Sinopsis
Buku ini mengajarkan mahasiswa tentang pengenalan aplikasi Atoll beserta Tools-nya, buku ini juga mengajarkan kepada mahasiswa tentang merencanakan site eNodeB baru dalam suatu area tertentu. Buku ini juga mengajarkan kepada mahasiswa untuk melakukan optimasi site yang sudah ada agar dapat tercover secara optimal serta mahasiswa juga diajarkan melakukan Perencanaan Coverage dan Perencanaan Capacity.
Selain itu buku ini juga mengajarkan mahasiswa memahami konsep Drive
Test mengaplikasikan kegiatan Drive Test dengan menggunakan Aplikasi
G-NetTrack.
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur disampaikan kepada Allah SWT, atas limpahan rahmat, karunia dan cahaya petunjuk-Nya yang tiada tara, sehingga buku “PRAKTIKUM SISTEM KOMUNIKASI SELULER” untuk matakuliah Praktikum Sistem Komunikasi Seluler di Program Studi Jaringan Teknik Digital Telekomunikasi dan Program Studi Teknik Telekomunikasi POLINEMA. Buku ini diperuntukkan untuk kalangan internal POLINEMA, namun apabila ada dari saudara kita di luar POLINEMA yang berminat menggunakan buku ini, dengan senang hati kami persilahkan. Sholawat dan salam semoga senantiasa kita sanjungkan pada junjungan Nabi Agung Muhammad SAW, keluarga, sahabat, thabiit, dan thabiin, dengan ghirroh perjuangan yang tinggi dan keikhlasan yang mendalam dalam memberantas kebodohan dan menegakkan kebenaran di muka bumi ini.
Buku ajar ini dimaksudkan untuk membantu dan memfasilitasi mahasiswa dalam mempelajari ilmu dalam dunia telekomunikasi seluler. Salah satu faktor yang menentukan keberhasilan sebuah pembelajaran di kelas adalah buku ajar oleh karena itu keberadaan dan pemberdayaan buku ini menjadi penting dan merupakan salah satu rujukan dalam menempuh Matakuliah Sistem Telekomunikasi Seluler.
Penulis berharap semoga buku ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa Program Studi Teknik.
Telekomunikasi dan Program Studi Terapan Jaringan Telekomunikasi Digital, yang sedang menempuh Matakuliah Praktikum Sistem Komunikasi Seluler maupun bagi semua pembaca buku ini. Terimaksih bagi siapa saja yang sudi memberikan saran dan kritik atas penulisan buku ini, karena kami yakin bahwa masih banyak kekurangan alam penuisan buku ini.
Malang, Mei 2022
Penulis
Daftar Isi
Sinopsis...ii
KATA PENGANTAR... iii
Daftar Isi... iv
BAB I... 1
Mengenal Arsitektur 2G, 3G dan 4G...1
1.1 Arsitektur Jaringan GSM (2G)...1
1.2 Arsitektur Jaringan UMTS/WCDMA (3G)... 3
1.3 Arsitektur Jaringan 4G LTE... 5
BAB II...7
Instalasi Atoll dan Pengenalan Atoll...7
2.1 Tujuan...7
2.2 Alat dan Bahan...7
2.3 Teori Dasar...7
2.4 Tahapan Instalasi Software Atoll...9
BAB III... 16
Plotting Sebuah Site eNodeB... 16
3.1 Tujuan... 16
3.2 Alat dan Bahan... 16
3.3 Teori Dasar... 16
Four Generotuon LTE (4G LTE)...16
Arsitektur 4G LTE...17
Software Atoll... 18
Google Earth...18
3.4 Prosedur Percobaan...19
3.5 Tugas/Evaluasi... 36
BAB IV...38
Perencanaan Site Baru pada Area Padat Penduduk...38
4.1 Tujuan... 38
4.2 Alat dan Bahan... 38
4.3 Teori Dasar... 38
Four Generotuon LTE (4G LTE)...38
4.4 Skema... 40
4.5 Prosedur Percobaan...40
4.6 Tugas/Evaluasi... 56
BAB V... 58
Optimasi Jaringan Site eNodeB...58
5.1 Tujuan... 58
5.2 Alat dan Bahan... 58
5.3 Teori Dasar... 58
Four Generotuon LTE (4G LTE)...58
Arsitektur 4G LTE...58
5.4 Prosedur Percobaan...60
5.5 Tugas/Evaluasi... 65
BAB VI...66
Coverage Planning... 66
6.1 Tujuan... 66
6.2 Alat dan Bahan... 66
6.3 Teori Dasar... 66
Four Generotuon LTE (4G LTE)...66
Arsitektur 4G LTE...66
6.4 Prosedur Percobaan...68
6.5 Tugas/Evaluasi... 80
BAB VII... 81
Capacity Planning... 81
7.1 Tujuan... 81
7.2 Alat dan Bahan... 81
7.3 Teori Dasar... 81
Four Generotuon LTE (4G LTE)...81
Arsitektur 4G LTE...81
7.4 Prosedur Percobaan...83
BAB VIII...92
Drive Test Menggunakan Aplikasi G-NetTrack... 92
8.1 Tujuan... 92
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah...92
8.2 Alat dan Bahan... 92
8.3 Teori Dasar... 92
Drive Test... 92
G-Net Track Pro... 93
Genex Probe...94
NEMO... 94
8.4 Prosedur Percobaan...95
8.5 Tugas/Evaluasi... 101
Daftar Pustaka... 102
BIOGRAFI PENULIS BUKU... 103
Penulis 1... 103
Penulis 2... 103
Penulis 3... 104
BAB I
Mengenal Arsitektur 2G, 3G dan 4G
1.1 Arsitektur Jaringan GSM (2G)
Groupe Speciale Mobile (GSM), merupakan sebuah group kerja yang bermarkas di Eropa, bertugas untuk merumuskan sebuah standart komunikasi bergerak (mobile communication) pada tahun 1987. GSM muncul secara resmi dan dijadikan standart telekomunikasi seluler di eropa pada tahun 1991 oleh European Telecomunication Institute (ETSI). Tahun 1992 GSM beroperasi secara komersil dan pada tahun 1994 GSM mulai digunakan di Indonesia.
Komponen pada jaringan GSM memiliki fungsinya masing-masing, terdapat sebuah interface yang menghubungkan setiap perangkat dan pada perangkat jaringan GSM memiliki jenis interface yang berbeda beda. Secara umum jaringan GSM dibagi menjadi tiga bagian utama seperti Radio Sub System (RSS), Network and Switching Subsystem (NSS) dan Operation and Maintanance Subystem (OMS). Berikut adalah gambar arsitektur jaringan GSM [1].
Gambar 1.1. Arsitektur Jaringan GSM[2].
(1) Radio Sub System (RSS)
Radio Subsystem adalah bagian dari insfrastuktur jaringan GSM yang terdiri dari beberapa susunan seperti[3] :
Mobile Station (MS). Mobile Station (MS) merupakan perangkat yang digunakan untuk mengirimkan dan menerima paket data pada perangkat telepon seluler atau modem seluler. Didalam insfrastuktur MS terdapat insfrastuktur lain yaitu :
a. Mobile Equipment (ME) atau handset, merupakan perangkat GSM pada sisi pengguna yang bertugas sebagai transceiver (pengirim dan penerima sinyal) untuk melakukan komunikasi dengan perangkat GSM lainya.
b. Subscriber Identity Module (SIM) biasa kita kenal dengan nama SIM Card, merupakan kartu yang berisi informasi pelanggan dan informasi layanan dari operator. ME tidak dapat digunakan jika tidak ada SIM didalamnya, kecuali untuk melakukan panggilan darurat.
Base Station Subsystem (BSS). Base Station Subsystem (BSS) merupakan subsystem dari jaringan GSM yang secara langsung berhubungan dengan MS melalui media udara. Didalam BSS terdapat dua insfrastuktur seperti :[1]
a. Base Transceiver Station (BTS), merupakan perangkat GSM yang berhubungan langsung dengan MS dan digunakan sebagai pengirim dan penerima sinyal.
b. Base Station Controller (BSC), merupakan perangkat yang digunakan untuk mengontrol kerja BTS yang berada dibawahnya dan sebagai penghubung antar BTS dan MSC
(2) Network and Switching Subsystem (NSS)
Network and Switching Subsystem merupakan sebuah subsystem yang berfungsi sebagai interface antara jaringan GSM dengan jaringan luar lainya. Didalam NSS terdapat lima komponen penting diantaranya[2] :
a. Mobile Switching Center (MSC), merupakan sebuah Network Element Central didalam sebuah insfrastuktur jaringan GSM. MSC ini merupakan inti dari jaringan seluler, dimana MSC digunakan untuk mengkoneksikan hubungan pembicaraan, baik secara seluler maupun secara kabel PSTN, MSC juga dapat menginterkoneksikan hubungan pembicaraan dengan jaringan data.
b. Home Location Register (HLR), berfungsi sebagai sebuah database untuk menyimpan semua data dan infrmasi mengenai pelanggan agar dapat tersimpan secara permanen.
c. Visitor Location Register (VLR), berfungsi untuk menyimpan data dan informasi penlanggan.
d. Authentication Center (AuC), berfungsi untuk menyimpan semua data yang dibutuhkan untuk memeriksa keabsahan pelanggan, sehingga pembicaraan pelanggan yang tidak sah bisa terhindarkan.
e. Equipment Identity Registration (EIR), berfungsi memuat data pelanggan
(3) Operation and Maintanance Subsystem (OMS)
Bagian OMS ini mengizinkan network provider untuk membentuk dan memelihara jaringan dari lokasi sentral.
1.2 Arsitektur Jaringan UMTS/WCDMA (3G)
Third Generation atau generasi ketiga dari teknologi jaringan telekomunikasi biasa kita sebut dengan jaringan 3G, merupakan perkembangan dari teknologi 2G dengan kecepatan berkisar antara 384 Kbps sampai 2 Mbps, layanan jaringan 3G menawarkan fitur panggilan video pertama kalinya, selain itu 3G memiliki kemampuan transmisi data yang lebih baik, sangat memungkinkan digunakan untuk panggilan suara dan video, transmisi file, internet, TV online, melihat video dengan kualitas tinggi, bermain game dan banyak lagi.
Perkembangan 3G tidak hanya disitu saja, layanan jaringan 3G berkembang menjadi 3.5G atau biasa dikenal dengan turbo 3G atau High Speed Packet Access (HSPA). Secara garis besar teknologi HSPA merupakan penggabungan dari dua macam protocol seluler seperti HSDPA dan HSUPA. Protocol HSPA berkembang dan meningkatkan kinerja jaringan telekomunikasi generasi ketiga 3G dengan memanfaatkan jaringan WCDMA, teknologi ini mampu mencapai kecepatan transmisi hingga 14 Mbps untuk layanan download dan 5.76 Mbps untuk layanan upload. Selain 3.5G, layanan komunikasi Third Generation juga melakukan perkembangan menjadi 3.75G yang merupakan perkembangan dari HSPA, biasa juga disebut dengan HSPA+ atau Evolved HSPA. Teknologi ini dirilis pada tahun 2008 dan mulai digunakan secara global pada tahun 2010, teknologi ini mempunyai kecepatan transmisi hingga 42 Mbps[2].
Gambar 1.2 Arsitektur jaringan 3G[2].
Pada prinsipnya transmisi interface radio pada UMTS berada dengan GSM 2+
(WCDMA) sebagai pengganti TDMA dan FDMA. Oleh karena itu diperkenalkan UTRAN dan RAN yang baru dalam UMTS.
(1) UTRAN
Terdiri dari radio Network Subsystem (RNSs), dimana setiap RNS meliputi RNC, operator jaringan dapat memperoleh Node B dari satu vendor dan RNC dari vendor lain. Pada GSM BSC tidak terhubung satu sama lain. Interface lur merupakan interface yang terjadi antar RNC, Fungsi interface lur adalah mendukung mobilitas inter-RNC dan soft handover antara node Bs yang terhubung dengan RNC yang berbeda. Dalam UMTS terdapat beberapa interface baru yang bersifat terbuka antara lain :
Uu : interface UE kode node B
Iu : interface RNC ke GSM tahap 2+CN (MSC/VLR atau SGSN) yang terdiri dari lu-Cs yang digunakan untuk komunikasi data Circuit Switched dan lu-Ps yang digunakan untuk komunikasi data Packet Switched.
Iub : interface RNC ke node B
Iur : interface RNC ke RNC (2) RNC
RNC bertugas untuk mengontrol node B dibawahnya yang disebut dengan Controlling RNC (CRNC). Fungsi utama dari CRNC adalah bertanggung jawab terhadap manajemen sumber radio yang tersedia pada node B yang mendukung RNC yang menghubungkan antara UE dengan CN disebut Serving RNC (SRNC).
(3) Node B
Node B merupakan unit fisik untuk mengirim dan menerima frekuensi pada sel, Node B tunggal dapat mendukung mode FDD maupun TDD dan dapat co- locatted dengan GSM BTS. Tugas utama dari Node B adalah mengkonversi data dari dan untuk interface radio Uu, termasuk Forward Error Correction
(FEC). WCDMA Spreading atau dispreading dan modulasi QPSK pada interface radio. Node B mengukur kualitas dan menentukan Frame Error Rate (FER), transmisi data ke RNC sebagai laporan pengukuran pada handover dan penggabungan Macro Diversity, Node B juga bertanggung jawab sebagai sesuatu yang memungkinkan untuk penyesuaian daya memakai perintah Downlink (DL), Transmission Power Control (TCP) melalui inner-loop power control berdasarkan pada informasi uplink (UL) TCP. Nilai yang sudah dikenal dari inner- loop power control berasal dari RNC melalui outer-loop power control
1.3 Arsitektur Jaringan 4G LTE
Arsitektur jaringan pada LTE dikenal istilah SAE (System Architecture Evolution) yang merupakan suatu evolusi arsitektur jaringan seluler dari teknologi sebelumnya. LTE menggunakan teknologi EPS (Evolved Packet System) yang terdapat tiga komponen yang penting antara lain UE (User Equipment), E-UTRAN (Evolved UMTS Terrestial Radio Access Network), dan EPC (Evolved Packet Core). Arsitektur dari LTE dapat dilihat pada Gambar
1.3.
Gambar 1.3. Arsitektur Jaringan LTE[2]
Dari arsitektur 4G pada Gambar 1.3, terdapat beberapa bagian sebagai berikut :
(1) User Equipment (UE). User equipment merupakan perangkat dalam LTE yang digunakan oleh user untuk menggunakan jaringan LTE seperti smartphone.
(2) E-UTRAN. E-UTRAN atau Evolved UMTS Terresterial Radio Access Network merupakan arsitektur dalam LTE yang menangani sisi radio akses dari UE ke jaringan core atau bisa juga disebut dengan Base Tranceiver Station atau BTS.
(3) Evolved Packet Core (EPC). EPC (Evolved Packet Core) merupakan sebuah sistem baru dalam perkembangan arsitektur seluler dimana pada bagian core network sudah menggunakan all-IP. EPC atau Evolved Packet Core terdiri dari beberapa bagian sebagai berikut :
a. MME (Mobility Management Entity). MME adalah bagian control utama yang di EPC yang berfungsi untuk keamanan operator. Cara kerjanya hanya pada bagian control plane dan tidak bekerja pada bagian data user plane. MME meiliki fungsi utama sebagai authentication dan security, mobility management, managing subscription profile dan service connectivity.
b. HSS (Home Subscription Service). HSS adalah tempat atau bagian untuk penyimpanan semua data pelanggan yang bersifat permanen user.
c. S-GW (Serving Gateway). S-GW merupakan jembatan antara manajemen dan switching user plane atau bagian dari infrastruktur jaringan LTE yang berfungsi sebagai pusat operasioanal dan maintenance.
d. PDN-GW (Packet Data Network Gateway). PDN-GW merupakan komponen yang penting pada LTE untuk melakukan terminasi dengan Packet Data Network e. PCRF (Policy and Charging Rules Function). PCRF adalah bagian dari
arsitektur jaringan LTE yang berfungsi mengumpulkan informasi dari dan ke jaringan, sistem pendukung operasional, dan sumber lainnya seperti portal secara real time, yang mendukung pembentukan aturan dan kemudian secara otomatis membuat keputusan kebijakan untuk setiap pelanggan aktif di jaringan.
BAB II
Instalasi Atoll dan Pengenalan Atoll
2.1 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah
(1) Mahasiswa dapat melakukan instalasi Software Atoll
(2) Mahasiswa memahami setiap Tool yang ada pada Software Atoll
2.2 Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang dibutuhkan pada Praktikum ini adalah (1) Laptop/PC yang telah terinstal Operating System Windows (2) Installer Software Atoll
(3) Jaringan Internet yang stabil
2.3 Teori Dasar
Atoll merupakan software radio planning yang menyediakan beberapa fitur yang komperhensif dan terpadu sehingga memungkinkan user untuk membuat suatu proyek perencanaan microwave ataupun perencanaan radio dalam satu aplikasi [4]. Proses tahapan perencanaan jaringan 4G LTE seperti terlihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 2.1. Proses RF planning menggunakan Atoll[4]
Proses Simulasi 1. Membuat sebuah proyek simulasi
2. Memasukkan maps‐set sistem koordinat 3. Memasukkan parameter site
Untuk site yang sudah ada, langsung copy danpasteparameter‐parameter site nya
Untuk site‐site baru, parameter default diatur secara otomatis namun masih perlu konfigurasi lanjut.
4. Memasukkan atau import antena eNodeB dan terminal
5. Mengatur parameter network Mengatur pita frekuensi atau frequency 6. Mengatur tabel transmitter band
7. Mengatur parameter dari perangkat eNodeB
Mengatur peralatan feeder Mengatur peralatan eNodeB Mengatur peralatan pengguna 8. Mengatur parameter global transmitter
9. Mengatur parameter clutter classes
10. Mengatur parameter dari beberapa model propagasi
11. Mengatur parameter untuk prediksi
Atoll mencakup kemampuan desain jaringan multi-RAT single-RAN canggih untuk teknologi akses radio 3GPP dan 3GPP2 termasuk 5G NR, LTE, NB-loT, UMTS, GSM, dan CDMA. Ini mendukung kemajuan teknologi terbaru seperti MIMO masif, beamforming 3D, dan propagasi mmWave untuk desain dan peluncuran jaringan 5G[5]. Atoll memberi operator dan vendor kerangka kerja yang kuat dan unik untuk merancang dan mengoptimalkan jaringan akses radio dalam & luar ruangan. Fitur integrasi dan penyesuaian Atoll membantu operator menyederhanakan proses perencanaan dan pengoptimalan dengan lancar. Atoll mendukung berbagai skenario implementasi, dari konfigurasi mandiri hingga konfigurasi berbasis server di seluruh perusahaan [6].
Gambar 2.1. Tampilan Software Atoll pada Saat dijalankan.
Dari trainer‐kit pertama ini akan dihasilkan beberapa kegiatan praktikum sebagai berikut : o Mengatur koordinat sistem
o Informasi geografis o import peta
o Konfigurasi parameter antena
o Konfigurasi jaringan meliputi konfigurasi frekuensi, konfigurasi cell LTE, konfigurasi MIMO
o Konfigurasi perangkat jaringan meliputi konfigurasi TMA, konfigurasi feeder, konfigurasi eNodeB
o Konfigurasi model propagasi o Coverage prediction
o Alokasi neighbours
o Menampilkan hasil RF planning pada google earth.
Salah satu contoh hasil RF planning 4G LTE menggunakan Atoll seperti gambar di bawah ini
Area kerja Atoll, yang ditunjukkan pada Gambar 1.2, terdiri dari jendela utama di mana jendela peta dan tabel data dan laporan ditampilkan dan jendela Explorer.
Jendela Explorer berisi data dan objek dokumen, disusun dalam folder. Ini disajikan secara rinci di "Jendela Explorer". Atoll menawarkan berbagai alat untuk membantu Anda merencanakan jaringan. Alat terbuka di jendela terpisah, beberapa di antaranya dapat ditambatkan ke area kerja atau melayang di atas area.
Gambar 2.2. Antarmuka pengguna Atol[7].
Gambar 2.3. Hasil RF planning 4G LTE menggunakan Atoll
2.4 Tahapan Instalasi Software Atoll
Adapun cara instal software Atoll Sebagai berikut:
(1) Download Software Atoll pada link berikut ini
https://drive.google.com/drive/folders/1j7vMdVgDo5NUUHqYH2aStqx3eQLw31DK
Pada link tersebut telah disediakan 2 installer yang berbeda versi yakni versi 32bit (x86) dan versi 64 bit (x64).
Gambar 2.4. Installer Software Atoll.
(2) Ekstrak file installer Atoll yang berformat .zip, lalu double klik file tersebut untuk memulai menjalankan proses installasinya.
(3) Pilih “Next”, untuk melanjutkan tahapan instalasi selanjutnya.
Gambar 2.5. Tampilan awal tahapan instalasi
(4) Setelah muncul jendela proses pemilihan folder peletakkan file instalalernya,langsung saja diatur secara “default” atau pada tahap ini kita tidak perlu merubah apapun dan langsung saja mengklik tombol “Next”.
Gambar 2.6. Tekan tombol next untuk melanjutkan tahapan instalasi selanjutnya.
(5) Jika muncul jendela baru tentang permintaan pembuatan folder baru, bisa langsung menekan tombol “yes”
Gambar 2.7. Menekan tombol “yes” untuk membuat folder baru
(6) Jika muncul jendela tentang pemilihan komponen, kita atur langsung “default”nya dan menekan tombol “next” untuk melanjutkan proses instalasi.
Gambar 2.8. Menekan tombol “next” untuk melanjutkan instalasi.
(7) Jika muncul jendela baru tentang pemilihan letak lokasi “Root”, diatur saja
“default”nya dan langsung menekan tombol “next”.
Gambar 2.9. Menekan tombol next pada jendela pemilihan tempat lokasi “root”
(8) Jika muncul jendela baru tentang akun yang didaftarkan pada software Atoll, diatur secara “default”nya saja dan di klik “next” untuk melanjutkan tahapan selanjutnya.
Gambar 2.10. Pilih “Next” untuk melanjutkan tahapan instalasi.
(9) Pilih “Next” jika muncul jendela penempatan shortcuts aplikasi atoll. Diatur “default”
saja dan pilih “Next”.
Gambar 2.11. Pilih Next untuk melanjutkan Tahapan Instalasi.
(10) Jika muncul jendela tentang kesiapan proses instalasi, ini bisa langsung di klik
“install” untuk melanjutkan proses instalasi.
Gambar 2.12. Pilih “Install” untuk melanjutkan proses instalasi.
(11) Setelah proses instalasi berjalan dan telah selesai, akan muncul jendela baru untuk melakukan restart laptop/pc. Pada tahap ini kita dianjurkan untuk melakukan restart laptop/pc kita. Sehingga kita pilih “yes, restart the computer now” dan klik “finish”.
Gambar 2.13. Pilih “finish” untuk merestart Laptop/PC.
(12) Setelah laptop/pc kita telah direstart, buka folder installer Atoll dan masuk ke folder patch.Copyfile “sx32w.dll”
Gambar 2.14. Mengkopi file patch software atoll “sx32w.dll”
(13) Pastekan pada lokasi “C:\Program Files (x86)\Forsk\Atoll”.
Gambar 2.15. Lokasi meletakkan file patch Atoll.
(14) Jalankan aplikasi atoll, pastikan bahwa Software Atoll berjalan dengan normal.
Gambar 2.16. Tampilan pada saat menjalankan Aplikasi Atoll untuk pertama kalinya.
BAB III
Plotting Sebuah Site eNodeB
3.1 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah
(1) Mahasiswa dapat memplotting sebuah site eNodeB di suatu area menggunakan Software Atoll
(2) Mahasiswa dapat memahami tentang coverage sinyal dan dapat melihat daya coverage sinyal site eNodeB.
(3) Mahasiswa dapat mengeksport hasil dari plotting sebuah site eNodeB ke Google Earth.
3.2 Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang dibutuhkan pada praktikum ini adalah:
(1) Laptop/PC
(2) Software Atoll yang telah terinstall di Windows Laptop (3) Jaringan Internet yang Stabil
3.3 Teori Dasar
Four Generotuon LTE (4G LTE)
Long term Evolution (LTE) adalah jaringan akses radio evolusi jangka panjang keluaran dari 3rd Generation Partership Project (GPP). LTE merupakan kelanjutan dari teknologi generasi ketiga (3G) WDCMA-UMTS. Teknologi ini telah sukses diuji cobakan secara komersial sejak tahun 2009 dan diharap menjadi standar evolusi komunikasi data pita lebar bergerak untuk dasawarsa mendatang. Semenjak Desember 2007, 3GGP melakukan studi kelayakan untuk LTE dengan mengeluarkan Release-7. Akhirnya konsep LTE terbentuk pada 2008 dengan dikeluarkannya Realase-8 [8].
Arsitektur 4G LTE
Arsitektur LTE dikenal dengan suatu istilah SAE (System Architecture Evolution) yang didalamnya terdapat tiga komponen penting yaitu UE (User Equipment), E-UTRAN (Evolved UMTS Terrestial Radio Access Network), dan EPC (Evolved Packet Core).
Arsitektur LTE (Long Term Evolution) sebagai berikut:
Gambar 3.1. Arsitektur 4G LTE[9].
Berikut penjelasan mengenai fungsi dari masing-masing perangkat yang ada pada arsitektur LTE[10]:
a. User Equipment (UE). User equipment adalah perangkat dalam LTE yang terletak paling ujung dan berdekatan dengan user. Peruntukan UE pada LTE tidak berbeda dengan UE pada UMTS atau teknologi sebelumnya.
b. E-UTRAN. Evolved UMTS Terresterial Radio Access Network atau E-UTRAN adalah sistem arsitektur LTE yang memiliki fungsi menangani sisi radio akses dari UE ke jaringan core. Berbeda dari teknologi sebelumnya yang memisahkan NodeB dan RNC menjadi elemen tersendiri, pada sistem LTE E-UTRAN hanya terdapat satu komponen yakni Evolved Node B (eNodeB) yang telah menggabungkan fungsi keduanya. eNodeB secara fisik adalah suatu base station yang terletak dipermukaan bumi (BTS Greenfield) atau ditempatkan diatas gedung- gedung(BTS rooftop).
c. Evolved Packet Core (EPC). EPC adalah sebuah system yang baru dalam evolusi arsitektur komunikasi seluler, sebuah system dimana pada bagian core network menggunakan all-IP. EPC menyediakan fungsionalitas core mobile yang pada generasi sebelumnya (2G, 3G) memliki dua bagian yang terpisah yaitu Circuit
switch (CS) untuk voice dan Packet Switch (PS) untuk data. EPC sangat penting untuk layanan pengirimanIP secara end to end pada LTE. Selain itu, berperan dalam memungkinkan pengenalan model bisnis baru, seperti konten dan penyedia aplikasi.
EPC terdiri dari MME (Mobility Management Entity), SGW (Serving Gateway), HSS (Home Subscription Service), PCRF (Policy and Charging Rules Function), dan PDNGW(Packet Data Network Gateway).
Software Atoll
Atoll merupakan software untuk radio network planning dan optimism yang menyediakan beberapa fitur yang komperhensif dan terpadu sehingga memungkinkan user untuk membuat suatu proyek perencanaan microwave ataupun perencanaan radio dalam satu aplikasi.
Google Earth
Beberapa definisi google earth menurut situs resmi nya adalah sebagai berikut:
- Google Earth adalah aplikasi pemetaan interaktif yang memudahkan melihat dunia.
- Google Earth mengamati gambar dari satelit yang menampakkan sketsa dari jalan, bangunan, keadaan geografis, dan data spesifik mengenai lokasi atau tempat tertentu.
Google Earth merupakan sebuah program globe virtual yang sebenarnya disebut Earth Viewer dan dibuat oleh Keyhole, Inc. Program ini memetakan bumi dari superimposisi gambar yang dikumpulkan dari pemetaan satelit, fotografi udara dan globe GIS 3D[11].
Gambar 3.2. Aplikasi Google Earth[11].
3.4 Prosedur Percobaan
Adapun prosedur percobaan dari praktikum ini sebagai berikut
1) Siapkan terlebih dahulu peta digital suatu wilayah, dimulai dengan mengakses web tanahair.indonesia.go.id, pastikan bahwa anda telah memiliki akun pada web tersebut.
Jika belum memiliki akun tinggal mendaftarkan diri ke akun web tanahair.indonesia.go.id.
2) Jika telah memiliki akun pada website tanahair.indonesia.go.id, login terlebih dahulu agar dapat mendownload peta digital.
Gambar 3.3. Login ke website tanahair.indonesia.go.id
3) Pilih “Download” pada menu bar website tanahair.indonesia.go.id, lalu pilih “Peta Per Wilayah”.
Gambar 3.4. Pemilihan “Peta Per Wilayah”
4) Pilih wilayah mana yang akan didownload peta digitalnya, seanjutnya klik kanan pada area wilayah yang akan didownload. Jika muncul jendela baru, atur nilai Skala nya ke
“25K”. selanjutnya klik icon Download pada jendela tersebut.
Gambar 3.5. Proses Download Peta Digital Wilayah Kab. Pasuruan
5) Jika download telah selesai, ekstrak file peta digital dari format .zip ke folder general.
Gambar 3.6. Hasil ekstrak folder peta digital yang telah didownload
6) Jalankan Aplikasi Atoll, pilih “File”=> “New” => “From a document template”
Gambar 3.7. Pemilihan docomuent template 7) Pada jendela “Project Template”, pilihlah LTE. Lalu Klik “OK”.
Gambar 3.8. Pemilihan LTE.
8) Pilih “Document” pada menu bar atoll, lalu pilih “Properties”.
Gambar 3.9. Pemilihan “Properties”.
9) Pada jendela Properties, pada menu projection, klik tombol titik tiga untuk mengatur projectionnya.
Gambar 3.10. Pemilihan pada menu projection.
10) Pada jendela coordinate system, klik favourites pada menu “find in”.
Gambar 3.11. Pemilihan pada menu find in
11) Atur “find in” menjadi asia pacific
Gambar 3.12. Pengaturan pada menu find in.
12) Lalu cari dan pilih “ID74/UTM zone 49N”, dan klik “OK”
Gambar 3.13. Pemilihan ID74/UTM Zone 49N.
13) Lalu pada menu di “Display”, klik tombol titik tiga.
Gambar 3.14. Pemilihan pada menu display.
14) Lalu pilih “ID74” dan klik “OK”.
Gambar 3.15. Pemilihan “ID74”.
15) Klik pada menu area “Degree Format” dan atur menjadi “-xx.xxxx”. Akhir dari pengaturan ini dengan mengklik “OK” pada jendela properties.
Gambar 3.16. Pemilihan “-xx.xxxx” pada meni degree format.
16) Langkah selanjutnya mengimport peta digital, dimulai dengan cara pilih “File” => pilih
“import”.
Gambar 3.17. Pemilihan “Import”.
17) Arahkan folder hasil ekstrak peta digital yang telah didownload.
Gambar 3.18. Pengarahkan folder hasil ekstrasi peta digital yang telah didownload.
18) Klik salah satu file yang ada pada folder tersebut, lalu tekan Ctrl + A pada keyboard untuk memilih semua file yang ada pada folder peta digital.
Gambar 3.19. Pemilihan semua file peta digital 19) Lalu klik “Open”.
20) Jika muncul jendela “vector import”, langsung saja klik “import”.
Gambar 3.20. Pemilihan import.
21) Hasil dari import peta digital ditunjukkan pada gambar berikut
Gambar 3.21. Hasil dari import peta digital wilayah kab. Pasuruan.
22) Atur nilai perbandingan skalanya menjadi 1:100.000.
Gambar 3.22. Pengaturan skala 1:100.000.
23) Klik icon “New Transmitter or Station”.
Gambar 3.23. Mengaktifkan fitur new transmitter or station.
24) Ketika icon “new transmitter or station” sudah aktif, arahkan cursor ke area peta, klik pada area peta tersebut sehingga muncul icon sebuah site EnodeB/BTS disitu. Proses ini merupakan plotting sebuah site baru.
Gambar 3.24. Hasil plotting Site EnodeB/BTS.
25) Klik kanan pada “site” => pilih “Properties”.
Gambar 3.25. Pemilihan “Properties” pada fitur Site.
26) Pada menu Display, atur “Display Type” menjadi “Unique”. Lalu klik “OK”.
Gambar 3.26. Pemilihan “Unique” pada menu “Display Type”.
27) Pada menu “Transmitter” diklik kanan, lalu pilih “Properties”.
Gambar 3.27. Pemilihan “Properties pada menu “Transmitter”
28) Pada jendela “Transmitter Properties”, Atur “Display Type” pada Menu “Display”
menjadi “Automatic”.
Gambar 3.28. Pengaturan “automatic” pada Menu “Display”
29) Double Klik pada icon “panah”, hingga muncul jendela “Display Parameter”.
Gambar 3.29. Pemilihan pada icon “panah”
30) Pada jendela “Display Parameter”, atur menu “symbol” sesuai gambar berikut ini.
Setelah sudah sesuai klik “OK”.
Gambar 3.30. Pengaturan icon “Symbol” pada jendela “Display Parameter”.
31) Lalu klik “OK” pada jendela “Transmitter Properties”. Hasil dari pengaturan ini ditunjukkan pada gambar dibawah ini
Gambar 3.31. Hasil dari pengaturan “menu transmitter”.
32) Klik kanan “Prediction”, lalu pilih “new prediction”.
Gambar 3.32. Pemilihan “New Prediction”.
33) Pada jendela “Prediction Type”, pilih “Coverage by Transmitter (DL)” dan klik
“Calculate”. Pada tahap ini lakukan penympanan dari projek atoll kita dan letakkan file projek ini sesuai dengan keinginan kita.
Gambar 3.33. Pemilihan “Coverage by Transmitter (DL)”.
34) Hasil dari pemilihan “Coverage by Transmitter (DL)” ditunjukkan Pada Gambar berikut ini.
Gambar 3.34. Hasil dari perhitungan “Coverage by Transmitter (DL)”.
35) Untuk melihat kekuatan pancaran sinyal dari site tersebut, dapat dilakukan dengan cara klik kanan “Prediction”=> pilih “new prediction”.
36) Pada jendela “Prediction Types”, pilih “Coverage by signal level (DL)” lalu Klik
“Calculate”.
Gambar 3.35. Pemilihan “coverage by signal level (DL)”.
37) Hasil dari prediction untuk “Coverage by signal level (DL)” ditunjukkan pada Gambar berikut ini.
Gambar 3.36. Hasil dari prediction untuk “coverage by signal level (DL)”.
38) Aktifkan “Point Analysis” untuk mengenalisa dibeberapa titik hasil dari kekuatan sinyal yang didapat.
Gambar 3.37. Mengaktifkan fitur “Point Analysis”.
39) Pada menu “point analysis”, atur menjadi “Reception”.
Gambar 3.38. Mengatur menjadi “Reception” pada Menu “Point Analysis”.
40) Drag cursor dari point analysis yang berbentuk lingkaran merah, ke daerah cakupan yang paling ujung dari Site0_cell1 seperti yang ditunjukkan pada Gambar dibawah ini.
Gambar 3.39. Mengatur cursor point analysis.
41) Nilai dari Receive RS Power diperoleh sebesar -105,43 dBm. Status dari Downlink dan Uplink masih tercentang yang artinya jika UE berada dititik tersebut mendapatkan sinyal yang masih dapat dipergunakan untuk berkomunikasi.
Gambar 3.40. Pengukuran penerimaan sinyal pada titik tertentu.
42) Untuk melihat radius dari cakupan antena sektora pada site tersebut, dapat dilakukan dengan cara pada menu “Point Analysis” atur ke “Profile”. Kita akan langsung mengetahui jangkauan dari cakupan 1 cell dari antena sektora suatu site.
Gambar 3.41. Terukur radius/ jangkauan coverage dari 1 sektoral itu mencapai 3,023 Km atau 3.023 meter.
43) Lakukan konversi ke bentuk peta yang ada pada google earth. Dimulai dengan cara menekan icon “google earth” pada menu yang ada di Atoll. Pada tahap ini pastikan anda download installer google earth dan menginstalnya pada terlebih dahulu di laptop/PC anda.
Gambar 3.42. Klik icon “Google Earth” untuk mengeksport ke google earth.
44) Pada jendela “Export to Google Earth”, klik tombol “export”.
Gambar 3.43. Klik Export pada jendela “Export to Google Earth”.
45) Hasil dari ekport ke Google Earth ditampilkan pada Gambar berikut.
Gambar 3.44. Hasil dari ekport Google Earth.
3.5 Tugas/Evaluasi
- Lakukan plotting 5 site dengan layout plotting site sebagai berikut
- Lakukan pengaturan new prediction untuk coverage by transmitter (DL) dan coverage by signal level (DL)
- Cari titik dimana
No. Tugas Screenshoot
1 Carilah Letak UE tercover banyak cell
2 Carilah Letak UE yang mendapatkan Downlink dan
Uplink Silang
3 Carilah Letak UE yang mendapatkan Downlink Silang
4 Carilah Letak UE yang mendapatkan Downlink dan Uplink Centang
5 Cari dimana UE mendapatkan kekuatan sinyal yang bagus
BAB IV
Perencanaan Site Baru pada Area Padat Penduduk
4.1 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah
(1) Mahasiswa dapat merencanaan site baru pada area padat penduduk
(2) Mahasiswa dapat mengatur coverage yang optimal pada area pada penduduk (3) Mahasiswa memahami konsep pengaturan mechanical azimuth dan Mechanical
Downtilt
4.2 Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan pada praktikum ini adalah - Laptop/PC
- Software Atoll yang telah terinstall di Laptop - Peta Digital suatu wilayah Kab/Kota
4.3 Teori Dasar
Four Generotuon LTE (4G LTE)
Long term Evolution (LTE) adalah jaringan akses radio evolusi jangka panjang keluaran dari 3rd Generation Partership Project (GPP). LTE merupakan kelanjutan dari teknologi generasi ketiga (3G) WDCMA-UMTS. Teknologi ini telah sukses diuji cobakan secara komersial sejak tahun 2009 dan diharap menjadi standar evolusi komunikasi data pita lebar bergerak untuk dasawarsa mendatang. Semenjak Desember 2007, 3GGP melakukan studi kelayakan untuk LTE dengan mengeluarkan Release-7. Akhirnya konsep LTE terbentuk pada 2008 dengan dikeluarkannya Realase-8 [8].
Arsitektur LTE dikenal dengan suatu istilah SAE (System Architecture Evolution) yang didalamnya terdapat tiga komponen penting yaitu UE (User Equipment), E-UTRAN (Evolved UMTS Terrestial Radio Access Network), dan EPC (Evolved Packet Core).
Arsitektur LTE (Long Term Evolution) sebagai berikut:
Gambar 4.1. Arsitektur 4G LTE[9].
Berikut penjelasan mengenai fungsi dari masing-masing perangkat yang ada pada arsitektur LTE[10]:
a. User Equipment (UE). User equipment adalah perangkat dalam LTE yang terletak paling ujung dan berdekatan dengan user. Peruntukan UE pada LTE tidak berbeda dengan UE pada UMTS atau teknologi sebelumnya.
b. E-UTRAN. Evolved UMTS Terresterial Radio Access Network atau E- UTRAN adalah sistem arsitektur LTE yang memiliki fungsi menangani sisi radio akses dari UE ke jaringan core. Berbeda dari teknologi sebelumnya yang memisahkan NodeB dan RNC menjadi elemen tersendiri, pada sistem LTE E- UTRAN hanya terdapat satu komponen yakni Evolved Node B (eNodeB) yang telah menggabungkan fungsi keduanya. eNodeB secara fisik adalah suatu base station yang terletak dipermukaan bumi (BTS Greenfield) atau ditempatkan diatas gedung-gedung(BTS rooftop).
c. Evolved Packet Core (EPC). EPC adalah sebuah system yang baru dalam evolusi arsitektur komunikasi seluler, sebuah system dimana pada bagian core network menggunakan all-IP. EPC menyediakan fungsionalitas core mobile yang pada generasi sebelumnya (2G, 3G) memliki dua bagian yang terpisah yaitu Circuit switch (CS) untuk voice dan Packet Switch (PS) untuk data. EPC sangat penting untuk layanan pengirimanIP secara end to end pada LTE.
Selain itu, berperan dalam memungkinkan pengenalan model bisnis baru, seperti konten dan penyedia aplikasi. EPC terdiri dari MME (Mobility Management Entity), SGW (Serving Gateway), HSS (Home Subscription
Service), PCRF (Policy and Charging Rules Function), dan PDNGW(Packet Data Network Gateway).
4.4 Skema
Skema yang akan di buat pada praktikum ini adalah sebagai berikut
Gambar 4.2. Skema layout dalam plotting Site eNodeB.
4.5 Prosedur Percobaan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah Mahasiswa dapat memplotting sebuah site eNo 1) Siapkan terlebih dahulu peta digital suatu wilayah, dimulai dengan mengakses web
tanahair.indonesia.go.id, pastikan bahwa anda telah memiliki akun pada web tersebut.
Jika belum memiliki akun tinggal mendaftarkan diri ke akun web tanahair.indonesia.go.id.
2) Jika telah memiliki akun pada website tanahair.indonesia.go.id, login terlebih dahulu agar dapat mendownload peta digital.
Gambar 4.3. Login ke website tanahair.indonesia.go.id
3) Pilih “Download” pada menu bar website tanahair.indonesia.go.id, lalu pilih “Peta Per Wilayah”.
Gambar 4.4. Pemilihan “Peta Per Wilayah”
4) Pilih wilayah mana yang akan didownload peta digitalnya, seanjutnya klik kanan pada area wilayah yang akan didownload. Jika muncul jendela baru, atur nilai Skala nya ke
“25K”. selanjutnya klik icon Download pada jendela tersebut.
Gambar 4.5. Proses Download Peta Digital Wilayah Kab. Pasuruan
5) Jika download telah selesai, ekstrak file peta digital dari format .zip ke folder general.
Gambar 4.6. Hasil ekstrak folder peta digital yang telah didownload
6) Jalankan Aplikasi Atoll, pilih “File”=> “New” => “From a document template”
Gambar 4.7. Pemilihan docomuent template
7) Pada jendela “Project Template”, pilihlah LTE. Lalu Klik “OK”.
Gambar 4.8. Pemilihan LTE.
8) Pilih “Document” pada menu bar atoll, lalu pilih “Properties”.
Gambar 4.9. Pemilihan “Properties”.
9) Pada jendela Properties, pada menu projection, klik tombol titik tiga untuk mengatur projectionnya.
Gambar 4.10. Pemilihan pada menu projection.
10) Pada jendela coordinate system, klik favourites pada menu “find in”.
Gambar 4.11. Pemilihan pada menu find in
11) Atur “find in” menjadi asia pacific
Gambar 4.12. Pengaturan pada menu find in.
12) Lalu cari dan pilih “ID74/UTM zone 49N”, dan klik “OK”
Gambar 4.13. Pemilihan ID74/UTM Zone 49N.
13) Lalu pada menu di “Display”, klik tombol titik tiga.
Gambar 4.14. Pemilihan pada menu display.
14) Lalu pilih “ID74” dan klik “OK”.
Gambar 4.15. Pemilihan “ID74”.
15) Klik pada menu area “Degree Format” dan atur menjadi “-xx.xxxx”. Akhir dari pengaturan ini dengan mengklik “OK” pada jendela properties.
Gambar 4.16. Pemilihan “-xx.xxxx” pada meni degree format.
16) Langkah selanjutnya mengimport peta digital, dimulai dengan cara pilih “File” =>
pilih “import”.
Gambar 4.17. Pemilihan “Import”.
17) Arahkan folder hasil ekstrak peta digital yang telah didownload.
Gambar 4.18. Pengarahkan folder hasil ekstrasi peta digital yang telah didownload.
18) Klik salah satu file yang ada pada folder tersebut, lalu tekan Ctrl + A pada keyboard untuk memilih semua file yang ada pada folder peta digital.
Gambar 4.19. Pemilihan semua file peta digital 19) Lalu klik “Open”.
20) Jika muncul jendela “vector import”, langsung saja klik “import”.
Gambar 4.20. Pemilihan import.
21) Hasil dari import peta digital ditunjukkan pada gambar berikut
Gambar 4.21. Hasil dari import peta digital wilayah kab. Pasuruan.
22) Atur nilai perbandingan skalanya menjadi 1:100.000.
Gambar 4.22. Pengaturan skala 1:100.000.
23) Klik icon “New Transmitter or Station”.
Gambar 4.23. Mengaktifkan fitur new transmitter or station.
24) Ketika icon “new transmitter or station” sudah aktif, arahkan cursor ke area peta, klik pada area peta tersebut sehingga muncul icon sebuah site EnodeB/BTS disitu. Proses ini merupakan plotting sebuah site baru.
Gambar 4.24. Hasil plotting Site EnodeB/BTS.
25) Klik kanan pada “site” => pilih “Properties”.
Gambar 4.25. Pemilihan “Properties” pada fitur Site.
26) Pada menu Display, atur “Display Type” menjadi “Unique”. Lalu klik “OK”.
Gambar 4.26. Pemilihan “Unique” pada menu “Display Type”.
27) Pada menu “Transmitter” diklik kanan, lalu pilih “Properties”.
Gambar 4.27. Pemilihan “Properties pada menu “Transmitter”
28) Pada jendela “Transmitter Properties”, Atur “Display Type” pada Menu “Display”
menjadi “Automatic”.
Gambar 4.28. Pengaturan “automatic” pada Menu “Display”
29) Double Klik pada icon “panah”, hingga muncul jendela “Display Parameter”.
Gambar 4.29. Pemilihan pada icon “panah”
30) Pada jendela “Display Parameter”, atur menu “symbol” sesuai gambar berikut ini.
Setelah sudah sesuai klik “OK”.
Gambar 4.30. Pengaturan icon “Symbol” pada jendela “Display Parameter”.
31) Lalu klik “OK” pada jendela “Transmitter Properties”. Hasil dari pengaturan ini ditunjukkan pada gambar dibawah ini
Gambar 4.31. Hasil dari pengaturan “menu transmitter”.
32) Aktifkan fitur point analysis untuk mengukur jarak yakni 5.5 Km yang dipergunakan untuk memplot site ke 2 sesuai dengan skema pada Gambar 3.3.
Gambar 4.32. Pengukuran Jarak 5.5 Km menggunakan point analysis.
33) Aktifkan kembali tombol “new transmitter or station”, dan lakukan plot site eNodeB baru sesuai titik/cursor point analysis yang kita gunakan untuk mengukur jarak 5.5 Km.
Gambar 4.33. Plotting site ke 2.
34) Lakukan kembali pengukuran jarak 5.5 Km untuk site ke 3 dan ke 4 menggunakan fitur point analysis sesuai skema yang diberikan dan lakukan plotting untuk site ke 3 dan ke 4 sesuai dengan Langkah sebelumnya.
35) Setelah selesai dilakukan plotting, hasil dari ke 4 site baru yang telah diukur jarak dan telah diplot masing-masing sitenya, hasilnya sebagai berikut:
Gambar 4.34. Hasil ploting ke 4 sitenya.
36) Pengaturan pancaran sinyal dilakukan dengan cara:
a. Untuk melihat pancaran signalnya, klik kanan Predictions pada Network, pilih New Prediction. Pilih Coverage by Transmitter (DL).
Gambar 4.35. Pengaturan coverage by transmitter (DL) b. Lalu klik Calculate.
c. Akan muncul permintaan untuk menyimpan dokumen, setelah disimpan maka langsung muncul pancaran signalnya.
Gambar 4.36. Hasil dari prediksi coverage by transmitter.
d. Selanjutnya untuk melihat kualitas pancaran signal, klik kanan Predictions pada Network, pilih New Prediction. Pilih Coverage by Signal Level (DL), klik Calculate.
Maka akan muncul kualitas pancaran signalnya.
37) Lakukan Penambahan site BTS pada tengah area guna mengcover bagian yang belum mendapatkan pancaran sinyal.
Gambar 4.37. Penambahan site 5 38) Pengaturan nilai mechanical azimuth
a. Klik 2 kali pada Transmitters yang ingin diatur.
b. Ubah nilai Azimuth pada menu mechanical azimuth untuk menentukan arah site pada satuan derajat.
Gambar 4.38. Pengaturan mechanical Azimuth
c. Lakukan pada semua Transmitters Site BTS agar semua daerah tercover.
39) Lakukan pengaturan new prediction kembali untuk melihat hasil coverage sinyal dan Kekuatan sinyal untuk memastikan bahwa semua daerah padat penduduk dapat tercover sinyal site.
Gambar 4.39. Area padat penduduk dapat tercover dengan baik.
4.6 Tugas/Evaluasi
- Cari dan hitung seberapa banyak Downlink yang silang pada area padat penduduk.
Gunakan fitur Point Analysis arahkan ke area padat pendudung untuk mengamati ada tidaknya Downlink yang silang pada area yang tercover 5 site tersebut. Setiap menemukan downlink yang silang wajib discreenshoot dan diletakkan pada tabel berikut:
Downlink
Silang ke- Nilai Receive RS
Power (dBm) Screenshoot
12
- Carilah dititik mana UE dapat tercover oleh lebih dari 3 cell/antena sektoral. Lakukan kegiatan ini sebanyak 5x dan screenshoot letakkan pada tabel berikut ini
Nilai Receive RS
Power (dBm) Screenshoot
TercoverUE oleh 3 cell
- Carilah dititik mana UE dapat tercover paling banyak cell/antena sektoral. Lakukan screenshoot dari kegiatan ini
BAB V
Optimasi Jaringan Site eNodeB
5.1 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah
(1) Mahasiswa dapat melakukan optimasi Site BTS
(2) Mahasiswa dapat menambahkan Site BTS dari jaringan seluler “Operator X” untuk wilayah Kab. Pasuruan
5.2 Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan pada praktikum ini adalah - Laptop/PC
- Software Atoll yang telah terinstall di Laptop - Peta Digital suatu wilayah Kab/Kota
5.3 Teori Dasar
Four Generotuon LTE (4G LTE)
Long term Evolution (LTE) adalah jaringan akses radio evolusi jangka panjang keluaran dari 3rd Generation Partership Project (GPP). LTE merupakan kelanjutan dari teknologi generasi ketiga (3G) WDCMA-UMTS. Teknologi ini telah sukses diuji cobakan secara komersial sejak tahun 2009 dan diharap menjadi standar evolusi komunikasi data pita lebar bergerak untuk dasawarsa mendatang. Semenjak Desember 2007, 3GGP melakukan studi kelayakan untuk LTE dengan mengeluarkan Release-7. Akhirnya konsep LTE terbentuk pada 2008 dengan dikeluarkannya Realase-8 [8].
Arsitektur 4G LTE
Arsitektur LTE dikenal dengan suatu istilah SAE (System Architecture Evolution) yang didalamnya terdapat tiga komponen penting yaitu UE (User Equipment), E-UTRAN
(Evolved UMTS Terrestial Radio Access Network), dan EPC (Evolved Packet Core).
Arsitektur LTE (Long Term Evolution) sebagai berikut:
Gambar 5.1. Arsitektur 4G LTE[9].
Berikut penjelasan mengenai fungsi dari masing-masing perangkat yang ada pada arsitektur LTE[10]:
a. User Equipment (UE). User equipment adalah perangkat dalam LTE yang terletak paling ujung dan berdekatan dengan user. Peruntukan UE pada LTE tidak berbeda dengan UE pada UMTS atau teknologi sebelumnya.
b. E-UTRAN. Evolved UMTS Terresterial Radio Access Network atau E- UTRAN adalah sistem arsitektur LTE yang memiliki fungsi menangani sisi radio akses dari UE ke jaringan core. Berbeda dari teknologi sebelumnya yang memisahkan NodeB dan RNC menjadi elemen tersendiri, pada sistem LTE E- UTRAN hanya terdapat satu komponen yakni Evolved Node B (eNodeB) yang telah menggabungkan fungsi keduanya. eNodeB secara fisik adalah suatu base station yang terletak dipermukaan bumi (BTS Greenfield) atau ditempatkan diatas gedung-gedung(BTS rooftop).
c. Evolved Packet Core (EPC). EPC adalah sebuah system yang baru dalam evolusi arsitektur komunikasi seluler, sebuah system dimana pada bagian core network menggunakan all-IP. EPC menyediakan fungsionalitas core mobile yang pada generasi sebelumnya (2G, 3G) memliki dua bagian yang terpisah yaitu Circuit switch (CS) untuk voice dan Packet Switch (PS) untuk data. EPC sangat penting untuk layanan pengirimanIP secara end to end pada LTE.
Selain itu, berperan dalam memungkinkan pengenalan model bisnis baru,
seperti konten dan penyedia aplikasi. EPC terdiri dari MME (Mobility Management Entity), SGW (Serving Gateway), HSS (Home Subscription Service), PCRF (Policy and Charging Rules Function), dan PDNGW(Packet Data Network Gateway).
5.4 Prosedur Percobaan
Adapun prosedur percobaan pada praktikum ini adalah
1. Buat projek baru, yaitu dengan klik File>>New>>From a Document Template.
Pilih LTE, lalu tekan OK.
Gambar 5.2. Pengaturan template baru pada Atoll
2. Pilih koordinat system, yaitu dengan klik Document>>Properties. Pada
Projections, pilih Asia Pasific. Lalu pkih ID 74/UTM zone 49S, tekan OK.
Gambar 5.3. Pengaturan coordinate pada atoll
3. Pada Display pilih ID74. Ubah Degree Forat menjadi -xx.xxxxx. Tekan OKa
Gambar 5.6. Pengaturan Degree Format
4. Import peta Kab. Pasuruan yang sudah didownload, pilioh File>>Import. Cari dimana tempat kalian menyimpan folder peta Kab. Pasuruan yang sudah
didownload, Select All lalu klik Open, emudian klik Import Gambar 5.7. Pengaturan import peta digital
5. Double-klik pada Sites, lalu klik Import.
6. Pilih File “Optimasi2” yang tadi sudah di download, lalu klik Import.
Gambar 5.8. Import File Optimasi2.
7. Ubah decimal symbol menjadi titik(.), lalu klik Import.
Gambar 5.9. Hasil dari import file data site untuk optimasi
8. Klik kanan pada salah satu site, misal Site0, lalu pilih Properties. Pilih Display.
Ubah fontsize menjadi 10, dan Color menjadi putih. Klik OK.
Gambar 5.10. Pengaturan fontsize pada icon site.
9. Letakkan Antena Transmitter pada setiap tempat yang sudah diberi tanda Site.
Gambar 5.11. Pengaturan antena pada tiap site.
10. Klik kanan pada menu Transmitter, pilih Properties. Ubah display type menjadi Automatic.
Gambar 5.12. Pengaturan Display type pada transmitter.
11. Klik kanan pada menu Predictions>>New Prediction. Pilih Coverage by Transmitter(DL) dan Coverage by Signal Level (DL), klik Calculate.
Gambar 5.13. Pengaturan New prediction untuk melihat coverage pada transmitter dan kekuatan sinyal.
12. Hasil dari new prediction ditunjukkan pada Gambar berikut:
Gambar 5.14. Hasil new prediction.
13. Export ke Google Earth untuk melihat wilayah mana yang padat penduduk dan belum terjangkau Coverage Area dari Site yang ada.
Gambar 5.15. Hasil dari eksport ke google earth
14. Tambahkan Site baru pada wilayah padat penduduk yang belum terjangkau coverage area Site yang sudah ada.
Gambar 5.16. Hasil dari penambahan site baru pada wilayah yang padat penduduk.
5.5 Tugas/Evaluasi
- Gunakan fitur point analysis untuk mengetahui dititik mana UE dapat tercover paling banyak cell/antena sektoral. Lakukan screenshoot dari kegiatan ini
- Cari dan hitung seberapa banyak Downlink yang silang pada area padat penduduk..
Setiap menemukan downlink yang silang wajib discreenshoot dan diletakkan pada tabel berikut:
Downlink
Silang ke- Nilai Receive RS
Power (dBm) Screenshoot
12
- Carilah dititik mana UE dapat tercover oleh lebih dari 3 cell/antena sektoral. Lakukan kegiatan ini sebanyak 5x dan screenshoot letakkan pada tabel berikut ini
Nilai Receive RS
Power (dBm) Screenshoot
TercoverUE oleh 3 cell
BAB VI
Coverage Planning
6.1 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah
(1) Mahasiswa dapat melakukan coverage planning menggunakan aplikasi atoll (2) Mahasiswa dapat mengetahui parameter utama system Coverage LTE
6.2 Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan pada praktikum ini adalah - Laptop/PC
- Software Atoll yang telah terinstall di Laptop - Peta Digital suatu wilayah Kab/Kota
6.3 Teori Dasar
Four Generotuon LTE (4G LTE)
Long term Evolution (LTE) adalah jaringan akses radio evolusi jangka panjang keluaran dari 3rd Generation Partership Project (GPP). LTE merupakan kelanjutan dari teknologi generasi ketiga (3G) WDCMA-UMTS. Teknologi ini telah sukses diuji cobakan secara komersial sejak tahun 2009 dan diharap menjadi standar evolusi komunikasi data pita lebar bergerak untuk dasawarsa mendatang. Semenjak Desember 2007, 3GGP melakukan studi kelayakan untuk LTE dengan mengeluarkan Release-7. Akhirnya konsep LTE terbentuk pada 2008 dengan dikeluarkannya Realase-8 [8].
Arsitektur 4G LTE
Arsitektur LTE dikenal dengan suatu istilah SAE (System Architecture Evolution) yang didalamnya terdapat tiga komponen penting yaitu UE (User Equipment), E-UTRAN (Evolved UMTS Terrestial Radio Access Network), dan EPC (Evolved Packet Core).
Arsitektur LTE (Long Term Evolution) sebagai berikut:
Gambar 6.1. Arsitektur 4G LTE[9].
Berikut penjelasan mengenai fungsi dari masing-masing perangkat yang ada pada arsitektur LTE[10]:
a. User Equipment (UE). User equipment adalah perangkat dalam LTE yang terletak paling ujung dan berdekatan dengan user. Peruntukan UE pada LTE tidak berbeda dengan UE pada UMTS atau teknologi sebelumnya.
b. E-UTRAN. Evolved UMTS Terresterial Radio Access Network atau E- UTRAN adalah sistem arsitektur LTE yang memiliki fungsi menangani sisi radio akses dari UE ke jaringan core. Berbeda dari teknologi sebelumnya yang memisahkan NodeB dan RNC menjadi elemen tersendiri, pada sistem LTE E- UTRAN hanya terdapat satu komponen yakni Evolved Node B (eNodeB) yang telah menggabungkan fungsi keduanya. eNodeB secara fisik adalah suatu base station yang terletak dipermukaan bumi (BTS Greenfield) atau ditempatkan diatas gedung-gedung(BTS rooftop).
c. Evolved Packet Core (EPC). EPC adalah sebuah system yang baru dalam evolusi arsitektur komunikasi seluler, sebuah system dimana pada bagian core network menggunakan all-IP. EPC menyediakan fungsionalitas core mobile yang pada generasi sebelumnya (2G, 3G) memliki dua bagian yang terpisah yaitu Circuit switch (CS) untuk voice dan Packet Switch (PS) untuk data. EPC sangat penting untuk layanan pengirimanIP secara end to end pada LTE.
Selain itu, berperan dalam memungkinkan pengenalan model bisnis baru, seperti konten dan penyedia aplikasi. EPC terdiri dari MME (Mobility Management Entity), SGW (Serving Gateway), HSS (Home Subscription
Service), PCRF (Policy and Charging Rules Function), dan PDNGW(Packet Data Network Gateway).
6.4 Prosedur Percobaan
Adapun prosedur percobaan dari praktikum ini adalah
1. Matikan antivirus dan windows defender untuk membuka aplikasi Atoll,
2. Membuat File baru dan pilih project template LTE dengan cara pilih file=> new=>
from a document template.
Gambar 6.2. Pengaturan template baru
3. Klik file,- import dan pilih folder 1_data_clutter klik pada folder height - index lalu open dan pilih type data altitudes
(a)
(b)
Gambar 6.3. pengaturan import peta digital.
4. Maka akan muncul seperti gambar berikut
Gambar 6.4. Hasil import peta digital.
5. Selanjutnya masih pada folder yang sama, pilih folder clutter –> index, lalu open dan pilih type data clutter clases
(a)
(b)
Gambar 6.5. Pengaturan import peta digital.
6. Hasil dari import peta digital.
Gambar 6.6. Hasil dari import peta digital
7. Selanjutnya memasukkan koordinat, klik document –>properties, pada projection pilih WGS84/UTM zone 49S, lalu pada display pilih WGS84, dan yang terakhir pilih degree format -xx.xxx
(a)
(b)
(c)
Gambar 6.7. Pengaturan Kordinat.
8. Langkah selanjutnya yaitu import jalan pada folder map jawa
Gambar 6.8. Import map jawa 9. Lalu klik open dan import
Gambar 6.9. Import map jawa
10. Sambugkan dengan internet, lalu klik geo dan pilih online maps dan drag ke atas serta di centang.
Gambar 6.10. Pengaturan online maps
11. Pada online maps klik kanan pilih new dan pilih Open StreetMap Standart
Gambar 6.11. Pengaturan Streetmap 12. Maka pada atoll akan muncul seperti gambar berikut
Gambar 6.12. hasil dari pengaturan streetmap
13. Drag Digital Terrain Models kearah atas Clutter Classes, lalu klik properties –> Radio Network Settings –> Frequences –> Bands klik kanan open table untuk mengukur parameternya
Gambar 6.13. Pengaturan Frekuensi band.
14. Pada table pilih band 4G, band 3 frekuensi 1800. Lalu copy paste data tersebut ke bawah dan rename seperti gambar.
Gambar 6.14. Pengaturan Band frekuensi.
15. Untuk mensetting antenna. Klik Radio Network Equipment –> klik kanan Grup by Lalu cari antenna berfrekuensi 1,710 dan klik open table. Copy paste dibaris paling bawah dan beri nama sesuai keinginan.
(a)
(b)
Gambar 6.15. Pengaturan Radio Network Equipment
16. Lakukan hal yang sama pada table TMA dengan mengubah noise figure menjadi 7db, klik apply dan ok.
Gambar 6.16. Pengaturan pada table TMA
17. Lakukan hal yang sama pada feeders yaitu copy paste di baris bawah dan ubah nama dan loss perlength mejadi 0,02, klik apply.
Gambar 6.17. Pengaturan nilai loss perlength
18. Lalu open table Transmitter Equipment, lakukan hal yang sama seperti sebelumnya dan mengubah noise figure menjadi 7db
Gambar 6.18. Pengaturan noise figure
19. Klik pada Radio Network Setting pilih station templates klik new dan ubah nama, lalu ubah seperti gambar berikut
Gambar 6.19. Pengaturan station template
20. Pada menu transmitter pilih equipment dan menginputkan TMA ,Feeder serta transmitter yang tadi dibuat
Gambar 6.20. Pengaturan TMA, Feeder dan transmitter.
21. Selanjutnya klik LTE dan inputkan hasil dari frequency band
Gambar 6.21. Pengaturan frekquensi Band.
22. Lalu pada neighbours inputkan nilai 16 dan klik apply
Gambar 6.22. Pengaturan Neigbours.
23. Lalu close semua table. pada station template kita ubah dengan file yang sudah dibuat, lalu buat site baru.
Gambar 6.23. Pembuatan site baru.
24. Setelah menentukan site, lalu open table dan sesuaikan nilai longitude dan latitudenya.
Maka pada map nama site akan berubah.
Gambar 6.24. Pengaturan longitude dan latitude.
25. Pada transmitter klik open table dan mengganti nilai azimuth.
Gambar 6.25. mengganti nilai azimuth 26. Klik CW Measurement –> new, lalu ubah nilah X, Y, dan M.
Gambar 6.26. Mengubah parameter X, Y dan M.
27. Setelah mengatur longitude dan latitude makan pada aplikasi atoll akan terlihat area hasil dari perhitungan. Untuk mengetahui luas waktu maka pada zones –>
computation zone –> draw polygon.
Gambar 6.27. hasil dari draw polygon
28. Lalu buat prediction dan calculate
Gambar 6.28. Hasil dari calculate untuk prediksinya.
6.5 Tugas/Evaluasi
1. Lakukan Screenshoot histogram dari Calculate Effective Signal Analysis (DL) 0 dan uraikan sebuah Analisa
2. Lakukan screenshoot histogram dari Calculate Coverange by C/(I+N) Level (DL) 0 dan uraikan sebuah analisa
3. Lakukan screenshoot histogram dari Calculate Converange by Transmitter (DL) 0 dan uraikan sebuah
BAB VII Capacity Planning
7.1 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah
(1) Mahasiswa dapat melakukan capacity planning menggunakan aplikasi atoll
(2) Mahasiswa dapat merencanakan kapasitas system agar memiliki kinerja yang diinginkan
7.2 Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan pada praktikum ini adalah - Laptop/PC
- Software Atoll yang telah terinstall di Laptop - Peta Digital suatu wilayah Kab/Kota
7.3 Teori Dasar
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah Four Generotuon LTE (4G LTE)
Long term Evolution (LTE) adalah jaringan akses radio evolusi jangka panjang keluaran dari 3rd Generation Partership Project (GPP). LTE merupakan kelanjutan dari teknologi generasi ketiga (3G) WDCMA-UMTS. Teknologi ini telah sukses diuji cobakan secara komersial sejak tahun 2009 dan diharap menjadi standar evolusi komunikasi data pita lebar bergerak untuk dasawarsa mendatang. Semenjak Desember 2007, 3GGP melakukan studi kelayakan untuk LTE dengan mengeluarkan Release-7. Akhirnya konsep LTE terbentuk pada 2008 dengan dikeluarkannya Realase-8 [8].
Arsitektur 4G LTE
Arsitektur LTE dikenal dengan suatu istilah SAE (System Architecture Evolution) yang didalamnya terdapat tiga komponen penting yaitu UE (User Equipment), E-UTRAN
(Evolved UMTS Terrestial Radio Access Network), dan EPC (Evolved Packet Core).
Arsitektur LTE (Long Term Evolution) sebagai berikut:
Gambar 7.1. Arsitektur 4G LTE[9].
Berikut penjelasan mengenai fungsi dari masing-masing perangkat yang ada pada arsitektur LTE[10]:
a. User Equipment (UE). User equipment adalah perangkat dalam LTE yang terletak paling ujung dan berdekatan dengan user. Peruntukan UE pada LTE tidak berbeda dengan UE pada UMTS atau teknologi sebelumnya.
b. E-UTRAN. Evolved UMTS Terresterial Radio Access Network atau E- UTRAN adalah sistem arsitektur LTE yang memiliki fungsi menangani sisi radio akses dari UE ke jaringan core. Berbeda dari teknologi sebelumnya yang memisahkan NodeB dan RNC menjadi elemen tersendiri, pada sistem LTE E- UTRAN hanya terdapat satu komponen yakni Evolved Node B (eNodeB) yang telah menggabungkan fungsi keduanya. eNodeB secara fisik adalah suatu base station yang terletak dipermukaan bumi (BTS Greenfield) atau ditempatkan diatas gedung-gedung(BTS rooftop).
c. Evolved Packet Core (EPC). EPC adalah sebuah system yang baru dalam evolusi arsitektur komunikasi seluler, sebuah system dimana pada bagian core network menggunakan all-IP. EPC menyediakan fungsionalitas core mobile yang pada generasi sebelumnya (2G, 3G) memliki dua bagian yang terpisah yaitu Circuit switch (CS) untuk voice dan Packet Switch (PS) untuk data. EPC sangat penting untuk layanan pengirimanIP secara end to end pada LTE.
Selain itu, berperan dalam memungkinkan pengenalan model bisnis baru,
seperti konten dan penyedia aplikasi. EPC terdiri dari MME (Mobility Management Entity), SGW (Serving Gateway), HSS (Home Subscription Service), PCRF (Policy and Charging Rules Function), dan PDNGW(Packet Data Network Gateway).
7.4 Prosedur Percobaan
Adapun prosedur percobaan dari praktikum ini adalah
1. Menyiapkan data atoll pada praktikum sebelumnya “Coverage planning”
Gambar 7.2. File Atoll “Coverage Planning”
2. Buka Kembali project sebelumnya (Coverage Planning) dan hilangkan tampilan
“Predictions”dengan cara menghilangkan tanda centang.
Gambar 7.3. Hasil dari menghilangkan prediction.
3. Lalu tambahkan site baru menggunakan fitur“New Transmission or Stasion”
Gambar 7.4. Hasil dari penambahan site baru.
4. Setelah itu hubungkan satu site dengan yang lain dengan cara“Transmitter ->
Neighbours -> Intra-technology -> Automatic Allocation”. Setelah itu akan menampilkan“Automatic Neighbour Allocation”ubah nilai“Max inter-site distance”menjadi 3503 m dan tekan“Calculate”. Klik“Commit”dan“Close”.
Gambar 7.5. hasil dari pengaturan Max inter-site distance.
5. Ke tab network -> Transmitter klik kanan -> AFP -> Automatic Location.
Gambar 7.6. Pemilihan automatic location.
6. Setelah muncul tabelnya, klik start. Ketika proses selesai, klik commit, lalu close.
Gambar 7.7. Pemilihan tombol “start”
7. Ke tab network -> Transmitter klik kanan -> Properties. Kemudian, klik titik tiga, pada label, lalu pilih Physical Cell ID kemudian klik kearah kanan, kemudian klik ok.
Gambar 7.8. Pengaturan PCI
8. Membuat Service Voip, Ke tab Parameters -> Traffic Parameters -> Service klik kanan -> New.
Gambar 7.9. Pengaturan service.
9. Kemudian akan muncul tab, pada colom nama isikan “Voip komsel”, uplink dan downlink activity factor “0.4” & untuk average “60 kbps”.
Gambar 7.10. pengaturan downlink activity control 10. Pindah ke tab LTE, lalu sesuaikan dengan gambar berikut.
Gambar 7.11. Pengaturan nilai tab LTE.
11. Membuat Service Video (data), Ke tab Parameters -> Traffic Parameters -> Service klik kanan -> New.
Gambar 7.12. Pengaturan Service video
12. Kemudian akan muncul tab, pada colom nama isikan “Video komsel”, uplink dan downlink activity factor “0.05” & untuk average “504 kbps”.