Balok Persegi Panjang dengan Tulangan Tunggal
Pertemuan Minggu Ke-3
Perancangan Struktur
Beton Bertulang 1
Pengertian Balok dan Portal
Salah satu dari elemen struktur portal dengan bentang yang arahnya horizontal
BALOK
Kerangka utama dari struktur bangunan, khususnya bangunan gedung
PORTAL
Keterangan Gambar 1. Elemen Balok
2. Elemen Kolom 3. Titik Buhul (Joint) 4. Perletakan Sendi 5. Perletakan Jepit
Tinggi Minimun Penampang Balok
Komponen Struktur
Tinggi Minimal, h Dua Tumpuan Satu Ujung
Menerus Kedua Ujung
Menerus Kantilever Komponen yang tidak menahan atau tidak disaatukan dengan partisi atau konstruksi lain yang akan rusak karena lendutan besar Pelat Solid Satu
Arah L/20 L/24 L/28 L/10
Balok atau Pelat Jalur Satu
Arah
L/16 L/18,5 L/21 L/8
Jika ukuran balok terlalu kecil, maka akan terjadi lendutan yang sangat berbahaya bagi keamanan struktur balok.
Bahkan akan timbul retak yang lebar sehingga dapat meruntuhkan balok.
Tabel 1. Tinggi (h) Minimal Balok Non Pracetak atau Pelat Satu Arah Bila Lendutan Tidak Dihitung
Distribusi Tegangan dan Regangan Balok
Untuk keperluan hitungan balok persegi panjang dengan tulangan tunggal, berikut ini dilukiskan bentuk penampang balok yang dilengkapi dengan distribusi regangan dan
tegangan beton serta notasinya.
Distribusi Tegangan dan Regangan Balok
Keterangan Gambar
a = Tinggi blok tegangan beton tekan persegi ekivalen
= β1 . c (dalam mm)
As = Luas tulangan tarik, mm2
b = Lebar penampang balok, mm
c = Jarak antara garis netral dan tepi serat beton tekan, mm Cc = Gaya tekan balok, kN
d = Tinggi efektif penampang balok, mm
ds = Jarak antara titik berat tulangan tarik dan tepi seraat beeton tarik, mm fc‘ = Tegangan tekan beton yang disyaratkan pada umur 28 hari, Mpa
Es = Modulus elastisitas baja tulangan, diambil sebesar 200.000 Mpa fs = Tegangan tarik baja tulangan
= εs . Es (dalam Mpa)
fy = Tegangan tarik baja tulangan pada saat leleh, MPa
Distribusi Tegangan dan Regangan Balok
Keterangan Gambar (Lanjutan)
h = Tinggi penampang balok, mm Mn = Momen nominal aktual, kN.m Ts = Gaya tarik baja tulangan, kN
β1 = Faktor pembentuk tegangan beton tekan persegi ekivalen yang bergantung pada mutu beton (fc‘) berdasarkan SNI 03-2847-2002 pasal 12.2.7.3
Untuk fc‘ ≤ 30 Mpa, maka β1 = 0,85 Untuk fc‘ > 30 Mpa, maka β1 = 0,85 - tetapi β1 ≥ 0,65
εc‘ = Regangan tekan beton dengan εc‘ maksimal (εcu‘) = 0,003 εs = Regangan tarik baja tulangan
εy = Regangan tarik baja tulangan pada saat leleh
= Fy / Es
Perencanaan Batas
Faktor Penyebab
Hilangnya keseimbangan lokal atau global
Rupture, yaitu hilangnya ketahanan lentur dan geser elemen-elemen struktur
Keruntuhan progressive akibat adanya keruntuhan lokal pada daerah sekitarnya
Pembentukan sendi plastis
Ketidakstabilan struktur Kondisi Batas
Ultimit
Menyangkut berkurangnya fungsi struktur, dapat berupa
Defleksi yang berlebihan pada kondisi layan
Lebar retak yang berlebih
Vibrasi yang mengganggu Kondisi Batas Layan
Menyangkut kerusakaan akibat beban abnormal, dapat berupa
Kerusakan pada kondisi gempa ekstrim
Kebakaran, ledakan, atau tabrakan kendaraan
Korosi atau kerusakaan lainnya akibat lingkungan
Kondisi Batas Khusus
Asumsi Dasar Perhitungan Lentur
1. Penampang tegak lurus sumbu lentur yang berupa bidang datar sebelum lentur, akan tetap berupa bidang datar setelah lentur (pasal 12.2.2)
2. Akan terjadi slip antara beton dan baja tulangan (pada level yang sama, regangan pada beton adalah sama dengan regangan pada baja) (pasal 12.2.2)
3. Beton diasumsikan runtuh pada saat regangan tekannya (εc’) mencapai regangan batas tekan (εcu’) (pasal 12.2.3)
4. Tegangan ada beton dan baja tulangan dapat dihitung dari regangan dengan menggunakan hubungan antara tegangan-regangan beton dan baja (pasal 12.2.4)
5. Untuk perhitungan kekuatan lentur penampang, kuat tarik beton diabaikan (pasal 12.2.5)
6. Hubungan tegangan-regangan beton dapat diasumsikan persegi, trapesium, parabola, atau lainnya (pasal 12.2.6)
SNI 03-2847-2002
Perhitungan Tulangan Longitudinal Balok
Gaya merupakan hasil kali antara tegangan dan luas penampang, maka dengan blok tegangan tekan persegi ekivalen dapat dihitung besar gaya tekan beton sebagai berikut :
Cc = 0,85 . fc’ . a . b Gaya Tekan Beton
Gaya tarik baja tulangan (Ts) merupakan hasil kali antara luas baja tulangan dan tegangan lelehnya, yaitu sebagai berikut :
Ts = Ag . fy Gaya Tarik Baja Tulangan
Karena balok dalam keadaan setimbang, maka gaya tekan beton akan sama dengan gaya tarik baja tulangan, maka diperoleh luas tulangan balok (As) sebagai berikut :
As =
Luas Tulangan Longitudinal Balok
Faktor Momen Pikul K dan Nilai a
Didefinisikan sebagai momen nominal (Mn) yang dibagi dengan hasil perkalian antara luas efektif (b.d) dan tinggi efektif balok (d), maka diperoleh persamaan sebagai berikut:
K = atau K =
Faktor Momen Pikul K
Karena nilai a selalu lebih kecil daripada tinggi efektif balok d, maka diperoleh nilai a sebagai berikut:
a = d
Nilai a
Regangan Tekan Beton
Nilai regangan dapat ditentukan berdasarkan diagram distribusi regangan, sehingga diperoleh persamaan sebagai berikut :
=
. (d – c) =
=
Sehingga diperoleh persamaan regangan tekan beton sebagai berikut:
= = =
Catatan Perhitungan
Catatan :
1. Pada perencanaan/hitungan beton bertulang harus dipenuhi 2 syarat, yaitu:
a. Momen rencana (Mr) ≥ Momen perlu (Mu)
b. Regangan tekan beton (εc’) ≤ Regangan batas (εcu’)
2. Untuk menghitung tulangan longitudinal balok, maka digunakan persamaan:
K = a =
d
As =
3. Untuk menghitung momen rencana, Mr :
a. Tinggi blok tegangan tekan balok persegi ekivalen a, sebagai berikut:
a =
b. Momen nominal rencana, Mr = ø Mn dengan ø = 0,8