PRESEDEN
Nadia Nur Jamalia
202245500287
WALKING DRUMS BY THE
BEACH BOOS BEACH CLUB
RESTAURANT MARI BEACH CLUB
Mari Beach Club
WALKING DRUMS BY THE BEACH
Walking Drums by The Beach adalah sebuah kafe yang terletak di Pantai Ancol, Jakarta Utara, dengan luas sekitar 3.800 m² . Bangunan ini mengusung konsep modern beach club yang mengedepankan suasana tropis dan estetika yang menarik, serta pemandangan langsung ke laut dan pasir putih. Kafe ini memiliki lima area utama: indoor , teras outdoor , mezzanine outdoor , halaman , dan tepi laut , yang dapat menampung hingga 1.000 orang.
• Pengembang/Arsitek : walking drums cafe
• Lokaasi : Jl. Pantai Karnaval Ancol No.7, Ancol, Kec.
Pademangan, Jkt Utara, Daerah Khusus Ibukota Jakarta
• Luas : 3800m²
BOOS BEACH CLUB RESTAURANT
Boos Beach Club terletak di Bridel, Luksemburg, dan merupakan destinasi yang menggabungkan konsep restoran dan tempat hiburan. dirancang oleh arsitek Metaform, bangunan ini terinspirasi oleh seni origami Jepang, dengan struktur yang menyerupai lembaran kertas yang dilipat. Fasilitas yang ditawarkan meliputi restoran, kitchen, bar terrace dll.
• Pengembang/Arsitek : Metaform architects
• Lokaasi : Bridel, Luxembourg
• Luas : 600m²
MARI BEACH CLUB
Mari Beach Club adalah salah satu destinasi wisata populer di Bali yang dikenal dengan desain arsitekturnya yang unik dan menawan.Gaya arsitektur yang digunakan mengedepankan desain organik yang terinspirasi oleh keindahan alam dan budaya lokal Bali, dengan penggunaan material alami. Struktur bangunan mencerminkan bentuk-bentuk alami, seperti kubah yang menyerupai Gunung Agung, dan teras yang terinspirasi oleh sawah Bali.
• Pengembang/Arsitek : IBUKU
• Lokaasi : Kecamatan Kuta Utara, Indonesia
• Luas : 3578m²
PERBADINGAN WALKING DRUMS BY THE
BEACH BOOS BEACH CLUB
RESTAURANT
MARI BEACH CLUB
LATAR BELAKANG
• Issu munculnya proyek
Awal mula pembangunan proyek bangunan walking Drum di Ancol terkait dengan pengembangan kawasan Ancol sebagai destinasi wisata. Sejak awal abad ke-17, Ancol telah dilirik sebagai lokasi potensial, namun baru mendapat perhatian serius pada tahun 1965 ketika Presiden Soekarno memerintahkan pengembangan kawasan ini. Di bawah kepemimpinan Gubernur DKI Jakarta, Ali Sadikin, proyek Ancol mulai dikelola oleh PT Pembangunan Jaya, yang bertujuan untuk menciptakan area rekreasi yang menarik bagi masyarakat. Proyek ini terus berkembang hingga kini, termasuk pembangunan fasilitas modern seperti walking Drum untuk meningkatkan pengalaman wisatawan di Ancol.
• kondisi fisik dan iklim tapak Jl. Pantai Karnaval Ancol No.7, Ancol, Kec.
Pademangan, Jkt Utara, Daerah Khusus Ibukota Jakarta
Iklim
suhu 24°C - 31°C.
Curah hujan 1400 mm - 2600 mm per tahun.
Proyek ini dimulai dari keinginan untuk menciptakan sebuah fasilitas yang terintegrasi dengan lingkungan alami dan sejarah lokal, sambil tetap mempertahankan nilai estetika yang unik dan elegan
Jl. Batu Belig No.66, Kerobokan Kelod, Kec. Kuta Utara, Bali, 80361, Indonesia Kondisi Iklim
• suhu 28°C - 32°C.
• Curah hujan 1500 mm - 2000 mm per tahun.
Alasan dibangunnya Boos Beach Club Restaurant adalah Modernisasi dan revitalisasi fasilitas yang sudah ada.
Proyek ini dibangun untuk menggantikan fasilitas bar/restoran lama yang sudah tua.
31 Rue Biergerkraeiz, 8120 Bridel Kopstal, Luxembourg
iklim Suhu
Musim Dingin: -1°C - 4°C Musim Semi : 5°C - 15°C Musim Panas : 15°C - 25°C Musim Gugur: 5°C - 15°C Curah hujan : 1.200 mm
PERBADINGAN
• Peruntukkan Lahan
• kondisi sosial budaya dan
ekonomi Wilayah Walking Drums di Ancol
didominasi oleh suku Betawi, yang merupakan suku asli Jakarta. Kondisi sosial budaya masyarakat di sekitar mencerminkan tradisi Betawi, termasuk dalam aspek kuliner dan seni.
Sebelum adanya Proyek Masyarakat bergantung pada sektor perikanan dan pertanian, dengan pendapatan yang terbatas.
Sesudah adanya Walking Drums meningkatkan aktivitas pariwisata, menciptakan lapangan kerja baru, dan meningkatkan pendapatan masyarakat melalui sektor kuliner dan layanan. Hal ini berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi lokal secara signifikan.
Awal peruntukan lahan di kawasan Walking Drums Ancol fokus pada pengembangan area rekreasi dan kuliner yang menarik bagi masyarakat.
Proyek ini bertujuan untuk menciptakan tempat bersantap yang nyaman dengan pemandangan pantai, meningkatkan daya tarik wisata di Ancol.
Mayoritas suku di wilayah tersebut adalah suku Bali, yang merupakan suku asli pulau tersebut, dengan mayoritas penduduknya beragama Hindu. Selain suku Bali, terdapat juga beberapa suku seperti suku Sasak dan Jawa.
Sebelum berkembangnya sektor pariwisata, ekonomi Bali, termasuk wilayah sekitar Mari Beach Club, sebagian besar bergantung pada pertanian. Pendapatan masyarakat terbatas dan banyak yang mencari pekerjaan di sektor pertanian.Kehadiran Mari Beach Club telah meningkatkan pendapatan masyarakat lokal melalui penciptaan lapangan kerja, baik langsung di restoran maupun di sektor pendukung seperti transportasi dan akomodasi.
Awal peruntukan lahan untuk Mari Beach Club di Bali ditujukan untuk menciptakan sebuah destinasi rekreasi yang menyatu dengan alam.
Selain itu juga untuk menyediakan tempat bersantai yang nyaman dan menarik bagi pengunjung, sekaligus meningkatkan daya tarik pariwisata di Bali.
Awal peruntukan lahan untuk Boos Beach Club di Bridel, Luxembourg, fokus pada pengembangan sebuah restoran dan tempat hiburan. Proyek ini menggantikan bar/restoran lama dengan struktur baru yang terinspirasi oleh seni origami Jepang.
MARI BEACH CLUB BOOS BEACH CLUB
RESTAURANT WALKING DRUMS BY THE
BEACH
PERBADINGAN
Kondisi fisik tapak dan topografi di Walking Drums Ancol menunjukkan bahwa lokasi ini terletak di tepi pantai, dengan akses langsung ke laut. Area ini memiliki kontur yang relatif datar Akses
Dari Jakarta Pusat :
• Ambil Jalan Raya Gunung Sahari menuju Ancol.
• Ikuti petunjuk arah menuju Taman Impian Jaya Ancol.
Dari Tol Dalam Kota :
Masuk ke Tol Cawang-Tanjung Priok.
• Keluar di Gerbang Tol Ancol.
• Ikuti arah menuju Pantai Karnaval Ancol.
Walking Drums terletak di Jalan Pantai Karnaval No.7
BENTUK BANGUNAN DAN TATA RUANG LUAR
• Kondisi fisik tapak
kondisi tapak Mari Beach Club memiliki topografi yang sedikit bergelombang.
Akses
• Dari Denpasar :
• Ambil Jalan Hayam Wuruk menuju Jalan Teuku Umar.
• Lanjutkan ke Jalan Sunset Road, lalu belok ke Jalan Batu Belig.
• Mari Beach Club terletak di Jalan Pantai Batu Belig No. 66, Kerobokan.
Dengan Kendaraan Pribadi :
• Dari Canggu atau Seminyak, perjalanan memakan waktu sekitar 1,5 hingga 2 jam.
kondisi tapak Boos Beach Club memiliki topografi yang relatif datar.
Akses
Dari Pusat Kota Luxembourg:
• Ambil arah menuju Bridel melalui A6 atau N1.
• Ikuti petunjuk menuju 31, Biergerkraitz, 8120 Bridel.
MARI BEACH CLUB BOOS BEACH CLUB
RESTAURANT
PERBADINGAN
Walking drums dirancang sebagai restoran alami yang menawarkan pengalaman bersantap outdoor dengan view menghadap pantai
Fasilitas
• area lounge
• area indoor
• outdoor mezzanine
• outdoor terrace
• courtyard
• seaside
• Aktivitas pada ruang luar Mari Beach Club dirancang dengan
konsep yang mengedepankan arsitektur berkelanjutan dan integrasi dengan alam.
Fasilitas
• VIP Bungalows
• Poolside Daybeds
• Mari Couch dan Fire Pit
• Sunset Daybeds dan Couches
• Main Bar dan Outdoor Areas
• Gazebo
• Toilet
• Bentuk bangunan Bangunan utama memiliki kubah
besar yang terbuat dari bambu, menyerupai Gunung Agung, simbol penting dalam budaya Bali. Kubah ini menjadi titik fokus saat pengunjung memasuki area beach club.
Bentuk bangunan Boos Beach Club di Bridel, Luxembourg, dirancang oleh Metaform Architects dengan konsep yang terinspirasi oleh seni origami Jepang. Bangunan baru ini menyerupai lembaran kertas yang dilipat,.
Bangunan Walking Drums memiliki desain yang sangat kontemporer dengan garis-garis tegas dan bentuk geometris yang menarik. Penggunaan material modern seperti kaca dan baja.
Desain bangunannya juga dirancang agar pengunjung dapat menikmati pemandangan pantai secara maksimal. Banyak area yang terbuka dengan jendela-jendela besar.
Boos Beach Club dirancang oleh Metaform Architects dengan konsep yang terinspirasi oleh seni origami Jepang
Fasilitas
• Entrance
• Cloakroom
• Smoking lounge
• Restaurant
• Terrace restaurant
• Cold room
• Kitchen
• Wash room
• Delivery space
• Office bar
• Stockroom bar
• Cold room bar
• Bar exterior
• Bar interior
• VIP
• Bar terrace
• DJ
MARI BEACH CLUB BOOS BEACH CLUB
RESTAURANT WALKING DRUMS BY THE
BEACH
PERBADINGAN
• Aktivitas pada ruang luar
MARI BEACH CLUB BOOS BEACH CLUB
RESTAURANT WALKING DRUMS BY THE
BEACH
PERBADINGAN NAM COFFE
• zonasi ruang dan hubugan ruang
• Kualitas ruang
Zonasi ruang di Mari Beach Club dirancang untuk menciptakan kenyamanan bagi pengunjung, dengan membagi area seperti bar, restoran, kolam renang, dan area bersantai. Hubungan ruang dalam beach club ini sangat terintegrasi, di mana area bar dan restoran berada dekat dengan kolam renang dan pantai, memungkinkan pengunjung untuk berpindah dengan mudah antara berbagai fasilitas.
POLA RUANG DALAM DAN BESARAN RUANG
ANALISIS KUALITAS RUANG Kualitas ruang di Boos Beach Club ditandai dengan desain yang modern dan alami, menggabungkan material seperti kayu, beton, dan baja untuk menciptakan kenyamanan. Bangunan ini memiliki struktur yang terinspirasi oleh seni origami Jepang, menghasilkan ruang terbuka yang luas dengan pencahayaan alami yang optimal
Setiap area saling terhubung dengan baik, memudahkan pengunjung berpindah dari satu ruang ke ruang lainnya. Area lounge terhubung langsung dengan area makan sehingga pengunjung dapat dengan mudah berpindah dari satu area ke area lainnya
Hampir seluruh area di Walking Drums menawarkan pemandangan langsung ke pantai. Desain bangunan memungkinkan sirkulasi udara yang baik, sehingga pengunjung dapat merasakan angin laut yang segar.
Kualitas ruang di Mari Beach Club sangat menarik dengan desain yang memadukan elemen alami dan modern. Bangunan utama memiliki dome besar yang terbuat dari bambu, menciptakan suasana terbuka dan terang, serta memaksimalkan pencahayaan alami.
Interiornya dilengkapi dengan material ramah lingkungan seperti kayu dan ijuk. Area lounge dan restoran dirancang menghadap ke laut. Fasilitas seperti daybeds, VIP bungalows, dan area outdoor.
Zonasi ruang di Boos Beach Club dirancang dengan sangat fungsional.
Dengan membagi area seperti bar, restoran, kitchen, bar terrace dll.
Hubungan ruang dalam beach club ini sangat terintegrasi; bar dan area makan terletak berdekatan dengan teras luar ruangan yang baru dibangun
MARI BEACH CLUB WALKING DRUMS BY THE
BEACH
PERBADINGAN NAM COFFE
• komposisi material
Struktur bangunan Mari Beach Club di Bali didesain dengan konsep yang unik dan berkelanjutan, mengutamakan penggunaan material alami seperti bambu. Bangunan utamanya berbentuk dome besar yang terbuat dari bambu, terinspirasi oleh gunung agung. Atap bangunannya menggunakan alang- alang (ijuk) yang sebuah bahan ramah lingkungan.
Mari Beach Club mengedepankan penggunaan material alami dan berkelanjutan dalam strukturnya.
Bambu merupakan material utama yang mendominasi bangunan dan memberikan kesan estetis. Selain itu, atap bangunan terbuat dari ijuk (alang-alang), yang ramah lingkungan dan menambah nuansa alami.
• Struktur bangunan Struktur bangunan di Boos Beach Club
di Bridel, Luksemburg, dirancang oleh Metaform Architects dengan inspirasi dari seni origami Jepang. Bangunan ini memiliki bentuk yang menyerupai lembaran kertas yang dilipat, menciptakan tampilan dinamis dan modern. Struktur utama terbuat dari bambu dan kayu dengan atap segitiga.
komposisi material pada bangunan ini menggunakan kayu, sementara beton halus digunakan untuk lantai.
Selain itu, baja mentah digunakan dalam elemen struktural, mendukung kekuatan bangunan tanpa menambah beban yang berlebihan. Teras luar terbuat dari kayu, dan area pantai dilapisi pasir putih.
Struktur bangunan di Walking Drum Ancol dirancang dengan konsep modern yang mengedepankan estetika dan fungsionalitas. Bangunan ini memiliki bentuk yang dinamis dan terbuka. Dengan desain atap yang unik memberikan pencahayaan alami.
Penggunaan baja sebagai struktur penopang hingga Membentuk kerangka luar yang kuat. Kaca digunakan sebagai atap transparan untuk cahaya masuk dan memberikan pencahayaan yang alami dan juga penggunaan Kayu untuk lantai
MARI BEACH CLUB WALKING DRUMS BY THE
BEACH
PERBADINGAN BOOS BEACH CLUB MARI BEACH CLUB RESTAURANT
WALKING DRUMS BY THE
BEACH
Berdasarkan ketiga preseden pola ruang yang menjadi persamaan utama adalah adanya integrasi antara ruang dalam (indoor) dan luar (outdoor), yang menawarkan akses pemandangan alam atau pantai secara optimal. Elemen seperti area lounge, bar, dan restoran yang terhubung dengan baik ke area outdoor (teras, mezzanine, atau tepi laut) memungkinkan fleksibilitas penggunaan ruang dan pergerakan yang nyaman bagi pengunjung. Dalam merancang restoran dan kafe multi massa, integrasi antara ruang-ruang tersebut dan pencahayaan alami serta sirkulasi udara yang baik menjadi elemen wajib.
Hubungan antar ruang dalam bangunan dan antar bangunan dari ketiga preseden menunjukkan pola yang saling terintegrasi dengan baik antara elemen indoor dan outdoor. Setiap ruang dirancang agar pengunjung dapat berpindah dengan lancar dari satu area ke area lainnya, menciptakan kenyamanan dan fleksibilitas. Di Walking Drums, area lounge, teras, dan tepi laut terhubung dengan pandangan langsung ke pantai, sementara Boos Beach Club mengintegrasikan bar, restoran, dan teras untuk menciptakan kesatuan antara ruang dalam dan luar. Mari Beach Club juga mengedepankan hubungan harmonis antara ruang terbuka dan area dalam yang dekat dengan alam, seperti kubah bambu yang besar yang menjadi pusat ruang, serta kolam renang yang terhubung langsung dengan pantai.
Berikut adalah besaran ruang dan kapasitas dari ketiga preseden yang dibandingkan:
Walking Drums by The Beach (Jakarta, Indonesia) memiliki luas 3.800 m² dengan kapasitas hingga 1.000 orang. Terdapat lima area utama: indoor, teras outdoor, mezzanine outdoor, halaman, dan tepi laut.
Boos Beach Club (Bridel, Luxembourg) memiliki luas 600 m². Bangunan ini menawarkan beberapa fasilitas seperti restoran, bar, terrace, dan lounge.
Mari Beach Club (Bali, Indonesia) memiliki luas 3.578 m² dan berbagai fasilitas seperti VIP bungalows, daybeds, bar, dan gazebo. dirancang untuk menampung banyak pengunjung dalam area outdoor dan indoor yang luas.
Untuk standar minimal perancangan ruang restoran dan kafe multi massa, kebutuhan minimal setiap ruang harus mencakup:
- Indoor area: kapasitas minimal 20-30% dari total pengunjung, dengan luas cukup untuk menyediakan kenyamanan.
- Outdoor terrace/mezzanine: fleksibel untuk menambah kapasitas dengan suasana terbuka, idealnya 30-50%.
- Fasilitas pendukung: kitchen, bar, dan area service yang harus efisien namun tidak mengurangi kenyamanan ruang pengunjung.
Kualitas ruang yang spesifik dan berulang pada ketiga preseden adalah adanya hubungan yang kuat antara ruang dalam dan ruang luar yang mengutamakan keterbukaan, integrasi dengan alam, serta pencahayaan dan sirkulasi udara alami. Ketiganya menonjolkan area terbuka yang memungkinkan pengunjung merasakan pemandangan laut. Selain itu, material alami seperti bambu dan kayu sering digunakan, menciptakan nuansa ramah lingkungan dan estetika tropis atau kontemporer yang wajib dihadirkan dalam merancang restoran dan kafe multi massa.
Ketiga preseden ini memiliki keunikan kualitas ruang yang dapat dijadikan inspirasi untuk merancang restoran dan kafe multi massa:
• Walking Drums by The Beach menonjolkan keterbukaan dan pemandangan pantai yang maksimal melalui desain modern dan geometris dengan elemen kaca besar, menciptakan ruang yang mengintegrasikan udara laut segar dan pencahayaan alami. Desain ini menekankan keterhubungan dengan alam sekitar
• Boos Beach Club Restaurant memiliki konsep ruang yang terinspirasi oleh seni origami, dengan bentuk bangunan menyerupai kertas terlipat.
Struktur ini menghasilkan estetika dinamis dan modern yang memadukan material kayu, beton, dan baja, menciptakan ruang terbuka dengan pencahayaan alami yang optimal serta hubungan ruang yang sangat fungsional
• Mari Beach Club nuansa ruang yang organik dengan dominasi material alami seperti bambu dan ijuk. Kualitas ruangnya berfokus pada integrasi dengan alam, menciptakan suasana alami dan ramah lingkungan, dengan penggunaan bentuk arsitektural yang terinspirasi oleh Gunung Agung dan sawah Bali,