• Tidak ada hasil yang ditemukan

BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

N/A
N/A
Riski Rahmawati

Academic year: 2024

Membagikan " BELAJAR DAN PEMBELAJARAN"

Copied!
75
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

Syarifah Ainun Harahap, M.Pd Laila, S.Th.I.,M.Pd H. Fadhil Hardiansyah, M.Pd.

Yulianti,.M.Pd.,Kons

Syarifah Ainy Rambe, Am.Ak., M.Pd., Kons Hj. Dinny Rahmayanty, M.Pd.

Husrin Konadi, M.Pd., Kons Dr.Sudiadharma,M.Kes

Dr. Umi Fitria, M.Pd.

Heriansyah, S.Pd., M.Pd Wilfredo Dolor Mendoza Jr., M.Pd Priangga Pratama Putra Haryanto, M.Pd.

Tahta Media Group

(3)

ii

(4)

iii

(5)

iv

(6)

v

(7)

vi

BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

Penulis:

Syarifah Ainun Harahap, M.Pd | Laila, S.Th.I.,M.Pd H. Fadhil Hardiansyah, M.Pd. | Yulianti,.M.Pd.,Kons

Syarifah Ainy Rambe, Am.Ak., M.Pd., Kons | Hj. Dinny Rahmayanty, M.Pd.

Husrin Konadi, M.Pd., Kons | Dr.Sudiadharma,M.Kes Dr. Umi Fitria, M.Pd. | Heriansyah, S.Pd., M.Pd

Wilfredo Dolor Mendoza Jr., M.Pd Priangga Pratama Putra Haryanto, M.Pd.

Desain Cover:

Tahta Media Editor:

Septian Nur Ika Trisnawati, M.Pd., CLSP Proofreader:

Tahta Media Ukuran:

xi, 174, Uk: 15,5 x 23 cm ISBN: 978-623-8070-20-6

Cetakan Pertama:

Desember 2022

Hak Cipta 2022, Pada Penulis Isi diluar tanggung jawab percetakan Copyright © 2022 by Tahta Media Group

All Right Reserved

Hak cipta dilindungi undang-undang Dilarang keras menerjemahkan, memfotokopi, atau

memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari Penerbit.

PENERBIT TAHTA MEDIA GROUP (Grup Penerbitan CV TAHTA MEDIA GROUP)

Anggota IKAPI (216/JTE/2021)

(8)

vii KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan karuniaNya buku kolaborasi ini dapat dipublikasikan diharapkan sampai ke hadapan pembaca. Buku ini ditulis oleh sejumlah Dosen dan Praktisi dari berbagai Institusi sesuai dengan kepakarannya serta dari berbagai wilayah di Indonesia.

Terbitnya buku ini diharapkan dapat memberi kontribusi yang positif dalam ilmu pengetahuan dan tentunya memberikan nuansa yang berbeda dengan buku lain yang sejenis serta saling menyempurnakan pada setiap pembahasannya yaitu dari segi konsep yang tertuang sehingga mudah untuk dipahami. Sistematika buku yang berjudul “Belajar dan Pembelajaran” terdiri dari 12 Bab yang dijelaskan secara terperinci sebagai berikut:

Bab 1 Hakikat Belajar, Mengajar Dan Pembelajaran Bab 2 Teori Belajar Behavioristic

Bab 3 Teori Belajar Kognitif Bab 4 Teori Belajar Humanistik Bab 5 Teori Belajar Sosial

Bab 6 Pembelajaran Berdasar Teori Belajar Behavioristik Bab 7 Pembelajaran Berdasar Teori Belajar Kognitif Bab 8 Pembelajaran Berdasar Teori Belajar Konstruktivis Bab 9 Pembelajaran Berdasar Teori Belajar Humanistik Bab 10 Sumber Belajar Dalam Pembelajaran

Bab 11 Kasus – Kasus Dalam Pembelajaran Bab 12 Menentukan Alternatif Pembelajaran

Akhirnya kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang mendukung penyusunan dan penerbitan buku ini. Semoga buku ini dapat bermanfaat bagi pembaca sekalian.

Direktur Tahta Media Dr. Uswatun Khasanah, M.Pd.I., CPHCEP

(9)

viii

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ... vii

Daftar Isi... viii

BAB 1 HAKIKAT BELAJAR, MENGAJAR DAN PEMBELAJARAN Syarifah Ainun Harahap, M.Pd Nahdlatul Ulama Sumatera Utara A. Hakikat Belajar, Mengajar ... 2

B. Belajar, Mengajar dan Pembelajaran ... 4

C. Komponen – Komponen Pembelajaran ... 5

Daftar Pustaka ... 9

Profil Penulis ... 10

BAB 2 TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIC Laila, S.Th.I.,M.Pd STAI Darul Ulum Kandangan A. Pengertian Teori Belajar Behavioristic ... 12

B. Teori Belajar Menurut Pavlov... 14

C. Teori Belajar Menurut Gutrie ... 14

D. Teori Belajar Menurut Watson ... 16

E. Teori Belajar Menurut Skinner ... 16

F. Teori Belajar Menurut Thorndike ... 17

G. Ciri – Ciri Belajar Behavioristic ... 18

H. Kelebihan dan Kekurangan Teori Belajar Behavioristic ... 19

I. Aplikasi Teori Belajar Behavioristic Dalam Pembelajaran ... 20

J. Simpulan ... 21

Daftar Pustaka ... 22

Profil Penulis ... 23

BAB 3 TEORI BELAJAR KOGNITIF H. Fadhil Hardiansyah, M.Pd. IAIN Metro A. Awal Pertumbuhan Teori – Teori Belajar Psikologi Kognitif ... 25

B. Teori Belajar “Cognitive – Field” Dari Lewin ... 26

C. Teori Belajar “Cognitive – Developmental” Dari Piaget ... 27

(10)

ix

D. Teori Belajar Menurut Bruner ... 34

Daftar Pustaka ... 38

Profil Penulis ... 39

BAB 4 TEORI BELAJAR HUMANISTIK Yulianti,.M.Pd.,Kons Universitas Jambi A. Pengertian Belajar Menurut Teori Belajar Humanistik ... 42

B. Tokoh – Tokoh Dan Pemikiran Dari Teori Humanistik ... 44

C. Tujuan Belajar Teori Humanistik ... 48

Daftar Pustaka ... 50

Profil Penulis ... 51

BAB 5 TEORI BELAJAR SOSIAL Syarifah Ainy Rambe, Am.Ak., M.Pd., Kons Institut Agama Islam Negeri Takengon A. Pendahuluan ... 53

B. Teori Belajar Sosial ... 53

C. Modeling / Peniruan ... 55

Daftar Pustaka ... 56

Profil Penulis ... 57

BAB 6 PEMBELAJARAN BERDASAR TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK Hj. Dinny Rahmayanty, M.Pd. Universitas Jambi A. Teori Classical Conditioning ... 64

B. Teori Operant Conditioning... 66

C. Teori Systematic (Clark C.Hull)... 68

D. Teori Belajar Connectionism (Thorndike) ... 69

E. Teori Bandura ... 70

F. Classical Conditioning ... 71

G. Teori Conditioning ... 71

H. Operant Conditioning ... 71

I. Teori Systematic Behavior ... 72

J. Teori Connectionism ... 72

Daftar Pustaka ... 73

Profil Penulis ... 74

(11)

x

BAB 7 PEMBELAJARAN BERDASAR TEORI BELAJAR KOGNITIF Husrin Konadi, M.Pd., Kons

Institut Agama Islam Negeri Takengon

A. Pandangan Teori Belajar Kognitif ... 76

B. Implikasi Teori Kognitif Dalam Kegiatan Pembelajaran ... 82

Daftar Pustaka ... 85

Profil Penulis ... 86

BAB 8 PEMBELAJARAN BERDASAR TEORI BELAJAR KONSTRUKTIVIS Dr.Sudiadharma,M.Kes IKIP PGRI Kalimantan Timur A. Strategi Pembelajaran ... 88

B. Pembelajaran Konstruktivis ... 92

Daftar Pustaka ... 103

Profil Penulis ... 105

BAB 9 PEMBELAJARAN BERDASAR TEORI BELAJAR HUMANISTIK Dr. Umi Fitria, M.Pd. IKIP PGRI Kalimantan Timur A. Pengertian Pendekatan Pembelajaran Humanistik ... 107

B. Pendekatan Pembelajaran Humanistik ... 108

C. Prinsip Dasar Dalam Pembelajaran Humanistik ... 109

D. Implementasi Pembelajaran Humanistik ... 112

E. Strategi Pembelajaran Humanistik ... 122

Daftar Pustaka ... 125

Profil Penulis ... 128

BAB 10 SUMBER BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN Heriansyah, S.Pd., M.Pd A. Pendahuluan ... 130

B. Hakikat Sumber Belajar ... 134

Daftar Pustaka ... 144

Profil Penulis ... 146

(12)

xi BAB 11 KASUS – KASUS DALAM PEMBELAJARAN

Wilfredo Dolor Mendoza Jr., M.Pd Sekolah Bina Citra Indonesia

A. Kasus 1 ... 149

B. Kasus 2 ... 150

C. Kasus 3 ... 152

D. Kasus 4 ... 153

E. Kasus 5 ... 155

Daftar Pustaka ... 157

Profil Penulis ... 158

BAB 12 MENENTUKAN ALTERNATIF PEMBELAJARAN Priangga Pratama Putra Haryanto, M.Pd. IKIP PGRI Kalimantan Timur A. Pengertian Alternatif Pembelajaran ... 160

B. Indikator Alternatif Pembelajaran ... 161

C. Macam Alternatif Pembelajaran ... 163

Daftar Pustaka ... 171

Profil Penulis ... 174

(13)
(14)

2 | Hakikat Belajar, Mengajar dan Pembelajaran A. HAKIKAT BELAJAR, MENGAJAR

Belajar mempunyai pengertian yang sangat kompleks, sehingga banyak ahli yang mengemukakan pengertian belajar dengan ungkapan yang berbeda- beda. Hal tersebut dikarenakan mereka mempunnyai sudut pandang tertentu mengenai batasan-batasan pengertian belajar.

Mahmud mendefinisikan belajar adalah perubahan dalam kepribadian yang dimanifestasikan sebagai pola-pola respons yang baru berbentuk keterampilan, sikap, kebiasaan-kebiasaan, pengetahuan, dan kecakapan Menurut Kokom belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku dalam pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diperoleh dalam jangka waktu yang lama dan dengan syarat bahwa perubahan yang terjadi tidak disebabkan oleh adanya kematangan atau perubahan sementara karena suatu hal (Komalasari, 2010). Harold Spears memberikan batasan:“learning is to observe, to read, to imitate, to try something themselves, to listen, to follow direction” (Sardiman, 1994). Belajar adalah untuk mengamati , membaca , meniru , mencoba sesuatu sendiri , mendengarkan , mengikuti arah.

Pada hakikatnya belajar konsep membantu untuk mengatasi keragaman yang spesifik dan tak terbatas dari lingkungaan dan untuk memperlakukan peristiwa-peristiwa yang memiliki sifat-sifat yang sama sebagai bagian dari suatu jenis atau kelompok tertentu. Muhibbin Syah (2010: 90) mengatakan bahwa “Belajar dapat dipahami sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkunganya yang melibatkan proses kognitif”. Oleh karenanya, pemahaman yang benar mengenai arti belajar dengan segala aspek, bentuk, dan manifestasinya mutlak diperlukan olehh para pendidik khususnya para guru. Kekeliruan atau ketidaklengkapan persepsi mereka terhadap proses belajar dan hal-hal yang berkaitan dengannya mungkin akan mengakibatkan kurang bermutunya hasil pembelajaran yang dicapai peserta didik.

Belajar merupakan suatu perubahan yang terjadi melalui latihan atau pengalaman, dalam arti perubahan-perubahan yang disebabkan oleh pertumbuhan atau kematangan tidak dianggap hasil belajar; seperti perubahan-perubahan yang terjadi pada diri seorang bayi. Begitu pula jika dilihat dari sudut ilmu mendidik, belajar berarti perbaikan dalam tingah laku dan kecakapan-kecakapan manusia, atau memperoleh kecakapan-kecakapan dan tingkah laku yang baru.

(15)

Hakikat Belajar, Mengajar dan Pembelajaran | 9 DAFTAR PUSTAKA

Komalasari, K. (2010). Pembelajaran Kontekstual. Bandung: Refika Aditama.

Mahmud. (2010). Psikologi Pendidikan. Bandung: CV Pustaka Setia.

Muhibbin Syah. 2010. Psikologi Pendidikan, Bandung : PT Remaja Rosdakarya

Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta.

PT. Rineka Cipta

Sahrani, P. S. dan S. (2011). Psikologi Belajar dalam Perspektif Islam. Bogor:

Ghalia Indonesia.

Wahyuni, B. dan E. N. (2010). Teori Belajar dan Pembelajaran (Cet V).

Jogjakarta: ArRuzz Media.

Republik Indonesia, Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tantang Sistem Pendidikan Nasional.

Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta: Kencana, 2010

(16)

10 | Hakikat Belajar, Mengajar dan Pembelajaran PROFIL PENULIS

Syarifah Ainun Harahap, M.Pd

Penulis Lahir di Medan, 20 Desember 1988, penulis merupakan alumni dari Universitas Negeri Medan (UNIMED) jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) dan melanjutkan S2 UNIMED pada jurusan Pendidikan Dasar. Saat ini penulis tercatat sebagai dosen di perguruan tinggi Nahdlatul Ulama Sumatera Utara (UNUSU) pada jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) dan mengajar dari tahun 2019 sampai pada saat ini.

(17)
(18)

12 | Teori Belajar Behavioristic

A. PENGERTIAN TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIC

Secara etimologi behavioristic berasal dari akar kata behavior yang artinya tingkah laku, sedangkan secara terminology behavioristic adalah salah satu aliran dalam psikologi yang memandang individu dari sisi fenomena jasmaniah atau perilaku nyata yang ditampilkannya.

Behavioristic merupakan salah satu diantara sekian banyak teori yang memiliki sumbangsih besar kaitanya dengan belajar. Behavioristic juga merupakan salah satu pendekatan untuk memahami prilaku individu. Belajar menurut behavior merupakan suatu proses perubahan tingkah laku. (Setiawan, 2017, p. 44)

Behavioristic memandang individu hanya dari sisi fenomena jasmaniah, dan mengabaikan aspek- aspek mental. Dengan kata lain, behavioristic tidak mengakui adanya kecerdasan, bakat, minat dan perasaan individu dalam belajar. Peristiwa belajar semata-mata melatih refleks-refleks sedemikian rupa sehingga menjadi kebiasaan yang dikuasai individu. (Rahmi, 2014, p. 21)

Teori belajar behavioristic adalah sebuah teori tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman yang dicetuskan oleh Gagne dan Berliner. Teori behavioristic mendudukkan orang yang belajar sebagai individu yang pasif, respon atau prilaku tertentu dengan menggunakan metode pelatihan atau pembiasaan semata. (Thobroni, 2015, p. 55) Teori behavioristic ini menekankan hasil belajar dibentuk dari prilaku yang tampak.

Belajar menurut teori behavioristic adalah perubahan tingkah laku sebagai akibat adanya interaksi antara stimulus (rangsangan) dan respon (tanggapan). (Herliani, 2021, p. 85) Dengan demikian belajar adalah bentuk perubahan yang dialami siswa dalam tingkah lakunya dengan sesuatu yang baru sebagai hasil antara stimulus dan respon. Selanjutnya seseorang itu dapat dikatakan belajar apabila dapat menunjukkan perubahan tingkah lakunya.

Menurut teori ini yang terpenting adalah masukan atau input yang berupa stimulus dan keluaran atau output yang berupa respon. Stimulus merupakan apa saja yang diberikan pendidik kepada pembelajar, sedangkan respon adalah reaksi atau tanggapan pembelajar terhadap stimulus yang diberikan oleh pendidik tersebut. Contoh: ketika pembelajar diberi tugas pendidik, ketika tugasnya ditambahkan maka ia akan semakin giat belajarnya.

Maka penambahan tugas belajarnya tersebut merupakan penguatan positif dalam belajar. Bila tugas-tugas dikurangi dan pengurangan ini justru

(19)

Teori Belajar Behavioristic | 13 meningkatkan aktivitas belajarnya, maka pengurangan tugas merupakan suatu bentuk stimulus negatif dalam belajar. Jadi penguatan merupakan suatu bentuk stimulus yang penting diberikan (ditambahkan) atau dihilangkan (dikurangi) untuk memungkinkan terjadinya respon (Herliani, 2021, p. 86).

Beberapa prinsip dalam teori belajar behavioristic dalam bukunya Belajar dan Pembelajaran Teori dan Praktik (Thobroni, 2015, p. 56) adalah sebagai berikut:

1. Reinforcement and Punishment;

2. Primary and Secondary Reinforcement;

3. Schedules of Reinforcement;

4. Contigency Management;

5. Stimulus Control in Operant Learning 6. The Elimination of Responses

Masih dalam sumber yang sama menurut Harley dan Davies prinsip- prinsip teori behavioristic yang biasanya banyak dipakai didunia Pendidikan adalah sebagai berikut:

1. Proses belajar dapat berhasil dengan baik apabila pembelajar ikut berpartisipasi secara aktif di dalamnya.

2. Materi pelajaran dubentuk dalam bentuk unit-unit kecil dan diatur berdasarkan urutan yang logis sehingga pembelajar mudah mempelajarinya.

3. Tiap-tiap respon perlu diberi umpan balik secara langsung sehingga pembelajar dapat mengetahui apakah respons yang diberikan telah benar atau belum.

4. Setiap kali pembelajar memberikan respon yang benar, ia perlu diberi penguatan. Penguatan positif ternyata memberikan pengaruh yang lebih baik daripada penguatan negatif.

Tokoh-tokoh teori belajar behavioristik antara lain adalah Pavlov, Gutrie, Watson, Skinner dan Thorndike.

(20)

22 | Teori Belajar Behavioristic DAFTAR PUSTAKA

Akhiruddin, S. H. (2019). Belajar dan Pembelajaran. Makassar: CV Cahaya Bintang Cemerlang.

Hayati, S. (2017). Belajar dan Pembelajaran Berbasis Cooperative Learning.

Magelang: Graha Cendekia.

Herliani. (2021). Belajar dan Pembelajaran.

Herpratiwi. (2016). Teori Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Media Akademi.

Lubis, M. S. (2016). Teori Belajar dan Pembelajaran Matematika. Medan:

Tanpa Penerbit.

M.Arsyad. (2021). Teori Belajar dan Peran Guru Pada Pendidikan di Era Revolusi Industri 4.0. Banjarmasin: Lambung Mangkurat University Press.

Rahman, U. (2014). Memahami Psikologi dalam Pendidikan (Teori dan Aplikasi). Makassar: Alauddin Universitiy Pres.

Rahmi, U. (2014). Memahami Psikologi dalam Pendidikan, Teori dan Aplikasi. Makassar: Alauddin University Press.

Setiawan, M. A. (2017). Belajar dan Pembelajar. Ponorogo: Uwais Inspirasi Indonesia.

Thobroni, M. (2015). Belajar dan Pembelajaran (Teori dan Praktik).

(21)

Teori Belajar Behavioristic | 23 PROFIL PENULIS

Laila, S.Th.I.,M.Pd lahir pada 04 Nopember 1993 di Daha Selatan, Kalimantan Selatan, berasal dari keluarga yang berkultur Banjar.

Lulus S1 Tafsir hadis di IAIN Antasari Banjarmasin tahun 2015. Lulus S2 diprogram Pendidikan Agama Islam tahun 2017. Saat ini adalah dosen tetap program studi Pendidikan Agama Islam di STAI Darul Ulum Kandangan mengampu mata kuliah Pembelajaran Qur’an Hadis, selain sebagai dosen tetap juga mengajar di Madrasah Ibtidaiyah Negeri 16 Hulu Sungai Selatan.

(22)
(23)

Teori Belajar Kognitif | 25 Dalam teori belajar ini berpendapat, bahwa tingkah laku seseorang tidak hanya dikontrol oleh “reward” dan “reinforcement”. Mereka ini adalah para ahli jiwa aliran kognitifis. Menurut pendapat mereka, tingkah laku seseorang senantiasa didasarkan pada kognisi, yaitu tindakan mengenal atau memikirkan situasi dimana tingkah laku itu terjadi. Dalam situasi belajar, seseorang terlibat langsung dalam situasi itu dan memperoleh “insight” untuk pemecahan masalah. Keseluruhan adalah lebih daripada bagian-bagiannya. Mereka memberi tekanan pada organisasi pengamatan atas stimulus di dalam lingkungan serta pada faktor-faktor yang mempengaruhi pengamatan.

A. AWAL PERTUMBUHAN TEORI-TEORI BELAJAR PSIKOLOGI KOGNITIF

Psikologi kognitif mulai berkembang dengan lahirnya teori belajar

Gestalt”. Peletak dasar psikologi Gestalt adalah Mex Wertheimer (1880- 1943) yang meneliti tentang pengamatan dan problem solving. Sumbangannya ini diikuti oleh Kurt Koffka (1886-1941) yang menjabarkan secara detail mengenai hukum-hukum pengamatan. Kemudian Wolfgang Kohler (1887- 1959) yang melakukan sebuah penelitian mengenai “insight” yang dilakukan terhadap simpanse. Penelitian-penelitian yang mereka lakukan menumbuhkan Psikologi Gestalt yang mempunyai penekanan lingkup pembahasan kepada masalah konfigurasi, struktur, dan pemetaan dalam suatu pengalaman. Kaum Gestalis mempunyai pendapat yaitu pengalaman merupakan sesuatu yang berstruktur dan terbentuk dalam suatu keseluruhan. Seseorang yang belajar, akan mengamati rangsangan atau stimulus dalam suatu keseluruhan yang terorganisir, bukan dalam suatu bagian yang terpisah-pisah.

Sebuah konsep yang penting dalam psikologi Gestalt yaitu mengenai

insight”, yang merupakan suatu pengamatan atau pemahaman secara mendadak terhadap hubungan-hubungan antar bagian-bagian di dalam situasi permasalahan. Insight sering kali dihubungkan dengan pernyataan spontan

aha” atau “oh, I see now” (Dalyono, 2015).

Tahun 1927, penemuan Kohler tentang tumbuhnya insight pada seekor simpanse dengan menghadapkan kepada suatu permasalahan bagaimana simpanse tersebut mendapatkan pisang yang letaknya tergantung di atas kurungan atau terletak di luar kurungannya. Dalam percobaan tersebut, Kohler melakukan suatu pengamatan bahwa terkadang simpanse bisa memecahkan

(24)

Teori Belajar Kognitif | 37 1. Tujuan dan tekanan dari kedua bentuk perilaku mengkategori ini jelas

berbeda.

2. Langkah-langkah dari kedua proses berpikirnya tidaklah sama.

3. Kedua proses mental membutuhkan strategi mengajar yang berbeda pula.

Bruner memandang bahwa suatu konsep memiliki 5 unsur dan seorang individu dikatakan memahami suatu konsep jika ia mengetahui semua unsur konsep tersebut yang meliputi nama, contoh-contohnya baik yang positif maupun negatif, karakteristik pokok maupun tidak, rentangan karakteristik, dan kaidahnya. Menurut Bruner, pembelajaran yang selama ini diberikan di sekolah lebih banyak penekanan kepada perkembangan kemampuan analisis, sehingga kurang mengembangkan kemampuan berpikir intuitif. Padahal berpikir intuitif sangat penting untuk mereka yang menggeluti bidang matematika, biologi, fisika, dan lain sebagainya. Karena setiap disiplin ilmu mempunyai konsep-konsep, prinsip, dan prosedur yang harus dipahami sebelum seorang individu dapat belajar. Salah satu cara yang baik dalam belajar yaitu memahami suatu konsep, arti, dan hubungan, dengan proses intuitif agar pada akhirnya bisa sampai pada sebuah kesimpulan.

(25)

38 | Teori Belajar Kognitif DAFTAR PUSTAKA

Anidar, Jum. (2017). Teori Belajar Menurut Aliran Kognitif serta Implikasinya dalam Pembelajaran. Padang. Jurnal Al-Taujih Bingkai Bimbingan Konseling Islami Vol. 3, No.2.

Ba’diah, Zahrotul. (2021). Implikasi Teori Belajar Kognitif J. Piaget dalam Pembelajaran Bahasa Arab dengan Metode Audiolingual. Metro.

Attractive: Innovative Education Journal Vol.3 No.1.

Budingingsih, C. Asri. (2012). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Dalyono, M. (2015). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Ratnawati, Etty. (2015). Karakteristik Teori-teori Belajar dalam Proses Pendidikan (Perkembangan Psikologis dan Aplikasi). Cirebon.

Edueksos: Jurnal Pendidikan Sosial dan Ekonomi Vol.4 No.2.

Wisman, Yossita. (2020). Teori Belajar Kognitif dan Implementasi dalam Proses Pembelajaran. Palangka Raya. Jurnal ilmiah Kanderang Tingang Vol. 11 No.1.

(26)

Teori Belajar Kognitif | 39 PROFIL PENULIS

Fadhil Hardiansyah, lahir di Jakarta, 23 Juni 1986.

Menamatkan pendidikan sarjana pada bidang Bimbingan dan Konseling, Fakultas Ilmu Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Indraprasta PGRI pada tahun 2009. Kemudian melanjutkan S2 pada bidang yang sama, yaitu Bimbingan dan Konseling Sekolah Pascasarjana (SPs) Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung dan lulus pada tahun 2014.

Saat ini penulis bertugas sebagai dosen Kesehatan Mental pada Program Studi Bimbingan Penyuluhan Islam (BPI), Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Dakwah (FUAD) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Metro.

(27)
(28)

Teori Belajar Humanistik | 41 Setiap individu mempunyai kemampuan dan cara belajar serta pembelajaran yang berbeda-beda, oleh karena itu bagi para pendidik tidak bisa dan tidak dapat memukul rata satu pendekatan belajar yang sama untuk penerapannya disetiap peserta didik. Bagi seorang pengajar ( tenaga pendidik), dalam menjadi pendidik yang professional serta dalam menjalankan tanggung jawab yang besar dalam melakukan tupoksinya sebagai pendidik yang tujuannya untuk mencerdaskan bangsa bukanlah sesuatu yang mudah. Oleh karena itu, proses pengajaran dan pembelajaran juga membutuhkan persiapan baik dan matang untuk memastikan bahwa materi atau pengetahuan dapat tersampaikan dengan baik pula kepeserta didik.

Ada sejumlah teori belajar yang bisa disesuaikan dengan karakter dan kemampuan murid, salah satunya yakni teori belajar humanistik.

Di dalam setiap individu yang sedang belajar harus ada dorongan dalam dirinya, yang dapat mendorongnya ke suatru tujuan yang berarti kemauan belajar ini betul betul sangat erat hubungannya dengan keinginan dan tujuan individu. Selain itu, mengajarkan ilmu pengetahuan bukan merupakan pekerjaan mudah sesederhana memberikan materi. Melainkan ada kewajiban besar dibaliknya, dimana mereka dituntut untuk membuat murid- murid dengan kemampuan yang berbeda bisa memahami satu kurikulum pelajaran yang sama.

Teori belajar humanistik adalah teori yang dalam pengaplikasiannya lebih mementingkan proses pengalaman individu dalam belajar serta bagaimana motivasi belajar siswa dalam belajar tersebut. Perhatian psikologi humanistic yang terutama tertuju pada masalah bagaimana setiap individu itu dipengaruhi dan di dorong oleh motivasi yang sudah mereka capai dan kepada pengalaman-pengalaman yang berhasil mereka temui sendiri di setyiap proses belajar mengajar. Tujuan utama para pendidik ialah membantu si siswa mengembangkan dirinya, yaitu membantu masing-masing individu untuk mengenal diri mereka sendiri sebagai manusia yang unik dan mrmbantunya dalam mewujudkan potensi-potensi yang ada pada diri mereka. ( Hamachek, 1977, p.148)

Dalam membahas serta menyoroti masalah perilaku, ahli-ahli psikologi humanistic mempunyai berbagai pandangan yanh sangat berbeda. Para tokoh humanistic berpandangan bahwa tiap orang itu menentukan perilaku mereka sendiri, mereka bebas dalam memilih kualitas hidup mereka , tidak terikat oleh

(29)

42 | Teori Belajar Humanistik

lingkungannya. Teori humanistic juga berpandangan bahwa setiap individu itu mempunyai kemampuan untuk menjalankan hidup mereka sendiri terhadap pengalaman-pengalaman yang mereka jalani. Psikologi humanistic berkeyakinan bahwa anak termasuk makhluk yang unik, beragam, berbeda antara satu dengan yang lain ( Soemanto, 2006 ). Antara individu satu dengan yang lainnya tentulah sangat berbeda, setiap individu memiliki ciri khasnya sendiri masing-masing, tidak bisa kita membedakan bagaimana kemampuan yang dimiliki disetiap diri individu. Menurut Wahab ( 2015 : 55 ) Seorang pendidik atau guru bukanlah bertugas untuk membentuk anak menjadi manusia sesuai yang ia kehendaki, melainkan memantapkan visi yang telah ada pada anak itu sendiri. Dalam aliran humanistik sangat lah penting bagi seorang pendidik bagaimana dalm proses belajar itu mampu memanusiakan manusia. Konsep penting dalam memanusiakan manusia adalah bagaimana menanamkan nilai pekerti, nilai moral sikap dan pembelajaran yang baik bagi peserta didik.

A. PENGERTIAN BELAJAR MENURUT TEORI BELAJAR HUMANISTIK

Pada akhir tahun 1940-an muncul suatru perpspektif psikologi baru.

Psikologi ini berusaha untuk memahami perilaku seseorang dari sudut si pelaku (behaver), bukan dari pengamat (observer). Dalam dunia pendidikan, aliran humanistik muncul pada tahun 1960 sampai 1970-an dan mungkin perubahan-perubahan dan inovasi yang terjadi selama dua dekade yang terakhir pada abad ke-20 ini pun juga akan menuju pada arah ini.

Perhatian psikologi humanistik yang terutama tertuju pada masalah bagaimana individu-individu yang dipengaruhi dan dibimbing oleh maksud- maksud peribadi yang mereka hubungkan pada pengalaman-pengalaman mereka sendiri (wahab, 2015: 55). Pada dasarnya kata “Humanistik”

merupakan istilah yang memiliki banyak makna tergantung dari konteksnya.

Misalnya, humanistik dalam wacana keagamaan berarti tidak percaya adanya unsur supranatural atau nilai transendental serta keyakinan manusia tentang kemajuan melalui ilmu dan penalaran. Di sisi lainadalah aliran dalam psikologi yang muncul tahun 1950an. Adapun Humanistik memandang manusia sebagai manusia yang artinya, manusia adalah makhluk hidup

(30)

50 | Teori Belajar Humanistik DAFTAR PUSTAKA

Baharuddin,Moh. Makin. (2007). Pendidikan Humanistik: Konsep, Teori dan Aplikasi Praktis dalam Dunia Pendidikan. Yogyaarta: AR Ruzz Media

Rohmalina Wahab. (2015). Psikologi Belajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Soemanto, Wasty.(2006). Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT.Rineka Cipta.

(31)

Teori Belajar Humanistik | 51 PROFIL PENULIS

Yulianti, lahir di Jambi, 05 Januari 1991. Menamatkan

pendidikan sarjana pada bidang Bimbingan dan

Konseling, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Universitas Jambi pada tahun 2015. Kemudian

melanjutkan S2 pada bidang yang sama, yaitu Bimbingan

dan Konseling, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas

Negeri Padang (UNP) dan lulus pada tahun 2017. Saat ini penulis

bertugas sebagai Dosen pada Program Studi Bimbingan dan Konseling,

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Jambi.

(32)
(33)

Teori Belajar Sosial | 53 A. PENDAHULUAN

Teori belajar sosial dikembang oleh salah seorang pemuda yang berasal dari Desa di Negara kanada, Albert Bandura namanya. Albert Bandura dilahirkan di Mudare Northem Akbert, Kanada. Pada 04 Desember 1925.

Disana juga lah ia dibesarkan dan mengenyam pendidikan. Pada tahun 1949 beliau mendapat pendidikan di University of British Columbia. dalam jurusan psikologi. kemudian memperoleh gelar Master didalam bidang psikologi path tahun 1951 lalu setahun kemudian Ia meraih gelar doktor (PhD). Bandura menyelesaikan program doktornya dalam bidang psikologi klinik setelah lulus ia bekerja di Standford University. Bandura banyak terjun dalam pendekatan teori pembelajaran untuk meneliti tingkah laku manusia. Setelah itu pada tahun 1964 Albert Bandura dilantik sebagai professor dan menerima anugerah American Psychological Association untuk Distinguished scientific contribution pada tahun 1980(Bandura &

Doll, 2005).

Pada tahun berikutnya, Bandura bertemu dengan Robed Sears dan belajar tentang pengaruh keluarga dengan tingah laku social dan proses identifikasi. Setelah itu Bandura mulai meneliti tentang agresi pembelajaran sosial. Bandura berpendapat walaupun prinsip belajar cukup untuk menjelaskan dan meramalkan perubahan tingkah laku prinsip itu harus memperhatikan fenomena penting yang diabaikan atan ditolak oleh paradigma behaviorisme. AIbert Bandura sangat dikenal dengan teori pembelajaran sosial. Salah satu konsep dalam aliran behaviorime yang menekankan pada komponen kognitif, pemikiran, pemaharnan, dan evaluasi dalam sosial(Rustika, 2012).

B. TEORI BELAJAR SOSIAL

Teori belajar sosial (sosial learning theory) adalah sebuah teori belajar yang relatif masih baru dibandingkan dengan teori-teori belajar lainnya. Teori Pembelajaran Sosial merupakan perluasan dari teori belajar perilaku (behavioristik). Teori belajar sosial telah memberi penekanan tentang bagaimana perilaku manusia dipengaruhi oleh lingkungan sekitar melalui penguatan (reinforcement) dan pembelajaran peniruan serta cara berfikir yang dimiliki terhadap sesuatu dan juga sebaliknya, yaitu bagaimana tingkah laku

(34)

Teori Belajar Sosial | 57 PROFIL PENULIS

Syarifah Ainy Rambe, M.Pd., Kons, lahir di Medan, 15 Desember 1992. Menamatkan pendidikan sarjana pada bidang Bimbingan dan Konseling, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muslim Nusantara Alwashliyah (UMN) pada tahun 2014, pada tahun yang sama penulis menyelesaikan pendidikan bidang akuntansi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Sumatera Utara (USU) tahun 2014. Kemudian melanjutkan S2 pada bidang yang sama, yaitu Bimbingan dan Konseling, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Padang (UNP) dan lulus pada tahun 2017, pada tahun yang sama pula penulis juga menyelesaikan Pendidikan Profesi Konselor di Universitas Negeri Padang (UNP) pada tahun 2017. Saat ini penulis bertugas sebagai Dosen pada Program Studi Bimbingan dan Konseling Islam, Fakultas Tarbiyah, Institut Agama Islam Negeri Takengon.

(35)
(36)

Pembelajaran Berdasar Teori Belajar Behavioristik | 59 Belajar dapat diartikan sebagai sebuah proses perubahan perilaku yang disebabkan oleh interaksi antara stimulus atau rangsangan dan respons yang terjadi. Sehingga dapat dikatakan bahwa teori behavioristik ini melihat belajar ialah sebuah proses perubahan perilaku. Perilaku atau behavior dari peserta didik merupakan masalah yang penting dalam psikologi pendidikan. Objek pengamatan dari kelompok behavioris adalah perilaku sebelum memahami dan menguasai sesuatu dibandingkan dengan perilaku sesudah memahami dan menguasai sesuatu. Perilaku yang diamati bisa berupa sikap, ucapan, ataupun tindakan seseorang.

Teori belajar behavioristik yang dikemukakan oleh para psikolog behavioristik sering disebut contemporary behaviorist atau disebut juga S-R psychologist yang menyatakan bahwa tingkah laku manusia dikendalikan oleh ganjaran (reward) atau penguatan (reinforcement) dari lingkungan (Djaali, 2019). Oleh karenanya, di dalam tingkah laku belajar ternyata terdapat hubungan yang erat antara reaksi behavioral dengan stimulasi atau rangsangannya. Dalam proses belajar, yang diutamakan adalah bagaimana seorang individu dapat menyesuaikan diri terhadap rangsangan dari lingkungannya sehingga setelahnya individu tersebut akan bereaksi terhadap rangsangan tersebut. Reaksi yang dimunculkan adalah suatu usaha menciptakan suatu kegiatan sekaligus untuk menyelesaikannya, sehingga pada akhirnya akan memperoleh hasil yang berakibat terjadinya perubahan pada diri individu yang bersangkutan sebagai hal baru sehingga menambah pengetahuannya.

Perubahan perilaku yang diperoleh tentunya karena ada stimulus yang terjadi secara berulang-ulang dan bermanfaat bagi individu serta mempunyai nilai-nilai yang positif dalam mempelajari hal-hal baru. Ketika seorang individu sedang belajar mengenai sesuatu hal yang baru, akan bergantung kepada stimulus yang ada di sekitarnya, misalnya saja faktor lingkungan yang kondusif akan memberikan rasa nyaman ketika proses belajar sedang berlangsung. Belajar merupakan suatu kegiatan penting yang harus dilakukan setiap orang secara maksimal agar dapat memahami atau menguasai sesuatu.

Djaali (2019) memaparkan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi belajar serta mempengaruhi pencapaian hasil belajar ada 2, antara lain:

(37)

60 | Pembelajaran Berdasar Teori Belajar Behavioristik 1. Faktor dari dalam diri

a. Kesehatan. Apabila seorang individu selalu sakit (misalnya sakit kepala, pilek, demam, dan lain sebagainya) bisa mengakibatkan tidak bersemangat dan bergairah dalam belajar. Apabila dilihat dari segi psikologis, akan sering mengalami gangguan pikiran dan perasaan kecewa.

b. Intelegensi. Faktor intelegensi dan bakat pengaruhnya besar sekali terhadap kemajuan belajar seorang individu.

c. Minat dan motivasi. Minat yang besar atau keinginan yang kuat terhadap sesuatu dapat dijadikan modal yang besar untuk mencapai suatu tujuan. Motivasi adalah dorongan yang muncul dari dalam diri sendiri, pada umumnya timbul karena kesadaran akan pentingnya sesuatu. Namun, motivasi juga dapat berasal dari luar diri individu, misalnya saja dorongan dari lingkungan sekitar individu seperti orangtua dan guru.

d. Cara belajar. Teknik belajar, pengaturan waktu belajar, tempat serta fasilitas juga perlu diketahui dan diperhatikan karena hal tersebut akan berpengaruh terhadap belajar dan pencapaian hasil belajarnya.

2. Faktor dari luar diri

a. Keluarga. Situasi dan kondisi dalam keluarga (seperti ayah, ibu, saudara, adik, kakak, serta sanak saudara) akan sangat mempengaruhi keberhasilan anak di dalam keluarga. Pendidikan orangtua, status ekonomi, tempat tinggal, hubungan antara orangtua dan anak, serta bimbingan yang diberikan orangtua terhadap anak akan mempengaruhi pencapaian hasil belajar anak.

b. Sekolah. Lokasi dan gedung sekolah, kualitas guru, perangkat instrumen pendidikan, lingkungan sekolah, serta rasio guru dan peserta didik per kelas akan mempengaruhi pencapaian hasil belajar seorang individu.

c. Masyarakat. Apabila keadaan masyarakat di sekitar tempat tinggal terdiri dari orang-orang yang berpendidikan, rata-rata anak-anaknya bersekolah tinggi dan moralnya dalam kategori baik sehingga hal tersebut akan mendorong anak untuk lebih giat dalam belajar.

d. Lingkungan sekitar. Bangunan rumah, suasana lingkungan sekitar, kondisi lalu lintas, dan juga iklim bisa mempengaruhi pencapaian

(38)

Pembelajaran Berdasar Teori Belajar Behavioristik | 73 DAFTAR PUSTAKA

Budiningsih, Asri. (2012). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Dalyono, M. (2015). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Devanda, Berry., dkk. (2022). Pemikiran Behaviorisme dan Implikasinya terhadap Pembelajaran. Pariaman. Ikhtisar Jurnal Pengetahuan Islam.

Vol 2 No. 1.

Djaali. (2019). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Faturrahman, dkk. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Prestasi Pustakarya.

Hadis, Abdul., Nurhayati. Psikologi dalam Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Nahar, Novi Irwan. (2016). Penerapan Teori Belajar Behavioristik dalam Proses Pembelajaran. Tapanuli Selatan. Nusantara (Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial). Vol 1

Shahbana, Elvia Baby., dkk. (2020). Implementasi Teori Belajat Behavioristik dalam Pembelajaran. Binjai. Jurnal Serunai Administrasi Pendidikan. Vol 9 No. 1.

Sudarti, Dwi Okti. (2019). Kajian Teori Behavioristik Stimulus dan respon dalam Meningkatkan Minat Belajar Siswa. Yogyakarta. Jurnal Tarbawi. Vol 16 No. 2 .

Sulaswari, Misroh., dkk. (2021). Teori Belajar Behaviorisme: Teori dan Praktiknya dalam Pembelajaran IPS. Blora. Al Hikmah: Journal of Education. Vol. 2 No. 2.

(39)

74 | Pembelajaran Berdasar Teori Belajar Behavioristik PROFIL PENULIS

Hj. Dinny Rahmayanty, M.Pd., lahir di Jakarta, 13 November 1987. Menamatkan pendidikan sarjana pada bidang Bimbingan dan Konseling, Fakultas Ilmu Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Indraprasta PGRI pada tahun 2010. Kemudian melanjutkan S2 pada bidang yang sama, yaitu Bimbingan dan Konseling, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Jakarta (UNJ) dan lulus pada tahun 2021. Saat ini penulis bertugas sebagai dosen pada Program Studi Bimbingan dan Konseling, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Jambi.

(40)
(41)

76 | Pembelajaran Berdasar Teori Belajar Kognitif

A. PANDANGAN TEORI BELAJAR KOGNITIF

Sekarang kita akan mengkaji tentang teori belajar kognitif, setelah sebelumnya kita telah membahas tentang teori belajar behavioristik. Teori belajar kognitif tentu berbeda dengan teori belajar behavioristik. Teori belajar kognitif lebih mementingkan proses belajar dari pada hasil belajarnya. Para penganut aliran kognitif mengatakan bahwa belajar tidak sekedar melibatkan hubungan antara stimulus dan respon. Jika teori belajar behavioristik mempelajari proses belajar sebagai hubungan stimulus-respon, teori belajar kognitif merupakan suatu bentuk teori belajar yang sering disebut sebagai model perseptual. Teori belajar kognitif memandang bahwa tingkah laku seseorang ditentukan oleh persepsi serta pemahamannya tentang situasi yang berhubungan dengan tujuan belajarnya. Belajar merupakan perubahan persepsi dan pemahaman yang tidak selalu dapat terlihat sebagai tingkah laku yang nampak.

Menurut teori kognitif, ilmu pengetahuan dibangun dalam diri seseorang melalui proses interaksi yang berkesinambungan dengan lingkungan. Proses ini tidak, terpisah-pisah, tapi melalui proses yang mengalir, bersambung dan menyeluruh. Menurut psikologi kognitif, belajar dipandang sebagai usaha untuk mangerti sesuatu. Usaha itu dilakukan secara aktif oleh peserta didik.

Keaktifan itu dapat berupa mencari pengalaman, mencari informasi, memecahkan masalah, mencermati lingkungan, mempratekkan sesuatu untuk mencapai tujuan tertentu. Para psikolog kognitif berkeyakinan bahwa pengetahuan yang dimiliki sebelumnya sangat menentukan keberhasilan mempelajari informasi/ pengetahuan yang baru(Anidar, 2017).

Teori kognitif juga menekankan bahwa bagian-bagian dari suatu situasi saling berhubungan dengan seluruh konteks situasi tersebut. Memisah- misahkan atau membagi-bagi situasi/materi pelajaran menjadi komponen- komponen yang kecil- kecil dan mempelajarinya secara terpisah- pisah, akan kehilangan makna. Teori ini berpandangan bahwa belajar merupakan suatu proses internal yang mencakup ingatan, retensi, pengolahan informasi, emosi, dan aspek-aspek kejiwaan lainnya. Belajar merupakan aktifitas yang melibatkan proses berpikir yang sangat kompleks. Proses belajar terjadi antara lain mencakup pengaturan stimulus yang diterima dan menyesuaikannya dengan struktur kognitif yang sudah dimiliki dan terbentuk di dalam pikiran seseorang berdasarkan pemahaman dan

(42)

Pembelajaran Berdasar Teori Belajar Kognitif | 85 DAFTAR PUSTAKA

Anidar, J. (2017). Teori belajar menurut aliran kognitif serta implikasinya dalam pembelajaran. Jurnal Al-Taujih: Bingkai Bimbingan Dan Konseling Islami, 3(2), 8–16.

Ekawati, M. (2019). Teori belajar menurut aliran psikologi kognitif serta implikasinya dalam proses belajar dan pembelajaran. E-TECH: Jurnal Ilmiah Teknologi Pendidikan, 7(2), 1–12.

Masgumelar, N. K., & Mustafa, P. S. (2021). Teori Belajar Konstruktivisme dan Implikasinya dalam Pendidikan dan Pembelajaran. GHAITSA:

Islamic Education Journal, 2(1), 49–57.

Rehalat, A. (2014). Model pembelajaran pemrosesan informasi. Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, 23(2), 1–10.

Sundari, S., & Fauziati, E. (2021). Implikasi Teori Belajar Bruner dalam Model Pembelajaran Kurikulum 2013. Jurnal Papeda: Jurnal Publikasi Pendidikan Dasar, 3(2), 128–136.

Suzana, Y., Jayanto, I., & Farm, S. (2021). Teori belajar & pembelajaran.

Literasi Nusantara.

Wantika, R. R. (2017). Pembelajaran kooperatif tipe tai berdasarkan teori beban kognitif. Buana Pendidikan: Jurnal Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Unipa Surabaya, 13(23), 41–46.

(43)

86 | Pembelajaran Berdasar Teori Belajar Kognitif PROFIL PENULIS

Husrin Konadi, M.Pd., Kons, lahir di Aceh

Tengah, 4 Agustus 1992. Menamatkan pendidikan sarjana pada bidang Bimbingan dan Konseling, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) pada tahun 2014.

Kemudian melanjutkan S2 pada bidang yang

sama, yaitu Bimbingan dan Konseling, Fakultas

Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Padang

(UNP) dan lulus pada tahun 2017, sekaligus pada

tahun yang sama penulis juga menyelesaikan Pendidikan Profesi

Konselor di Universitas Negeri Padang (UNP) pada tahun 2017. Saat

ini penulis bertugas sebagai Koordinator Prodi Bimbingan Konseling

Islam sekaligus Dosen Bimbingan dan Konseling Islam, Fakultas

Tarbiyah, Institut Agama Islam Negeri Takengon.

(44)
(45)

88 | Pembelajaran Berdasar Teori Belajar Konstruktivis A. STRATEGI PEMBELAJARAN

Sebelum mengkaji pembelajaran kontruktivis, perlu dikemukakan terlebih dahulu tentang prinsip pembelajaran, tujuan pembelajaran, teori pembelajaran, dan metode pembelajaran. Sesungguhnya secara konseptual prinsip pembelajaran, teori pembelajaran, dan metode pembelajaran merupakan fungsi perencanaan. Pada tingkat makro adalah program kurikulum dan pada tingkat mikro adalah strategi pembelajaran.

Mengembangkan strategi pembelajaran, yang secara spesifik untuk membantu pembelajaran untuk mencapai tujuan.Pada dasarnya, tidak ada strategi pembelajaran yang ideal. Masing masing strategi mempunyai kelemahan dan kelebihan, tergantung tujuan yang hendak dicapai (Sofan Amri, 2012 : 145).

Strategi pembelajaran sebagai komponen utama sistem pembelajaran dalam pelaksanaannya sangat bervariasi, setiap pendidik mempunyai cara sendiri menentukan urutan kegiatan pembelajaran. Pemilihan urutan kegiatan dipilih atas dasar keyakinan dan tingkat keberhasilan proses belajar mengajar, strategi pembelajaran merupakan istilah dalam menunjukkan berbagai macam pembelajaran yang didasari oleh teori-teori pembelajaran.

Strategi pembelajaran harus mengandung penjelasan tentang metode atau prosedur dan teknik yang digunakan selama pembelajaran berlangsung.

Dengan perkataan lain, strategi pembelajaran mengandung arti yang lebih luas dari metode dan teknik. Artinya, metode dan teknik pembelajaran merupakan bagian dari strategi pembelajaran (Eveline Siregar, 2101 : 77).

1. Prinsip pembelajaran

Mengembangkan proses pembelajaran melalui seri-seri dari setiap tahapan berdasarkan pada standar pembelajaran. Prinsip ini mencoba untuk memberikan informasi pembelajaran yang sejelas mungkin kepada anak didik untuk membantu peserta didik dalam memahami materi pembelajaran yang telah, sedang, dan atau akan diberikan dalam proses pembelajaran. Proses pembelajaran seperti ini penting bagi peserta didik untuk bisa lebih memahami apa yang seharusnya dilakukan. Pembelajaran tidak hanya sekedar pendidik menyampaikan ilmu pengetahuan atau keterampilan kepada peserta didik, tetapi pembelajaran sekarang ini merupakan suatu proses agar peserta didik belajar sesuai dengan kemampuannya.

(46)

102 | Pembelajaran Berdasar Teori Belajar Konstruktivis 7. Langkah-Langkah Pembelajaran Konstruktivisme

Fase Tingkah Laku Guru

Fase 1

Menyampaikan tujuan memotivasi peserta didik.

Pendidik menyampaikan semua tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada pembelajaran tersebut dan memotivasi peserta didik belajar.

Fase 2

Menyajikan informasi

Pendidik menyajikan informasi kepada peserta didik dengan jalan demonstrasi atau melalui bahan bacaan.

Fase 3

Mendorong dan melatihkan konstruktivistik (pembelajaran mandiri)

Pendidik menjelaskan pada peserta didik bagaimana caranya belajar mandiri dan membantu peserta didik agar menjadikan infomasi sebagai miliknya sendiri.

Fase 4

Memeriksa pemahaman dan memeberikan umpan balik

Pendidik memeriksa pemahaman peserta didik terhadap materi dan memberikan umpan balik bagi peserta didik yang bertanya.

Fase 5 Evaluasi. Pendidik mengevaluasi hasil beljar tentang materi

yang dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya.

Fase 6

Memberi penghargaan.

Pendidik mencari cara-cara untuk menghargai, baik

upaya maupun hasil belajar i ndividu dan kelompok.

Langkah-langkah pembelajaran konstruktivisme dapat disimpulkan bahwa dalam proses pembelajaran pendidik memberikan motivasi, informasi, menjelaskan dan pemahaman serta melatihkan pembelajaran konstruktivisme. Pada akhir proses pembelajaran memberikan penghargaan dari hasil belajar individu dan kelompok.

(47)

Pembelajaran Berdasar Teori Belajar Konstruktivis | 103 DAFTAR PUSTAKA

Asri Budiningsih, Belajar dan Pembelajaran (Jakarta: Rineka Cipta, 2012), Eveline Siregar, Hartini Sara. Teori Belajar dan Pembelajaran (Bogor :

Ghalia Indonesia.2010).

Fatonah, Siti & Prasetyo, Zuhdan K. Pembelajaran Sains. (Yogyakarta:

Ombak, 2014).

M.Sobry Sutikno. Metode dan Model-Model Pembelajaran. Menjadikan Prose Pembelajaran Lebih Variatif, Aktif, Inovatif, Efektif dan Menyenangkan (Lombok: Holistica, 2014).

Martina Jamaris, Orientasi Baru dalam Psikologi Pendidikan (Jakarta:

Yayasan Penamas Murni. 2010).

Muhammad Ali. Guru dalam Proses Belajar Mengajar (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2010).

Nana Sudjana. Dasar - Dasar Proses Belajar Mengajar (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2010).

Poedjiadi, A. Sains Teknologi Masyarakat; Model Pembelajaran Kontekstual Bermuatan Nilai. (Bandung : Remaja Rosdakarya. 2010)

Punaji Setyosari. Metode Penelitian Pendidikan & Pengembangan (Jakarta : Kencana Prenadamedia Group.2013).

Rizema Putra, Sitiatava. Desain Belar Mengajar dan Kreativitas Berbasis Sains. (Yogyakarta: Diva Press. 2013)

Rusman. Model-model Pembelajaran. Jakarta: (Rajawali Pers. 2014)

Sigit Mangun Wardoyo, Pembelajaran Konstruktivisme Teori dan Aplikasi Pembelajaran karakter (Bandung: Alfabeta. 2013).

Slameto. Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi. Jakarta: (Rineka Cipta.2010)

(48)

104 | Pembelajaran Berdasar Teori Belajar Konstruktivis

Sofan Amri, Proses Pembelajaran Kreatif dan Inovatif dalam Kelas (Jakarta : Prestasi Pustakaraya.2010).

Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Poses Belajar Mengajar. Bandung: (Rosda Karya.2010)

Suyono dan Harryanto, Belajar dan Pembelajaran, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011).

Suyono, Belajar dan Pembelajaran. Teori dan Konsep Dasar (Bandung:

Remaja Rosdakarya, 2014).

Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran (Bandung: Alfabeta, 2013).

Tri Agustina, I Gusti Ayu & Tika I Nyoman. Konsep Dasar IPA. (Yogyakarta:

Ombak.2013)

Trianto. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta:

(Kencana Prenada Media Group. 2010)

... Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek Jakarta:

( Prestasi Pustaka Publisher 2011)

Udin S Winatapura, Teori Belajar dan Pembelajaran (Jakarta: Universitas Terbuka, 2012).

Wina Sanjaya. Pembelajaran dalam Implementasi Kurukulum Berbasis Kompetensi (Jakarta : Kencana Predana Media Group. 2011).

Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2010).

(49)

Pembelajaran Berdasar Teori Belajar Konstruktivis | 105 PROFIL PENULIS

Sudiadharma, lahir di Kota Makassar Sulawesi Selatan, 07 April 1964. Menamatkan studi di FKIK-IKIP Ujung Pandang dan selesai tahun 1987. Tahun 1995, kejenjang pendidikan S2 Program Studi Kedokteran Dasar (Patobiologi) pada Pascasarjana Universitas Padjadjaran (UNPAD) Bandung dan selesai pada tahun 1997. Kemudian tahun 2011 melanjutkan S3 di Universitas Negeri Jakarta (UNJ) bidang pendidikan olahraga selesai 2015. Pada tahun 1989 terangkat menjadi tenaga pendidikan sampai sekarang.

(50)
(51)

Pembelajaran Berdasar Teori Belajar Humanistik | 107 A. PENGERTIAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN HUMANISTIK

Teori humanistik lebih menekankan pada isi atau materi yang harus dipelajari dari proses membentuk manusia seutuhnya. Proses belajar dilakukan agar pelajar mendapatkan makna sesungguhnya dari belajar. Dalam teori belajar humanistik, belajar dianggap berhasil jika peserta didik memahami lingkungannya dan dirinya sendiri, sehingga lambat laun mampu mencapai aktualisasi diri dengan sebaik-baiknya (Nurhakiki & Puspitasari, 2018). Dalam pandangan humanisme, manusia memegang kendali terhadap kehidupan dan perilaku mereka, serta berhak untuk mengembangkan sikap dan kepribadian mereka. Humanisme meyakini pusat belajar ada pada peserta didik dan pendidik berperan hanya sebagai fasilitator.

Penerapan teori humanistik pada kegiatan belajar hendaknya pendidik menuntun peserta didik berpikir induktif, mengutamakan praktik serta menekankan pentingnya partisipasi peserta didik dalam pembelajaran. Proses belajar menurut pandangan humanistik bersifat pengembangan kepribadian, kerohanian, perkembangan tingkah laku serta mampu memahami fenomena di masyarakat (Sumantri dan Ahmad, 2019). Pendekatan humanistik dalam pendidikan adalah sebuah pendekatan yang menitik beratkan pada pentingnya nilai-nilai manusiawi dalam pendidikan (Umar, 2016).

Teori belajar humanistik adalah suatu teori dalam pembelajaran yang mengedepankan bagaimana memanusiakan manusia serta peserta didik mampu mengembangkan potensi dirinya (Isti’adah, 2020). Aplikasi teori humanistik dapat dilakukan dengan strategi pembelajaran aktif, kreatif, menyenangkan, kooperatif, kontekstual, dan inquiry-discovery (Solichin, 2018). Pendidikan ditujukan untuk membantu peserta didik dalam mengaktualisasikan potensinya supaya menjadi manusia mandiri dan kreatif yang sadar akan kehadiran Allah dalam dirinya (Sarnoto & Muhtadi, 2018).

Seiring dengan perubahan zaman, pendidikan kini harus terus mengembangkan dalam proses menghasilkan generasi baru yang mempunyai kekokohan spiritual, keluhuran akhlak, kematangan profesional, dan keluasan ilmu, disamping menyiapkan memenuhi standar kebutuhan lapangan kerja.

Arah yang dinamis ini terlihat pada diri manusia itu sendiri baik secara individu maupun kolektif, karena manusia mempunyai fitrah ingin mengetahui sesuatu yang belum pernah diketahui dan dialami sebelumnya (Amirudin, 2019).

(52)

124 | Pembelajaran Berdasar Teori Belajar Humanistik

5. The Accelarated Learning adalah cara untuk menciptakan aktifitas belajar menjadi sebuah proses yang menyenangkan. Accelarated Learning didasarkan riset terakhir tentang perkembangan otak dan belajar. Saat ini Accelarated Learning digunakan dengan memanfaatkan metode dan media yang bervariasi dan bersifat terbuka serta fleksibel. Konsep dasar dari pembelajaran ini berlangsung dengan cepat, menyenangkan, dan memuaskan. Konsep ini menyarankan kepada guru dalam mengelola kelas menggunakan pendekatan Somatic, Auditory, Visual, dan Intellectual (SAVI). Somantic dimaksudkan sebagai learning by moving and doing (belajar dengan bergerak dan berbuat). Auditory adalah learning by talking and hearing (belajar dengan bergerak dan berbuat).

Visual diartikan learning by observing and picturing (belajar dengan mengamati dan mengambarkan). Intelectual maksudnya ialah learning by problem solving and reflecting (belajar dengan pemecahan masalah dan melakukan refleksi).

(53)

Pembelajaran Berdasar Teori Belajar Humanistik | 125 DAFTAR PUSTAKA

Alindra, B.M & Amin, A.M. (2021). Tokoh-tokoh Teori Belajar Humanistik dan Urgensinya pada Pembelajaran PAI. Journal of Educational Integration and Development Volume 1 Nomor 4.

Amalia, L. (2013). ”Teori Kepribadian”, Menjelajahi Diri dengan Teori Kepribadian Carl R. Rogers, Jurnal pendidikan Vol. 03.

Amirudin, N. (2019). Pendidikan Humanisme dalam Perspektif Islam (Konsep dan Implementasinya dalam Pengelolaan Kelas). Jurnal Pendidikan 3, No. 2.

Arbayah (2013). Dinamika Ilmu, Model Pembelajaran Humanistik, Vol. 13, No. 2.

Baharuddin & Wahyuni, E.N. (2012). Teori Belajar dan Pembelajaran.

Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Dalyono, M. (2012). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Dwiningrum, S. I. A. (2016). Menciptakan belajar humanis tantangan pendidik yang profesional dan berkarakter. Jurnal Pembangunan Pendidikan: Fondasi Dan Aplikasi, 4 (2).

Fadhilah, M.N. (2021). Implementasi Teori Belajar Humanistik Terhadap Pembelajaran Bahasa Indonesia di Kelas III A MI Islamiyah Malang.

IBTIDA’. Media Komunikasi Hasil Penelitian Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah p-ISSN: 2722-8452. Volume 02, No. 01.

Faqihuddin, A. (2017). Internalisasi nilai-nilai humanistik religius pada Generasi Z dengan “Design for Change.” Edukasia: Jurnal Penelitian Pendidikan Islam, 12 (2).

Herpratiwi. (2016). Teori Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Media Akademik.

Hibana, Kuntoro, S. A., & Sutrisno. (2015). Pengembangan pendidikan humanis religius di madrasah. Jurnal Pembangunan Pendidikan:

Fondasi Dan Aplikasi, 3 (1).

Irham, M., & Wiyani, A. N. (2016). Psikologi pendidikan: Teori dan aplikasi dalam proses pembelajaran (Ketiga). Ar-Ruzz Media.

(54)

126 | Pembelajaran Berdasar Teori Belajar Humanistik

Isti’adah, F.N. (2020). Teori-teori Belajar Dalam Pendidikan. Tasikmalaya:

Edu Publisher.

Jumarudin, Gafur, A., & Suardiman, S. P. (2014). Pengembangan model pembelajaran humanis religius dalam pendidikan karakter di sekolah dasar. Jurnal Pembangunan Pendidikan: Fondasi dan Aplikasi, 2 (2).

Karwono & Heni, M. (2017). Belajar dan Pembelajaran. Depok: Rajawali Pers.

Khairani, M. (2017). Psikologi Belajar. Aswaja Pressindo. Lahir, S., Ma’ruf, M. H., & Tho’in, M. (2017). Peningkatan prestasi belajar melalui model pembelajaran yang tepat pada sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Jurnal Ilmiah Edunomika, 1 (1).

Komara, E. (2014). Belajar dan Pembelajaran Interaktif. Bandung: PT Refrika Aditama.

Maslukiyah, N. & Rumondor, P. (2020). Implementasi Konsep Belajar Humanistik pada Siswa dengan Tahap Operasional Formal di SMK Miftahul Khair. PSIKOLOGIKA Volume 25 Nomor 1.

Nurhakiki & Puspitasari, R. (2018). Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Humanistik terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPS Kelas VII di SMP Negeri 8 Kota Cirebon. Jurnal Edueksos VII No.

1.

Parjuangan. (2016). Kreativitas dalam perspektif teori humanistik Rogers dan relevansinya dalam pendidikan. At-Tajdid: Jurnal Ilmu Tarbiyah, 5 (2).

Qodir, A. (2017). Teori Belajar Humanistik dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa. Jurnal Pedagogik, Vol. 04 No. 02.

Ramadhan, R. (2018). Implementasi Teori Belajar Humanistik dalam Pendidikan Karakter. Tesis.

Sanusi, U. (2013). Pembelajaran dengan Pendekatan Humanistik.. Jurnal Penelitian pada MTs Negeri Model Cigugur Kuningan Vol. 11 No.2.

Sari, S.Y., Nugroho, A. D. & Purnama, M.D.I. (2021). Implementasi Teori Belajar Humanistik dalam Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak. Seminar Nasional Pendidikan Guru Sekolah Dasar Volume 1.

Universitas Kuningan.

(55)

Pembelajaran Berdasar Teori Belajar Humanistik | 127 Sarnoto, A.Z. & Muhtadi, M. (2018). Pendidikan Humanistik dalam

Perspektif AlQur’an. Alim Journal of Islamic Education 2 No. 1.

Sidhiq, N. (2016). Humanisme pendidikan pesantren. Jurnal Al-Qalam, 11 (1)..

Solichin, M.M. (2018). Teori Belajar Humanistik dan Aplikasinya dalam Pendidikan Agama Islam. ISLAMUNA Jurnal Studi Islam 5 No. 1.

Sumanto. (2014). Psikologi umum. Center Academic Publishing Service.

Sumantri, B.A. & Ahmad, N. (2019). Teori Belajar Humanistik dan Implikasinya terhadap Pembelajaran Pendidikan Agama Islam.

Jurnal Pendidikan Dasar 3, no. 2.

Suprihatin. (2017). Pendekatan Humanistik Dalam Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam. POTENSIA Kependidikan Islam. Vol. 3, No. 1.

Suprihatiningrum, J. (2013). Strategi Pembelajaran: Teori dan Aplikasi.

Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Syah, M. (2014). Psikologi Pendidikan, dengan Pendekatan Baru. Bandung:

PT Remaja Rosdakarya.

Tabatabaie, A. K. M. (2013). Humanistic education: Concerns, implications and applications. Journal of Language Teaching and Research, 4 (1).

Umar (2016). Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam Transformatif. Yogyakarta: Depublish.

Utami, E. N. (2020). Teori Belajar Humanistik dan Implementasinya dalam Pelajaran PAI. Jurnal MUDARRISUNA Vol. 10 No. 4.

(56)

128 | Pembelajaran Berdasar Teori Belajar Humanistik PROFIL PENULIS

Umi Fitria, Lahir pada tanggal 28 Juli 1981 di Blitar.

Gelar Sarjana Pendidikan (S1) yang diperoleh dari Universitas Lambung Mangkurat Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Jurusan Pendidikan IPS Program Studi Pendidikan Ekonomi pada tahun 2003.

Gelar Magister Pendidikan (S2) diperoleh dari Universitas Lambung Mangkurat Jurusan Manajemen Pendidikan pada tahun 2010. Gelar Doktor Pendidikan (S3) diperoleh dari Universitas Negeri Yogyakarta Program Studi Ilmu Pendidikan pada tahun 2022. Menjadi tenaga pengajar pada IKIP PGRI Kalimantan Timur pada Program Studi S1 Pendidikan Ekonomi sejak tahun 2005 sampai sekarang. Mata kuliah yang pernah diampu adalah Kewirausahaan, Ekonomi Moneter, Perekonomian Indonesia, Pengantar Ilmu Pendidikan, Ekonomi Sumber Daya, Perencanaan dan Strategi Pembelajaran.

(57)
(58)

130 | Sumber Belajar Dalam Pembelajaran A. PENDAHULUAN

Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri tiap orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara seseorang dengan lingkungannya. Salah satu pertanda bahwa seseorang itu telah belajar adalah adanya perubahan tingkah laku pada diri orang itu yang mungkin disebabkan oleh terjadinya perubahan pada tingkat pengetahuan, keterampilan, dan sikapnya. Kegiatan sadar ini juga di lakukan dalam setiap praktik pendidikan di Indonesia sebagaimana yang termuat di dalam Undang- Undang Dasar 1945, pendidikan menjadi salah satu pilar terciptanya kecerdasan bangsa. Oleh karena itu, belajar sebagai sebuah bentuk usaha sadar dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja (Sastrawan, 2018). Salah satu permasalahan yang terjadi di dunia pendidikan saat ini adalah masalah lemahnya pelaksanaan proses pembelajaran yang diterapkan para guru di sekolah. Proses pembelajaran yang terjadi selama ini kurang mampu mengembangkan kemampuan berpikir peserta didik. Pelaksanaan proses pembelajaran yang berlangsung di kelas jugha hanya diarahkan pada kemampuan siswa untuk menghafal sebuah informasi, otak peserta didik dipaksa hanya untuk mengingat dan menimbun berbagai informasi tanpa dituntut untuk memahami segala informasi yang diperoleh untuk menghubungkannya dengan situasi dalam kehidupan sehari-hari (Rahmawati, 2020).

(Meiristiya, 2016) Keberhasilan belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor.

Slameto menyebutkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dapat dibedakan menjadi 2 macam, yaitu faktor dari dalam diri siswa (intern) dan dari luar diri siswa (ekstern). Faktor internal antara lain faktor jasmaniah seperti kesehatan, faktor psikologis seperti kecerdasan, bakat, minat, motivasi diri, kematangan dan kesiapan. Sedangkan faktor eksternal dapat berupa lingkungan alam, kondisi keluarga, lingkungan sekolah seperti guru, kurikulum, dan sebagainya. Faktor-faktor tersebut dapat dipastikan selalu ada dalam setiap individu oleh sebab itu, faktor-faktor tersebut adalah salah satu tantangan bagi guru untuk dapat mencari solusi dalam memecahkannya.

Kegiatan belajar memiliki keterkaitan yang erat dengan keterampilan guru dalam mengelola suatu pembelajaran, sehingga berhasil atau tidaknya guru dalam mengajar sangat bergantung pada perubahan dan perkembangan peserta didik. Perubahan yang dimaksud dalam proses belajar yaitu adanya

(59)

Sumber Belajar Dalam Pembelajaran | 143 partisipasi aktif peserta didik dalam belajar dan terlebih khusus dapat meningkatkan kemajuan dari hasil belajarnya. Oleh sebab itu perlunya langkah-langkah dalam menentukan sumber belajar secara tepat agar proses pembelajaran dapat berlangsung sesuai yang diharapkan. (Muhammad, 2018) Hasil dari analisis sumber belajar adalah daftar sumber belajar yang tersedia dan dapat di pergunakan untuk kemudahan dalam proses belajar. Untuk mencapai maksud tersebut, langkah-langkah yang perlu dilakukan oleh guru diantaranya: (a) pilih klasifikasi sumber belajar; (b) gunakan klasifikasi tersebut untuk mengidentifikasi sumber belajar yang tersedia di lingkungan dimana pembelajaran akan dilaksanakan; (c) analisis kualitas sumber belajar, analisis dilakukan berdasarkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dan karateristik mata pelajaran akan dipelajari peserta didik. Analisis ini dimaksudkan untuk mengetahui tingkat kecermatan media dalam menyampaikan isi, kemampuan khusus yang mampu ditampilkan suatu media, serta pengaruh motivasional yang mampu ditampilkan; dan (d) buat daftar sumber belajar yang siap digunakan, daftar ini bertujuan untuk memuat berbagai sumber belajar yang benar-benar akan diterapkan sebagai media dalam menyampaikan konten pembelajaran.

Terkait dengan pemilihan sumber belajar menurut Dick dan Carey (2005) bahwa kriteria dalam pemilihan sumber belajar diantaranya: (a) kesesuaian dengan tujuan pembelajaran, (b) ketersediaan sumber setempat, artinya bila sumber belajar yang bersangkutan tidak terdapat pada sumber-sumber yang ada maka sebaiknya dibeli atau dirancang atau dibuat sendiri, (c) apakah tersedia dana, tenaga, dan fasilitas yang cukup untuk mengadakan sumber belajar tersebut, (d) faktor yang menyangkut keluwesan, kepraktisan, dan ketahanan sumber belajar yang bersangkutan untuk jangka waktu yang relatif lama, dan (e) efektifitas biaya dalam jangka waktu yang relatif lama (Supriadi, 2015).

(60)

144 | Sumber Belajar Dalam Pembelajaran DAFTAR PUSTAKA

Cahyadi, A. (2019). Pengembangan Media dan Sumber Belajar: Teori dan Prosedur. Penerbit Laksita Indonesia.

Jampel, I. N., & Puspita, K. R. (2017). Peningkatan Hasil Belajar Siswa Sekolah Dasar Melalui Aktivitas Pembelajaran Mengamati Berbantuan Audiovisual. International Journal of Elementary Education, 1(3), 197–205.

Janattaka, N., & Putri, C. C. A. (2021). Peran Platform Digital dalam Pembelajaran Daring. Almufi Jurnal Pendidikan (AJP), 1(3), 138–

146.

Lubis, M. A., Johannes, Rasyid, A., & Azizan, N. (2021). Efektivitas Platform Rumah Belajar sebagai Sumber Belajar Digital di Era Kenormalan Baru. Indonesian Journal of Islamic Elementary Education, 1(2), 59–

70.

Meiristiya, V. (2016). Pengaruh Sumber Belajar (Learning Resources by Design Dan Learning Resources by Utilization) Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Sejarah Kelas X IPS Di SMA Negeri 2 Mojokerto. Avatara, e-Journal Pendidikan Sejarah, 4(3), 1046–1058.

Muhammad. (2018). Sumber Belajar. Sanabil Publishing.

Rahmawati, U. N. A. (2020). Pemanfaatan Lingkungan Sebagai Sumber Belajar Di Mimpundungrejo Tahun Pelajaran 2019/2020. Jenius:

Jurnal of Education Policy and Elementary Education Issues, 1(1), 16–25.

Samsinar S. (2019). Urgensi Learning Resources (Sumber Belajar) Dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran. Didaktika: Jurnal Kependidikan, 13(2), 194–205.

Sastrawan, K. B. (2018). Eksplorasi Sumber Belajar Dalam Pembelajaran Di Sekolah Dasar. Purwadita, 2(2), 19–26.

Subqi, I. (2016). Pemanfaatan Pusat Sumber Belajar Dalam Meningkatkan Hasil Belajar. Jurnal Teknologi Pendidikan, 1(1), 88–98.

Referensi

Dokumen terkait

BAB II KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESlS TINDAKAN.... Hakikat Pembelajaran Kontekstual. Hakikat Belajar ... Implementasi Pembelajaran CTL dalam MataKuliah Menulis 26 B.

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ... KAJIAN TEORI ... Hakikat Belajar dan Pembelajaran ... Pembelajaran Matematika ... Model Pembelajaran Flipped Classroom ... Gambaran Umum Model

BAB II PENERAPAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA KONSEP ISOLATOR DAN KONDUKTOR ………..7. Hakikat

Mata kuliah ini meliputi kajian tentang 1) Pengertian dan hakikat belajar dan pembelajaran, 2) Teori belajar behavioristik dan implementasi dalam proses

Buku ajar ini membahas atau menguraikan sebelas topik, yaitu Konsep belajar dan hakikat belajar, teori belajar behavioristik, teori belajar kognitivistik, teori belajar

BAB II Kajian teori, terdiri dari: hakikat pembelajaran kooperatif, model pembelajaran think pair share (tps), mind mapping, motivasi, hasil belajar, materi, penerapan

150’ Mampu membedakan pendekatan, model, strategi, metode, dan teknik pembelajaran Tes/3 % 12 Menjelaskan hakikat media, sumber belajar, dan E- Learning Hakikat media, sumber

SISTEMATIKA PENULISAN Pembahasan dalam laporan tugas akhir ini akan dijelaskan dalam sistematika sebagai berikut : BAB I-PENDAHULUAN Bab ini merupakan bagian pertama dari laporan