman.

Referensi

Dokumen terkait

Status perkawinan: dengan keadaan status yang masih memiliki pasangan hidup lengkap dan status yang sudah hidup menjadi seorang janda atau duda dapat mempengaruhi kesehatan

Hukum jual beli dengan cara kredit adalah boleh dengan menetapkan harga barang secara total lebih dahulu ketika terjadi transaksi tanpa mengaitkan dengan bunga dalam tempo baik kedua

Selain visi dan misi diperlukan adanya kebijakan tentang pengembangan materi pembelajaran pendidikan lingkungan hidup yang tertuang dalam dokumen KTSP, Kriteria yang lain untuk

dibeli oleh pihak pembeli, jadi tidak ada salah satu pihak yang akan merasa dirugikan.7 Dengan melihat realita atau fakta kasus yang terjadi di lapangan dalam praktik jual beli anakan

yang ada dalam gugatan itu tidak singkron dengan perkara aslinya lebih parah dari yang tertulis.54 Sedangkan faktor yang menghambat keberhasilan mediasi perceraian menurut Bapak Zainal

Sedangkan penyelesaian sengketa antara penyewa dengan yang menyewakan barang apabila terjadi wan prestasi sudah sesuai dengan fiqih islam, karena dalam menyelesaikan masalah tersebut

“Kedudukan Anak di Luar Perkawinan Dalam Hukum Perkawinan di Indonesia Komparasi Antara Kompilasi Hukum Islam, Fatwa Majelis Ulama Indonesia Nomor 11 Tahun 2012 Dengan Putusan Mahkamah

Dampak Internalisasi Nilai Karakter Disiplin Melalui Shalat Dhuha Berjama’ah Sebagaimana yang telah dikonsepkan dalam penanaman disiplin melalui sholat Dhuha berjama’ah di SDN V Jurug