• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAGIAN III PENYELESAIAN SISTEM PERSAMAAN LINIER

N/A
N/A
Adinda Alifia Yumna

Academic year: 2024

Membagikan "BAGIAN III PENYELESAIAN SISTEM PERSAMAAN LINIER"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BAGIAN III

PENYELESAIAN SISTEM PERSAMAAN LINIER

Kompetensi:

Mahasiswa mampu menyelesaikan sistem persamaan linier serentak dengan metode numerik

Banyak model matematika membutuhkan penyelesaian dari dua atau tiga persamaan, bahkan lebih. Penyelesaian harus sesuai dengan semua persamaan dalam model.

Sejumlah persamaan yang saling berkaitan seperti ini disebut sebuah sistem persamaan atau persamaan serentak. Penerapan persamaan serentak meliputi banyak bidang, diantaranya akan dijelaskan dalam beberapa contoh kasus di bawah ini.

Contoh pertama adalah tentang penentuan ukuran komposisi sebuah makanan hewan (Lial dkk, 2005). Sebuah produk makanan hewan terdiri atas tiga bahan, yaitu corn, soybean, dan cottonseed. Setiap gram bahan menghasilkan sejumlah gram protein, lemak, dan serat seperti tabel di bawah ini. Permasalahannya adalah berapa gram yang dibutuhkan setiap bahan supaya menghasilkan 22 g protein, 28 g lemak, dan 18 g fiber.

3.1 Menyelesaikan Beberapa Persamaan Linier Serentak ( 𝒏 ≤ 𝟑) Berikut ini adalah contoh tiga persamaan linier

𝑎11𝑥1+ 𝑎12𝑥2+ 𝑎13𝑥3= 𝑏1 𝑎21𝑥1+ 𝑎22𝑥2+ 𝑎23𝑥3= 𝑏2 𝑎31𝑥1+ 𝑎32𝑥2+ 𝑎33𝑥3= 𝑏3 yang dapat dinyatakan sebagai berikut

𝐴 𝑥 = 𝑏 dimana 𝐴 adalah matriks koefisien

𝐴 =

𝑎11 𝑎12 𝑎13 𝑎21 𝑎22 𝑎23 𝑎31 𝑎32 𝑎33 dan 𝑏 adalah vektor kolom yang berisi konstanta

𝑏 𝑇 = [𝑏1 𝑏2 𝑏3]T

(2)

Penyelesaian sistem persamaan ini adalah 𝑥 = [𝐴]−1 𝑏

Permasalahan di atas dapat diselesaikan dengan mencari penyelesaian sistem persamaan linier. Misalkan x1 , x2 , dan x3 menyatakan jumlah gram dibutuhkan oleh corn, soybean, dan cottonseed, maka didapatkan persamaan linier serentak sebagai berikut

:

Himpunan penyelesaian untuk persamaan serentak di atas adalah 40,15,30

PENYELESAIAN SPL DENGAN MATLAB Contoh:

150 −100 0

−100 150 −50

0 −50 50

𝑥1 𝑥2 𝑥3 =

588.6 686.7 784.8

Penyelesaian:

>> A=[150 -100 0;-100 150 -50;0 -50 50]

A =

150 -100 0 -100 150 -50 0 -50 50

>> b=[588.6; 686.7; 784.8]

b =

588.6000 686.7000 784.8000

>> x=A\b  left-division

x =

41.2020 55.9170 71.6130

(3)

>> x1=inv(A)*b  invers

x1 = 41.2020 55.9170 71.6130

Sebuah persamaan linier serentak bisa jadi tidak mempunyai penyelesaian, mempunyai penyelesaian tunggal, atau mempunyai penyelesaian yang tidak terbatas jumlahnya. Pada kasus persamaan serentak dengan dua variabel bebas, kemungkinan penyelesaiannya dapat dilihat dari grafik dua persamaan‐persamaan tersebut. Berikut ini petunjuk tentang penyelesaian persamaan linier serentak dengan dua variabel bebas.

a. Apabila dua garis dari persamaan linier adalah sejajar (mempunyai kemiringan yang sama) maka persamaan serentak tersebut disebut inkonsisten dan tidak mempunyai penyelesaian

b. Apabila dua garis persamaan linier berpotongan di satu titik potong, maka persamaan tersebut mempunyai penyelesaian tunggal di titik potong kedua garis tersebut

c. Apabila dua garis dari persamaan linier berhimpit maka persamaan serentak tersebut disebut dependent dan mempunyai penyelesaian yang tidak terbatas jumlahnya. Hal ini dikarenakan sebuah persamaan linier merupakan penyelesaian untuk persamaan yang lain.

Penyelesaian untuk persamaan serentak yang lebih besar dapat diperoleh secara analog dengan sifat‐sifat di atas. Apabila jumlah persamaan sedikit ( n ≤ 3 ) biasanya penyelesaiannya digunakan metode grafik, aturan cramer, dan metode eliminasi. Berikut adalah metode numerik untuk penyelesaian persamaan linier serentak.

A. Metode Grafik

Metode grafik dilakukan dengan membuat plot dari masing‐masing persamaan pada koordinat kartesius. Misalkan dua pesamaan yang digunakan maka akan ada dua sumbu dalam koordinat cartesius yaitu sumbu x1 dan sumbu x2. Perpotongan antara dua garis lurus pada dua persamaan yang diketahui merupakan solusi dari metode ini.

(4)

Contoh. Selesaikan dua persamaan berikut dengan menggunakan metode grafik.

Langkah:

Langkah pertama, mengubah kedua persamaan menjadi persamaan garis lurus untuk x2 (karena x1 sebagai absis) menjadi :

Membuat plot dari kedua persamaan tersebut kedalam diagram kartesius dengan slope masing masing persamaan adalah 0,5 dan -1/6. Adapun data yang akan diplotkan seperti pada Tabel 1.

Berdasarkan data pada tabel 1, penyelesaian dua persamaan serentak adalah x1 = 4 dan x2 = 5 . Untuk memastikan bahwa jawaban tersebut benar, maka dilakukan subtitusi jawaban kedalam persamaan semula. Hasilnya adalah sebagai berikut:

4(4) −8(5) = −24 (4) + 6(5) = 34

Subsitusi nilai penyelesaian ke dalam persamaan semula, menghasilkan jawaban yang benar, sehingga hasil penyelesaian tersebut benar.

Metode grafik hanya mungkin digunakan sampai tiga variabel tidak diketahui, karena koordinat untuk dimensi empat tidak bisa digambarkan. Metode ini paling sering digunakan jika persamaan yang diketahui hanya dua, sedangkan untuk tiga dimensi masih bisa digambarkan akan tetapi butuh ketelitian yang lebih untuk melihat hasil pada titik potong.

Sehingga harus menggunakan metode lain untuk mempermudah menyelesaikan persamaan serentak

(5)

B. Aturan Cramer

Metode ini dilakukan dengan menghitung nilai determinan dari matrik

A

sebagai penyebut. Nilai pembilang adalah nilai determinan dari matrik

A

yang elemen‐elemen pada koefisien yang dicari diganti dengan nilai

b. Apabila ukuran

matrik A 3x3, maka nilai x1 , x2 , dan

x3 bisa diperoleh dengan:

Determinan untuk matriks A berukuran 3x3 dapat dihitung menggunakan:

Jawab:

Nilai solusi:

(6)

Nilai penyelesaian disubstitusikan ke persamaan semula untuk mengecek kebenaran nilai tersebut. Semakin besar ukuran persamaan serentak, maka aturan Cramer semakin tidak praktis karena penghitungan determinan semakin sulit.

3.1.2 Eliminasi

Misalkan untuk dua persamaan

𝑎11𝑥1+ 𝑎12𝑥2= 𝑏1 (1) 𝑎21𝑥1+ 𝑎22𝑥2= 𝑏2 (2)

Langkah dasar dari eliminasi adalah dengan mengalikan persamaan tersebut dengan konstanta sedemikian hingga salah satu dari yang akan dicari solusinya akan dieliminasi ketika kedua persamaan digabungkan. Hasilnya adalah persamaan tunggal yang dapat digunakan untuk memperoleh solusi yang lainnya kemudian nilai tersebut disubstitusikan untuk memperoleh variabel (solusi) lain.

Contoh, kalikan persamaan (1) dengan 𝑎21 dan persamaan (2) dengan 𝑎11. Hasil:

𝑎21𝑎11𝑥1+ 𝑎21𝑎12𝑥2= 𝑎21𝑏1 (3) 𝑎11𝑎21𝑥1+ 𝑎11𝑎22𝑥2= 𝑎11𝑏2 (4)

Persamaan (4) dikurangi persamaan (3), akan mengeliminasi 𝑥1 dari persamaan 𝑎11𝑎22𝑥2 − 𝑎21𝑎12𝑥2= 𝑎11𝑏2− 𝑎21𝑏1

Sehingga

𝑥

2

=

𝑎11𝑏2−𝑎21𝑏1

𝑎11𝑎22 − 𝑎21𝑎12 (5)

Kemudian disubstitusikan ke persamaan (1) dan diperoleh

𝑥

1

=

𝑎22𝑏1−𝑎12𝑏2

𝑎11𝑎22 − 𝑎21𝑎12 (6)

Perhatikan bahwa persamaan (5) dan (6) mengikuti aturan Cramer:

(7)

𝑥

1

=

𝑏

1

𝑎

12

𝑏

2

𝑎

22

𝑎

11

𝑎

12

𝑎

21

𝑎

22

= 𝑎

22

𝑏

1

− 𝑎

12

𝑏

2

𝑎

11

𝑎

22

− 𝑎

21

𝑎

12

dan

𝑥

2

=

𝑎

11

𝑏

1

𝑎

21

𝑏

2

𝑎

11

𝑎

12

𝑎

21

𝑎

22

= 𝑎

11

𝑏

2

− 𝑎

21

𝑏

1

𝑎

11

𝑎

22

− 𝑎

21

𝑎

12

Hal ini dapat digeneralisir untuk sistem dengan lebih dari dua atau tiga persamaan.

Referensi

Dokumen terkait

Sepeti halnya pada sistem persamaan linier dua variabel, menyelesaikan sistem persamaan linier tiga variabel dengan matriks juga terdiri dari dua cara, yakni dengan

Penyelesaian numerik persamaan gelombang air dangkal linier 1D pada penelitian ini yaitu dengan menggunakan metode volume hingga, yang terlebih dahulu menentukan bentuk

Pendekatan di atas selanjutnya dapat diterapkan untuk kumpulan atau sistem persamaan tak linier, yang terdiri atas n buah persamaan, dengan n buah variabel bebas yang tak

Metode iterasi Jacobi merupakan salah satu bidang analisis numerik yang digunakan untuk menyelesaikan permasalahan persamaan linier dan sering Dijumpai dalam berbagai disiplin

Penyelesaian sistem persamaan linier dengan metoda eliminasi, dilakukan dengan cara. “menghilangkan” salah satu variabel sehingga diperoleh nilai variabel

Penyelesaian numerik persamaan gelombang air dangkal linier 1D pada penelitian ini yaitu dengan menggunakan metode volume hingga, yang terlebih dahulu menentukan

Metode Eliminasi Gauss ini adalah salah satu cara yang paling awal dan banyak dipergunakan dalam menyelesaikan sistem persamaan linier.. Dimana matriks dari persamaan

METODE PENYELESAIAN SISTEM PERSAMAAN LINIER  Metode eliminasi Gauss  Metode eliminasi Gauss-Jordan  Metode matriks balikan inverse  Metode dekomposisi LU  Metode lelaran