• Tidak ada hasil yang ditemukan

CBR ESDA Pukarda Jordan Siburian B2020

N/A
N/A
Pukarda Jordan Siburian

Academic year: 2023

Membagikan "CBR ESDA Pukarda Jordan Siburian B2020"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

Critical Book Review (CBR)

EVALUASI SUMBER DAYA AIR

(Pengantar Hidrologi & Pengelolaan Sumber Daya Air )

Dosen Pengampu:

Eni Yuniastuti, S,Pd., M.Sc & Mulhadi Putra, S.Pd, M.Sc

DISUSUN OLEH:

PUKARDA JORDAN SIBURIAN NIM. 3203131034

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2023

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karuni- Nya sehingga saya dapat menyelesaikan Critical Book Review (CBR) tepat waktu tanpa kekurangan sesuatu apapun. Critical Book Review ini disusun untuk memenuhi kebutuhan belajar mahasiswa jurusan Pendidikan Geografi untuk memahami konsep Evaluasi Sumber Daya Air.

Saya ucapkan terima kasih kepada Eni Yuniastuti, S,Pd., M.Sc & Mulhadi Putra, S.Pd, M.Sc, selaku dosen mata kuliah Evaluasi Sumber Daya Air yang telah mengajar dan membimbing mahasiswa/i agar dapat memahami pembelajaran Evaluasi Sumber Daya Air.

Terlepas dari segala hal tersebut, saya sadar sepenuhnya bahwa masih terdapat kekurangan baik dalam susunan kalimat maupun dari tata bahasanya. Oleh karena itu saya berlapang dada menerima saran dan kritik dari pembaca agar dapat memperbaiki CBR ini lebih baik lagi.

Akhir kata saya berharap Critical Book Review ini dapat menjadi sumber pembelajaran yang bermanfaat serta dapat menambah wawasan bagi para pembaca.

Medan, 23 Mei 2023

Pukarda Jordan Siburian

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI... ii

IDENTITAS BUKU ... iii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Tujuan Penulisan ... 1

1.3. Manfaat Penulisan ... 1

BAB II RINGKASAN BUKU ... 2

2.1. Ringkasan Buku Utama ... 2

2.2. Ringkasan Buku Pembanding ... 8

BAB III PEMBAHASAN ... 13

BAB IV PENUTUP ... 15

4.1. Kesimpulan ... 15

4.2. Saran ... 15

DAFTAR PUSTAKA ... iv

(4)

IDENTITAS BUKU

Buku Utama

Judul : Pengantar Hidrologi

Penulis : Annisa Salsabila dan Irma Lusi Nugraheni Penerbit : AURA CV. Anugrah Utama Raharja Kota terbit : Bandar Lampung

Tahun terbit : 2020

ISBN : 978-623-211-197-4

Buku Pembanding

Judul : Pengelolaan Sumber Daya Air Penulis : Jakobis Johanis Messakh Penerbit : PMIPA PRESS

Kota terbit : Kupang Tahun terbit : 2017

ISBN : 978-602-601-516-7

(5)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Rasionalisasi Pentingnya CBR

Critical Book Review adalah hasil kritik atau bandingan tentang suatu topik materi yang umumnya ada pada perkuliahan, terhadap buku yang berbeda. Critical Book Review tidak hanya bertujuan untuk mengetahui isi buku, tetapi lebih menitikberatkan pada evaluasi (penjelasan, interpretasi, dan analisis) mengenai keunggulan dan kelemahan buku, apa yang menarik dari buku tersebut dan bagaimana isi buku tersebut dapat mempengaruhi cara berpikir dan pemahaman pembaca.

Dalam Critical Book Review ini mahasiwa dituntut untuk mengkritisi sebuah buku yang terkakreditasi, dan meringkas menjadi satu kesatuan yang utuh sehingga dapat dipahami oleh mahasiswa yang melakukan Critical book report ini, termasuk didalamnya mengerti akan kelemahan dan keunggulan dari buku yang akan dikritisi dengan membandingkannya dengan buku yang sejenis.

Setiap buku yang ditulis oleh penulis tertentu pasti memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Oleh karena itu, kelayakan suatu buku dapat diketahui dengan melakukan resensi terhadap buku itu dengan perbandingan terhadap buku lainnya. Suatu buku dengan kelebihan yang lebih dominan dibandingkan dengan buku lainnya menandakan buku tersebut sudah layak untuk dipakai dan dijadikan sumber referensi oleh khalayak ramai.

1.2. Tujuan Penulisan

1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Evaluasi Sumber Daya Air.

2. Untuk mengulas isi setiap materi yang dibahas dalam sebuah buku.

3. Mencari dan mengetahui informasi yang ada dalam buku yang dikritikalisasi.

4. Melatih diri untuk berfikir kritis dalam mencari informasi yang di berikan oleh setiap materi yang ada dalam sebuah buku.

1.3. Manfaat Penulisan

1. Agar pembaca maupun penulis tanggap terhadap hal-hal penting yang ada didalam buku.

2. Memahami konsep Evaluasi Sumber Daya Air dalam buku.

3. Melatih Kemampuan penulis dalam mengkritikalisasi sebuah buku dan membandingkannya dengan buku yang lain.

(6)

BAB II

RINGKASAN BUKU

1.2. Ringkasan Buku Utama Bab I Pengantar Hidrologi

Ilmu hidrologi merupakan cabang ilmu Geografi yang mempelajari pergerakan, distribusi, dan kualitas air di seluruh Bumi, termasuk siklus hidrologi dan sumber daya air.

Orang yang ahli dalam bidang hidrologi disebut hidrolog, bekerja dalam bidang ilmu bumi dan ilmu lingkungan, serta teknik sipil dan teknik lingkungan.

Berdasarkan konsep yang sudah disampaikan sebelumnya, hidrologi memiliki ruang lingkup atau cakupan yang luas. Secara substansial, cakupan bidang ilmu itu meliputi: asal mula dan proses terjadinya air, pergerakan dan penyebaran air, sifat-sifat air, serta keterkaitan air dengan lingkungan dan kehidupan. Hidrologi merupakan suatu ilmu yang mengkaji tentang kehadiran dan gerakan air di alam. Studi hidrologi meliputi berbagai bentuk air serta menyangkut perubahan-perubahannya, antara lain dalam keadaan cair, padat, gas, dalam atmosfer, di atas dan di bawah permukaan tanah, distribusinya, penyebarannya, gerakannya dan lain sebagainya.

Hidrologi merupakan ilmu yang penting. Permasalahan sumber daya air yang saat ini sering muncul membutuhkan analisis hidrologi dalam mengatasinya. Asesmen, pengembangan, utilisasi dan manajemen sumberdaya air diperlukan untuk mengatasi permasalahan tersebut. Pemahaman ilmu hidrologi akan membantu kita dalam menyelesaikan problem berupa kekeringan, banjir, perencanaan sumberdaya air seperti dalam desain irigasi/ bendungan, pengelolaan daerah aliran sungai, degradasi lahan, sedimentasi dan problem lain yang terkait dengan kasus keairan.

Ruang lingkup ilmu hidrologi meliputi hidrometeorologi, hidrologi air permukaan (limnologi), hidrogeologi, manajemen limbah dan kualitas air. Cabang ilmu ini menempatkan air sebagai fokus dan memiliki peranan penting. Untuk lebih jelasnya, cabang ilmu hidrologi antara lain:

1. Potamologi, yaitu cabang hidrologi yang mempelajari air yang mengalir di permukaan tanah;

2. Limnologi, yaitu cabang hidrologi yang mempelajari tentang air menggenang di permukaan tanah

(7)

3. Hidrogeologi, yaitu cabang hidrologi yang mempelajari air yang terdapat di bawah permukaan tanah.

4. Kriologi, yaitu cabang hidrologi yang mempelajari tentang salju dan es.

5. Hidrometeorologi, yaitu cabang hidrologi yang mempelajari tentang pengaruh aspek meteorologi terhadap aspek hidrologi.

Siklus hidrologi merupakan perputaran air di Bumi, siklus air tidak pernah berhenti dan jumlah air di permukaan bumi tidak berkurang. Sebaran air di bumi meliputi air laut (97 %), air tawar (3 %). Air tawar dalam bentuk es dan salju (68,7%), air tanah (30,1%), air permukaan (0,3%) dan lainnya (0,9%). Air permukaan terdiri dari danau (87%), lahan basah/rawa (11%), dan sungai (2%).

Bab II Siklus Hidrologi

Siklus Hidrologi adalah siklus air yang tidak pernah berhenti dari atmosfer kebumi dan kembali ke atmosfer melalui kondensasi, presipitasi, evaporasi, dan transpirasi.Siklus hidrologi dibagi menjadi tiga yaitu siklus pendek, siklus sedang, siklus panjang.

Neraca air (water balance) merupakan neraca masukan dan keluaran air disuatu tempat pada periode tertentu, sehingga dapat untuk mengetahui jumlah air tersebut kelebihan (surplus) ataupun kekurangan (defisit). Kegunaan mengetahui kondisi air pada surplus dan defisit dapat mengantisipasi bencana yang kemungkinan terjadi, serta dapat pula untuk mendayagunakan air sebaik-baiknya.

Komponen neraca air meliputi kapasitas menyimpan air (jumlah ruang pori) Infiltrasi, Run off, Evapotranspirasi, Curah hujan, Jenis vegetasi). Dalam konsep siklus hidrologi bahwa jumlah air di suatu luasan tertentu di permukaan bumi dipengaruhi oleh besarnya air yang masuk (input) dan keluar (output) pada jangka waktu tertentu. Semakin cepat siklus hidrologi terjadi maka tingkat neraca air nya semakin dinamis.

Kesetimbangan air dalam suatu sistem tanah-tanaman dapat digambarkan melalui sejumlah proses aliran air yang kejadiannya berlangsung dalam satuan waktu yang berbeda-beda.

Model neraca air cukup banyak, namun yang biasa dikenal terdiri dari tiga model, antara lain model neraca air umum, model neraca air lahan. model neraca air tanaman.

Bab III Presipitasi

Presipitasi adalah curahan atau jatuhnya air dari atmosfer ke permukaan bumi dan laut dalam bentuk yang berbeda, yaitu curah hujan di daerah tropis dan curah hujan serta salju di daerah beriklim sedang. Presipitasi merupakan factor utama yang mengendalikan proses daur hidrologi di suatu wilayah DAS.

(8)

Jumlah presipitasi selalu dinyatakan dengan dalamnya presipitasi (mm). salju, es, hujan dan lain-lain juga dinyatakan dengan dalamnya (seperti hujan) sesudah di cairkan.

Suhu mempengaruhi besarnya curah hujan, laju evaporasi dan transpirasi. Suhu juga di anggap sebagai salah satu factor yang dapat memprakirakan dan menjelaskan kejadian dan penyebaran air dimuka bumi. Hujan berasal dari perpadatan dan kondensasi uap, yang selalu ada dalam atmosfir

Bab IV Evapotranspirasi

Evapotranspirasi adalah perpaduan dua proses yakni evaporasi dan transpirasi.

Evaporasi adalah proses penguapan atau hilangnya air dari tanah dan badan-badan air (abiotik), sedangkan transpirasi adalah proses keluarnya air dari tanaman (biotik) akibat proses respirasi dan fotosistesis. Evapotranspirasi (ETc) adalah proses dimana air berpindah dari permukaan bumi ke atmosfer termasuk evaporasi air dari tanah dan transpirasi dari tanamanmelalui jaringan tanaman melalui transfer panas laten persatuan area. Evapotranspirasi dibagi menjadi 2 yaitu evapotranspirasi potensial dan evapotranspirasi aktual. Pengukuran evapotranspirasi menggunakan metode Thornthwaite, Metode Blaney-Criddle, Metode Modifikasi.

Bab V Infiltrasi

Infiltrasi merupakan suatu peralihan atau pergerakan air dari permukaan tanah yang terus bergerak di dalam profil tanah yang prosesnya dikenal dengan perkolasi (Utomo, 2016).

Ada berbagai faktor yang mempengaruhi lajuh infiltrasi dintaranya; Kedalaman genangan dan tebal lapisan jenuh, Kelembaban tanah, Pemampatan oleh hujan, Penyumbatan oleh butir halus, Tanaman penutup, Topografi, dan Intensitas hujan. Faktor- faktor ini yang akan menentukan nilai infiltrasi dari suatu wilayah tertentu. Laju infiltrasi dapat diukur di lapangan dengan mengukur curah hujan, aliran permukaan, dan menduga faktor- faktor lain dari siklus air,atau menghitung laju infiltrasi dengan analisis hidrograf.

Proses infiltrasi melibatkan tiga proses yang saling tidak tergantung satu sama lain, yaitu (1) proses masuknya air hujan melalui pori-pori permukaan tanah, (2) tertampungnya air hujan tersebut di dalam tanah, (3) proses mengalirnya air tersebut ke tempat lain (bawah, samping, dan atas) (Asdak ,2014).

Bab VI Aliran Permukaan (Run Off)

Limpasan permukaan atau aliran permukaan merupakan dari curah hujan yang mengalir di atas permukaan tanah yang mengangkut zat-zat dan partikel tanah. Limpasan terjadi akibat intensitas hujan yang turun melebihi kapasitas infiltrasi, saat laju infiltrasi

(9)

terpenuhi maka air akan mengisi cekungan yang terdapat pada permukaan tanah. Setelah cekungan-cekungan tersebut terisi air dan penuh, maka air akan mengalir (melimpas) di atas permukaan tanah (surface runoff). Proses terjadinya aliran permukaan adalah curah hujan yang jatuh diatas permukaan tanah pada suatu wilayah pertama-tama akan masuk kedalam tanah sebagai air infiltrasi setelah ditahan oleh tajuk pohon sebagai air intersepsi.

Infiltrasi akan berlangsung terus selama air masih berada dibawah kapasitas lapang.

Bab VII Daerah Aliran Sungai

Daerah Aliran Sungai (DAS) merupakan satu kesatuan ekosistem yang unsur- unsur utamanya terdiri atas sumberdaya alam tanah, air dan vegetasi serta sumberdaya manusia sebagai pelaku pemanfaat sumberdaya alam tersebut. Sebagai suatu kesatuan tata air, DAS dipengaruhi kondisi bagian hulu khususnya kondisi biofisik daerah tangkapan dan daerah resapan air yang di banyak tempat rawan terhadap ancaman gangguan manusia Menurut Triatmodjo (2008: 7), “Daerah aliran sungai (DAS) adalah daerah yang dibatasi oleh punggung-punggung gunung atau pegunungan dimana air hujan yang jatuh di daerah tersebut akan mengalir menuju sungai pada suatu titik/ stasiun tertentu”. Daerah aliran sungai dapat ditentukan dengan menggunakan peta topografi skala 1:50.000 yang dilengkapi dengan garis-garis kontur. Garis kontur tersebut dipelajari untuk menentukan arah dari limpasan permukaan. Limpasan permukaan berasal dari titik-titik tertinggi dan bergerak menuju titik-titik yang lebih rendah. Luas DAS dapat dihitung dengan metode elips, dimana As yang pendek sekurang- kurangnya 2/3 dari As panjang.

Bab VIII Stasiun Pengamatan Arus Sungai

Stasiun Pengamat Arus Sungai (SPAS) merupakan sarana yang berfungsi sebagai pendeteksi indikator kesehatan DAS atau daerah tangkapan diatasnya. Air yang merupakan indikator kesehatan DAS dalam system hidrologi dipengaruhi oleh beberapa aspek yaitu, penutupan lahan, jenis tanah, kemiringan lahan, jaringan sungai serta sosial ekonomi. Debit aliran adalah jumlah air yang mengalir dalam satuan volume per waktu.

Debit adalah satuan besaran air yang keluar dari DaerahAliran Sungai (DAS).

Bab IX Air Tanah

Air tanah adalah air yang terdapat di dalam tanah. Air tanah berasal dari salju, hujan atau bentuk curahan lain yang meresap ke dalam tanah dan tertampung pada lapisan kedap air. Air yang tersimpan di bawah tanah itu disebut air tanah. Sementara air yang tidak bisa diserap dan berada di permukaan tanah disebut air permukaan.

Air artesis adalah air tanah yang terletak jauh di dalam tanah, di antara dua lapisan kedap air. Lapisan di antara dua lapisan kedap air tersebut disebut lapisan akuifer. Lapisan

(10)

tersebut banyak menampung air. Jika lapisan kedap air retak, secara alami air akan keluar ke permukaan. Air yang memancar ke permukaan disebut mata air artesis. Air artesis dapat dapat diperoleh melalui pengeboran. Sumur pengeborannya disebut sumur artesis.

Air yang berhasil meresap ke bawah tanah akan terus bergerak ke bawah sampai dia mencapai lapisan tanah atau batuan yang jarak antar butirannya sangat-sangat sempit yang tidak memungkinkan bagi air untuk melewatinya. Ini adalah lapisan yang bersifat impermeabel. Lapisan seperti ini disebut lapisan aquitard.

Bab X Kualitas Air

Kualitas air adalah kondisi kualitatif air yang diukur dan diuji berdasarkan parameter parameter tertentu berdasarkan perundang-undangan yang berlaku (Pasal 1 Kepmen Negara Lingkungan Hidup Nomor 115 tahun 2003). Kualitas air dapat diketahui dengan melakukan pengujian tertentu terhadap air tersebut. Pengujian yang dilakukan adalah uji kimia, fisika, biologi, atau uji kenampakan (bau dan warna). Pengelolaan kualitas air adalah upaya pemeliharaan air sehingga tercapai kualitas air yang diinginkan sesuai peruntukannya untuk menjamin agar kondisi air tetap dalam kondisi alamiahnya.

Kualitas air secara umum menunjukkan mutu atau kondisi air yang dikaitkan dengan suatu kegiatan atau keperluan tertentu. Dengan demikian kualitas air akan berbeda dari suatu kegiatan ke kegiatan lain, sebagai contoh kualitas air untuk keperluan irigasi berbeda dengan kualitas air untuk keperluan air minum.

Peraturan Pemerintah no 20 tahun 1990 mengelompokkan kualitas air menjadi beberapa golongan menurut peruntukkannya. Adapun penggolongan kualitas air menurut penggolongannya adalah:

1. Golongan A, yaitu air yang dapat digunakan sebagai air minum secara langsung tanpa pengolahan terlebih dahulu.

2. Golongan B air yang dapat digunakan sebagai air baku air minum 3. Golongan C air yang dapat digunakan untuk perikanan dan peternakan.

4. Golongan D air yang dapat digunakan untuk keperluan pertanian, usaha di perkotaan, industri dan pembangkit tenaga listrik.

Bab XI Parameter Kualitas Air

Kualitas adalah karakteristik mutu yang diperlukan untuk pemanfaatan tertentu dari berbagai sumber air. Kriteria mutu air merupakan suatu dasar baku mengenai syarat kualitas air yang dapat dimanfaatkan. Baku mutu air adalah suatu peraturan yang disiapkan oleh suatu negara atau suatu daerah yang bersangkutan. kualitas air dapat diketahui dengan

(11)

melakukan pengujian tertentu terhadap air tersebut. Pengujian yang dilakukan adalah uji kimia, fisik, biologi, atau uji kenampakan (bau dan warna).

Kesadahan atau hardness adalah salah satu sifat kimia yang dimiliki oleh air.

Penyebab air menjadi sadah adalah karena adanya ion-ion Ca2+, Mg2+, atau dapat juga disebabkan karena adanya ion- ion lain dari polyvalent metal (logam bervalensi banyak) seperti Al, Fe, Mn, Sr dan Zn dalam bentuk garam sulfat, klorida dan bikarbonat dalam jumlah kecil. Kesadahan air dibagi menjadi dua sifat, yaitu kesadahan sementara (temporary) dan kesadahan tetap (permanent). Ion mayor dikenal sebagai ion yang mempunyai prosentase terbesar yang dapat larut dalam air. Ion minor dikelompokkan karena konsentrasinya di dalam air dalam unit ppb (part per bilion) atau (part per trilion).

Metode Penentuan Kualitas Air yaitu Metode Storet dan Metode IP (Indek Pencemaran).

Bab XII Danau, Waduk, Rawa

Danau adalah cekungan besar di permukaan bumi yang digenangi oleh air bisa tawar ataupun asin yang seluruh cekungan tersebut dikelilingi oleh daratan. Waduk adalah danau alam atau danau buatan, kolam penyimpan atau pembendungan sungai yang bertujuan untuk menyimpan air. Rawa adalah lahan genangan air secara ilmiah yang terjadi terus- menerus atau musiman akibat drainase yang terhambat serta mempunyai ciri- ciri khusus secara fisika, kimiawi dan biologis.

Bab XIII Banjir

Banjir adalah suatu peristiwa yang terjadi saat aliran air berlebihan merendam suatu daratan. Faktor-faktor yang dapat menyebabkan banjir yaitu, Saluran Air yang Buruk, Daerah Resapan Air yang Kurang, Penebangan Pohon Secara Liar, Sungai yang Tidak Terawat, dan Kesadaran Masyarakat yang Kurang Baik

Banjir sungai terjadi ketika permukaan air naik di atas tepian sungai (riverbanks) karena hujan berlebihan. Untuk mencegah banjir, sungai membutuhkan penahan yang baik (seperti tanggul) terutama di daerah datar atau padat penduduk

Tidak hanya banjir dengan materi air, tetapi banjir yang satu ini juga mengangkut material air berupa lumpur. Banjir seperti ini jelas lebih berbahaya dari pada banjir air Banjir bandang mampu menghanyutkan apapun, karena itu daya rusaknya sangat tinggi.

Banjir ini biasa terjadi di area dekat pegunungan, dimana tanah pegunungan seolah longsor karena air hujan lalu ikut terbawa air ke daratan yang lebih rendah. Biasanya banjir bandang ini akan menghanyutkan sejumlah pohon-pohon hutan atau batu-batu berukuran besar. Material-material ini tentu dapat merusak pemukiman warga yang berada di wilayah sekitar pegunungan.

(12)

Bab XIV Konservasi Tanah dan Air

Konservasi sumber daya air adalah upaya memelihara keberadaan serta keberlanjutan keadaan, sifat, dan fungsi sumber daya air agar senantiasa tersedia dalam kuantitas dan kualitas yang memadai untuk memenuhi kebutuhan makhluk hidup, baik pada waktu sekarang maupun yang akan datang. tiga cara pendekatan yang dapat dilakukan dalam upaya konservasi tanah dan air yaitu, metode vegetatif, metode mekanik dan metode kimia.

2.1. Ringkasan Buku Pembanding

Bab 1 Ruang Lingkup Dan Asas Pengelolaan Sumber Daya Air

Pengelolaan Sumber Daya Air atau Water Resources Management (WRM) adalah bidang ilmu yang mengkaji keseluruhan teknik, lembaga, manajerial, peraturan dan aktivitas operasional untuk merencanakan, mengembangkan, mengoperasikan dan mengelola sumber daya air. Pengelolaan sumber daya air melingkupi area sebagai berikut:

a. Pengelolaan daerah tangkapan hujan (watershed management).

b. Pengelolaan kuantitas air (water quantity management).

c. Pengelolaan kualitas air (water quantity manajement).

d. Pengendalian banjir (flood control manajement).

e. Pengelolaan lingkungan sungai (river environtment management).

Membahas mengenai sumber daya air, dalam UU No. 7 Tahun 2004 Pasal 1 poin 5, menyebutkan bahwa sumber daya air adalah air, sumber air, dan daya air yang terkandung di dalamnya, sedangkan sumber air adalah tempat atau wadah air alami dan/atau buatan yang terdapat pada, di atas, ataupun di bawah permukaan tanah.

Selanjutnya Pasal 35, menyebutkan sumber daya air meliputi: (a) air permukaan pada sungai, danau, rawa, dan sumber air permukaan lainnya, (b) air tanah pada cekungan air tanah, (c) air hujan, dan (d) air laut yang berada di darat.

Sumber daya air perlu dikelola berdasarkan asas kelestarian, keseimbangan, kemanfaatan umum, keterpaduan dan keserasian, keadilan, kemandirian, serta transparansi dan akuntabilitas. Sumber daya air dikelola secara menyeluruh, terpadu, dan berwawasan lingkungan hidup dengan tujuan mewujudkan kemanfaatan sumber daya air yang berkelanjutan untuk sebesar besar kemakmuran rakyat.

Sumber daya air mempunyai fungsi sosial, lingkungan hidup, dan ekonomi yang diselenggarakan dan diwujudkan secara selaras.

(13)

Kebijakan yang perlu dilakukan dalam rangka keberlanjutan SDA di Indonesia, meliputi direct dan undirect. Direct (langsung) adalah kebijakan dalam PSDA yang dilakukan melalui penerbitan peraturan perundangan dalam rangka pemanfaatan dan pengendalian air.

Sedangkan un-direct (tidak langsung) dilakukan dengan mmemberikan insentif (keringanan) dan dis-insentif (pinalti, denda).

Bab 2 Air dan Siklus Hidrologi

Air adalah semua air yang terdapat pada di atas, atau di bawah permukaan tanah termasuk air permukaan, air tanah, air hujan dan air laut, dimana hampir 70% permukaan bumi ditutupi air dengan volume sekitar 1.385.984.610 km3, dan yang dapat di manfaatkan yaitu sekitar 0,003%.

Siklus hidrologi yang merupakan suatu sistem terdiri atas komponen masukan (input) antara lain presipitasi, dan infiltrasi. Komponen keluaran (output) terdiri dari aliran air permukaan, dan aliran air tanah. Komponen ketiga adalah simpanan (storage) yang dapat berupa air tanah dangkal dan dalam. Ketiga komponen ini selalu berubah-ubah atau bersifat dinamis, namun keberadaan air di bumi selalu diatur oleh hukum kekekalan massa dan kekekalan momentum.

Komponen utama siklus hidrologi adalah hujan dan debit. Debit lebih bersifat dependent dibanding hujan yang bersifat independent. Kedua komponen ini bersifat acak dan stokastik dalam ruang dan waktu, untuk debit pada aliran landai menuju ke laut bersifat deterministik.

Data time series hujan dan debit berguna untuk kepentingan perencanaan dan pengembangan infrastruktur keairan yang berkelanjutan.

Bab 3 Wilayah Pengelolaan Sumber Daya Air

Daerah aliran sungai adalah suatu wilayah daratan yang merupakan satu kesatuan dengan sungai dan anak-anak sungainya, yang berfungsi menampung, menyimpan, dan mengalirkan air yang berasal dari curah hujan ke danau atau ke laut secara alami, yang batas di darat merupakan pemisah topografis dan batas di laut sampai dengan daerah perairan yang masih terpengaruh aktivitas daratan.

WS adalah kesatuan wilayah pengelolaan sumber daya air dalam satu atau lebih daerah aliran sungai dan/atau pulau- pulau kecil yang luasnya kurang dari atau sama dengan 2.000 km2. Atau, kesatuan wilayah pengelolan sumber daya air dalam satu atau lebih DAS. Untuk pulau kecil yang luasnya kurang dari 2000 km seluruh pulau ditetapkan sebagai satu WS.

(14)

Cakungan Air Tanah adalah suatu wilayah yang dibatasi oleh batas hidrogeologis, tempat semua kejadian hidrogeologis seperti proses pengimbuhan, pengaliran, dan pelepasan air tanah berlangsung.

Pengelolaan DAS berlandaskan pada azas keterpaduan, kelestarian, kemanfaatan, keadilan, kemandirian (kelayakan usaha) serta akuntabilitas. Diselenggarakan secara terpadu, menyeluruh berkelanjutan dan berwawasan lingkungan. Serta dilakukan melalui pendekatan ekosistem yang dilaksanakan berdasarkan prinsip satu DAS, satu rencana, satu sistem pengelolaan dengan memperhatikan sistem pemerintahan yang desentralisasi sesuai jiwa otonomi yang luas, nyata dan bertanggung jawab.

Bab 4 Iklim dan Pengelolaan Sumber Daya Air

Iklim adalah kondisi cuaca dalam suatu periode yang panjang, sedangkan musim terjadi karena adanya perbedaan jumlah sinar matahari yang menyebabkan terjadinya perbedaan suhu.

Cuaca didefinisikan sebagai kondisi atmosfer pada suatu wilayah untuk periode waktu yang singkat (jam atau hari). Dengan kata lain, cuaca lebih bersifat sesaat sedangkan iklim lebih bersifat pengulangan untuk periode waktu yang panjang.

Unsur cuaca dan iklim terdiri dari suhu, tekanan udara, kelembaban, angin, curah hujan, jumlah partikel atmosfer, radiasi matahari, evapotranspirasi potensial, dan unsur meteorologi lainnya.

Pola iklim dan curah hujan di Indonesia memiliki variasi yang berbeda secara spasial, hal ini disebabkan karena wilayahnya yang berupa kepulauan dan berada pada daerah tropis.

Keunikan iklim dan pola hujan di Indonesia juga dipengaruhi oleh letaknya yang berada diantara dua samudera dan dua benua, karena itu tidak semua wilayah Indonesia mempunyai pola hujan yang sama.

Dengan keberagaman iklim di dunia serta di Indonesia yang secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi ketersediaan air dalam siklus hidrologi yang berlangsung, maka faktor iklim perlu menjadi hal yang paling diperhatikan. Iklim dapat menyebabkan kelangkaan air dan berimplikasi kepada bencana kekeringan di suatu wilayah.

Bab 5 Pengelolaan Air Permukaan

Air permukaan adalah semua air yang terdapat di permukaan tanah, seperti sungai, danau, waduk, embung, dan saluran irigasi. Definisi lainnya menyebutkan bahwa air permukaan adalah air yang terkumpul di atas tanah atau di mata air, sungai danau, lahan basah, atau laut. Air permukaan berhubungan dengan air bawah tanah atau air atmosfer.

(15)

Secara umum, ada tiga bentuk penampung air tawar di permukaan bumi, yakni sungai, danau, dan rawa.

Pengelolaan air permukaan meliputi: pengendalian air permukaan, penyadapan air, meningkatkan kapasitas infiltrasi tanah, pengolahan tanah, penggunaan bahan penyumbat tanah dan penolak air, dan melapisi saluran air.

Bab 6 Pengelolaan Air Tanah

Air tanah adalah air yang terdapat dalam lapisan tanah atau batuan di bawah permukaan tanah. Untuk menjaga agar kelestarian air tanah tetap terjamin, maka perlu diperhatikan hal- hal berikut ini.

a. Konsep reduce (menghemat) yaitu penggunaan air tanah yang diatur sesuai kebutuahan.

b. Konsep reuse (menggunakan) yaitu menggunakan air tanah yang sesuai dengan kebutuhan dan tidak berlebihan serta penggunaan lahan dalam suatu daerah aliran sungai harus diperhitungkan dampak dan manfaatnya.

c. Konsep recovery (memfungsikan) yakni memfungsikan kembali tampungan-tampungan air dengan cara melestarikan keberadaan situ dan danau serta menjaga fungsi hutan agar tidak menimbulkan ketimpangan tata air.

d. Konsep recycle (mengelolah) adalah mengolah air limbah menjadi air bersih dengan menggunakan metode kimiawi sehingga layak digunakan lagi dan memperketat pelaksanaan analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL) khususnya terhadap air tanah.

e. Konsep recharge (mengisi) adalah konsep memasukkan air hujan ke dalam tanah dan ini dapat dilakukan dengan cara membuat sumu resapan atau lubang biopori.

Konservasi air tanah diartikan sebagai upaya memelihara keberadaan serta keberlanjutan keadaan sifat dan fungsi air tanah agar senantiasa tersedia baik dalam kualitas dan kuantitas yang memadai untuk memenuhi kebutuhan makhluk hidup, baik pada saat waktu sekarang maupun yang akan datang

Usaha konservasi air tanah dapat dilakukan melalui beberapa cara seperti: (a) perlindungan dan pelestarian air tanah, (b) pengawetan air tanah, (c) pengelolaan kualitas dan pengendalian pencemaran, dan (d) pengendalian daya rusak air.

Bab 7 Pengelolaan Air Bersih

Faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan air bersih adalah: (a) Iklim, (b) ciri-ciri penduduk pemakai air dipengaruhi oleh status ekonomi dari para langganan, (c) masalah

(16)

lingkungan hidup dengan meningkatnya perhatian masyarakat terhadap berlebihannya pemakaian air, (d) keberadaan industri dan perdagangan, (e.) iuran air dan meteran bila harga air mahal, orang akan lebih menahan diri dalam pemakaian air, (f) ukuran kota, (g) tingkat pendidikan, dll.

Laju kebutuhan air minum dapat dihitung dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut: (a) kebutuhan air domestic, (b) kebutuhan air non-domestik, (c) kebutuhan air rata- rata, (d) kebutuhan sistem dan kapasitas desain, (e.) fluktuasi kebutuhan air, (f) faktor hari maksimum, (g) pemakaian jam puncak, dll.

(17)

BAB III

PEMBAHASAN BUKU

3.1. Pembahasan Buku Utama

"Pengantar Hidrologi" adalah sebuah buku yang komprehensif dan informatif yang memberikan pengantar yang solid tentang studi hidrologi. Ditulis dengan baik oleh Annisa Salsabila dan Irma Lusi Nugraheni, buku ini menyajikan informasi yang jelas dan terstruktur tentang topik hidrologi yang penting.

Salah satu aspek yang menonjol dari buku ini adalah penjelasan yang mendalam tentang konsep-konsep dasar hidrologi. Para penulis dengan jelas menggambarkan proses hidrologi seperti siklus air, presipitasi, evapotranspirasi, aliran permukaan, dan infiltrasi.

Mereka menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami, menjadikannya cocok sebagai pengantar bagi pembaca yang baru memasuki bidang hidrologi.

Buku ini juga mencakup berbagai metode analisis hidrologi yang digunakan dalam penelitian dan praktek. Penulis membahas tentang pemodelan hidrologi, analisis curah hujan, hidrograf, dan perhitungan debit sungai. Mereka memberikan contoh kasus yang relevan dan memberikan panduan langkah demi langkah untuk menerapkan metode- metode tersebut.

Selain itu, buku ini juga mengulas pentingnya pengelolaan sumber daya air. Para penulis mengajak pembaca untuk memahami tantangan dan isu-isu yang terkait dengan hidrologi, seperti kekeringan, banjir, dan pengelolaan air limbah. Mereka memberikan wawasan yang baik tentang upaya-upaya yang dapat dilakukan dalam menjaga keberlanjutan sumber daya air.

Satu hal yang mungkin bisa menjadi tambahan adalah jika buku ini dapat menyertakan lebih banyak contoh kasus nyata atau studi kasus yang relevan untuk menggambarkan penerapan konsep-konsep hidrologi dalam kehidupan nyata. Hal ini dapat membantu pembaca dalam memahami bagaimana hidrologi digunakan dalam mengatasi masalah hidrologi yang sebenarnya.

Secara keseluruhan, "Pengantar Hidrologi" merupakan buku yang sangat direkomendasikan bagi siapa saja yang tertarik dengan studi hidrologi. Penjelasan yang jelas, metode analisis yang terperinci, dan pengelolaan sumber daya air yang ditekankan membuat buku ini menjadi sumber yang berharga bagi pembaca yang ingin memperluas pengetahuan mereka tentang hidrologi.

(18)

3.2. Pembahasan Buku Pembanding

"Pengelolaan Sumber Daya Air" karya Jakobis Johanis Messakh adalah sebuah buku yang memberikan wawasan yang komprehensif tentang pengelolaan sumber daya air. Buku ini menggambarkan tantangan yang dihadapi dalam mengelola sumber daya air secara berkelanjutan dan memberikan strategi serta pendekatan yang dapat diambil untuk mengatasinya.

Salah satu kelebihan utama buku ini adalah pendekatan holistik yang diambil oleh penulis. Messakh secara menyeluruh membahas aspek-aspek penting dalam pengelolaan sumber daya air, termasuk kebijakan, aspek hukum, ekonomi, lingkungan, dan sosial. Ia menggabungkan berbagai disiplin ilmu dan perspektif yang berbeda untuk memberikan pemahaman yang komprehensif tentang kompleksitas pengelolaan sumber daya air.

Buku ini menguraikan dengan jelas konsep-konsep dasar dalam pengelolaan sumber daya air, seperti alokasi air, perlindungan kualitas air, mitigasi bencana, dan partisipasi masyarakat. Penulis memberikan penjelasan yang mudah dipahami tentang setiap konsep, sering kali menyertakan contoh kasus nyata dan studi penelitian untuk mendukung pemahaman pembaca. Hal ini membantu pembaca untuk menghubungkan teori dengan praktik pengelolaan sumber daya air yang sebenarnya.

Buku ini juga menghadirkan perspektif yang berimbang antara isu-isu teknis dan aspek sosial-ekonomi dalam pengelolaan sumber daya air. Messakh membahas pentingnya melibatkan masyarakat dalam pengambilan keputusan terkait air, mengakui bahwa keberhasilan pengelolaan sumber daya air tidak hanya bergantung pada teknologi dan kebijakan, tetapi juga pada partisipasi aktif masyarakat yang terdampak.

Meskipun buku ini sangat informatif dan menggambarkan berbagai konsep dan pendekatan dalam pengelolaan sumber daya air, beberapa pembaca mungkin mengharapkan lebih banyak contoh kasus nyata atau studi kasus yang relevan. Dengan demikian, buku ini dapat memberikan gambaran yang lebih konkret tentang bagaimana konsep-konsep tersebut diterapkan dalam situasi nyata di berbagai konteks geografis.

Secara keseluruhan, "Pengelolaan Sumber Daya Air" adalah buku yang bernilai dan penting bagi siapa saja yang tertarik dengan pengelolaan sumber daya air. Jakobis Johanis Messakh memberikan wawasan yang luas, menjelaskan konsep-konsep penting, dan menekankan pentingnya pendekatan holistik dan partisipasi masyarakat dalam mencapai pengelolaan sumber daya air yang berkelanjutan. Meskipun tambahan contoh kasus nyata dapat memperkuat buku ini, buku ini tetap menjadi sumber yang berguna dan informatif bagi pembaca yang ingin mendalami topik pengelolaan sumber daya air

(19)

BAB IV PENUTUP

4.1. Kesimpulan

"Pengantar Hidrologi" adalah sebuah buku yang sangat direkomendasikan bagi mereka yang ingin memperoleh pemahaman yang kuat tentang dasar-dasar hidrologi.

Buku ini menyajikan penjelasan yang jelas dan terstruktur mengenai konsep-konsep penting dalam studi hidrologi, seperti siklus air, presipitasi, evapotranspirasi, aliran permukaan, dan infiltrasi. Selain itu, buku ini juga mencakup metode analisis hidrologi yang terperinci dan memberikan wawasan tentang pengelolaan sumber daya air. Meskipun tambahan contoh kasus nyata dapat meningkatkan buku ini, buku "Pengantar Hidrologi"

tetap menjadi sumber yang berharga bagi pembaca yang ingin mempelajari hidrologi dengan baik.

"Pengelolaan Sumber Daya Air" adalah sebuah buku yang memberikan pandangan komprehensif tentang pengelolaan sumber daya air. Buku ini menggabungkan berbagai aspek, termasuk kebijakan, aspek hukum, ekonomi, lingkungan, dan sosial, untuk memberikan pemahaman yang komprehensif tentang pengelolaan sumber daya air yang berkelanjutan. Penulis menguraikan konsep-konsep penting dan pendekatan dalam pengelolaan sumber daya air dengan jelas, sering kali menyertakan contoh kasus nyata untuk mendukung pemahaman pembaca. Meskipun ada harapan untuk lebih banyak contoh kasus dalam buku ini, "Pengelolaan Sumber Daya Air" tetap menjadi sumber yang berharga bagi pembaca yang tertarik dengan isu-isu pengelolaan sumber daya air, karena buku ini memberikan wawasan luas dan menjelaskan pentingnya pendekatan holistik dan partisipasi masyarakat dalam mencapai pengelolaan sumber daya air yang berkelanjutan.

4.2. Saran

Untuk kedepannya atau selanjutnya kelemahan-kelemahan ataupun kekurangan buku ini perlu diperbaiki supaya lebih baik lagi dimanfaatkan ataupun digunakan pembaca sebagai referensi dalam penelitian-penelitian ataupun untuk kegunaan lainnya dan juga dapat memberi pemahaman kepada pembaca mengenai Evaluasi Sumber Daya Air.

(20)

DAFTAR PUSTAKA

Salsabila, Annisa., dan Irma Lusi Nugraheni. 2020. Pengantar Hidrologi. Bandar Lampung:

AURA CV. Anugrah Utama Raharja

Messakh, Jakobis Johanis. 2017. Pengelolaan Sumber Daya Air. Kupang: PMIPA PRESS.

Referensi

Dokumen terkait

Kesatuan wilayah pengelolaan sumber daya air dalam satu atau leb Kesatuan wilayah pengelolaan sumber daya air dalam satu atau lebih ih. Daerah Aliran Sungai dan

6) Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah suatu wilayah daratan yang merupakan satu kesatuan dengan sungai dan anak-anak sungainya yang dibatasi oleh pemisah topografi

Wilayah sungai (WS) adalah kesatuan wilayah pengelolaan sumber daya air dalam satu atau lebih daerah aliran sungai dan/atau pulau-pulau kecil yang luasnya kurang

Berdasarkan Undang-undang No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air, daerah aliran sungai adalah suatu wilayah daratan yang merupakan satu kesatuan dengan sungai

Daerah aliran sungai (DAS) adalah suatu wilayah daratan yang merupakan satu kawasan dengan ekosistem dengan sungai dan anak-anak sungainya yang berfungsi menampung, menyimpan

Daerah Aliran Sungai (menurut Undang-undang NO. 7 Tahun 2004 tentang SDA DAS) adalah suatu wilayah daratan yang merupakan satu kesatuan dengan sungai dan anak-anak

Tujuan Penelitian Tujuan penelitian dalam artikel ini adalah untuk mengetahui ketersediaan dan kebutuhan air masyarakat serta analisis kualitas air Sungai pada DAS Batang Merao

Saran Dengan adanya upaya yang terkoordinasi dan berkelanjutan, diharapkan Kabupaten Dairi dapat mengatasi masalah defisit air ini dan meningkatkan pengelolaan sumber daya air untuk