Pada edisi keenam cetakan pertama tahun 2007 ini, beberapa materi telah diperbaiki dan diperbaiki sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi kedokteran terkini. Buku ini diharapkan dapat memperluas pemahaman siswa sehingga dapat bermanfaat dalam meningkatkan kemampuannya dalam menangani masalah THT.
BAB XIII. KESULITAN MENELAN Disfagia
PEMERIKSAAN TELINGA, HIDUNG, TENGGOROK KEPALA DAN LEHER
TELINGA Anamnesis
Pasien duduk dengan badan sedikit condong ke depan dan kepala sedikit lebih tinggi dari kepala pemeriksa agar lebih mudah melihat liang telinga dan gendang telinga. Menarik daun telinga ke atas dan ke belakang akan meluruskan liang telinga dan memudahkan melihat kondisi liang telinga dan gendang telinga.
HIDUNG
Jika bunyi lebih keras pada tulang mastoid, maka telinga yang diperiksa mengalami gangguan pendengaran konduktif dan biasanya lebih besar dari 20 dB. Jika pasien mendengar lebih keras di telinga yang sehat (lateralisasi ke telinga yang sehat), berarti telinga yang terkena mengalami gangguan pendengaran sensorineural.
FARING DAN RONGGA MULUT
Dalam situasi seperti ini, agar organ-organ tersebut di atas dapat terlihat lebih jelas, perlu dilakukan pemasangan tampon kapas pantokain adrenalin selama beberapa menit untuk mengurangi edema mukosa dan mengecilkan turbinat sehingga membuat rongga hidung lebih lega. Untuk melihat batang hidung dilakukan pemeriksaan rhinoskopi posterior, serta melihat kondisi nasofaring.
HIPOFARING DAN LARING
Apakah ada nyeri pada sendi rahang saat membuka mulut? laringoskopi video) atau dengan menggunakan laringoskop secara langsung. Jika pasien sangat sensitif sehingga pemeriksaan ini sulit dilakukan, dapat diberikan obat bius silokain yang disemprotkan pada bibir, rongga mulut, dan lidah.
BAB II
GANGG UAN PENDEIVGARA/V DAN KELAINAN TELINGA
GANGGUAN PENDENGARAN (TULI)
Membran timpani berbentuk bulat dan cekung jika dilihat dari liang telinga dan tampak miring terhadap sumbu liang telinga. Pada miringotomi atau parasentesis, sayatan dibuat pada pangkal di belakang gendang telinga, searah dengan serat gendang telinga.
FISIOLOGI PENDENGARAN
Pada telinga tengah terdapat tulang-tulang pendengaran yang tersusun dari luar ke dalam yaitu maleus, inkus, dan stapes. Jika terjadi peradangan pada telinga tengah atau trauma, chorda tympani dapat terjepit sehingga mengakibatkan gangguan pengecapan.
AUDIOLOGI
Pada tuli sensorineural (perseptif), kelainannya dapat ditemukan pada koklea (telinga bagian dalam), saraf Vlll atau pusat pendengaran, sedangkan tuli campuran disebabkan oleh kombinasi tuli konduktif dan tuli sensorineural. Audiologi khusus diperlukan untuk membedakan tuli sensorineural koklea dengan retrokoklea, audiometri objektif, tes tuli anorganik, audiologi pediatrik, audiologi industri.
CARA PEMERIKSAAN' PENDE- NGARAN
Frekuensi ialah nada tulen yang dihasilkan dengan menggetarkan objek yang sifatnya adalah harmoni mudah (gerak harmonik mudah). Ambang pendengaran ialah bunyi nada tulen yang paling lemah pada frekuensi tertentu yang masih boleh didengari oleh seseorang.
JENIS DAN DERAJAT KETULIAN SERTA GAP
Normal: AC dan BC sama dengan atau kurang dari 25 dB AC dan BC bertepatan, tidak ada celah. Hasil pemeriksaan audiogram menunjukkan adanya gap apabila terdapat perbedaan antara AC dan BC lebih dari atau sama dengan 10 dB, paling sedikit pada 2 frekuensi yang berdekatan.
KELAINAN / PENYAKIT YANG
Bunyi penutup yang dihantar sebagai bunyi seperti angin (bunyi) ke fon kepala telinga yang tidak diperiksa supaya telinga yang tidak diperiksa tidak dapat mendengar bunyi yang dibuatnya ke telinga yang diperiksa. Ujian topeng dilakukan apabila telinga yang diperiksa mempunyai pendengaran yang berbeza dengan telinga yang lain.
MENYEBABKAN KETULIAN
TULI KOKLEA DAN TULI RETROKOKLEA
AUDIOMETRI KHUSUS
- TES SISI
- TES ABLB (ALTERNATE BINAURAL
- TES KELELAHAN (IONE DECAY Terjadinya kelelahan saraf oleh karena
- Penambahan 0- sdB 10-15d8
- AUDTOMETRT TUTUR (SPEECH AUDTO- METRY
- AUDTOMETRT BEKESSY (BEKESSY AUDTOMETRY)
Pada tuli koklea sensorineural, pasien kesulitan membedakan bunyi S, R, N, C, H, CH, sedangkan pada tuli retrokoklea lebih sulit lagi. Bekesy Tipe lll : Tuli sensorineural koklea retro Tipe lV, sama seperti grafik lll hanya saja amplitudonya lebih kecil.
AUDIOMETRI OBJEKTIF
AUDIOMETRI IMPEDANS
ELEKTROKOKLEOGRAFI
- EVOKED RESPONSE AUDIOMETRY Dikenal juga sebagai' Brainstem Evoked
- Beda ' masa laten pada penurunan
- OTOACOUSTIC EMISSION / OAE ( Emisiotoakustik)
- BERA (Brainstem Evoke Response
Emisi otoakustik merupakan respon koklea yang dihasilkan oleh sel rambut luar dan dipancarkan dalam bentuk energi akustik. Sel rambut bagian luar mempersarafi serabut saraf eferen dan bersifat elektromotilitas, sehingga pergerakan sel rambut akan menyebabkan depolarisasi sel. Hal ini menunjukkan bahwa emisi otoakustik merupakan pergerakan sel rambut luar dan mencerminkan aktivitas koklea.
GANGGUAN PENDENGARAN PADA BAYI DAN ANAK
PERKEMBANGAN AUDITORIK
PERKEMBANGAN AUDITORIK PRANATAL
PERKEMBANGAN WICARA
PENDENGARAN PADA BAYI / ANAK
PEMERI KSAAN PENDENGARAN PADA BAYI DAN ANAK
TIMPANOMETRI
Melalui alat pengukur nada (ear canal plug) yang dipasang di liang telinga, besarnya tekanan di dalam liang telinga dapat ditentukan berdasarkan energi suara yang dipantulkan kembali (ke luar) oleh gendang telinga.
Tipe A (normal)
AUDIOMETRI NADA MURNI
Latensi absolut gelombang-l adalah waktu yang dibutuhkan dari stimulus hingga timbulnya gelombang I. Latensi antar gelombang adalah perbedaan waktu antar gelombang, misalnya latensi antar gelombang I - lll. Tes konduksi tulang BERA dilakukan jika terdapat perpanjangan masa laten pada tes BERA click atau tone bust, serta pada kondisi dimana stimulus tidak dapat diberikan melalui liang telinga, misalnya pada stenosis atau atresia saluran telinga.
DETEKSI DINI GANGGUAN PENDENGARAN PADA BAYI
Hiperbilirubinemia yang memerlukan
Trauma kapitis
Saat ini gold standard pemeriksaan skrining pendengaran pada bayi adalah alat pemeriksa Ofo-acoustrb Emrssion (OAE) dan Automated ABR (AABR). Hodgson WR Pengujian bayi dan balita ln: Buku Panduan Audiologi Klinis Katz JK Ed 5rh.
GANGGUAN PENDENGARAN PADA GERIATRI
TULI KONDUKTIF PADA GERIATRI
TULI SARAF PADA GERIATRI (PRESBTKUStS)
Gendang telinga yang menjadi lebih kaku dan tebal juga akan menyebabkan masalah konduksi, begitu pula kekakuan yang timbul pada persendian tulang-tulang pendengaran. Terkadang pemasangan alat bantu dengar harus dikombinasikan dengan pembacaan ucapan dan pelatihan pendengaran). dilakukan dengan terapis wicara.
TULI MENDADAK
Untuk menentukan apakah terdapat hiperkoagulasi darah pada pasien tuli mendadak, dapat dilakukan pemeriksaan fisiologi hemostasis dan pembekuan darah. Stookroos RJ, Albers FWJ, Tenvergert M, Pengobatan antivirus pada gangguan pendengaran sensorineural idiopatik mendadak: Uji klinis prospektif, acak, double-blind Acta Otolaryngology (Stockh.
GANGGUAN PENDENGARAN AKIBAT BISING (NOTSE TNDUCED HEARTNG rOSS)
Karena jenis ketulian yang disebabkan oleh paparan kebisingan adalah tuli koklea sensorineural, yang bersifat permanen dan tidak dapat diobati dengan pengobatan atau pembedahan, maka prognosisnya buruk. Karena tuli akibat bising merupakan tuli sensorineural koklea yang bersifat permanen (tidak terhapuskan), jika gangguan pendengaran sudah terjadi.
GANGGUAN PENDENGARAN AKIBAT OBAT OTOTOKSIK
MEKANISME OTOTOKSIK
Jika gangguan telinga bagian dalam (yang dapat diidentifikasi secara audio-mekanik) terjadi selama pemberian obat ototoksik, pengobatan dengan obat tersebut harus segera dihentikan. Penerapan pencegahan tersebut antara lain dengan memperhatikan penggunaan obat ototoksik, penilaian kerentanan pasien, pemantauan dini terhadap efek samping yaitu dengan memperhatikan gejala keracunan telinga bagian dalam yang terjadi seperti tinitus, gangguan pendengaran dan vertigo.
KELAINAN TELINGA LUAR
DAUN TELINGA
KELAINAN KONGENITAL
Terdapat benjolan di daun telinga yang disebabkan oleh penumpukan cairan berwarna kuning di antara lapisan perikondrium dan tulang rawan telinga. Biasanya pasien datang ke dokter karena terdapat benjolan di daun telinga yang tidak menimbulkan rasa sakit dan tidak diketahui penyebabnya.
KELAINAN LIANG TELINGA
Pada keratosis obturans, terjadi penebalan epidermis pada liang telinga yang disebabkan oleh pembentukan sel epitel berlebihan yang tidak bermigrasi ke arah telinga luar. Otitis eksterna maligna adalah infeksi difus pada saluran pendengaran eksternal dan struktur lain di sekitarnya.
KELAINAN TELINGA TENGAH
GANGGUAN FUNGSI TUBA EUS
TACHIUS
BAROTRAU MA (AEROTTTTS)
OTITIS MEDIA
Oleh karena itu, setiap pasien dewasa dengan otitis media serosa kronis unilateral harus dipertimbangkan untuk kemungkinan terjadinya karsinoma nasofaring. OMA dapat menyebabkan gejala sisa berupa otitis media serosa jika sekretnya tetap berada di rongga timpani tanpa perforasi.
MIRINGOTOMI
Otitis media serosa adalah suatu kondisi di mana terdapat cairan tidak bernanah di telinga tengah, namun gendang telinga masih utuh. Adanya cairan di telinga tengah dengan gendang telinga utuh tanpa tanda-tanda infeksi disebut juga otitis media efusi.
OTOSKLEROSIS
Rasa tuli pada otitis media serosa kronis lebih terasa (40-50 dB), karena adanya sekret yang kental atau lengket di telinga. Otitis media perekat adalah suatu kondisi dimana jaringan fibrotik muncul di telinga tengah akibat proses inflamasi yang sedang berlangsung.
KOMPLIKASI OTITIS MEDIA SUPURATIF
Jika Anda tidak menggunakan cetakan telinga dengan jenis ABD tertentu atau jika cetakan telinga tidak terpasang dengan benar (terlalu kecil), kebocoran akustik dapat terjadi sehingga menimbulkan kebisingan. Penggunaan metode konduksi tulang tipe ABD ini kurang efektif karena tekanan vibrator tulang tidak stabil.
BAB III
GANGGUAN KESEIMBANGAN DAN KELUMPUHAN NERVUS FAS/ALIS
GANGGUAN KESEIMBANGAN
FISIOLOGI ALAT KESEIMBANGAN Keseimbangan dan orientasi tubuh se-
Sistem vestibular sangat sensitif terhadap perubahan konsentrasi 02 dalam darah, oleh karena itu perubahan aliran darah secara tiba-tiba dapat menyebabkan vertigo. Pada gangguan vasomotor, mekanisme terjadinya vertigo disebabkan oleh perbedaan perilaku antara arteri auditorius interna kanan dan kiri sehingga menimbulkan perbedaan potensial antara arteri vestibular kanan dan kiri.
PEMERIKSMN KESEIMBANGAN
Saat Anda berdiri di atas bantal dengan mata terbuka dan melihat titik tertentu dalam pemeriksaan ini, ketiga masukan sensorik bekerja sama. Berdirilah dengan tenang di atas bantalan busa setebal 10 cm dengan mata tertutup, dalam kondisi masukan visual ini.
VERTIGO
Tes jari hidung dilakukan dengan posisi duduk, pasien diminta mengarahkan jari ke hidung sambil menjaga mata tetap terbuka dan tertutup. Pasien diminta berdiri diam dengan tumit sejajar mata dan memandang pada satu titik di wajah, kemudian perekaman dilakukan dalam empat kondisi yang masing-masing berdurasi 60 detik.
NISTAGMUS
Nistagmus Vertikal
Nistagmus Tidak ada posisi kelelahan
Kemudian setelah 2 jam dilakukan kembali tes kalori dan audiogram dan hasilnya dibandingkan dengan hasil pemeriksaan pertama. Gangguan vestibular perifer yang diketahui penyebabnya antara lain: nistagmus serviks, nistagmus gabungan, (nistagmus serviks + nistagmus puing), nistagmus puing, hiper-.
PENYAKIT MENIERE
Jika ditemukan gejala khas penyakit Meniere pada anamnesis, maka diagnosis penyakit Meniere dapat ditegakkan. Apabila pada anamnesis terdapat riwayat gangguan pendengaran, sedangkan pada pemeriksaan tampak adanya tuli sensorineural, maka kita dapat mendiagnosis penyakit Meniere, karena tidak ada penyakit lain yang dapat menyebabkan perbaikan pada tuli sensorineural, kecuali penyakit Meniere.
VERTIGO POSISI PAROKSISMAL JINAK
Pasien kembali ke posisi duduk untuk melakukan manuver berbaring miring ke kiri, pasien segera terjatuh ke samping kiri dengan kepala menoleh 45o ke kanan (meletakkan kepala pada posisi saluran anterior kanan/posisi saluran posterior kiri). . Jika kanalis anterior kiri terkena, manuver pelepasan kiri dilakukan dengan kepala menoleh ke kiri.
TINITUS
Gangguan pembuluh darah koklea terminal yang terjadi pada pasien yang stres akibat gangguan keseimbangan endokrin, seperti menjelang menstruasi, hipometabolisme, atau saat hamil, juga dapat menyebabkan tinitus, dan gangguan tersebut akan hilang bila kondisinya kembali normal. Semua pertanyaan ini penting, walaupun tinnitus bisa terjadi pada usia berapa pun, namun penyebab tinnitus ada faktor usia dan jenis kelamin.
KELUMPUHAN NERVUS FASIALIS PERIFER
Sinkinesis
Hemispasme
Jika pergerakannya lebih banyak pada sisi paresis. hyper) dibandingkan sisi normal, nilainya berkurang satu (-1) atau dua (-2), tergantung ratingnya. Pada penderita yang parah, otot platysma terkadang juga ikut bergerak di area leher.
Gustometri
Penyebab lainnya adalah kelainan pembuluh darah, misalnya trombosis pada arteri karotis, arteri maksilaris, dan arteri serebral tengah. Pada kasus dengan gangguan konduksi berat atau denervasi total yang terjadi, sebaiknya segera dilakukan tindakan operatif dengan menggunakan teknik dekompresi N.V.L transmastoid.
BAB IV
SUMBATAN HIDUNG
Meatus inferior terletak di antara turbinat inferior dan dasar hidung serta dinding lateral rongga hidung. Rongga hidung dilapisi oleh mukosa yang secara histologis dan fungsional terbagi menjadi mukosa pernafasan (respiratory mukosa) dan mukosa olfaktorius (olfactory mukosa).
FISIOLOGI HIDUNG
POLIP HIDUNG
Pada kasus polip choanal, tangkai polip juga sering terlihat berasal dari ostium aksesori sinus maksilaris. Tujuan utama pengobatan pada kasus polip hidung adalah menghilangkan keluhan, mencegah komplikasi dan mencegah kambuhnya polip.
KELAINAN SEPTUM
DEVIASI SEPTUM
HEMATOMA SEPTUM
RINITIS ALERGI
- Respons sekunder
- Respons tertier
- Ringan bila tidak ditemukan gangguan tidur, gangguan aktivitas harian, bersantai,
- Sinusitis paranasal
Saat ini klasifikasi rinitis alergi digunakan berdasarkan rekomendasi Inisiatif WHO ARIA (Rhinitis Alergi dan Dampaknya terhadap Asma) pada tahun 2001, masing-masing berdasarkan sifat kejadiannya dibagi menjadi: Hampir 50 kasus diagnosis bisa saja hanya dengan anamnesis saja.Gejala khas rhinitis alergi adalah serangan bersin yang berulang-ulang.
RINITIS VASOMOTOR
Trauma
Kerusakan yang terjadi pada mukosa hidung bila menggunakan obat tetes hidung dalam jangka waktu lama adalah: 1) silia rusak, 2) sel goblet berubah ukurannya, 3) membran basal. menebal, 4) pembuluh darah melebar, 5) stroma tampak edema, 6) hipersekresi kelenjar mukosa dan perubahan pH sekret hidung, 7) substrat. mukosa menebal, dan 8) lapisan periosteum menebal. Anda juga dapat memberikan kortikosteroid topikal minimal 2 minggu untuk memulihkan proses fisiologis pada mukosa hidung.
BAB V
R/NOREA, INFEKSI HIDUNG DAN S/NUS
INFEKSI HIDUNG
SELULITIS
VESTIBULITIS
Furunkel dapat terjadi di ruang depan hidung dan berpotensi berbahaya karena infeksi dapat menyebar ke vena wajah, yaitu vena oftalmikus.
RINITIS SIMPLEKS
RINITIS ATROFI
Saat memeriksa hidung, kami menemukan bahwa rongga hidung sangat luas, concha hidung bagian bawah dan tengah bersifat hipotrofik atau atrofi, keluarnya cairan bernanah dan kerak hijau. Jika larutan di atas sulit diperoleh, rongga hidung dapat dicuci dengan 100 ml air hangat yang dicampur dengan 1 sendok makan (15 ml) larutan betadine, atau dengan larutan setengah sendok teh garam meja yang dicampur dengan segelas air hangat. air. .
RINITIS DIFTERI
Untuk membantu menghilangkan bau busuk dari proses infeksi serta sekret dan kerak yang bernanah, obat kumur hidung dapat digunakan. Larutannya dihirup (dimasukkan) ke dalam rongga hidung dan dihembuskan kembali dengan cara dihembuskan kuat-kuat atau yang masuk ke nasofaring dikeluarkan melalui mulut, dilakukan dua kali sehari.
RINITIS JAMUR
RINITIS TUBERKULOSA
RINITIS SIFILIS
RINOSKLEROMA
Jika perjalanan penyakit menjadi kronis, gejalanya biasanya lebih ringan dan dapat hilang dengan sendirinya, namun pada kondisi kronis penyakit ini masih dapat menular. Mukosa hidung membentuk massa inflamasi yang terdiri dari jaringan. jaringan ikat, membentuk jaringan granulasi atau mirip polip. tulang dan tulang rawan sehingga menyebabkan kelainan bentuk ujung hidung dan septum. dan dapat menyebabkan epistaksis.
SINUS PARANASAL
SINUS MAKSILA
SINUS FRONTAL
Sinus frontal dipisahkan dari orbit dan fossa anterior oleh tulang yang relatif tipis, sehingga menyebabkan infeksi sinus frontal.
SINUS ETMOID
SINUS SFENOID
PEMERIKSAAN SINUS PARANASAL Untuk mendeteksi kelainan pada sinus paranasal dilakukan pemeriksaan luar, palpasi, rhinoskopi anterior, rhinoskopi posterior, transiluminasi, pemeriksaan radiologi dan sinoskopi. Metode terbaru yang lebih akurat untuk melihat kelainan sinus paranasal adalah CT scan.
SINUSITIS
Konsensus internasional tahun 1995 membagi rinosinusitis menjadi hanya akut dengan batas waktu hingga 8 minggu dan kronis dengan jangka waktu lebih dari 8 minggu. Pada sinusitis kronis, faktor predisposisi lebih berperan, namun umumnya bakteri yang ada lebih cenderung merupakan bakteri gram negatif dan anaerob.
SINUSITIS DENTOGEN
Antibiotik dan dekongestan adalah terapi pilihan untuk sinusitis bakterial akut, untuk menghilangkan infeksi dan peradangan mukosa serta membuka sumbatan ostium sinus. Komplikasi sinusitis telah menurun secara signifikan sejak ditemukannya antibiotik. Komplikasi serius biasanya terjadi pada sinusitis akut atau pada sinusitis kronis dengan eksaserbasi akut, berupa komplikasi orbital atau intrakranial.
SINUSITIS JAMUR
BAB VI
PERDARAHAN HIDUNG DAN GAIVGG UAN PENGHIDU
EPISTAKSIS
Pasien dengan epistaksis diperiksa dalam posisi duduk, membiarkan darah mengalir dari hidung sehingga dapat dipantau. Pemasangan tampon posterior (tampon Belloq) dapat menyebabkan luka pada langit-langit lunak atau sudut bibir jika benang yang keluar dari mulut menempel terlalu erat pada pipi.
GANGGUAN PENGHIDU
MACAM-MACAM KELAINAN PENG- HIDU
Penderita rinitis alergi sering mengeluh tidak dapat mencium jenis bau tertentu (“ada zona anosmik”), sedangkan bau lainnya normal.Pada pemeriksaan biasanya dikatakan tidak dapat mendeteksi amonia (deteksi amonia pada n trigeminal). ., bukan n.).bau).
BAB VII
TUMOR TELINGA HIDUNG TENGGOROK
KEGANASAN DI BIDANG TELINGA HIDUNG TENGGOROK
TUMOR GANAS
Untuk tumor ganas pada rongga mulut dan orofaring, dilakukan pembedahan, yang kemudian dilengkapi dengan radiasi. Sejak awal tahun 1980-an, terapi sitostatik juga diberikan selain terapi radiasi untuk tumor ganas pada hidung dan sinus paranasal.
SISTEM ALIRAN LIMFA LEHER
Rangkaian kelenjar getah bening jugularis interna mengalirkan getah bening ke batang jugularis dan kemudian ke saluran toraks di sampingnya. Juga saluran toraks dan saluran limfatik kanan menerima aliran getah bening dari kelenjar getah bening supraklavikula.
DAERAH KELENJAR LIMFA LEHER Letak kelenjar limfa lehbr menurut Sloan
TUMOR HIDUNG DAN SINONASAL
Untuk memeriksa rongga mulut, selain pemeriksaan juga dilakukan palpasi dengan sarung tangan, palpasi gusi rahang atas dan langit-langit mulut, apakah terdapat nyeri, penonjolan atau gigi goyang. Biopsi tumor sinus maksilaris dapat dilakukan melalui sinoskopi atau melalui operasi Caldwell-Luc, yang melibatkan sayatan melalui sulkus gingivo-bukal.
TUMOR JINAK
Pembesaran kelenjar leher juga harus diwaspadai, meskipun tumor ini jarang bermetastasis ke kelenjar leher. Tumor jinak angiofibroma nasofaring sering muncul sebagai massa yang memenuhi rongga hidung atau bahkan seluruh rongga sinus paranasal dan mendorong bola mata ke depan.
TUMOR GANAS
Jika tumor telah menembus rongga intrakranial, dilakukan reseksi kraniofasial atau jika kraniotomi, operasi dilakukan bersama tim dengan ahli bedah saraf. Namun pengobatan multimodalitas yang agresif akan memberikan hasil terbaik dalam mengendalikan tumor primer dan akan meningkatkan tingkat kelangsungan hidup.
KARSINOMA NASOFARING
Bukan hal yang aneh jika pasien dengan gangguan pendengaran baru menyadari kemudian bahwa penyebabnya adalah karsinoma nasofaring. Skrining serologis lgA anti EA dan lgA anti VCA untuk infeksi virus E-B telah menunjukkan kemajuan dalam deteksi karsinoma nasofaring.
ANGIOFIBROMA NASOFARING BELIA