• Tidak ada hasil yang ditemukan

Berthin Metang | Chahyono | Hasanuddin Remmang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "Berthin Metang | Chahyono | Hasanuddin Remmang"

Copied!
66
0
0

Teks penuh

Peningkatan mutu pendidikan mulai dari usia dini hingga pendidikan tinggi merupakan salah satu cara untuk meningkatkan sumber daya manusia. Perkembangan lembaga pendidikan anak usia dini (PAUD) di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat, baik di perkotaan maupun di daerah. Pendirian lembaga pendidikan anak usia dini lebih banyak dilakukan oleh masyarakat dibandingkan oleh pemerintah.

Apabila potensi dan kemampuan tersebut dapat dikembangkan maka tujuan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) akan tercapai. Hingga saat ini masih banyak pendidik anak usia dini di Indonesia yang belum memiliki gelar sarjana atau hanya lulusan SMA atau sederajat.

Definisi Optimalisasi

Dari pengertian tersebut dapat kita simpulkan bahwa secara umum optimasi adalah upaya mencari nilai terbaik yang tersedia dari beberapa fungsi yang diberikan sesuai konteks. Tujuan akhir dari semua keputusan tersebut adalah untuk meminimalkan upaya yang diperlukan atau memaksimalkan manfaat yang diinginkan seperti yang diharapkan, secara efisien dan efektif.

Hakikat Anak Usia Dini

Pendapat lain mengemukakan bahwa anak usia dini adalah anak yang berusia antara 3-6 tahun (Dwi Yulianti, Bermain Sambil Belajar IPA di TK. Dari berbagai definisi peneliti menyimpulkan bahwa anak usia dini adalah anak yang berusia 0-8 tahun yang merupakan tahap-tahap. pertumbuhan dan perkembangan, baik fisik maupun mental Berbagai konsep yang disandingkan pada anak usia dini adalah masa eksplorasi, masa identifikasi/peniruan, masa sensitif, masa bermain, dan tahap awal ketidaktaatan.

Para ahli pendidikan sepakat bahwa masa emas ini hanya berlangsung satu kali seumur hidup seseorang, sehingga anak kecil berada pada usia kritis. Hal ini menunjukkan betapa besarnya kerugian yang dialami suatu keluarga, masyarakat, dan bangsa apabila mengabaikan masa-masa penting pada masa anak usia dini.

Karakteristik Anak Usia Dini

Pada usia 3-4 tahun, ia mulai memilih pakaian favoritnya, dan sering membongkar barang-barang untuk memuaskan rasa penasarannya. Terkadang anak kecil tidak dapat dengan jelas memisahkan kenyataan dari fantasi, sehingga orang dewasa sering kali mengira mereka berbohong. Itu sebabnya kita sering menjumpai anak usia 3-4 tahun berbicara sendiri, seolah-olah ada yang mengajaknya berbicara.

Anak sering juga disebut dengan masa emas (golden age) karena anak pada kelompok usia ini mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat dalam berbagai aspek. Anak-anak yang egosentris lebih banyak berpikir dan berbicara tentang diri mereka sendiri dibandingkan tentang orang lain, dan tindakan mereka terutama ditujukan untuk keuntungan diri mereka sendiri (Hurlock, 1993). Anak-anak merasa superior dan berharap orang lain akan memuji tindakan mereka dan mendapatkan peran kepemimpinan.

Kita sering melihat anak kecil berpindah dengan cepat dari satu aktivitas ke aktivitas lainnya. Anak kecil ini mempunyai rentang perhatian yang sangat pendek, sehingga perhatiannya mudah teralihkan ke aktivitas lain. Berg (1998) mengatakan bahwa rentang perhatian anak usia 5 tahun untuk dapat duduk diam dan memperhatikan apapun adalah sekitar 10 menit, kecuali hal-hal yang membuatnya bahagia.

Dalam hal ini anak akan belajar berperilaku sesuai harapan sosial, karena ia membutuhkan orang lain dalam hidupnya. Selain ciri-ciri anak usia dini di atas, ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan pada anak usia dini yang berbeda dengan anak usia selanjutnya. Mulyasa, Strategi Pembelajaran PAUD, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2017), hal.14), (Siti Aisyah, Perkembangan dan Konsep Dasar Perkembangan Anak Usia Dini hal.1.9-1.12).

Profil Umum Pendidik PAUD

Permendikmud nomor 146 tahun 2014 tentang standar pendidik dan tenaga kependidikan menyatakan bahwa pendidik anak usia dini adalah tenaga profesional yang bertugas merencanakan, melaksanakan pembelajaran dan menilai hasil pembelajaran serta memberikan bimbingan, pelatihan, perawatan dan perlindungan. Menganalisis teori bermain ditinjau dari aspek dan tingkat perkembangan, kebutuhan, potensi, bakat dan minat anak usia dini. Berkomunikasi secara efektif, empati, dan sopan 1) Pilihlah berbagai strategi komunikasi yang . efisien, empati dan sopan dengan anak kecil.

Organisasi dan penyusunan laporan penilaian, evaluasi proses dan hasil pembelajaran pada anak usia dini Memahami prinsip-prinsip penilaian dan evaluasi proses dan hasil pembelajaran pada anak usia dini. Mengambil tindakan reflektif, korektif dan inovatif untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil perkembangan anak usia dini. Menampilkan diri sebagai sosok yang jujur, berakhlak mulia, dan menjadi teladan bagi anak muda dan masyarakat.

Mengembangkan materi, struktur dan konsep dalam bidang keilmuan yang mendukung dan selaras dengan perkembangan kebutuhan dan tahapan perkembangan anak usia dini.

Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini

Setiap tahunnya kuota penerimaan siswa dibatasi atas pertimbangan Ketua Lembaga Bina Mandiri, padahal yang terpenting anak-anak terlayani dengan baik. Seiring berjalannya waktu, jumlah siswanya semakin banyak, namun kondisi ruangan sudah tidak layak lagi untuk anak-anak. Mengingat ruangan yang tersedia sudah tidak memadai lagi, maka kegiatan belajar mengajar dipindahkan ke Jalan RA Kartini Lr. 4 Trans Desa Puncak Indah yang lebih cocok untuk anak-anak berstatus sewa.

Paud Bina Mandiri mempunyai jati diri tersendiri dalam mengembangkan pendidikan dengan Visi, Misi dan Tujuan dalam jangka pendek, menengah dan panjang.

Sumber Daya Pendidik Masa Pandemi Covid-19

  • Tahap perencanaan /Planning
  • Tahap pengorganisasian/organizing
  • Tahap pelaksanaan /Actuating
  • Pengawasan/controlling

Saat berorganisasi, berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Husni selaku Wakil Direktur PAUD Bina Mandiri, beliau mengatakan: “Dalam mengatur tugas dan tanggung jawab kita di sekolah, kita sesuaikan dengan kemampuan kita masing-masing. Peneliti juga memperoleh informasi melalui wawancara dengan Ibu Rismawati selaku pengajar ke rumah TK A dan kelompok bermain PAUD Buah Hati, yang mana beliau menyatakan bahwa: “Dalam pembagian kerja, kami diberi tanggung jawab kelas masing-masing. Dalam pembelajaran, orang tua berperan sebagai pendamping anak dan menggantikan peran pendidik selama mereka belajar di rumah.

Hal ini sejalan dengan hasil wawancara kami dengan Bu Siskawati selaku guru kelas TK A yang mengatakan bahwa: “Sebelum kami memberikan pembelajaran daring, terlebih dahulu kami sosialisasikan kepada orang tua siswa melalui grup WA kelas masing-masing. alat bantu yang digunakan, apa yang harus dilakukan orang tua dalam memimpin kegiatan anak yang telah disiapkan dalam RPPM untuk orang tua. Dalam melaksanakan pembelajaran kami, RPPM yang dibagikan kepada orang tua kami sangat membantu.

Dengan adanya komite sekolah menjadi wadah orang tua dan guru sebagai kemitraan yang harus bersinergi dalam pelaksanaan pembelajaran di masa pandemi. Dalam rencana program terdapat 3 rencana pelaksanaan yaitu: Pembelajaran melalui grup online WA dan Zoom, kelompok belajar di rumah orang tua siswa sesuai zona tempat tinggal dan di lapangan Futsal orang tua. Dalam pelaksanaan pembelajaran daring, beberapa anak TK A yang mengikuti kami juga tidak mengetahui alasan yang jelas dari orang tuanya.

Di sekolah kami, sejak berdirinya sekolah ini, belum pernah dibentuk komite sekolah sebagai wadah bagi orang tua untuk berkumpul membahas program-program pendukung kegiatan pembelajaran di sekolah. Apalagi di masa pandemi seperti ini, orang tualah yang menggantikan guru yang membimbing anaknya belajar di rumah. Pernyataan di atas diperkuat dengan pernyataan Ibu Husni selaku wakil kepala sekolah dalam proses pelaksanaan pembelajaran daring, yang mana beliau menyatakan bahwa: “Masih ada pengawasan dari kepala sekolah terhadap guru, dan pengawasan orang tua terhadap anak.

Dampak Pandemik Covid-19 Proses Pendidikan Anak Usia Dini Usia Dini

Sebagai bendahara sekolah, ia juga merasakan berkurangnya pendapatan sekolah, dimana sumber pendapatannya berasal dari biaya bulanan anak-anak. Faktanya, bisnis katering yang memberi makan anak-anak setiap hari telah menjadi salah satu sumber insentif tambahan kami. Namun sejak adanya pembelajaran kelompok di rumah orang tua siswa dan di lapangan Futsal, pendapatan mulai sedikit membaik, karena hampir semua siswa mengikuti kegiatan belajar otomatis dengan pembayaran tetap.

Dampak pandemi tersebut juga dirasakan oleh orang tua siswa dari hasil wawancara kami dengan salah satu orang tua siswa B. Bahkan, mereka tidak mudik selama hampir sebulan karena kondisi saat itu di Lutim. , zona hitam yang setiap hari ada yang terpapar positif." Pernyataan orang tua dan siswa lain yang kami ajak bicara untuk menunjukkan dampak yang dialami oleh orang tua siswa dalam hal ini Bu Nevi menyatakan: "Sejak saya belajar daring, hubunganku dengan Cece Erin seperti Tom dan Jerry saat aku mengikuti Cece belajar, dia malas dan tidak antusias.

Di tempat yang sama, kami juga mendapat informasi dari siswa TK A Clairine Mangera, putri Nevis, yang mengatakan: “Kalau Cece ngajar, dia suka marah-marah, juga suka mencubit. Saya lebih suka belajar dengan kangen di sekolah. Kalau kangen ngajar, jadi jangan marah-marah atau memencet. Senada dengan beberapa sumber dari PAUD Bina Mandiri, peneliti juga memperoleh hasil wawancara dengan Ibu Betsi, S.Pd, kepala sekolah PAUD Buah Hati yang menyatakan, “Kami sangat merasakan dampak dari pandemi ini, dimana pendaftaran siswa negeri menurun bahkan kelas playgroup kami diliburkan selama pandemi karena tidak ada pendaftaran.

Kondisi keuangan sekolah juga terdampak karena biaya sekolah turun drastis, sementara gaji guru masih harus dibayar penuh. Pernyataan di atas juga diperkuat dengan hasil wawancara kami dengan guru Taman Kanak-kanak A, Ibu Rismawati, yang menyatakan: “Saat pandemi, anak saya hanya lima, jadi saya kasihan dengan siswa saya yang aktif. Ya, saya ikuti saja keinginan orang tua. Yang terpenting anak terus belajar dan tidak ketinggalan dalam proses belajar teman-temannya.

Manajemen Pendidikan Anak Usia Dini Masa Pandemi Covid-19 Covid-19

Perbedaan legalitas lembaganya adalah PAUD Bina Mandiri telah memiliki izin penyelenggaraan dan NPSN layanan kelompok bermain, sedangkan PAUD Buah Hati belum memiliki izin dan NPSN layanan kelompok bermain. Dalam struktur organisasi PAUD Bina Mandiri mempunyai Komite Sekolah sejak tahun 2014 dan sampai saat ini telah terjadi 4 kali arahan. Pada tahap perencanaan PAUD Bina Mandiri telah berjalan dengan baik dengan melibatkan pengurus Lembaga dan seluruh sumber daya yang ada di sekolah.

Bedanya, PAUD Bina Mandiri melibatkan orang tua melalui komite sekolah, sedangkan PAUD Buah Hati belum membentuk komite sekolah di PAUD Bina Mandiri. Di PAUD Buah Hati, pola pengajaran daring hanya diterapkan 1 kali dan LKS dibagikan ke panti asuhan setiap minggunya. Pengawasan di PAUD Bina Mandiri dilakukan oleh kepala sekolah untuk mengontrol pelaksanaan yang dilakukan oleh pendidik secara online.

Hasil penelitian pada PAUD Bina Mandiri dan PAUD Buah Hati berkaitan dengan penelitian sebelumnya. Hasil analisis peneliti kondisi siswa PAUD Bina Mnadiri stabil karena tidak ada perbedaan yang signifikan antara masa normal dan masa pandemi. Secara keseluruhan, dampak pandemi terhadap PAUD Bina Mandiri dan PAUD Buah Hati memberikan dampak yang sama terhadap sekolah, pendidik, orang tua, dan siswa.

Di PAUD Bina Mandiri, kegiatan pembelajaran door to door atau rumah ke rumah mendukung kesempatan belajar yang nyata bagi siswa, sehingga anak tidak kehilangan kesempatan belajar (Lost Learning). Di PAUD Buah Hati, komite sekolah belum terbentuk dan pengurus struktur organisasi belum dilibatkan. Dari hasil penelitian peneliti menemukan hal baru bahwa kedua PAUD diatas masing-masing mempunyai usaha yang dikelola oleh pihak sekolah yaitu usaha katering di PAUD Bina Mandiri dan usaha kolam renang di PAUD.

Referensi

Dokumen terkait

26 Saya makan makanan yang bergizi untuk menjaga kesehatan badan.. 27 Jari saya sakit tergores pisau, saya minta obat merah

Pola makan yang bergizi dan seimbang adalah pola makan yang teratur, tidak berlebihan ataupun tidak kekurangan. selain itu juga bias dimaksud dengan makanan sehat " 4

menjaga pola makan yang sehat, menjaga status gizi, dan. membiasakan keseimbangan antara jumlah makanan

Menjaga kebersihan diri sangatlah penting untuk semua orang seper- ti : mandi setiap hari 2 x sehari, rutin mengganti pakaian, mengkonsumsi makanan yang bergizi serta menjaga

1 Timbang Berat Badan dan Ukur Tinggi Badan 2 Makanan sehat/Pemberian Makanan Tambahan dan Cuci tangan dan kebersihan, bekal bergizi, memantau jajanan 3 P3K, suhu tubuh/luka,

Keluarga TKI Desa Sumberagung juga menerapkan prinsip kebersihan yaitu menjaga kebersihan dari makanan yang dikonsumsinya selain untuk menjaga kesehatan dan selera makan dari anggota

Pendidik dapat menanamkan hidup sehat pada anak dengan memberikan pembiasaan dimulai dari hal yang kecil yang biasa dilakukan anak, pemberian makanan yang bergizi, pemberian imunisasi

Gizi seimbang adalah makan makanan yang beragam jenis, bergizi, dan jumlah sesuai kebutuhan agar tubuh tetap sehat dan mencegah