Bagaimana hukum Islam meninjau penunjukan mediator dalam proses mediasi perceraian di Pengadilan Agama Kabupaten Madiun. Untuk mengetahui tinjauan hukum Islam terhadap penunjukan mediator dalam proses mediasi perceraian di Pengadilan Agama Kabupaten Madiun.
Metode Penelitian
Dalam hal ini lokasi yang dijadikan objek kajian penulis untuk penyusunan skripsi ini adalah di wilayah Desa Tiron Kecamatan Nglames Kabupaten Madiuni yaitu Pengadilan Agama Kabupaten Madiuni. Data pendukung mengenai implementasi PERMA No. 1 Tahun 2016 dalam proses mediasi perceraian di Pengadilan Agama Kabupaten.
Sistematika Pembahasan
Mediasi
Dalam dimensi hukum perdata atau hukum perdata, para pihak yang bersengketa dapat menyelesaikan perselisihannya melalui jalur hukum di pengadilan maupun di luar pengadilan. Hal ini sangat mungkin terjadi karena hukum perdata atau perdata menitikberatkan pada kepentingan para pihak yang bersengketa, namun tidak pada kepentingan negara atau masyarakat. Dalam hukum Islam, dimensi perdata memuat hak asasi manusia (haqul 'ibad) yang dapat dipertahankan melalui kesepakatan damai antara pihak-pihak yang bersengketa.
Tujuan mediasi adalah menyelesaikan perselisihan para pihak dengan melibatkan pihak ketiga yang netral dan tidak memihak. Penyelesaian sengketa melalui mediasi sangat bermanfaat karena para pihak telah mencapai kesepakatan yang mengakhiri perselisihan mereka secara adil dan saling menguntungkan. Model utama penyelesaian sengketa adalah keinginan dan itikad baik para pihak untuk mengakhiri perselisihannya.
Mediasi memungkinkan para pihak untuk berpartisipasi secara langsung dan informal dalam penyelesaian perselisihan mereka.
Perceraian
Perceraian dalam hukum perdata dibedakan menjadi dua jenis yaitu perpisahan dan perceraian. Seorang pria Muslim yang menceraikan istrinya mengajukan petisi kepada pengadilan untuk mengadakan persidangan untuk menyaksikan sumpah t{ala>q. Dalam hukum Islam terdapat ciri yang tidak terdapat dalam hukum Belanda, yaitu perceraian tidak sekaligus mengakhiri hubungan antara laki-laki dan perempuan, apalagi perceraian dalam bentuk t{ala>q raj'i yang memberikan hak rujuk. .'
Termasuk t{ala>q ba'in s{ugra dan t{ala>k qabla dukhul, t{ala>k dengan penggantian harta atau yang disebut khulu', t{ala>k karena. Hukum t{ala>k ba'in kubra sama dengan hukum t{ala>k ba'in s{ughra, yaitu memutuskan ikatan perkawinan antara suami dan istri. Namun ba'in kubra yang baik tidak memperbolehkan mantan suami menyebut mantan istrinya kecuali setelah dia menikah dengan pria lain dan bercerai setelah kembali bersama tanpa ada niat.
Perpisahan suami isteri kerana fasha berbeza dengan yang disebabkan oleh t{ala>k kerana t{ala>apabila t{ala>kba'in dan ada t{ala>k raj'i.
Mediasi Dalam Penyelesaian Sengketa Perceraian
Oleh karena itu, mediasi adalah suatu proses di mana kedua belah pihak yang bersengketa atau beberapa di antaranya menunjuk pihak ketiga yang netral dan tidak memihak untuk membantu mereka mendiskusikan penyelesaian perselisihan dan berusaha mendorong para pihak untuk merundingkan penyelesaian perselisihan tersebut. Al-Qur’an mewajibkan adanya prosedur litigasi yudisial dan non-yudisial dalam menyelesaikan perselisihan keluarga atau perceraian, baik untuk perkara s{iqa>q maupun nusyu>z. Untuk mengatasi krisis rumah tangga yang semakin meningkat antara suami dan istri, Islam memerintahkan dua penjaga perdamaian, atau hakam, untuk dikirim oleh kedua belah pihak.
Model penyelesaian sengketa s{iqa>q juga dapat diterapkan pada sengketa nusyu>z, hal ini ditegaskan Allah dalam surat an-Nisa' ayat 128-129. Ayat ini tidak secara langsung menegaskan keterlibatan pihak ketiga sebagai mediator dalam penyelesaian sengketa nusyu>z. z, namun bukan berarti ada kemungkinan pihak ketiga membantu suami istri untuk memulihkan ketentraman rumah tangganya. Al-Qur'an memberikan tiga langkah dalam menyelesaikan perselisihan keluarga yang timbul akibat nusyu>z, yaitu memberi nasehat, memisahkan ranjang, dan memukul.
Hakam merupakan salah satu istilah yang terdapat dalam hukum Islam sebagai alternatif penyelesaian sengketa perdata, termasuk perkara syiqaq.
Profil Pengadilan Agama Kabupaten Madiun
Salman Asyakiri, SH dan pada periode keenam ini pimpinan Pengadilan Agama Kabupaten Madiun dijabat oleh Ny. Hj. Pengadilan Agama Kabupaten Madiun berwenang menangani perselisihan perkawinan, perceraian, pewarisan, adhol wali, pembatalan perkawinan, wakaf, shodaqoh.
Pengangkatan mediator pada proses mediasi perceraian di Pengadilan Agama Kabupaten Madiun
Kemudian yang bisa menjadi mediator di Pengadilan Agama Kabupaten Madiun adalah Bapak. Junaidi, selaku sekretaris, menjelaskan mediator bisa berada di dalam pengadilan maupun di luar pengadilan. Mediator di dalam pengadilan adalah hakim anggota yang tidak mengadili perkara, sehingga dapat ditugaskan sebagai mediator, sedangkan mediator dari luar adalah orang-orang yang bersertifikat sebagai mediator.47 Seseorang dapat menjadi mediator di Pengadilan Agama Kabupaten Madiun jika mempunyai mengikuti pelatihan mediator yang diselenggarakan oleh lembaga dan telah memiliki sertifikat, kemudian melamar sebagai mediator di Pengadilan Agama Kabupaten Madiun. Kemudian dalam pembiayaan mediator, jika mediator berasal dari pengadilan maka tidak dipungut biaya, namun jika mediator berasal dari luar pengadilan maka dikenakan biaya yang telah disepakati sebelumnya dengan para pihak.
Tugas dan wewenang mediator pada proses mediasi perceraian di Pengadilan Agama Kabupaten Madiun
Di Pengadilan Agama Kabupaten Madiun, keterlibatan tokoh agama atau tokoh masyarakat dalam proses mediasi perceraian tidak diperbolehkan karena berkaitan dengan rahasia keluarga.51 Setelah proses mediasi selesai, hasil mediasi dilaporkan ke majelis pengadilan. . pada sidang berikutnya. Keberhasilan dalam proses mediasi perceraian tentunya mempunyai faktor pendukung, misalnya saja para pihak tidak ada campur tangan pihak luar seperti campur tangan teman atau orang tua yang juga mendukung terjadinya perceraian antara kedua belah pihak. Sedangkan faktor penghambat keberhasilan mediasi perceraian menurut Pak Zainal selaku mediator Pengadilan Agama Kabupaten Madiun adalah faktor eksternal yaitu campur tangan pihak luar seperti yang telah dijelaskan sebelumnya.55 Faktor penghambat berikutnya adalah orang yang memenjarakan diri sendiri. dan orang-orang yang pendiam. , dalam artian orang tersebut mau atau tidak mau dan harus bercerai.56.
Maka cara mengatasi faktor penghambat keberhasilan mediasi adalah dengan bersabar, karena seorang mediator membutuhkan hati yang nyaman dan suasana hati yang baik selama proses mediasi. Jika hati mediator antusias dan nyaman, besar kemungkinan mediasi perceraian mediator akan berhasil. Kemudian melaporkan hasil mediasi perceraian setelah mediasi berlangsung minimal dua kali. Mediator melaporkan hal ini kepada hakim pada sidang berikutnya. Selama proses pelaksanaan mediasi perceraian di Pengadilan Agama Madiun, menurut Pak Kafit selaku Ketua Pengadilan, tidak sesuai dengan prosedur yang tercantum dalam PERMA No.
Analisis Hukum Islam Tentang Penunjukan Mediator Dalam Proses Mediasi Perceraian di Pengadilan Agama Kabupaten Madiun.
Analisa Hukum Islam Terhadap Pengangkatan Mediator Pada Proses Mediasi Perceraian Di Pengadilan Agama Kabupaten Madiun
Artinya: “Dan jika kamu khawatir akan terjadi perselisihan antara keduanya, maka utuslah seorang hakim dari keluarga lelaki dan seorang hakim dari keluarga perempuan. Dalam ayat ini, Allah SWT memerintahkan jika berlaku perselisihan antara keduanya (suami isteri), Dia mengutus hakim dari keluarga lelaki dan hakim dari keluarga perempuan untuk menyelesaikan perselisihan tersebut. هلْهأ ْ م اً كح di sini dalam kitab tafsir al-Qur'anul'adzim Imam Jalalain, yang dikenali sebagai kitab tafsir Jalalain, beliau menerangkan tentang orang-orang soleh yang beliau ridloi dari keluarga lelaki dan dari keluarga perempuan.
Mengenai pengangkatan hakam, ayat tersebut menjelaskan bahwa hakam adalah hakam yang berasal dari pihak suami dan dari pihak istri. Pada prinsipnya penunjukan mediator pada Pengadilan Agama Kabupaten Madiun tidak bertentangan dengan hukum Islam, karena penunjukan mediator dari pihak luar pada dasarnya disebabkan oleh kondisi di pengadilan yang tidak bertujuan untuk menghilangkan ketentuan hak asasi manusia yang dijelaskan dalam Surat An. - Nisa' ayat 35. Sedangkan yang ditunjuk sebagai mediator adalah hakim perempuan. Sekilas hal ini tidak sesuai dengan syariat Islam, namun jika melihat kondisi darurat di Pengadilan Agama Kabupaten Madiun, karena jumlah hakim yang sangat terbatas dan juga untuk menghindari padatnya jadwal antara sidang dan mediasi, seorang perempuan telah ditunjuk hakim sebagai mediator.
Analisis Hukum Islam Tentang Tugas dan Wewenang Mediator Dalam Proses Mediasi Perceraian di Pengadilan Agama Kabupaten.
Analisa Hukum Islam Terhadap Tugas Dan Wewenang Mediator Pada Proses Mediasi Perceraian Di Pengadilan Agama Kabupaten
1 Tahun 2016, konsep hakam yang diatur dalam Alquran hilang dan digantikan oleh mediator yang tidak diambil oleh suami istri, melainkan hakim atau mediator dari luar negeri yang bersertifikat. Dalam hal ini tujuan mekashidus syariah juga mengedepankan kepentingan umum dengan memperhatikan unsur dan kondisi darurat. Untuk mengetahui apakah mediator di Pengadilan Agama Kabupaten Madiun tidak bertentangan dengan nilai-nilai yang terkandung dalam hukum Islam, ada dua hal yang perlu dikaji.
Penunjukan mediator di Pengadilan Agama Kabupaten Madiun bertujuan untuk memediasi pihak-pihak yang bercerai guna menciptakan perdamaian. Aspek tindakan ini meliputi proses penunjukan dan cara atau tindakan yang dilakukan mediator dalam proses perdamaian para pihak yang bersengketa. Dalam proses penunjukan mediator, meski bukan dari keluarga kedua belah pihak, namun tidak ditemukan unsur pelanggaran atau pertentangan dengan nilai-nilai Islam.
Tugas mediator merupakan wujud pelaksanaan tujuan hukum Islam yaitu memberi kemaslahatan bagi umat manusia dan menghilangkan mara bahaya, juga sesuai dengan kaidah hukum Islam yaitu :.
Kesimpulan
Bahwa penunjukan mediator dalam proses mediasi perceraian di Pengadilan Agama Kabupaten Madiun telah sesuai dengan hukum Islam. Hal ini sekilas bertentangan dengan hukum Islam karena mediatornya bukan dari kedua belah pihak, namun jika dilihat dari tujuan penunjukan mediator sudah sesuai dengan maqashidus syariah yaitu mengedepankan kepentingan umum dengan memperhatikan unsur luar biasa dan kondisi. , seperti penunjukan hakim sebagai mediator, karena diperlukan. Peran mediator di Pengadilan Agama Kabupaten Madiun sudah sesuai dengan hukum Islam yaitu memediasi dan mendamaikan pihak-pihak yang akan bercerai sehingga sesuai dengan nilai-nilai Islam.
1 Tahun 2016 menyebutkan bahwa mediator di pengadilan tidak berhak memutus suatu perkara, sedangkan dalam hukum Islam hakim berhak mengambil keputusan yang mengikat kedua belah pihak. Dalam hal ini memang terdapat perbedaan kewenangan antara mediator dan hakim, namun hal tersebut tidak bisa begitu saja bertentangan dengan hukum Islam, karena mediasi perceraian di pengadilan termasuk di dalamnya.
Saran-saran