BETON
Pengetahuan Struktur
Menurut SNI 2847:2019, Beton adalah Campuran semen portland atau semen
hidrolis lainnya, agregat
halus, agregat kasar, dan air, dengan atau tanpa bahan campuran tambahan
(admixture).
Sifat-sifat Beton
Ada empat sifat utama beton, yaitu :
• Workability/ Kelecakan( kemudahan untuk mengerjakan beton )
• Cohesiveness ( seberapa baik campuran beton itu menyatu dalam kondisi plastis)
• Strength ( Kekuatan Tekan )
• Durability ( Keawetan )
Beton mengalami tiga kondisi yang berbeda :
• Plastis ( beton segar )
• Setting ( saat pengikatan )
• Hardening ( saat pengerasan )
Kelebihan
• Mudah dibentuk sesuai dengan kebutuhan konstruksi.
• Sangat dominan di kekuatan tekan
• Tahan terhadap temperatur tinggi
• Bisa diproduksi secara masal secara fabrikasi.
• Biaya pemeliharaan minim.
• Tahan Lama/Durable
Kelemahan
• Ketahanan terhadap beban tarik rendah
• Daktilitas material rendah
• Volume yang tidak stabil
• Ratio kekuatan terhadap berat rendah
• Sulit dimodifikasi setelah terjadi “setting”
Keunggulan dan Kelemahan Material
Beton
Material Pembentuk Beton
– Semen Portland – Agregat Halus – Agregat Kasar – Air
– Bahan Tambah (Admixture)
Semen Portland
Semen Portland adalah semen hidraulis yang dihasilkan dengan cara menghaluskan klinker yang terutama terdiri dari silikat-silikat kalsium yang bersifat hidraulis dengan gips sebagai bahan
tambahan.
Standar Industri di Amerika (ASTM) maupun di Indonesia (SNI) mengenal 5 jenis semen, yaitu:
a. Tipe I, yaitu semen portland untuk penggunaan umum yang tidak memerlukan persyaratan-persyaratan khusus.
b. b. Tipe II, yaitu semen portland yang dalam penggunaannya memerlukan ketahanan terhadap sulfat dan panas hidrasi sedang.
c. c. Tipe III, yaitu semen portland yang dalam penggunaannnya menuntut persyaratan Kekuatan awal yang tinggi setelah
pengikatan terjadi.
d. d. Tipe IV, yaitu semen portland yang dalam penggunaannya menuntut panas hidrasi yang rendah.
e. e. Tipe V, yaitu semen portland yang dalam penggunaannya memerlukan ketahanan terhadap sulfat yang sangat baik.
Agregat
Agregat adalah butiran mineral alami yang berfungsi sebagai bahan pengisi dalam campuran mortar atau beton. Agregat ini kira-kira
menempati sebanyak 70% dari volume mortar atau beton. Pemilihan
agregat merupakan bagian yang sangat penting karena karakteristik
agregat akan sangat mempengaruhi sifat-sifat mortar atau beton
(Tjokrodimuljo, 1996).
Ukuran agregat dalam prakteknya secara umum digolongkan ke dalam 3 kelompok yaitu :
a. Batu, jika ukuran butiran lebih dari 40 mm.
b. Kerikil, jika ukuran butiran antara 5 mm sampai 40 mm.
c. Pasir, jika ukuran butiran antara 0,15 mm sampai 5 mm.
d. Butiran yang lebih kecil dari 0,15 mm dinamakan “silt”
atau tanah (Tjokrodimuljo, 1996)
Dalam beton teknologi, agregat dibagi dalam dua bagian susunan butir :
a. Agregat Kasar, yaitu agregat yang butirannya lebih besar dari 4.75 mm
b. Agregat Halus, yaitu agregat yang butirannya lolos
ayakan 4.75 mm
Air
Air mempunyai fungsi sebagai media pencampur material lainnya, dimana penambahan air ini sangat menentukan nilai kekuatan campuran semen.
Sebagaimana grafik dibawah:
Fungsi Air dalam campuran beton:
• Untuk media reaksi dengan semen
• Untuk workability, kemudahan pelaksanaan
Persyaratan Air:
Air yang akan dipakai untuk membuat campuran beton dan juga untuk pemeliharaan beton yang telah mengeras harus memenuhi beberapa persyaratan sebagai berikut :
• Air tawar yang dapat diminum.
• Air harus bersih dan tidak mengandung minyak ; asam alkali, garam- garam ; bahan-bahan organis atau bahan-bahan yang dapat merusak beton dan atau baja tulangan.
• Air yang bereaksi netral terhadap lakmus.
• Air pencampur yang digunakan pada beton yang didalamnya tertanam logam aluminium termasuk air bebas yang terkandung dalam agregat, tidak boleh mengandung ion klorida dalam jumlah yang membahayakan.
• Apabila terdapat keragu-raguan terhadap pemakaian air, dianjurkan untuk mengirim contoh air itu ke lembaga pemeriksaan air untuk diselidiki
sampai seberapa jauh air itu mengandung zat-zat yang dapat merusak beton/baja tulangan.
BAHAN TAMBAHAN (ADMIXTURE)
• Istilah additive dan admixture dapat didengar dan dijumpai pada pembicaraan sehari-hari. Arti additive dan admixture adalah sama yaitu “bahan tambahan”.
Hanya saja material additive, merupakan bahan tambahan yang ditambahkan pada saat proses pembuatan semen di pabrik, sedangkan admixture bahan tambahan yang ditambahkan pada saat pelaksanaan pembuatan beton di lapangan.
• Tujuan pemakaian Admixture dalam campuran beton adalah untuk meningkatkan : a. Penampilan ( Performance ) b. Mutu ( Quality ) c. Keawetan ( Durability ) d.
Kemudahan pekerjaan ( Workability )
• • Pemakaian Admixture dalam campuran beton harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Sarjana / Pengawas lapangan / Pemilik proyek dan harus sudah pernah dilakukan percobaan pendahuluan.
Klasifikasi Admixture
• Air Entraining Agent (ASTM C260), bahan tambahan untuk meningkatkan kadar udara agar beton tahan terhadap pembekuan dan pencucian
terutama untuk daerah salju, juga harus memenuhi SNI 03 – 2496 – 1991.
• Admixture Kimia (Bahan Tambahan Kimia), ASTM C49 dan BS 5075, bahan tambahan cairan kimia yang ditambahakan untuk mengendalikan waktu pengerasan (mempercepat atau memperlambat), mereduksi kebutuhan air, memudahkan pengerjaan beton (meningkatkan slump) dan sebagainya.
• Mineral Admixture (Bahan Tambahan Mineral), bahan tambahan mineral ini merupakan bahan padat yang dihaluskan yang ditambahakan untuk memperbaiki sifat beton agar beton mudah dikerjakan dan kekuatan serta keawetannya meningkat. Contoh bahantambahan mineral seperti :
Pozzolan , Slag, Fly Ash (Abuterbang), Abu sekam , Silika Fume
• Bahan Tambahan Lainnya (Miscellanous Admixture), bahan tambahan ini ialah semua bahan tambahan yang tidak termasuk kategori diatas, seperti : Polymer, Fiber, Mash, Bahan pencegah karatan, Bahan tambahan yang
dapat mengembang, Bahan tambahan untuk perekat (bonding admixture)