LAPORAN PRESENTASI EKSTERNAL
“SELF COMPASSION – HOW TO BE NICE TO OUR SELF”
Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Public Speaking dan Presentasi Dosen Pengampu : Drs. Siantari Rihartono, M.Si
Disusun Oleh:
Defi Dilalatul Haq (20107030046)
ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA 2022
A. Pendahuluan
Webinar ini merupakan kegiatan yang dilaksanakan untuk memenuhi tugas mata kuliah Public Speaking dan Presentasi. Kegiatan ini juga bertujuan untuk menyampaikan informasi terhadap khalayak luas khususnya para remaja tentang Self Compassion – How To Be Nice To Our Self atau terkait dengan bagaimana cara berbuat baik pada diri sendiri.
Tem p at dan Waktu
Hari dan Tanggal : Minggu, 15 Mei 2022
Waktu : 10.00 – 11.00
Platform : Zoom (Daring)
Judul Materi : “Self Compassion – How To Be Nice To Our Self”
Pemateri : Defi Dilalatul Haq
Peserta : 29 Orang
1. Kondisi Khalayak
Khalayak yang ditargetkan pada webinar ini bersifat umum namun mengarah kepada remaja berkisar usia 18-25 tahun. Dimana rentang usia tersebut sering mengalami atau dilanda perasaan yang sensitif saat mengalami suatu kegagalan yang terkadang membuat mereka menjadi bersikap tidak baik kepada diri mereka sendiri. Berikut kondisi khalayak yang dapat dianalisis :
Apa kebutuhan khalayak ?
Khalayak membutuhkan pengetahuan, pemahaman, manfaat, dan gambaran mengenai self compassion serta cara berbuat baik kepada diri sendiri, untuk dapat mengetahui dan memahami kondisi yang sedang mereka alami.
Apa yang khalayak ingin dengar ?
Khalayak tertarik dengan bahasan mengenai Apa itu Self Compassion, Aspek-aspeknya, Faktor yang mempengaruhi, Manfaat Memilikinya, dan How to Build Self-Compassion. Khalayak juga ingin mengetahui bagaimana cara menghadapi dan menyikapi suatu masalah dengan baik.
Bagaimana sikap khalayak ?
Khalayak yang menjadi target audiens dari presentasi eksternal memiliki motivasi untuk berubah menjadi lebih baik lagi. Hal ini dapat dilihat dari antusiasme serta partisipasi aktif mereka selama sesi presentasi berlangsung dan hingga pada sesi diskusi tanya jawab. Khalayak tampak antusias dengan materi yang dibawakan dan memiliki rasa ingin tahu tentang self compassion. Sebagian besar khalayak sangat tertarik pada contoh kasus dan solusi yang disampaikan presentator. Namun, beberapa dari peserta tidak mengaktifkan kamera dan keluar masuk ruang Zoom saat presentator memberikan materi karena terkendala oleh jaringan.
Bagaimana level pengetahuan khalayak ?
Pengetahuan yang dimiliki oleh khalayak atau peserta beragam karena berasal dari berbagai latar belakang yang berbeda. Hal ini juga dapat dilihat dari adanya tanya jawab, sebagian peserta mempunyai pengetahuan yang tidak sempit mengenai pembahasan materi ini. Dan sebagian lainnya, hanya memposisikan diri sebagai pendengar saja.
2. Keadaan Demografi
Demografi khalayak yang menjadi target audiens pada webinar ini bersifat umum namun mengarah kepada remaja dengan rentang usia sekitar 18-25 tahun dengan latar bekang yang berbeda-beda. Namun, dalam webinar kali ini lebih banyak didominasi oleh mahasiswa yang berasal dari beberapa instansi yang berbeda pula. Target audiens ini memiliki tingkat pengetahuan serta pendidikan tinggi dan beragama Islam.
3. Suasana Khalayak
Selama presentasi berlangsung, suasana khalayak terpantau kondusif. Mereka memperhatikan presentasi dengan seksama serta menunjukkan sikap peduli kepada presentator. Khalayak yang hadir juga sangat interaktif, ketika dilontarkan pertanyaan dari presentator, mereka aktif serta antusias dalam menjawab baik melalui kolom chat yang tersedia maupun dijawab secara langsung dengan on mic.
B. Deskripsi Proses Penyampaian Presentasi
1. Proses Mengawali Presentasi
Salam dan Sapa
“Bismillahirrahmanirrahim. Assalamu’alaikum Wr Wb. Selamat pagi semuanya, terima kasih banyak kepada teman-teman karena telah menyempatkan waktunya untuk hadir pada kesempatan kali ini.
Bagaimana kabar teman-teman hari ini?”
Memancing Ketertarikan Audiens
“Dan dalam kesempatan ini saya akan berbicara mengenai Self Compassion – How To Be Nice To Our Self. Kenapa sih tema ini perlu kita bahas? Karena, ketika kita sedang mengalami suatu masalah tanpa kita sadari justru kita malah terpaku pada hal-hal negatif yang ada dalam diri kita. Yang mana perasaan seperti itu gak akan membuat diri semakin baik justru akan memperburuk keadaan loh.”
Perkenalan Diri
“Untuk itu, perkenalkan saya defi dilalatul haq dengan nim 046 selama tujuh menit kedepan saya akan membahas mengenai gimana sih caranya jadi baik kepada diri kita sendiri.”
Pemaparan Poin Topik Apa yang Akan Disampaikan
“Okayy, trus gimana sih caranya untuk jadi baik kepada diri kita ketika sedang mengalami permasalahan. Nahh pada kesempatan ini kita akan membahas mengenai Apa itu Self Compassion, Aspek-aspeknya, Faktor yang mempengaruhi, Manfaat Memilikinya, dan How to Build Self- Compassion temen-temen.”
Interaksi dengan Khalayak
“Sebelum jauh ke materi, aku mau tanya dulu nih ke temen-temen. Udah belum sih temen-temen mengasihi diri kalian sendiri? Coba kalian bisa sharing nih atau bisa tulis di kolom chat yaa.”
Suasana sempat hening, dikarenakan banyak yang menjawab melalui kolom chat saja. Namun presentator berusaha mencairkan suasana dengan menunjuk salah satu peserta.
“Coba kalau Euis sendiri udah belum berbuat baik pada diri sendiri?”
Presentasi diawali dengan baik dan lancar. Audiens merespon dengan sangat baik berbagai hal yang dilontarkan oleh presentator, misalnya ketika membuka presentasi, presentator melontarkan salam, memberikan ucapan selamat pagi, menyapa mereka, serta menanyakan kabar. Mereka aktif menjawab, baik secara langsung dengan on mic maupun secara tertulis melalui kolom chat yang tersedia dalam media yang digunakan yaitu Zoom. Presentasi dibuka dengan gaya yang santai mengikuti dengan psikografi audiens yang hadir yaitu mereka gemar sesuatu yang ringan, santai, tidak terlalu formal, tidak menyukai sesuatu yang membosankan. Gaya ringan yang digunakan untuk membuka presentasi ini sesuai dengan konsep acara yang diusung yaitu sharing session.
2. Proses Penyampaian Materi Presentasi
Proses penyampaian materi selama presentasi berjalan dengan baik dan lancar.
Tidak ada kendala-kendala teknis yang begitu berarti selama presentasi berlangsung.
Selama presentasi berlangsung jaringan internet, suara presentator, dan materi dalam bentuk PowerPoint secara keseluruhan dapat dikatakan aman dan lancar tanpa kendala. Dalam menyampaikan materi, presentator selalu mencoba untuk membangun interaksi yang aktif dengan audiens, seperti ketika menyampaikan materi, presentator menyelingi dengan beberapa pertanyaan, misalkan “Jadi pernah gak sih kalian membanding-bandingkan diri sendiri dengan orang lain?”, “Menurut kalian penting tidak melakukan self compassion ini?”. Pada saat beberapa pertanyaan tersebut diajukan kepada para audiens, mereka aktif untuk menjawab. Strategi ini dilakukan oleh presentator dengan tujuan untuk membangun rasa kedekatan dengan
para audiens karena dapat mengetahui pendapat mereka, untuk membangun suasana presentasi agar tidak kaku dan agar para audiens semakin tertarik dan bertahan hingga akhir. Jika tidak diterapkan strategi komunikasi dua arah yang interaktif, dikhawatirkan para audiens bosan sehingga tidak memberikan atensi penuh pada materi yang dibawakan oleh presentator.
Dalam penyampaian materi ini pun, presentator tetap menggunakan bahasa yang santai serta ringan dan juga diselingi dengan beberapa candaan kecil. Presentator juga mencoba menyelipkan hal-hal yang relevan di kehidupan sehari-hari pada beberapa contoh materi, seperti misalnya “Nah yang pertama ni ada Self Kindess. Jadi Self Kindess ini merupakan sikap untuk memberikan kebaikan pada diri dan memahami diri sendiri dengan tidak mengkritik atau menghakimi ketika mengalami penderitaan.
Misalnya ketika kita sedang gagal nih, biasanya kita malah menyerang diri kita sendiri seperti ““Ih kamu nih gimana sih def, masa kayak gitu aja gak bisa, kok aku gak guna banget yaa jadi orang””. Nah hal seperti itu justru akan membuat kita jadi insecure dan tidak percaya diri temen-temen.”. Hal-hal demikian dilakukan presentator untuk menciptakan rasa dekat dan untuk mendapatkan atensi mereka karena biasanya audiens akan memberikan atensi lebih ketika terdapat hal yang relate dengan mereka dan hal tersebut disinggung dalam presentasi.
Selain itu, presentator juga tak lupa selalu memberikan solusi apa yang harus dilakukan audiens ketika mengalami hal tersebut. Misalnya, “Dalam hal ini self compassion akan membuat kita lebih memilih untuk memperlakukan diri dengan baik atas kegagalan yang telah kita alami teman-teman. Contoh, ketika kita sedang mendapatkan nilai jelek, kita bisa bilang nih kediri kita ““Okay gapapa def, besok kita lebih seriusin lagi ya belajarnya. Yuk bisa yuk””. Nah itu merupakan kata-kata penyemangat yang bisa kita ungkapin pada diri kita. Atau misalnya kita mau menghibur diri kita nih, kita bisa lakuin hal-hal yang membuat diri kita senang seperti mendengarkan musik, nonton film, pergi ke luar untuk me time atau pergi liburan bersama teman-teman.”
Presentator juga tentunya menjelaskan materi lebih luas tentang Self Compassion – How To Be Nice To Our Self yang dilihat dari kacamata psikologi. Terkait apa itu
Self Compassion, bagaimana contohnya, aspek-aspeknya, faktor yang mempengaruhi, manfaat memilikinya, dan How to Build Self-Compassion.
Tak hanya itu, presentator juga menyisihkan waktu sejenak untuk mengajak khalayak bermain games mitos atau fakta terkait materi yang disampaikan.
Presentator dituntut untuk mampu menguasai teknik ice breaking. Tujuan diadakannya selingan games ini adalah sebagai hiburan serta usaha untuk mengembalikan perhatian maupun semangat audiens yang mulai menurun.
Saat sesi tanya jawab dibuka pun, terdapat tiga orang penanya yang bertanya terkait materi yang telah presentator sampaikan. Terdapat tiga pertanyaan diajukan selama diskusi berlangsung yaitu :
Apakah ada manfaat lain selain manfaat yang sudah disebutkan tadi?
(Reyna Maharani/ Kesehatan Masyarakat Universitas Siliwangi 19)
Gimana sih caranya membiasakan diri untuk selalu be mindful kak? (Rey Riyan/ Ilmu Komunikasi UNY 20)
Apakah dampak negatifnya jika kita terus menerus berbuat tidak baik atau menjudge diri kita sendiri? (Riani /Alumni Farmasi Poltekkes Tasikmalaya)
3. Proses Mengakhiri Presentasi
Menyampaikan Quotes
“Baik teman-teman cukup sekian presentasi dari saya, sebelum saya tutup ada quotes nih yang dikutip dari Haemin Sunim, yakni Only when you are kinder to yourself, you can be kinder to the world. Jadi hanya ketika kita baik kepada diri kita sendiri, kita bisa baik kepada dunia temen-temen.”
Mengajak Khalayak Melakukan Perubahan
“Jadi yuk mulai dari sekarang, kita sama-sama mulai belajar untuk menjadi baik pada diri sendiri. Karena yang bisa memahami diri kita, ya Cuma diri kita sendiri temen-temen.”
Menyampaikan Pantun
“Makan salak kulitnya dibuang Duduk di teras nonton Avatar Kalau acara masih kurang panjang Silakan undang, tapi berbayar”
Mengucapkan terimakasih dan salam penutup.
“Okee sekian presentasi dari saya, mohon maaf apabila ada kekurangan.
Semoga bermanfaat. Terima kasih. Wassalamu’alaikum Wr Wb.”
Untuk mengakhiri presentasi, presentator memberikan quote bagi para audiens tentang betapa baiknya apabila kita dapat baik kepada diri sendiri. Pemberian quote diharapkan dapat menjadi pengingat bagi mereka tentang materi yang telah disampaikan sebelumnya. Selain itu, pemberian quote ini juga bertujuan untuk menjadi penyegar setelah pemaparan materi yang berlangsung sebelumnya.
Pemberian quote juga diharapkan dapat menjadi inspirasi dan semangat lebih bagi mereka untuk dapat mempraktikan materi yang telah diberikan.
Dalam menutup presentasi, presentator memberikan pantun candaan hiburan kepada para audiens agar membangkitkan kembali semangat dan atensi dari mereka setelah penyampaian materi. Serta menyelipkan ajakan untuk melakukan perubahan kearah yang lebih baik lagi.
C. Permasalahan atau Kendala
Permasalahan yang dihadapi presentator, antara lain :
Karena presentasi diadakan secara online melalui media Zoom, kendala sinyal pada audiens yang menyebabkan (join-left) pada platfom Google Meet tidak bisa dipungkiri.
Jumlah peserta yang tidak sesuai target.(target 30)
Sebagian besar Audiens Off-Camera pada saat penyampaian materi dan dokumentasi.
D. Solusi
Solusi yang dilakukan presentator, antara lain :
Membuat tata tertib untuk join room Zoom agar lebih kondusif.
Mengontrol platform yang digunakan kedepannya agar tidak terjadi masalah yang sama.
Menawarkan kepada audiens berupa rewards dengan syarat.
Melakukan promosi acara webinar lebih masif lagi agar dapat mencapai bahkan melebihi target audiens yang ditentukan.
E. Kesimpulan
Berdasarkan proses presentasi di webinar yang saya lakukan, menjaga interaksi dengan audiens adalah kunci presentasi itu dapat berjalan sesuai dengan rencana.
Penggunaan selipan jokes, mini games, atau pertanyaan ringan merupakan salah satu upaya awal untuk membangun interaksi dengan audiens. Cara bagaimana presentator menyampaikan materi dengan tenang dan jelas juga dinilai sangat penting agar pesan yang ingin disampaikan oleh presentator diterima oleh audiens.
F. Saran
Segala hal yang berhubungan dengan presentasi dan laporan ini jika ada kekurangan dan salah kata mohon dimaklumi karena saya masih dalam proses belajar.
Terimakasih atas kesempatan yang diberikan kepada saya untuk membuat presentasi dan laporan ini.
Lampiran
Poster Webinar
Foto K egiatan P resentasi
Materi Presentasi
Hasil Kuisioner Penilaian Presentasi Eksternal :
https://docs.google.com/spreadsheets/d/1-RaQi9mz7EY36z- eqzmTRYQ9ZfM20GBc/edit?
usp=sharing&ouid=101056245342072421217&rtpof=true&sd=true
Link Pengisian Kuisioner :
https://bit.ly/KuesionerPenilaianDefi