CARA MENGHITUNG PAJAK, NORMA PENGHITUNGAN, DAN CARA MENGHITUNNG PAJAK DENGAN
NORMA PENGHITUNGAN
Dibuat Ardiansyah Janu Nugroho
CARA MENGHITUNG PAJAK
Cara penghitungan pajak terbaru menggunakan PPH pasal 21 tarif efektif rata-rata (TER).
Dengan adanya skema tarif efektif PPh 21 TER ini, maka perhitungan pajak penghasilan pasal 21 jadi lebih simpel.
Pegawai Tetap
1.
Contoh Soal
Tuan R pada bekerja pada perusahaan PT ABC dan memperoleh gaji sebulan Rp10.000.000 dan membayar iuran pensiun sebesar Rp100.000 per bulan.Tuan R menikah dan tidak memiliki tanggungan (PTKP K/0).
penyelesaian:
keterangan= Tarif efektif 2%( Tabel A baris 9).
Jan – Nov => 2% x Rp10.000.000 = Rp200.000 / bulan Des=> Rp 2.715.000 – (11 x Rp200.000) = Rp 515.000 Rp. 2.715.000 berasal dari:
perhitungan PPh 21 TER Desember
Gaji = Rp 120.000.000 Pengurang: Biaya Jabatan
5% x Rp120.000.000,00 = Rp 6.000.000 Iuran pension = Rp 1.200.000
Penghasilan neto = Rp 112.800.000 PTKP setahun = Rp 58.500.000
PPh Kena Pajak setahun = Rp 54.300.000,00 PPh Pasal 21 terutang:
5% x Rp54.300.000 = Rp 2.715.000
PPh Pasal 21 terutang:
5% x Rp54.300.000 = Rp 2.715.000
PPh 21 Januari-November = Rp 2.200.000
PPh Pasal 21 Masa Desember Rp 515.000
Contoh Soal
Tuan B bekerja pada PT I. Pada bulan Juni 2024, Tuan B melakukan pekerjaan perakitan bingkai foto selama, 10 (sepuluh) hari. Atas penyelesaian pekerjaan tersebut, Tuan B menerima atau memperoleh penghasilan sebesar Rp 4.500.000,00
Penyelesaian:
sehingga jumlah penghasilan bruto sehari sebesar Rp 4.500.000,00 : 10 = Rp 450.000,00.
Penghitungan PPh Pasal 21 menggunakan tarif efektif harian : 0% x Rp 450.0000,00 = Rp 0
2. Pegawai Tidak Tetap
Contoh Soal
Tuan A adalah seorang pengacara memperoleh imbalan dari PT. H untuk menangani kasus hukum di perusahaannya. Tuan A mendapatkan imbalan sebesar Rp400.000.000
Penyelesaiannya:
DPP (dasar pemotongan dan pengenaan) Pajak Penghasilan Pasal 21 atas penghasilan yang diterima atau diperoleh Tuan A adalah sebesar
50% x Rp400.000.000 = Rp200.000.000
3. Bukan Pegawai
Penghitungan PPh Pasal 21 tetap menggunakan tarif Pasal 17 UU PPh:
lapisan I = (5% x Rp60.000.000,00) = Rp. 3.000.000 Lapisan II = (15% x Rp140.000.000,00) = Rp. 21.000.000
total Pemotongan Pajak yang di lakukan PT. H adalah
Rp24.000.000.
4. Subjek Lainnya
Contoh Soal
Tuan H seorang anggota komisaris di PT KKK yang berstatus menikah dan menikah memiliki 1 anak.
Selama 2024, Tuan H hanya menerima penghasilan berupa honorarium dari perusahaan sebesar Rp80 juta pada Desember 2024.
a.Atas penghasilan yang diperoleh Tuan H dari PT KKK tersebut, maka berikut perhitungan pajak penghasilannya: Tuan H menikah dan punya 1 tanggungan, maka status PTKP-nya = (K/1).
b.Sesuai perhitungan tarif efektif rata-rata bulanan, perhitungan pemotongan PPh 21 atas honorarium Tuan H menggunakan tarif kategori TER B .
c.Tarif TER kategori B untuk status (K/1) dari penghasilan Rp80 juta sebesar 23%.
Maka perhitungannya sebagai berikut:
= Penghasilan bruto x Tarif efektif bulanan
= Rp80 juta x 23%
= Rp18,4 juta
NORMA PENGHITUNGAN PENGHASILAN NETO
Norma Penghitungan adalah pedoman untuk menentukan besarnya penghasilan neto yang akan digunakan untuk menghitung besarnya pajak penghasilan terutang yang harus dibayar oleh wajib pajak. Penggunaan norma penghitungan pada dasarnya dilakukan lantaran tidak terdapat dasar perhitungan yang lebih baik, yaitu pembukuan secara lengkap.Ketentuan yang mengatur tentang NPPN tertuang dalam Pasal 14 UU No. 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan (PPh). Melalui beleid ini, diatur kriteria wajib pajak yang diperbolehkan menggunakan NPPN dan persyaratan lainnya yang harus dipenuhi.
Syarat Boleh Menggunakan NPPN
Penghasilan bruto setahun di bawah Rp4,8 miliar.
1. Wajib menyelenggarakan pencatatan.
2. Penghasilan yang diperolehnya tidak dikenai PPh Final.
3. Harus memberitahukan kepada Direktorat Jenderal Pajak (DJP) paling lama 3 bulan sejak awal Tahun Pajak yang bersangkutan untuk menggunakan NPPN.
4.
Dapat mengajukan penggunaan NPPN kepada DJP dengan cara berikut:
1.Secara elektronik melalui:
a.Daring (online) melalui www.pajak.go.id b.Contact Center DJP
c.Saluran tertentu lainnya
2.Langsung ke KPP/KP2KP tempat wajib pajak terdaftar 3.Melalui pos dengan bukti pengiriman surat
4.Melalui perusahaan jasa ekspedisi atau jasa kurir dengan bukti pengiriman surat
Contoh situasi yang tidak diperbolehkan penggunaan NPPN : 1. Dianggap memilih menggunakan pembukuan
Apabila wajib pajak tidak memberitahukan kepada DJP untuk menghitung penghasilan netonya menggunakan NPPN, maka dianggap memilih menggunakan pembukuan.
2.Penggabungan penghasilan neto dari beberapa usaha yang dimiliki
Apabila wajib pajak memiliki lebih dari satu atau beberapa usaha atau pekerjaan bebas, maka
penghasilan dari masing-masing usaha atau pekerjaan bebas tersebut harus dihitung
penghasilan netonya.
CARA MENGHITUNG PAJAK MENGGUNAKAN NORMA PENGHITUNGAN
Tuan A seorang pengusaha pedagang besar cat berdomisili di Jakarta memperoleh penghasilan bruto sebesar Rp3,5 miliar setahun dan melakukan pencatatan atas usahanya tersebut. Tuan berstatus menikah dan memiliki 1 anak (K/1).Guna mengetahui besar pajak penghasilan yang dikenakan atas penghasilan dari usaha Tuan A, maka harus menghitung penghasilan neto menggunakan NPPN terlebih dahulu.
Berikut tahapan penghitungannya:
1.Mencari tarif persentase penghitungan netonya Kode KLU Pedagang Besar Cat (46637)
Tarif persentase NPPN Pedagang Besar Cat untuk wilayah Ibukota Provinsi Jakartasebesar 25%
2.Menghitung penghasilan neto = Rp3.500.000.000 x 25%
= Rp875.000.000
3.Menghitung Penghasilan Kena Pajak = Penghasilan Neto – PTKP (K/1)
= Rp875.000.000 – Rp63.000.000 = Rp812.000.000
4.Menghitung PPh Terutang
= Penghasilan Kena Pajak x Tarif Umum Pasal 17 UU PPh Penghitungan:
= 5% x Rp60.000.000 = Rp3.000.000 = 15% x Rp200.000.000 = Rp30.000.000 = 25% x Rp500.000.000 = Rp125.000.000 = 30% x Rp158.000.000 = Rp47.400.000 Total PPh Terutang = Rp205.400.000
KESIMPULAN
Dalam menghitung ,Indonesia menggunnakan cara terbaru dengan menggunakan PPH pasal 21 tarif efektif rata-rata (TER).
Dengan adanya skema tarif efektif PPh 21 TER ini, maka perhitungan pajak penghasilan pasal 21 jadi lebih simpel.
Norma Penghitungan adalah pedoman untuk menentukan
besarnya penghasilan neto yang akan digunakan untuk
menghitung besarnya pajak penghasilan terutang yang harus
dibayar oleh wajib pajak. Penggunaan norma penghitungan
pada dasarnya dilakukan lantaran tidak terdapat dasar
perhitungan yang lebih baik, yaitu pembukuan secara
lengkap.Ketentuan yang mengatur tentang NPPN tertuang
dalam Pasal 14 UU No. 36 Tahun 2008 tentang Pajak
Penghasilan (PPh). Melalui beleid ini, diatur kriteria wajib pajak
yang diperbolehkan menggunakan NPPN dan persyaratan
lainnya yang harus dipenuhi.
TERIMA KASIH
Saya harap kamu bisa mendapatkan pengetahuan yang berguna dari
presentasi ini. Semoga bermanfaat !