• Tidak ada hasil yang ditemukan

bagus makalah manajemen

N/A
N/A
Bagus Maulana

Academic year: 2024

Membagikan "bagus makalah manajemen"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

ETIKA DAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL

Di susun oleh :

Bagus Maulana Nasrul Ikhsani

191117365

JURUSAN MANAJEMEN STIE WIDYA WIWAHA

YOGYAKARTA 2019

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “ Makalah Etika dan Tanggung Jawab Sosial ” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata kuliah manajemen. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Etika dan Tanggung Jawab Sosial bagi para pembaca dan juga bagi penulis

(2)

Saya selaku mahasiswa mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dra.Suci Utami Wikaningtyas, MM selaku dosen mata kuliah Manajemen Pengantar yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.

Dengan selesainya tugas makalah ini, Saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak terkait yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesiaikan makalah ini

Saya menyadari, bahwa makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Yogyakarta, 14 Desember 2019

Penulis

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Semakin besar suatu organisasi atau perusahaan, maka semakin besar tuntutan masyarakat terhadap organisasi atau perusahaan tersebut. Banyak lembaga bisnis yang menggunakan segala cara untuk memenangkan persaingan. Oleh karena itu, diharapkan manajer dapat menjalankan bisnis yang memenuhi syarat dalam etika bisnis manajerial, baik secara moral maupun norma masyarakat. Organisasi sebagai suatu sistem juga diharapkan dapat memiliki tanggung jawab sosial terhadap masyarakat.

Ide mengenai Tanggung jawab Sosial atau yang dikenal dengan Corporate

Social Responbility (CSR) kini semakin diterima secara luas. Kelompok yang mendukung

(3)

wacana tanggung jawab sosial berpendapat bahwa perusahaan tidak dapat dipisahkan dari para individu yang terlibat didalamnya, yakni pemilik dan karyawannya. Namun mereka tidak boleh hanya memikirkan keuntungan finansialnya saja, melainkan pula harus memiliki kepekaan dan kepedulian terhadap publik.

Dengan penerapan CSR sebagai sebuah program yang wajib sebagai bentuk rasa terima kasih perusahaan kepada masyarakat dan juga sebagai bentuk perhatian perusahaan terhadap lingkungan sekitarnya. Di samping itu CSR juga memiliki peranan penting bagi perusahaan yang menjalankannya,dan juga manfaat yang dapat dirasakan perusahaan bila menjalankan CSR yaitu diantaranya : Meningkatkan Citra Perusahaan, Mengembangkan Kerja Sama dengan Para Pemangku Kepentingan, dan Membuka Akses untuk Investasi. Dari sisi masyarakat, CSR akan sangat membantu meningkatkan kesejahteraan dan kebaikan untuk masyarakat yang membutuhkan bantuan.

B. Rumusan Masalah 1.Konsep dasar etika manajemen ?

2. Bagaimana mengukur etika manajemen ?

3.Mendorong pelaksanaan etika dalam manajemen ? 4.Apakah tanggung jawab sosial itu ?

5.Pandangan mengenai tanggung jawab sosial?

6. Manfaat Tanggung Jawab Sosial

7.Mengelola etika dan tanggung jawab sosial perusahaan ?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk memahami konsep dasar dan teori etika,nilai-nilai didalam etika manajemen,konflik nilai,dan isu seputar etika

2. Untuk memahami kriteria menilai atau mengukur etika

3. Untuk memahami cara perusahaan mendorong pelaksanaan etika didalam manajemen 4. Untuk memahami pengertian tanggung jawab sosial dan pengertian dari beberapa para ahli 5. Untuk memahami pandangan mengenai tanggung jawab sosial

6. Untuk memahami manfaat tanggung jawab sosial untuk perusahaan,masyarakat,maupun pemerintah

7. Untuk memahami kode etik, struktur etis, pelatihan etika, whistle-blowing, dan kasus bisnis tentang etika dan tanggung jawab sosial

D. Manfaat

Makalah ini disusun dengan harapan memberikan kegunaan baik secara teoritis maupun secara praktis. Secara teoritis makalah ini berguna sebagai bahan pertimbangan dan acuan untuk menambah ilmu dalam suatu organisasi.Secara praktis makalah ini diharapkan bermanfaat bagi:

1. Bagi penulis

- Memberikan penambahan wawasan serta pengalaman dalam penulisan tentang materi etika dan tanggung jawab sosial

- Memberikan pengetahuan tambahan dan dapat diimplementasikan dimasa yang akan datang dalam mengambil suatu keputusan didalam organisasi

(4)

2. Bagi Lembaga

- Dapat dijadikan sebagai bahan untuk meningkatkan kualitas mahasiswa di masa depan 3. Bagi Pembaca

- Sebagai bahan informasi dan pertimbangan dalam penerapan pemahaman tentang etika dan tanggung jawab sosial

- Menjadikan manfaat dan dapat memahami dengan mudah mengenai etika dan tanggung jawab sosial

PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Etika Manajemen

Pengertian Etika Dalam bukunya Sonny Keraf “Etika Bisnis” dijelaskan mengenai asal kata etika. Terdapat dua pengertian etika:

1. Etika : Yunani “ethos”, berarti adat istiadat/kebiasaaan.

2. Etika : ilmu yang membahas nilai dan norma yang diberikan oleh moralitas dan etika dalam pengertian pertama di atas mengenai adat istiadat atau kebiasaan tersebut.

Pengertian Etika = Moralitas

“Pengertian harfiah dari etika dan moralitas, sama-sama berarti sistem nilai tentang bagaimana manusia harus hidup baik sebagai manusia yang telah diinstitusionalisasikan dalam sebuah adat kebiasaan yang kemudian terwujud dalam pola perilaku yang ajek dan terulang dalam kurun waktu yang lama sebagaimana laiknya sebuah kebiasaan”

(Bertens,2000)

Etika merupakan suatu prinsip, nilai dan kepercayaan yang mendefinisikan keputusan dan tindakan yang benar dan yang salah. Beretika berarti bertindak terbuka dan jujur untuk menjaga keyakinan dan kepercayaan publik terhadap perusahaan kita.

konsep dasar etika manajemen dapat dibagi menjadi beberapa kelompok diantaranya:

 Dimensi Etika dalam Manajemen

Menurut Kreitner, Etika pada dasarnya adalah studi mengenai tanggung jawab moral yang terkait dengan apa yang dianggap benar dan apa yang dianggap salah. Griffin secara ringkas menyatakan bahwa etika adalah keyakinan akan sesuatu yang dianggap baik dan buruk. Namun Kreitner mengingatkan bahwa etika manajemen lebih jauh lagi berbicara mengenai nilai-nilai yang dianut oleh organisasi sehubungan

dengankegiatan bisnis yang dijalankannya.

 Nilai Personal sebagai Standar Etika

Nilai dan norma dalam personal merupakan suatu hal yang penting dalam manajemen sebab hal itu memiliki peranan penting dalam hal pengambilan keputusan dan etika manajemen. Hal ini memunculkan perlunya pengkajian seputar nilai personal sebagai standart etika.

Nilai sendiri pada dasarnya merupakan pandangan ideal yang mempengaruhi cara pandang, cara berfikir, dan perilaku dari seseorang. Nilai personal pada dasarnya merupakan cara pandang, cara berfikir dan keyakinan yang dipegang oleh seseorang sehubungan dengan segala kegiatan yang dilakukannya.

 Nilai Terminal dan Nilai Instrumental

Menurut Kreitner nilai personal dibagi menjadi 2 jenis, yaitu : a) Nilai Terminal

Merupakan pandangan dan cara berfikir seseorang yang terwujud melalui perilakunya, yang di dorong oleh motif dirinya dalam meraih sesuatu.

(5)

b) Nilai Instrumental

Adalah pandangan dan cara berfikir seseorang yang berlaku untuk segala keadaan dan diterima oleh semua pihak sebagai sesuatu yang memang harus diperhatikan dan dijalankan.

Pandangan Empiris mengenai Nilai Personal a. Nilai Terminal

Nilai-nilai yang perlu dimiliki oleh personal adalah kejujuran, tanggung jawab, kapabilitas, ambisi, dan independensi.

b. Nilai Instrumental

Nilai-nilai yang mendominasi para pekerja antara lain adalah penghargaan terhadap pribadi, keamanan dan kesejahteraan keluarga pekerja, kebebasan dan kemerdekaan, dorongan untuh meraih sesuatu, dan kebahagiaan.

Konflik Nilai

Terdapat 3 jenis konflik nilai yang terdapat dalam perusahaan, yaitu : a. Konflik Intrapersonal

Pada umumnya terjdi pada individu dengan individu lainnya karena memiliki pandangan dan cara berfikir yang berbeda.

b. Konflik Individu-Organisasi

Merupakan konflik yang terjadi pada saat nilai yang dianut oleh individu berbenturan dengan nilai yang harus ditanamkan oleh perusahaan. Individu yang cenderung menginginkan

kebebasan akan berbenturan dengan nilai yang dianut organisasi yang menuntutnya untuk patuh berdasarkan aturan main yang mungkin dirasakan sebagai sesuatu yang formal dan mengikat.

c. Konflik antar budaya

Merupakan konflik antar individu maupun antar individu dengan organisasi yang disebabkan oleh adanya perbedaan budaya di antara individu yang bersangkutan atau juga organisasi yang bersangkutan.

Beberapa Isu Seputar Etika

Kreitner mengemukakan beberapa uraian tentang isu seputar etika di masa kini yang sering kali dihadapi oleh perusahaan, antara lain adalah :

1. Penggunaan obat-obatan terlarang

2. Pencurian oleh para pekerja atau korupsi 3. Konflik kepentingan

4. Pengawasan kualitas atau quality control

5. Penyalahgunaan informasi yang bersifat rahasia 6. Penyelewengan dalam pencatatan keuangan 7. Penyalahgunaan penggunaan ase perusahaan 8. Pemecatan tenaga kerja

9. Polusi lingkungan

10.Cara bersaing dari perusahaan yang dianggap tidak etis 11. Penggunaan pekerja atau tenaga kerja di bawah umur

12. Pemberian hadiah kepada pihak-pihak tertentu yang terkait dengan pemegang kebijakan, dll.

B. Mengukur Etika Manajemen

Ada 4 (empat) kriteria etika untuk menilai suatu etika menurut Griffin, yaitu :

(6)

1) Dari sisi manfaat (benefits)

Semua pihak bisa merasakan manfaat dari prestasi yang dilakukan pegawai. Perusahaan memperoleh manfaat dari hasil kerja karas pegawainya yang berprestasi demikian juga bagi pegawainya. Insentif memberikan manfaat psikis berupa penghargaan terhadap kerja

kerasnya sekaligus manfaat fisik berupa balasan yang seimbang dengan apa yang telah dilakukannya.

2) Pemenuhan hak-hak (rights)

Memberikan insentif kepada pegawai yang berprestasi-jika memang telah ditetapkan aturannya-memenuhi kriteria pemenuhan hak-hak dari seluruh pihak. Bagi pegawai yang menerima insentif maka ia terpenuhi haknya setelah memberikan prestasi kepada organisasi, bagi yang tidak berprestasi maka dia tidak memiliki hak untuk mendapatkan insentif hingga dia dapat menunjukkan prestasinya.

3) Prinsip keadilan (justice)

Tindakan pemberian insentif bagi pegawai yang berprestasi memenuhi prinsip keadilan yaitu dengan memberikan perlakuan yang seimbang dengan apa yang telah ditunjukkan pegawai dalam pekerjaanya.

4) Pemeliharaan (caring)

Pemberian insentif akan mampu menjaga konsistensi produktivitas kegiatan organisasi, dikarenakan jenis pemberian insentif dapat memacu pegawai untuk bekerja lebih baik bagi organisasinya. Disisi lain juga tetap memeliara motivasi pegawai yang telah menunjukkan prestasi yang baik melalui penghargaan dengan pemberian insentif.

C. Mendorong Pelaksanaan Etika dalam Manajemen

Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa etika manajemen sebagai bagian dari tanggung jawab sosial perusahaan perlu diwujudkan di masa-masa mendatang. Ada beberapa hal yang

mungkin dapat dilakukan oleh perusahaan sehubungan dengan dorongan untuk melaksanakan etika dalam manajemen. Beberapa hal yang mungkin dapat dilakukan, diantaranya adalah :

 Pelatihan Etika

Manusia pada dasarnya membutuhkan pembiasaan dalam melakukan sesuatu. Sebuah organisasi dalam menjalankan kegiatan pada kenyataannya memerlukan waktu dalam

mewujudkannya. Dengan demikian etika dalam bisnis maupun etika dalam manajemen perlu adanya pembiasaan-pembiasaan yang diberlakukan kepada pelaku organisasi, dari mulai level tertinggi hingga terendah.

 Advokasi Etika

Adalah upaya perusahaan untuk menjalankan etika dalam kegiatannya dengan cara

menempatkan orang atau tim khusus dalam tim manajemen perusahaan yang bertugas untuk mengontrol dan mengawasi segala kegiatan perusahaan agar tetap memenuhi standar etika.

 Standar aturan mengenai etika perusahaan

Implementasi dari hal ini akan efektif jika memenuhi dua syarat yaitu :

1. Perusahaan perlu menyatakan secara spesifik kepada publik mengenai code of ethics yang mereka jalankan

2. Agar code of ethics ini bisa berjalan secara efektif perlu adanya dukungan dari tim manajemen puncak melalui sistem pengawasan tertentu seperti reward atau punishment system.

 Keterlibatan masyarakat dalam mengontrol etika bisnis

Upaya untuk menjamin perusahaan akan menjalankan kegiatannya secara lebih beretika adalah dengan melibatkan publik dalam setiap kegiatan perusahaan yang dianggap tidak beretika. Upaya ini akan mendorong perusahaan agar benar-benar memperhatikan

kepentingan publik, dan mencoba mengingatkan perusahaan bahwa jika kegiatan tidak etis

(7)

dilakukan, maka perusahaan akan menghadapi konsekuensi logis berupa penilaian buruk dari masyarakat.

D. Tanggung Jawab Sosial

Tanggung jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR) adalah suatu konsep organisasi perusahaan memiliki berbagai bentuk tanggung jawab terhadap seluruh pemangku kepentingannya, yang di antaranya

adalah konsumen, karyawan, pemegang saham, komunitas dan lingkungan dalam segala aspek operasional perusahaan yang mencakup aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan. Oleh karena itu, CSR berhubungan erat dengan "pembangunan berkelanjutan", yakni suatu organisasi, terutama perusahaan, dalam melaksanakan aktivitasnya harus mendasarkan keputusannya tidak semata berdasarkan dampaknya dalam aspek ekonomi, misalnya tingkat keuntungan atau deviden, tetapi juga harus menimbang dampak sosial dan lingkungan yang timbul dari keputusannya itu, baik untuk jangka pendek maupun untuk jangka yang lebih panjang. Dengan pengertian tersebut, CSR dapat dikatakan sebagai kontribusi perusahaan terhadap tujuan pembangunan berkelanjutan dengan cara manajemen dampak (minimisasi dampak negatif dan maksimisasi dampak positif) terhadap seluruh pemangku

kepentingannya.

Untuk keperdulian terhadap lingkungan eksternal perusahaan atau pemerintahan melalui berbagai kegiatan yang dilakukan dalam rangka penjagaan, lingkungan, norma masyarakat, partisipasi pembangunan sosial lainnya.

CSR merupakan suatu komitmen berkelanjutan oleh dunia usaha untuk bertindak etis dan memberikan kontribusi kepada pengembangan ekonomi dari komunitas setempat ataupun masyarakat luas, bersamaan dengan peningkatan taraf hidup pekerjanya beserta seluruh keluarganya.

Secara keseluruhan tanggung jawab sosial mencerminkan etika perorangan yang diterapkan oleh perusahaan terutama manajemen puncaknya walau tidak menutup

kemungkinan tanggung jawab sosial dapat didorong oleh lembaga pemerintahan, konsumen, investor, dan oleh perilaku perusahaan lain/pesaing. Namun demikian, banyak perusahaan yang bersungguh-sungguh dalam melaksanakan tanggung jawab sosialnya terhadap stakeholder-nya (individu atau kelompok sangat terkait langsung terhadap kinerja perusahaan).

Ini yang menjadi perhatian terbesar dari peran perusahaan dalam masyarakat telah ditingkatkan yaitu dengan peningkatan kepekaan dan kepedulian terhadap lingkungan dan masalah etika. Masalah seperti perusakan lingkungan, perlakuan tidak layak terhadap karyawan, dan cacat produksi yang mengakibatkan ketidaknyamanan ataupun bahaya bagi konsumen adalah menjadi berita utama surat kabar. Peraturan pemerintah pada beberapa negara mengenai lingkungan hidup dan permasalahan sosial semakin tegas, juga standar dan hukum seringkali dibuat hingga melampaui batas kewenangan negara pembuat peraturan (misalnya peraturan yang dibuat oleh Uni Eropa.Beberapa investor dan perusahaan

manajemen investasi telah mulai memperhatikan kebijakan CSR dari Surat perusahaan dalam membuat keputusan investasi mereka, sebuah praktek yang dikenal sebagai "Investasi

bertanggungjawab sosial" (socially responsible investing).

(8)

Banyak pendukung CSR yang memisahkan CSR dari sumbangan sosial dan "perbuatan baik" (atau kedermawanan seperti misalnya yang dilakukan oleh Habitat for Humanity atau Ronald McDonald House), namun sesungguhnya sumbangan sosial merupakan bagian kecil saja dari CSR. Perusahaan pada masa lampau seringkali mengeluarkan uang untuk proyek- proyek komunitas, pemberian beasiswa dan pendirian yayasan sosial. Mereka juga seringkali menganjurkan dan mendorong para pekerjanya untuk sukarelawan (volunteer) dalam

mengambil bagian pada proyek komunitas sehingga menciptakan suatu itikad baik di mata komunitas tersebut yang secara langsung akan meningkatkan reputasi perusahaan serta memperkuat merek perusahaan. Dengan diterimanya konsep CSR, terutama triple bottom line, perusahaan mendapatkan kerangka baru dalam menempatkan berbagai kegiatan sosial di atas.

Kepedulian kepada masyarakat sekitar/relasi komunitas dapat diartikan sangat luas, namun secara singkat dapat dimengerti sebagai peningkatan partisipasi dan posisi organisasi di dalam sebuah komunitas melalui berbagai upaya kemaslahatan bersama bagi organisasi dan komunitas. CSR bukanlah sekedar kegiatan amal, melainkan CSR mengharuskan suatu perusahaan dalam pengambilan keputusannya agar dengan sungguh-sungguh

memperhitungkan akibat terhadap seluruh pemangku kepentingan (stakeholder) perusahaan, termasuk lingkungan hidup. Hal ini mengharuskan perusahaan untuk membuat keseimbangan antara kepentingan beragam pemangku kepentingan eksternal dengan kepentingan pemegang saham, yang merupakan salah satu pemangku kepentingan internal.

Adapula beberapa pendapat dari para ahli mengenai Tanggung jawab sosial atau Corporate Social Responsibility (CSR), yaitu :

· Konsep awal Corporate Social Responsibility (CSR) berawal dari HOWARD R. BOWEN pada tahun 1953 dengan definisi yaitu suatu kewajiban atau tanggung jawab sosial dari perusahaan berdasarkan kepada keselarasan dengan tujuan objektif dan nilai-nilai velue dari suatu masyarakat.

· FRADERICK ET AL mempunyai pemahaman Corporate Social Responsibility (CSR) dapat diartikan sebagai prinsip yang menerangkan perusahaan harus dapat bertanggung jawab terhadap efek dari setiap tindakan di dalam masyarakat maupun lingkungan

· ISMAIL SOLOHIN menganggap jika Corporate Social Responsibility (CSR) adalah “salah satu dari bentuk tanggung jawab perusahaan terhadap pemangku kepentingan (stakeholder).

· MERRICK DODD menganggap bahwa adalah “suatu pengertian terhadap buruh,

konsumen, dan masyarakat pada umumnya di hormatio sebagai sikap yang pantas untuk di adopsi oleh pelaku bisnis”.

(9)

· SALEM SHEIKH berkata bahwa “Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan tanggung jawab perusahaan, apakah bersifat sukarela atau berdasarkan undang-undang, dalam pelaksanaan kewajiban sosial ekonomi dimasyarakat”.

E. Pandangan Mengenai Tanggung Jawab Sosial

Terdapat dua pandangan mengenai tanggungjawab sosial perusahaan, yaitu pandangan tradisional dan pandangan sosial ekonomi.

a. PandanganTradisional

Pertemuan Yohannesburg tahun 2002 yang dihadiri para pemimpin dunia memunculkan konsep social responsibility, yang mengiringi dua konsep sebelumnya yaitu economic dan environment sustainability. Ketiga konsep ini menjadi dasar bagi perusahaan dalam melaksanakan tanggung jawab sosialnya (Corporate Social Responsibility). Pertemuan penting UN Global Compact di Jenewa, Swiss, Kamis, 7 Juli 2007 yang dibuka Sekjen PBB mendapat perhatian media dari berbagai penjuru dunia.

Pertemuan itu bertujuan meminta perusahaan untuk menunjukkan tanggung jawab dan perilaku bisnis yang sehat yang dikenal dengan corporate social responsibility.

Sesungguhnya substansi keberadaan CSR adalah dalam rangka memperkuat keberlanjutan perusahaan itu sendiri dengan jalan membangun kerjasama antar stakeholder yang difasilitasi perusahaan tersebut dengan menyusun program-program pengembangan masyarakat sekitarnya.

Ada dua konsep awal yang sejak dulu menjadi landasan-landasan perusahaan- perusahaan dalam menjalankan praktik tanggung jawab sosial. Di satu sisi, ada pihak yang mengatakan bahwa urusan bisnis adalah menjalankan bisnis saja. Pandangan seperti ini dipopulerkan oleh Milton Friedman. Menurut Friedman, hanya ada satu tanggung jawab sosial perusahaan, yaitu menggunakan sumber daya dengan aktivitas-aktivitas yang bisa mendapatkan dan meningkatkan laba perusahaan, sepanjang semuanya sesuai aturan yang ada, terbuka, dan bersaing bebas tanpa kecurangan. Pemerintah dapat mengatur berbagai aturan main tentang cara operasi yang tidak merusak lingkungan dan mengganggu masyarakat, tentang perpajakan, tentang penggunaan tenaga kerja, dan lain-lain. Perusahaan tinggal mengikutinya. Jadi, pandangan mendirikan dan menjalankan bisnis seperti ini motifnya sungguh-sungguh untuk motif ekonomi semata.

Pandangan ini sekaligus juga menyiratkan bahwa jika upaya perusahaan motifnya bukan ekonomi (misalnya untuk kesejahteraan masyarakat sekitar), suatu saat perusahaan bisa memiliki kemungkinan merugi karena meningkatnya biaya-biaya yang dikeluarkan perusahaan. Kalau biaya meningkat, perusahaan akan meningkatkan harga-harga menjadi mahal. Apalagi persaingan yang dihadapi perusahaan juga tidak mudah. Jadi, ketimbang mengeluarkan uang banyak untuk layanan sosial, lebih baik perusahaan menggunakannya untuk pengembangan produk dan sejenisnya. Sementara itu, masyarakat pada dasarnya bisa berpartisipasi, menikmati keuntungan atas operasi perusahaan dengan mekanisme “go public

dari perusahaan. Bagi pendukung pandangan seperti ini, untuk urusan sosial dan lingkungan seharusnya hanya menjadi urusan pemerintah.

(10)

b. Pandangan Sosial Ekonomi

Ada pandangan yang menyebutkan bahwa kalangan bisnis selayaknya memiliki tanggung jawab yang lebih. Pandangan ini disebut sebagai sosio-economics view. Ada empat pokok pikiran dari pandangan ini, yaitu :

1. Tanggung jawab perusahaan lebih dari sekedar menciptakan laba, yaitu perusahaan juga

terlibat untuk urusan menjaga dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.

2. Perusahaan pada dasarnya bukan pihak independen yang hanya bertanggung jawab kepada

pemegang sahamnya.

3. Perusahaan seharusnya memiliki tanggung jawab moral kepada masyarakat yang lebih luas,

baik untuk urusan sosial, hukum, dan berbagai masalah perpolitikan.

4. Perusahaan haruslah melakukan hal-hal yang “baik dan benar” dan bermanfaat bagi

masyarakat dalam menjalankan usahanya.

Salah satu pihak yang menjadi pengusung pandangan sosio-economics view ini adalah Archie Carrol yang mengaitkan tanggung jawab sosial perusahaan dan tanggung jawab perusahaan terdiri dari empat level, yaitu:

1. Tanggung Jawab Ekonomi

Menghasilkan barang dan jasa yang bernilai bagi masyarakat sehingga perusahaan dapat membayar pada pemegang saham dan kreditornya.

2. Tanggung Jawab Legal

Ditentukan pemerintah melalui produk hukum dan dipatuhi oleh perusahaan. Di tingkat ini perusahaan bagaimanapun harus mematuhi apapun peraturan perusahaan terkait dengan operasinya. Perusahaan dianjurkan untuk peraturan ini akan membawa manfaat sendiri bagi perusahaan. Misalnya, sebuah perusahaan yang menggunakan bahan-bahan kimia, saat mengelola limbahnya, dianjurkan untuk mematuhi aturan pemerintah tentang ambang batas.

3. Tanggung Jawab Etika

Mengikuti kepercayaan yang berlaku tentang perilaku tertentu di masayarakat. Di sinilah urutan selanjutnya berada, di mana perilaku perusahaan sangat ditentukan oleh perlakuan utama dari mahasiswanya.

4. Tanggung Jawab Diskresi

Sesuatu yang secara murni dan sukarela tapi perusahaan memperlakukannya sebagai suatu yang wajib.

Bagi Carrol, dua tanggung jawab yang terakhir inilah yang disebut tanggung jawab sosial.

Dan keempat tanggung jawab ini menurut Carrol harus berlangsung berurutan. Sebuah perusahaan baru bisa menjalankann diskresi, kalau ia sudah mampu menjalankan tanggung jawab yang ada sebelumn

F. Manfaat Tanggung Jawab Sosial

Tanggung jawab sosial sebagai konsekuensi logis keberadaan perusahaan disebuah lingkungan masyarakat mendorong perusahaan untuk lebih proaktif dalam mengambil inisiatif dalam hal tanggung jawab sosial. Pada dasarnya tanggung jawab sosial akan memberikan manfaat dalam jangka panjang bagi semua pihak.

1. Manfaat bagi Perusahaan

Manfaat yang jelas bagi perusahaan jika perusahaan memberikan tanggung jawab perusahaan adalah munculnya citra positif dari masyarakat akan kehadiran perusahaan dilingkungannya.

Kegiatan perusahaan dalam jangka panjang akan dianggap sebagai kontribusi yang posistif

(11)

bagi masyarakat sekaligus membantu perekonomian masyarakat. Akibatnya, perusahaan justru akan memperoleh tanggapan yang posistif setiap kali akan menawrkan sesuatu kepada masyarakat. Masyaakat juga akan menganggap perusahaan tersebut membawa kebaikan bagi masyarakat.

2. Manfaat bagi Masyarakat

Manfaat bagi masyarakat dari tanggung jawab sosial yang dilakukan oleh perusahaan adalah sangatlah jelas. Masyarakat juga akan mendapatkan pendangan baru mengenai hubungan perusahaan dan masyarakat yang barang kali selama ini hanya sekedar dipahami sebagai hubungan produsen konsumen, atau hubungan antara hubungan penjual dan pembeli saja.

Hubungan masyarakat dan dunia bisnis tidak lagi dipaahmi sebagai hubungan antara pihak yang mengeksploitasi dan pihak yang tereksploitasi, tatapi hubungan kemitraan dalam membangun masyarakat lingkungan yang lebih baik. Tidak hanya disektor perekonomia, tetapi juga dalam sector sosial, pembangunan dan lain-lain.

3. Manfaat bagi Pemerintah

Manfaat bagi pemerintah dengan adanya tanggung jawab sosial dari pemerintah juga sangatlah jelas. Pemerintah pada akhirnya tidak hanya berfungsi sebagai wasit yang menetapkan aturan main dalam hubungan masyarakat dengan dunia bisnis, dan memberikan sanksi bagi pihak yang melanggarnya. Pemerintah sebagai pihak yang mendapat legitimasi untuk mengubah tatanan masyarakat kea rah yang lebih baik akan mendapatkan patner dalam mewujudkan tatanan masyarakat tersebut. Sebagian tugas pemerintah dapat dijalankan oleh anggota masyarakat, dalam hal ini perusahaan atau organisasi bisnis.

G. Mengelola etika dan tanggung jawab sosial

 Kode Etik

Kode etik adalah pernyataan resmi dari nilai-nilai yang dianut oleh perusahaan yang berkaitan dengan persoalan etika dan sosial.

 Struktur etis

Struktur etis mewakili beragam sistem posisi dan program yang dapat dilaksanakan oleh perusahaan untuk menerapkan perilaku beretika. Komite etika adalah kelompok eksekutif yang ditunjuk untuk mengawasi perusahaan. Kepala pegawai etika adalah eksekutif perusahaan yang mengawasi etika dan kepatuhan hukum.

 Pelatihan Etika

Pelatihan etika adalah program pelatihan untuk membantu para pegawai dalam menghadapi pegawai dalam menghadapi persoaln etika dan nilai-nilai

 Whistle-Blowing

Whistle-Blowing adalah penyingkapan yang dilakukan seorang pegawai atas praktik-praktik ilegal,moral,atau tidak sah yang dilakukan organisasi.

 Kasus Bisnis Tentang Etika dan Tanggung Jawab Sosial

Sebagian besar manajer sekarang menyadari bahwa memperhatikan etika dan tanggung jawab sosial adalah sama pentingnya dengan memperhatikan pengeluaran, keuntungan, dan

pertumbuhan bisnis. Secara alami, hubungan antara etika dan tanggung jawab sosial perusahaan dengan kinerja keuangannya berkaitan dengan gelar manajer dan gelar sarjananya.

(12)

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan uraian diatas, dapat kita ambil kesimpulan bahwa Tanggung jawab sosial dapat dikatakan sebagai kontribusi terhadap tujuan pembangunan berkelanjutan dengan cara manajemen berdampak kepada seluruh pemangku kepentingannya antara lain konsumen, karyawan, investor, pemasok dan lain sebagainnya. Tanggung jawab dari organisasi harus membawa ke arah perbaikan di lingkungan masyarakat organisasi tersebut sebagai

konsekuensi logis keberadaanya dalam lingkungan tersebut.

(13)

Konsep dasar etika menejemen lebih berbicara mengenai nilai-nilai yang dianut oleh organisasi sehubungan dengan bisnis yang dijalani organisasi tersebut. Etika manajemen dapat di ukur melalui 4 (empat) cara yaitu : dari segi benefit (manfaat), pemenuhan hak-hak dari pemangku organisasi tersebut, prinsip keadilan dan pemeliharaan organisasi yang

bersangkutan. Mendorong etika dalam manajemen dapat diperlakukan diantaranya pelatihan etika agar pembiasaan kepada pelaku organisasi, harus memiliki standart aturan etika di suatu perusahaan untuk keterlibatan masyarakat dalam mengontrol etika itu sendiri.

Tanggung jawab sosial perusahaan serta etika manajemen adalah dua hal yang berbeda namun saling berhubungan, perbedaannya tak hanya terdapat pada kata, melainkan juga pada makna, Namun keduanya sangatlah berhubungan erat dan merupakan pedoman bagi suatu perusahaan untuk perkembangannya..

TanggungjawabSosial Perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR) adalahsuatu konsep bahwa organisasi, khususnya (namun bukan hanya) perusahaan memiliki berbagai bentuk tanggungjawab terhadap seluruh pemangku kepentingannya, yang di antaranya adalah konsumen, karyawan, pemegang saham, komunitas dan lingkungan dalam segala aspek operasional perusahaan yang mencakup aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan.

Tanggungjawab sosial sebagai konsekuensi logis keberadaan perusahaan di sebuah lingkungan masyarakat mendorong perusahaan untuk lebih proaktif dalam mengambil inisiatif dalam hal tanggungjawab sosial. Pada dasarnya tanggungjawab sosial akan memberikan manfaat dalam jangka panjang bagi semua pihak.

Etika manajerial adalah standar prilaku yang memandu manajer dalam pekerjaan mereka. Sedangkan menurut Vonder Embsedan Wagley, etika didefinisikan sebagai konsensus mengenai suatu standar perilaku yang diterima untuk suatu pekerjaan dan perdagangan, atau profesi.

B. SARAN

Dari kesimpulan yang dijabarkan diatas, maka dapat diberi saran antara lain :

1. Alangkah baiknya apabila dipelajari maka diterapkan pula, demi kebaikan internal maupun eksternal

2. Pengolahan kode etik pun harus ada standart resmi dari nilai-nilai yang di muat perusahaan terkait yang harus berstruktur etis guna mewakili berbagai sistem posisi dapat dilaksanakan oleh perusahaan untuk menerapkan perilaku beretika

Serta harus didukung juga pelatihan etika yang berguna untuk membantu pegawai dalam menghadapi etika & nilai perusahaan / organisasi yang bersangkutan.

DAFTAR PUSTAKA

https://www.scribd.com/document/367666508/Makalah-Tanggung-Jawab-Sosial-Dan-Etika http://lilierviani.blogspot.com/2016/12/makalah-tanggung-jawab-sosial-dan-etika.html?m=1 https://alexandria05.blogspot.com/2018/05/makalah-tanggung-jawab-sosial-dan-etika.html?m=1

(14)

Referensi

Dokumen terkait