• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAHAN PERKULIAHAN WAKAF SOCIAL FINANCE IN ISLAM

N/A
N/A
Eric Jingga

Academic year: 2023

Membagikan "BAHAN PERKULIAHAN WAKAF SOCIAL FINANCE IN ISLAM "

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

BAHAN PERKULIAHAN WAKAF SOCIAL FINANCE IN ISLAM

Oleh

Dr. Helza Nova Lita, S.H.,M.H.

23 Maret 2021

(2)

PENDAHULUAN

Wakaf telah lama dikenal dan hidup dalam masyarakat Indonesia.

Namun praktik dan pengembangan wakaf yang selama ini berjalan di masyarakat masih bersifat sangat konvensional

(3)

Masalah pengembangan wakaf di Indonesia

Praktik wakaf yang terjadi belum sepenuhnya berjalan tertib dan efisien.

Berbagai kasus harta benda wakaf tidak

terpelihara sebagaimana mestinya, terlantar

atau beralih ke tangan pihak ketiga dengan cara

melawan hukum.

(4)

ketidakmampuan Nazhir dalam mengelola dan mengembangkan harta benda wakaf.

Sikap masyarakat yang kurang peduli atau

belum memahami status harta benda wakaf

yang seharusnya dilindungi demi untuk

kesejahteraan umum sesuai dengan tujuan,

fungsi, dan peruntukan wakaf.

(5)

Undang-undang Nomor 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf (selanjutnya disebut Undang-Undang Wakaf) dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2006 Tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf.

(6)

Pengertian Wakaf Menurut UU No. 41 Tahun 2004 tentang Wakaf (UU Wakaf)

Wakaf adalah perbuatan hukum wakif untuk memisahkan dan/atau menyerahkan sebagian harta benda miliknya untuk dimanfaatkan selamanya atau untuk jangka waktu tertentu sesuai dengan kepentingannya guna keperluan ibadah dan/atau kesejahteraan umum menurut syariah (Pasal 1 angka 1 UU Wakaf)

(7)

OBYEK WAKAF

Harta Benda Wakaf itu dapat terdiri dari

(Pasal 16 UU No. 41 tahun 2004)

:

1. Benda tidak bergerak (Seperti Tanah, bangunan, dsb)

2. Benda bergerak (Seperti Uang, Surat

Berharga, Logam mulia, HKI,dsb)

(8)
(9)

NAZHIR

Adalah Pihak yang menerima harta benda wakaf dari wakif untuk dikelola dan dikembangkan sesuai dengan peruntukannya.

(Pasal 1 Angka 4 UU Wakaf)

Nazhir meliputi : Perseorangan, Organisasi, dan Badan hukum.

(10)

TUGAS NAZHIR

Melakukan pengadministrasian Harta Benda Wakaf

Mengelola dan menggembangkan harta

benda wakaf sesuai dengan fungsi, tujuan, dan peruntukannya.

Mengawasi dan melindungi harta benda wakaf.

Melaporkan pelaksanaan tugas kepada Badan Wakaf Indonesia

(11)

PERUNTUKAN HARTA BENDA WAKAF

Harta Benda Wakaf dilakukan oleh Wakif pada pelaksanaan Ikrar Wakaf (Pasal 23 ayat (1) UU Wakaf)

Jika wakif tidak menetapkan peruntukan

harta benda wakaf, Nazhir dapat

menetapkan peruntukannya sesuai dengan

tujuan dan fungsi wakaf.

(12)

PERUNTUKAN HARTA BENDA WAKAF

Harta Benda Wakaf hanya dapat diperuntukan bagi :

a. Sarana dan Kegiatan Ibadah

b. Sarana dan Kegiatan Pendidikan serta Kesehatan

c. Bantuan kepada fakir miskin, anak telantar, yatim piatu, beasiswa;

d. Kemajuan dan Peningkatan ekonomi umat

e. Kemajuan Kesejahteraan Umum lainnya yang tidak bertentangan dengan syariah dan peraturan perundang-undangan.

(13)

PENGELOLAAN HARTA BENDA WAKAF

- Nazhir wajib mengelola dan mengembangkan harta benda wakaf sesuai dengan tujuan, fungsi, dan

peruntukannya.

- Pengelolaan dan pengembangan harta benda wakaf oleh Nazhir sesuai dengan prinsip syariah.

- Pengelolaan dan pengembangan harta benda wakaf dilakukan secara produktif.

- Dalam hal pengelolaan dan pengembangan harta benda wakaf yang dimaksud pada ayat diperlukan

penjamin, maka digunakan lembaga penjamin syariah.

(14)

Meskipun harta benda wakaf menurut UU Wakaf (Pasal 3 PP Wakaf) didaftarkan atas nama Nazhir untuk kepentingan pihak yang dimaksud dalam AIW sesuai dengan peruntukannya, tidak berarti membuktikan kepemilikan Nazhir atas harta benda wakaf.

Hal ini hanya terkait dengan pengelolaan dan pengawasan semata pada aset wakaf tersebut.

Penggantian Nazhir tidak mengakibatkan peralihan harta benda wakaf yang bersangkutan.

(15)

Hal ini hanya terkait dengan pengelolaan dan pengawasan semata pada aset wakaf tersebut.

Penggantian Nazhir tidak mengakibatkan peralihan harta benda wakaf yang bersangkutan.

(16)

Kedudukan badan Wakaf INDONESIA

Pasal 47 ayat (1) Undang-Undang Tentang Wakaf :

“bahwa dalam rangka memajukan dan

mengembangkan perwakafan nasional,

dibentuk Badan Wakaf Indonesia”

(17)

Tugas dan wewenang badan wakaf indonesia

- Melakukan pembinaan terhadap nazhir dalam mengelola dan mengembangkan harta benda wakaf;

- Melakukan pengelolaan dan pengembangan harta benda wakaf berskala nasional dan internasional;

- Memberikan persetujuan dan atau izin atas perubahan peruntukan status harta benda wakaf;

- Memberhentikan dan mengganti nazhir;

- Memberikan persetujuan atas penukaran harta benda wakaf;

- Memberikan saran dan pertimbangan kepada Pemerintah dalam penyusunan kebijakan di bidang perwakafan.

(18)

PERUBAHAN HARTA BENDA WAKAF

Berdasarkan Pasal 40 UU Wakaf Harta benda wakaf yang sudah diwakafkan dilarang:

1. dijadikan jaminan;

2. disita;

3. dihibahkan;

4. dijual;

5. diwariskan;

6. ditukar; atau

7. Dialihkan dalam bentuk pengalihan hak lainnya

(19)

PERUBAHAN HARTA BENDA WAKAF

Peralihan dikecualikan apabila harta benda wakaf yang telah diwakafkan digunakan untuk kepentingan umum sesuai dengan rencana umum tata ruang (RUTR) berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan tidak bertentangan dengan syariah dan hanya dapat dilakukan setelah memperoleh izin tertulis dari Menteri atas persetujuan Badan Wakaf Indonesia. Dan wajib ditukar dengan harta benda yang manfaat dan nilai tukar sekurang- kurangnya sama dengan harta benda wakaf semula. (Lihat Pasal 41 UU Wakaf)

(20)

Sanksi pelanggaran ketentuan UU wakaf

Untuk menegakan aturan mengenai penyelenggaran wakaf, UU Wakaf juga telah diatur tentang sanksi baik sanksi administratif maupun sanksi pidana terhadap penyelewengan penyelenggaraan wakaf. Hal ini diatur dalam Bab IX UU Wakaf pasal 67 yang memuat sanksi pidana dan Pasal 68 yang memuat sanksi administrasi.

(21)

Kesimpulan

UU Wakaf mengatur bahwa wakaf berfungsi mewujudkan potensi dan manfaat ekonomis harta benda wakaf untuk kepentingan ibadah dan untuk kepentingan kesejahteraan umum.

Ketentuan ini menunjukan agar aset-aset wakaf dikelola secara produktif sehingga dapat memberikan peningkatan secara ekonomis dalam upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Referensi

Dokumen terkait

benda wakaf yang seharusnya dilindungi sebagai media untuk mencapai kesejahteraan umum sesuai dengan tujuan, fungsi, dan peruntukan wakaf.47 Sebagaimana penjelasan dari dua alasan

Kemudian benda benda tersebut harus bersifat muabbad selamanya yang tidak bisa ditarik kembali berdasarkan alasan demi kepastian hukum bagi yang menerima wakaf sehingga harta wakaf