• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jurusan Al-Ahwal Syakhsiyyah Fakultas Syariah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Jurusan Al-Ahwal Syakhsiyyah Fakultas Syariah"

Copied!
114
0
0

Teks penuh

Berdasarkan hasil kajian yang telah disemak, hujah mazhab Syafi'i adalah tidak sah wakaf muakkat. Kemudian, Imam Syafii dan Imam Ahmadi berpendapat bahawa wakaf itu membebaskan harta wakaf daripada pemilikan. Qaul Qadim adalah pendapat Imam Syafi'i, yang pertama kali diberi fatwa ketika tinggal di Baghdad, Iraq (195 H), setelah diberi wewenang untuk mengeluarkan fatwa oleh gurunya, yaitu Syaikh Muslim bin Khalid (ulama besar). yang menjadi mufti di Mekah) dan Imam Malik (Pengasas mazhab Malikiyah dan yang pertama berinisiatif mengumpulkan hadis-hadis dalam kitab Sunnah).

124 Umi Mas’udah, Analisis Pendapat Imam Al-Syafi’i tentang Wakaf dengan jangka waktu tertentu, (Skripsi Uin Walisongo Semarang 2013, Diunduh Agustus 2019), 64. Dalam kitabnya (al-Umm) Imam Syafi’i boleh tidak melakukan wakaf muaqqat dalam pernyataannya, Imam Syafi'i menggunakan kata: "ادبا. Dalam menjelaskan pengertian di atas, mazhab Syafi'i menunjukkan ketegasan mengenai status kepemilikan harta wakaf.

Kriteria tersebut boleh diperolehi daripada syarat-syarat yang diletakkan pada objek wakaf oleh mazhab Syafi'i, dan adalah seperti berikut: 131. Dalil mazhab Syafi'i tidak membenarkan wakaf muaqqat ialah akad wakaf termasuk akad tabarru ( pelepasan hak).

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Rumusan Masalah

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Penelitian Relevan

Metode Penelitian

  • Jenis dan Sifat Penelitian
  • Sumber Data
  • Teknik Pengumpulan Data
  • Teknik Analisa Data

WAKAF

  • Pengertian dan Dasar Hukum Wakaf
  • Tujuan dan Fungsi Wakaf
  • Rukun dan Syarat Wakaf
  • Macam-Macam Wakaf
  • Pendapat Ulama tentang Wakaf Muaqqat

Wakaf mempunyai definisi yang berbeda-beda sesuai dengan perbedaan alur pemikiran yang dianut, baik dari segi kelaziman maupun keanehannya, mengenai pendekatan terhadap persoalan wakaf atau kedudukan pemilik harta wakaf menurut wakaf, serta perbedaannya. gagasan tentang tata cara pelaksanaan wakaf.38. Pendapat Maliki ini menjadi acuan UU No. 41 Tahun 2004 tentang wakaf, yang memperbolehkan wakaf sementara (jangka waktu tertentu).41 c. Dalam undang-undang no. 41 Tahun 2004 tentang wakaf menjelaskan bahwa tujuan wakaf adalah memanfaatkan harta wakaf sesuai dengan fungsinya dan menyatakan bahwa wakaf berfungsi untuk mewujudkan potensi dan manfaat ekonomi dari harta wakaf untuk keperluan ibadah dan meningkatkan kesejahteraan umum. . 50 Dan dalam Kumpulan Hukum Islam bahwa fungsi wakaf adalah melestarikan kemanfaatan sarana wakaf sesuai dengan tujuan wakaf.51 Namun peran wakaf di Indonesia sendiri belum terlaksana secara maksimal.

Wakaf langsung yaitu wakaf untuk memberikan pelayanan langsung kepada orang yang berhak, seperti wakaf masjid yang dipersembahkan sebagai tempat ibadah, wakaf sekolah yang dipersembahkan. Wakaf produktif, yaitu harta wakaf yang digunakan untuk keperluan produksi, baik dalam bidang pertanian, industri, perdagangan atau jasa, yang manfaatnya tidak timbul secara langsung dari harta wakaf tersebut melainkan dari keuntungan bersih yang timbul dari pengembangan wakaf tersebut dan diberikan kepada orang yang berhak sesuai dengan tujuan wakaf. Dalam hal ini wakaf produktif diolah hingga menghasilkan barang atau jasa yang kemudian dijual dan hasilnya digunakan sesuai dengan tujuan wakaf.

Artinya: “Dan tidak ada syarat ta’bid (kekal) dalam wakaf, maka dimungkinkan untuk mewakafkan barang untuk jangka waktu satu tahun atau lebih (dengan waktu tertentu), kemudian setelah masa wakaf itu habis, kembalikanlah kepada orang yang berwakaf atau orang lain”.62 .

MAZHAB SYAFI’I

Biografi Imam Syafi‟i

Dalam keadaan seperti ini, fikiran Imam Syafi'i semakin mendalam dan tenggelam. Al-Syafi'i dituduh sebagai pemimpin Syiah, tetapi akhirnya dibebaskan setelah dipanggil menghadap Khalifah dan berkata: Imam Al-Syafi'i sebagai ulama fiqh, ushul fiqh dan hadis; amat diiktiraf oleh ulama kontemporari.

Imam Asy-Syafi'i mendapatkan ilmunya dari banyak guru yang tersebar di negara-negara Islam dan para fuqaha' yang tersebar di seluruh negeri. Sebenarnya masih banyak santri Syafi'i lainnya yang mungkin tidak perlu diungkapkan semuanya di sini. Makamnya berada di kota Kairo, dekat Masjid Yazar, yang berada di kawasan perumahan bernama Imam Syafi'i.107.

Tersebarnya dan eksistensi mazhab Syafi’i tidak lepas dari upaya gigih para pengikutnya dalam menyampaikan dakwah Islam secara terus menerus.

Metode Istinbath Hukum Mazhab Syafi‟i

Kemudian mazhab Syafi'i menambahkan bahwa yang dimaksud dengan kemaslahatan atau kemaslahatan disini adalah sebagai berikut: 132. Pendapat Imam Syafi'i tidak bolehnya muaqqat wakaf didukung oleh para ulama mazhab Syafi'i, diantaranya Imam An - Pendapat Nawawi, wakaf itu mutlak dan tidak dibatasi waktu, Imam. Pendapat Imam Syafi'i dan Syafi'iyah adalah bahwa wakaf adalah suatu pemberian yang bersifat muabbad (permanen), sehingga wakaf muaqqat (jangka waktu tetap) tidak sah, begitu pula jangka waktunya satu tahun.

Imam Syafi'i menempatkan As-Sunnah sejajar dengan Al-Qur'an, namun orang yang mengingkari As-Sunnah dalam bidang aqidah tidak menjadi kafir.139. Aminuddin Sofi, Analisis Perbandingan Pemikiran Imam Syafi'i dan Relevansinya dengan UU No. 41 Tahun 2004 tentang Muaqqat Wakaf, Jurnal QOLAMUNA, Volume 3 No. Perlindungan Lingkungan dan Perlindungan Lingkungan لكاي لاق. Menurut Imam Syafi’i, pemberian berupa wasiat dan wasiat sempurna hanya dengan ucapan orang yang memberi (ijab), sedangkan dalam wakaf baru dinyatakan sempurna jika dipenuhi dengan dua hal: pertama dengan perkataan. orang yang memberi (ijab), dan yang kedua adalah penerimaan terhadap apa yang diberikan (qabul).

Dari pernyataan Imam Syafi’i di atas terlihat bahwa pengakuan orang yang mewakafkan (ijab) dan penerimaan penerima (qabul) merupakan syarat sahnya suatu akad wakaf yang diperuntukkan bagi pihak tertentu. Bagi Imam Syafi'i, wakaf bersifat mengikat sehingga tidak dapat dicabut atau diperjualbelikan, dihibahkan dan diwariskan oleh yang wakif. Serta pendapat mazhab Syafi’i yang menetapkan bahwa wakaf muaqqat (jangka waktu) tidak boleh, melainkan harus muabbad (selamanya), yang tidak dapat dicabut, dengan alasan kepastian hukum bagi penerima wakaf, sehingga harta wakaf dapat digunakan secara bebas dan tidak terikat waktu.

WAKAF MUAQQAT MENURUT MAZHAB SYAFI’I

Pendapat Mazhab Syafi‟i tentang Wakaf Muaqqat

Latar belakang Imam Syafi'i menempatkan kata ini sebagai makna wakaf adalah karena pada masa Imam Syafi'i banyak terjadi peristiwa pemberian harta benda berupa benda tidak bergerak seperti tanah yang diperuntukkan sebagai madrasah dan masjid yang bersifat tetap dan tidak bergerak. tidak untuk diambil kembali. Artinya: Imam Syafi'i r.a berpendapat: pemberian yang sempurna dengan perkataan si pemberi, tanpa ucapan (qabul) oleh orang yang diberi adalah: segala sesuatu yang berasal dari perkataan si pemberi, yang dibolehkan atas apa yang diberikannya. Pengertian wakaf yang dikemukakan oleh mazhab Syafi’i adalah menahan harta yang dapat dipergunakan dalam keadaan barangnya masih utuh, dengan menghentikan sama sekali pengawasan terhadap barang tersebut dari orang yang mewakafkannya dan orang lain, selama halal dan nyata. pengelolaan, atau pengelolaan pendapatan (income), barang-barang tersebut bertujuan baik dan baik untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Imam Nawawi mazhab Syafi’i mendefinisikan wakaf dengan memegang harta yang boleh digunakan untuk kemaslahatannya bukan untuk dirinya, sedangkan benda itu kekal dan digunakan untuk kebaikan dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Ibn Hajar al-Haitami dan Syaikh Umairah mentakrifkannya dengan menahan harta yang boleh digunakan dengan menjaga keutuhan harta dengan memutuskan pemilikan harta daripada pemilik untuk tujuan yang dibenarkan. Berdasarkan pendapat mazhab Syafi'i di atas, berhujah bahawa harta wakaf bukan lagi milik orang yang berwakaf, sebaliknya menjadi milik Allah SWT. Jika seseorang itu berwakaf, bermakna kekalkan wakaf tersebut. harta selama-lamanya, oleh sebab itu harta wakaf adalah harta yang mempunyai manfaat jangka panjang, tidak berakhir dengan digunakan, alasan yang dipegang oleh Imam Syafi'i adalah hadis yang diriwayatkan dari Umar Ibnu Khattab tentang tanah Khaibar, yang mana sabda Rasulullah saw. : Jika kamu ingin menyimpan harta asal, dan menyedekahkan sebidang tanah (hasilnya), maka Umar pun bersedekah dengan tidak menjualnya, tidak memberinya dan mewasiatkannya.

Menurut Imam Syafi'i, itu adalah hadits dari Yahya bin Yahya at-Tamimi dari Sulaim Akhdhar dari Ibnu Aun dari Nafi' dari Ibnu Umar, sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Muslim.

Argumentasi Mazhab Syafi‟i tentang Wakaf Muaqqat

Dalam kitab al-Umm juz III, Imam Syafi'i menamakan wakaf dengan istilah: al-shadaqat, al-shadaqat al-muharramat atau al-shadaqat almuharramat al-mauqufat. Kemudian ulama Syafi’iyah juga memberikan ketentuan bahawa wakaf adalah ta’bid (selama-lamanya) sebagaimana yang dinyatakan oleh Imam Syihabuddin Ahmad bin Ahmad bin Salamah al-Qulyubi dalam kitab Hasyiyah al-Qulyubi,147. ديباطلا فقولا نأش نلأ )لتابف ةنس ذى تفقو لاق ولو(. Pendapat Imam Syafii, yang menetapkan bahawa wakaf tidak boleh dengan jangka masa, tetapi mesti muabbad (selama-lamanya) yang tidak boleh ditarik balik, atas alasan jaminan hukum bagi penerima wakaf, supaya harta wakaf dapat digunakan secara bebas dan tidak terikat dengan masa.

Dalam hal ini, Imam Syafi’i meyakini wakaf bersifat muabad (kekal), sehingga harta wakaf itu kekal dan bernilai, sehingga wakaf tersebut dapat digunakan dalam jangka panjang, bukan hanya sekali. Dan alasan lain yang dikemukakan oleh mazhab Syafi'i ialah wakaf termasuk dalam aqad tabarru' (pelepasan hak), iaitu pemindahan hak milik daripada pemilik pertama kepada yang lain tanpa pertukaran, pembayaran atau pertukaran. Mustahil mazhab Syafi'i wakaf adalah berdasarkan hadis Ibn Umar di mana perkataan "لا عابی" (tidak boleh dijual), "عتبی" لا (tidak boleh dibeli), "ثروی لا" (tidak boleh diwarisi). ), "بهوی لا" (tidak boleh dikurniakan), yang dengan kata lain bermaksud wakaf itu mu‟abad (kekal), di mana harta wakaf itu bukan milik pewakaf, tetapi milik Allah.

Dalam hal ini mazhab Syafi’i juga memandang bahwa wakaf merupakan ibadah sosial yang sering disebut shadakah yang bersifat mu’abad (selamanya) agar harta wakaf tersebut bersifat jangka panjang dan bernilai sehingga benda wakaf bisa dipakai dalam jangka waktu lama, tidak.

PENUTUP

Simpulan

Oleh itu, perkara yang telah dikurniakan bukan lagi milik waqif, tetapi telah menjadi milik umum (milik Allah). Dan apabila pewakaf telah sah, penerima wakaf tidak diperbolehkan untuk menarik harta yang diwakafkannya, oleh karena itu ia tidak lagi berwenang untuk bertindak mengurus kepemilikan, baik dengan akad tabarru dengan orang lain, maupun dengan ganti rugi. dan pembayaran, begitu juga apabila pihak yang mewakafkan meninggal dunia, maka harta wakaf tersebut tidak boleh diwarisi kepada keluarga yang berwakaf.

Saran

Wakaf masa depan ditinjau dari pemikiran As-Sayyid Sabiq dan relevansinya dengan aturan wakaf yang berlaku di Indonesia”. Dasar-dasar ulama dalam mengamalkan metode hukum ijtihad dan istinbat. Vakuf hak atas tanah untuk jangka waktu tertentu dalam UU No. 41 Tahun 2004 tentang Vakuf.”

Referensi

Dokumen terkait

Adapun permasalahan dalam skripsi ini ialah pendapat Imam Syafi’i tentang hukum Memakan Hewan Sembelihan Yang Tidak Dibacakan Basmalah,.. Bagaimana Metode Istinbath

Potensi wakaf yang dilakukan untuk pemberdayaan ekonomi syariah Di Indonesia, Pemanfaatan benda wakaf masih berkisar pada hal-hal yang bersifat fisik, sehingga tidak

Semua wanita yang dithalak dengan alasan apapun berhak untuk mendapatkan pemberian (mut’ah). Allah menjadikan mut’ah atas semua wanita yang di-thalaq jika ada orang

b) Perkawinan harus didasarkan atas persetujuan kedua calon mempelai. c) Untuk melansungkan perkawinan seseorang yang belum mencapai umur 21 ( dua puluh satu) tahun

Setelah membaca, mengamati kembali berbagai data yang ada didalamnya, dan mengoreksi, maka skripsi saudara Muhammad Syarifuddin, NIM 07210024, mahasiswa Jurusan

Pasal 12 menyebutkan, dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal 11, nazhir dapat menerima imbalan dari hasil bersih atas pengelolaan dan pengembangan harta benda

Wakif tidak menanyakan bagaimana kepengurusan harta benda wakaf dalam hal pengadministrasian ke badan wakaf untuk memperoleh kepastian hukum dalam memperoleh akta ikrar wakaf AIW untuk

Kemandulan yang dialami oleh seorang istri dalam keluarga mengakibatkan sebuah proses dan keinginan seorang suami untuk melakukan poligami dengan alasan untuk mendapatkan keturunan,