CRITICAL JOURNAL REVIEW PENDIDIKAN KARAKTER
Nama : Anggun Agia Arditha Nim/Kelas : 1213311066 / J
Mata Kuliah : Filsafat Pendidikan
Dosen pengampu : ANDRI K SITANGGANG S.Pd, M.Pd
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN NOVEMBER 2021
CRITICAL JOURNAL REVIEW MK: FILSAFAT PENDIDIKAN
PRODI S1 PGSD - FIP
Skor Nilai:
EXCECUTIVE SUMMARY
Pendidikan karakter di Indonesia dirasakan sangat perlu berkembang saat mempertimbangkan semakin bertambahnya Keributan antar pelajar, serta bentuk-bentuk lainnya kenakalan remaja lebih khususnya di kota-kota besar, pemerasan / kekerasan (bullying), penggunaan narkoba, dan lainnya.Karena itu, konsep pendidikan karakter harus mengambil posisi yang jelas, karakteristik orang itu bisa dibentuk melalui pendidikan. Pendidikan semacam itu mampu membentuk karakteristik seperti itu, jawaban atas pertanyaan itu adalah apa yang dikenal sebagai pendidikan karakter. Menurut Garin Nugroho yang dikutip oleh Masnur Muslich, mengatakan bahwa sampai saat ini dunia pendidikan di Indonesia dinilai belum mendorong pembangunan karakter bangsa.
Hal ini disebabkan oleh ukuran- ukuran dalam pendidikan tidak dikembalikan pada karakter peserta didik, tapi dikembalikan pada pasar. “Pendidikan nasional belum mampu mencerahkan bangsa ini. Pendidikan kita kehilangan nilai-nilai luhur itu”. Lebih lanjut ia mengemukakan bahwa pendidikan karakter akan hancur dan akan menghilangkan aspek-aspek manusia dan kemanusiaan, karena kehilangan karakter itu sendiri”, sehingga pendidikan karakter sangat diperlukan dalam membnagun dan menciptakan generasi muda anak Bangsa Indonesia yang bertanggungjawab.
Pendidikan karakter merupakan proses untuk mengembangkan pada diri setiap peserta didik kesadaran sebagai warga bangsa yang bermartabat,merdeka dan berdaulat serta berkemauan untuk menjaga danmempertahankan kemerdekaan dan kedaulatan tersebut. alasan mengapapendidikan karakter itu diperlukan bagi suatu bangsa adalah adanyakenyataan bahwa kekurangan yang paling mencolok pada diri anak-anakadalah dalam hal nilai-nilai moral. Secara toritis, penelitian ini diharapkandapat menghasilkan suatu bentuk aktualisasi nilai-nilai karakter dalam prosespem-belajaran pendidikan karakter yang efektif serta bermanfaat untukmenambah khasanah ilmu pengetahuan dalam bidang pendidikan terutamameningkatkan nilai-nilai pendidikan karakter peserta didik. Secara praktis,hasil penelitian ini dapat bermanfaat untuk sekolah sebagai bahanpertimbangan dalam pembel-ajaran setingkat SMP dan dinas yang terkaitdalam mengambil kebijakan secara tepat se-hingga keberadaan lembagasekolah SMP dapat menjadi lebih baik dan para siswanya menjadi lulusanyang bermutu unggul, seka-ligus memiliki karakter kebangsaan religius yang kuat.
karakter dapat memiliki tujuan yang pasti, apabila berpijak dari nilai-nilai karakter dasar tersebut. Menurut para ahli psikolog, beberapa nilai karakter dasar tersebut adalah: cinta kepada Allah dan ciptaann-Nya (alam dengan isinya), tanggung jawab, jujur, hormat dan santun, kasih sayang, peduli, dan kerjasama, percaya diri, kreatif, kerja keras, dan pantang menyerah, keadilan dan kepemimpinan; baik dan rendah hati, toleransi, cinta damai, dan cinta persatuan. Pendapat lain mengatakan bahwa karakter dasar manusia terdiri dari: dapat dipercaya, rasa hormat dan perhatian, peduli, jujur, tanggung jawab; kewarganegaraan, ketulusan, berani, tekun, disiplin, visioner, adil, dan punya integritas. Penyelenggaraan pendidikan karakter di sekolah harus berpijak kepada nilai-nilai karakter dasar, yang selanjutnya dikembangkan menjadi nilai-nilai yang lebih banyak atau lebih tinggi (yang bersifat tidak absolut atau bersifat relatif) sesuai dengan kebutuhan, kondisi, dan lingkungan sekolah itu sendiri.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, atas segala kasih dan kebaikanNya sehingga penulis CjR (CRITIC JOURNAL REPORT) ini dapat diselesaikan dengan baik yang membahas tentang pendidikan karakter.
Adapun setiap journal yang di review adalah journal tentang pendidikan karakter.
Tugas ini dibuat untuk memenuhi tugas CJR mata kuliah filsafat pendidikan.
Penulis berharap makalah ini menjadi referensi bagi pembaca jika ingin membandingkan isi jurnal dan artikel yang berhubungan tentang pendidikan sebuah karakter.Kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat saya harapkan untuk makalah ini menjadi lebih baik lagi.
Akhir kata saya mengucapkan terima kasih kepada setiap pembaca yang membaca makalah CJR ini.
Medan, 15 September 2019 Penulis Anggun Agia Arditha
DAFTAR ISI
EXCECUTIVE SUMMARY ... 2
KATA PENGANTAR ... 4
DAFTAR ISI ... 5
BAB I PENDAHULUAN ... 6
A. Rasionalisasi pentingnya CJR ... 6
B. Tujuan ... 6
C. Manfaat ... 6
D. Identitas Jurnal Dan Artikel... 6
BAB II RINGKASAN ISI ARTIKEL ... 8
A. Pendahuluan ... 8
B. Deskripsi Isi... 9
1. Antara Pendidikan Karakter dan Karakter Pendidikan ... 9
2. Antara Pendidikan Karakter dan Karakter Pendidikan ... 10
3. Pendidikan Karakter dalam Dunia Global ... 11
BAB III PEMBAHASAN/ANALISIS... 13
A. Pembahasan Isi Journal ... 13
B. Kelebihan Dan Kekurangan isi Journal ... 14
BAB IV PENUTUP ... 15
A. Kesimpulan ... 15
B. Saran ... 16
DAFTAR PUSTAKA ... 17
LAMPIRAN ... 18
BAB I
PENDAHULUAN
A. Rasionalisasi pentingnya CJR
Seringkali kita bingung memilih jurnalreferensi untuk kita baca dan pahami. Terkadangkita memilih satu atau dua jurnal, namun kurang memuaskan hati kita, misalnya dari segi bahasa yang sulit untuk dimengerti.
Olehkarena itu, penulis membuat cjr ini untuk mempermudah pembaca dalam memilih jurnal referensi, khususnya pada pokok bahasa tentang filsafat pendidikan.
B. Tujuan
Adapun tujuan makalah ini adalah untuk:
1. Sebagai syarat penyelesaian tugas;
2. Menambah wawasan tentang filsafat pendidikandalam pendidikan karakter.
3. Meningkatkan pengetahuan tentang filsafat pendidikanmembangun karakter.
4. Menguatkan argumen tentang Filsafat pendidikan C. Manfaat
Adapun manfaat dari makalah ini yaitu:
1. Dapat menyelesaikan tugas dengan tepat waktu
2. Bertambahnya wawasan yang lebih luas tentang metode pendidikan karakter 3. Pengetahuan yang lebih luas terus meningkatterhadap filsafat pendidikan D. Identitas Jurnal Dan Artikel
a. Judul Artikel : Karakter Pendidikan untuk Membentuk Pendidikan Karakter
b. Nama Journal :Jurnal Pendidikan Islam c. Edisi terbit : 2012
d. Pengarang artikel :Nadwa
e. Penerbit : IAIN Walisongo f. NomorISSN : 1979-1739
g. Alamat Situs : https://journal.walisongo.ac.id/index.php/nadwa
BAB II
RINGKASAN ISI ARTIKEL
A. Pendahuluan
Di tengah pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan serta teknologi, dengan seluruh dampak positif serta negatifnya, keniscayaan manusia masa depan yang senantiasa beriman serta bertakwa di satu sisi serta di sisi lain jadi manusia yang pintar, terampil, serta mandiri dan mampu berkompetisi dengan yang lain merupakan obsesi serta cita- cita yang tidak dapat ditawar lagi. Oleh sebab itu, generasi masa depan wajib dipersiapkan buat sanggup bertahan, bersaing serta mempunyai mutu dan mumpuni dalam bidang tertentu. Bila tidak, mereka hendak terkooptasi oleh arus globalisasi serta modernisasi. Sejarah sudah meyakinkan kalau konsistensi pesantren terhadap manhaj al- fikr al- salafy( tata cara berfikir cocok nilai- nilai salaf) sudah menjadikannya sanggup bertahan dari seluruh deraan serta tantangan era. Pesantren bisa bertahan dengan tegar kala sistem pembelajaran yang lain cuma padat jadwal mengurusi politik serta birokrasi. Demikian pula, pesantren pula senantiasa hidup dengan moderasi serta toleransinya kala timbul lembaga Islam lain yang malah memusatkan partisipan didiknya buat tidak toleran terhadap umat lain. Buat mewujudkan idealitas tersebut butuh dibentuk kekuatan pribadi- pribadi yang jadi cikal bakal keluarga serta warga. Mengingat pembangunan bangsa membutuhkan orang dalam keluarga serta warga yang saleh, yang layak memikul amanah yang dibebankan kepadanya, hingga pembangunan individu jadi suatu yang tentu. Serta buat menggapai harapan tersebut butuh terdapatnya upaya sungguh- sungguh serta bertanggungjawab sebab dia merupakan perlengkapan warga yang terutama dalam melakukan tugas sosial demi kepentingan serta tujuan bersama, menguatkan peradaban insani serta menegakkan nilai- nilai kebenaran.
Kesalehan individu lahir dari ketakwaan yang bertabiat individual sebaliknya
kesalehan warga lahir dari ketakwaan yang bertabiat kolektif. Mereka secara bersama- sama mempunyai pemahaman sejarah, pemahaman tentang kenyataan sosial serta pemahaman tentang keharusan melaksanakan pergantian selaku perwujudan kewajibannya selaku makhluk moral dalam melakukan misi otentiknya, ialah membangun peradaban. Kudus, selaku salah satunya kota di Indonesia yang memakai kata Arab“ quds”, sempat tercatat sanggup menanamkan nilai- nilai salafi, apalagi melahirkan tokoh- tokoh intelektual yang diakui secara regional serta internasional. KH.
B. Deskripsi Isi
1. Antara Pendidikan Karakter dan Karakter Pendidikan
Tiap bangsa sangat menyimpan harapan terhadap dunia pembelajaran.
Dari pembelajaran inilah masa depan sesuatu bangsa dikontruksi dalam landasan yang kokoh. Suatu landasan yang sanggup memandirikan anak bangsa dengan bermacam kemampuan yang dimilikinya. Pembelajaran pula bisa dimaksud selaku proses pengubahan perilaku serta tingkah laku seorang ataupun sekelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia lewat pengajaran serta latihan. Proses ini, dalam terminologi Arab, diketahui dengan sebutan Tarbiyah yang secara totalitas menghimpun aktivitas yang ada dalam pembelajaran, ialah membina, memelihara, mengarahkan, menyucikan jiwa serta menegaskan manusia terhadap hal- hal yang baik. Tujuan yang hendak dicapai oleh pembelajaran Islam merupakan lahirnya manusia yang utuh; ide serta hatinya; rohani serta jasmaninya; akhlak serta keterampilannya; kognitif, afektif serta psikomotoriknya. Dengan demikian bisa dikatakan kalau pada dasarnya pembelajaran merupakan kaca kepribadian bangsa.
Pembelajaran Islam merupakan kaca peradaban warga muslim. Perihal ini dapat dimengerti sebab secara psikis seorang cenderung memasukkan seluruh suatu yang berasal dari luar dirinya semacam simbol- simbol yang mencerminkan dunia di sekitarnya, norma, budaya, kehidupan sosial, dan sikap orang yang akrab dengannya ke dalam sistem indikasi kejiwaannya. Proses internalisasi pengalaman
ini setelah itu mempengaruhinya dengan metode tertentu kala menguasai, merasa, berpikir serta berbuat. Dengan demikian, sistem pembelajaran tidak lahir dari ruang hampa. Sistem pembelajaran lahir serta mencuat oleh peradaban tertentu.
Dalam kamus besar bahasa Indonesia, kepribadian didefinisikan selaku tabiat; sifat- sifat kejiwaan, akhlak ataupun budi pekerti yang membedakan seorang dengan yang lain; sifat, lagi kata berkarakter diterjemahkan selaku memiliki tabiat;
memiliki karakter; berwatak. Di dalam kamus psikologi dinyatakan kalau kepribadian merupakan karakter ditinjau dari titik tolak etis ataupun moral, misalnya kejujuran seorang; umumnya memiliki kaitan dengan sifat- sifat yang relatif senantiasa.
2. Antara Pendidikan Karakter dan Karakter Pendidikan
Sebutan kepribadian sendiri sebetulnya memunculkan ambiguitas.
Kepribadian, secara etimologis berasal dari bahasa Yunani“ karasso”, berarti“ cetak biru”,“ format bawah”,“ sidik” semacam dalam sidik jari. Sebaliknya bagi sebutan, terdapat sebagian penafsiran menimpa kepribadian itu sendiri. Secara harfiah Hornby serta Parnwell mengemukakan kepribadian maksudnya“ mutu mental ataupun moral, kekuatan moral, nama ataupun reputasi. Dalam Islam, kata yang sangat dekat buat menampilkan kepribadian merupakan akhlak. Al- khulq( wujud mufrad/ tunggal dari kata akhlak) berarti perangai, kelakuan, serta cerminan batin seorang. Pada dasarnya manusia itu memiliki 2 cerminan, ialah cerminan lahir serta cerminan batin. Cerminan lahir berupa badan yang terlihat secara fisiologis, sedangkan cerminan batin merupakan sesuatu kondisi dalam jiwa yang sanggup melahirkan perbuatan, baik yang terpuji ataupun tercela. Eksistensi akhlak, dalam perspektif ilmu pengetahuan modern, tersambung dengan‘ materi Tuhan’ ataupun‘
God Spot’.
Dikatakan kalau dalam struktur batin manusia terdapat jaringan syaraf yang berkaitan dengan pengalaman religi ataupun spiritual. Michael Persinger(
Cambridge University) serta Ramachandran( California University) menyebutnya
selaku“ God- spot”( titik Tuhan/ materi Tuhan). Tipe kepribadian yang hendak ditanamkan pada siswa, sebagaimana anjuran kementrian diknas, merupakan: awal, kepribadian cinta Tuhan serta segenap ciptaan- Nya; kedua, kemandirian serta bertanggungjawab; ketiga, kejujuran/ amanah, diplomatis; keempat, hormat serta santun; kelima, dermawan, suka tolongmenolong serta gotong- royong/ kerjasama;
keenam, yakin diri serta pekerja keras; ketujuh, kepemimpinan serta keadilan;
kedelapan, baik serta rendah hati, serta; kesembilan, kepribadian toleransi, kedamaian, serta kesatuan. Buat menanamkan pembelajaran kepribadian tersebut, absolut dibutuhkan mutu proses serta manajemen pembelajaran yang paling tidak mengakomodir: 1) langkah- langkah pengelolaan; 2) Strategi implementasi; 3) kesiapan SDM pembelajaran serta kependidikan; 4) indikator- indikator keberhasilan program; 5) Desain Program yang komprehensif berisikan muatan serta analisis kontekstual proses pembelajaran; 6) metode penilaian program serta pengawasan; 7) perumusan kebijakan yang wajib mendukung proses penerapan pembelajaran kepribadian. Keteladanan yang sangat terlihat merupakan kepribadian yang dimainkan oleh sang guru serta institusinya. Sebaik apapun konsep pembelajaran( tercantum kepribadian), bila institusi penyelenggaranya tidak berkarakter, pastilah hasilnya tidak optimal. Kepribadian pembelajaran ialah sesuatu mutu ataupun watak yang secara kontinu dicoba sehingga bisa dijadikan karakteristik buat mengenali sesuatu objek ataupun sesuatu peristiwa.
3. Pendidikan Karakter dalam Dunia Global
Kepribadian pembelajaran terpaut dengan formasi pembelajaran. Formasi di mari dimengerti selaku wujud, figur, penampakan, pola serta kerangka. Bila dihubungkan dengan pembelajaran, hingga kata formasi mempunyai arti kerangka rancang bangun unsur- unsur pembuat pembelajaran, 17 yang menunjuk pada fenomena fisiologis, psikologis, sosiologis, serta antropologi. Dengan demikian, kepribadian pembelajaran ialah lapisan faktor yang silih berinterelasi serta tergantung sehingga membentuk watak khas dalam menggapai tujuannya baik pada
tingkat orang ataupun sosial. Secara simpel, bisa dikatakan kalau suatu sistem dikatakan lingkungan bila sistem itu terdiri dari banyak komponen ataupun subunit yang silih berhubungan serta memiliki sikap yang menarik. Tetapi, pada dikala yang bertepatan, tidak nampak sangat jelas bila dilihat selaku hasil dari interaksi antar subunit yang dikenal. Pribumisasi Islam yang sempat digagas oleh Abdurrahman Wahid butuh kita angkat kembali serta diperteguh jadi Islam pribumi. Apa yang dicoba Kiyai Masrur dari Cangkringan, Pakem, Sleman, Yogyakarta butuh disuritauladani. Jatilan yang sepanjang ini hampir identik dengan budaya musyrik didialogkan secara intens dengan nilai- nilai Islam, sehingga yang timbul merupakan seni- budaya Jawa yang mengemban transformasi nilai- nilai Islam substansial, sekalipun bagi sebagian orang perihal tersebut diucap bid’ ah.
BAB III
PEMBAHASAN/ANALISIS
A. Pembahasan Isi Journal
Di dalam journal utama, karakter Dalam Islam adalah, kata yang paling dekat untuk menunjukkan karakter adalah akhlak. Al-khulq (bentuk mufrad/tunggal dari kata akhlak) berarti perangai, kelakuan, dan gambaran batin seseorang. Pada dasarnya manusia itu mempunyai dua gambaran, yakni gambaran lahir dan gambaran batin. Di journal pembanding pertama, karakter adalah watak, tabiat, akhlak, atau juga kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebajikan yang diyakini dan mendasari cara pandang, berpikir, sikap, dan cara bertindak orang tersebut. Sedangkan pula di journal pembanding kedua karakter adalah orang yang mempunyai kualitas moral yang positif.
Berdasarkan ketiga pendapat diatas dapat disimpulkan karakter adalah tabiat atau kebiasaan suatu tindakan yang terjadi tanpa ada lagi pemikiran lagi karena sudah tertanam dalam pikiran, dan dengan kata lain, keduanya dapat disebut dengan kebiasaan.
Di dalam journal utama menyebutkan pendidikan karakter ialah karakter pendidikan yang merupakan susunan unsur yang saling berinterelasi dan bergantung sehingga membentuk sifat khas dalam mencapai tujuannya baik pada level individu maupun sosial. Di journal pembanding pertama pendidikan karakter adalah suatu sistem pendidikan dengan penanaman nilai-nilai sesuai dengan budaya bangsa dengan komponen aspek pengetahuan (cognitive), sikap perasaan (affection felling), dan tindakan, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa (YME) baik
untuk diri sendiri, masyarakan dan bangsanya. Journal pembanding kedua pula menyatakan pendidikan karakter adalah proses perkembangan dalam berpikir yang berkelanjutan dan sampai habis usia. Pendidikan karakter menjadi bagian terpadu dari pendidikan disaat alih generasi.
Dalam penjelasan diatas dapat disimpulkan pendidikan karakter adalah suatu sitem pendidikan yang bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai karakter tertentu kepada peserta didik, di mana di dalamnya terdapat komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, serta tindakan untuk melakukan nilai-nilai tersebut.
Jadi, pendidikan karakter adalah suatu usaha manusia secara sadar dan terencana untuk mendidik dan memberdayakan potensi peserta didik guna membangun karakter pribadinya sehingga dapat menjadi individu yang bermanfaat bagi diri sendiri dan lingkungannya.
B. Kelebihan Dan Kekurangan isi Journal 1. Dari aspek ruang lingkup isi artikel:
Dari aspek ruang lingkup isi artiker utama banyak mengandung ke agamaan dan sedangkan jornal pembanding pertama banyak mengandung pendidikan karakter yang mengacu pada kemendikbud dan pemerintah, di journal pembangding kedua pula banyak membahas pendidikan karakter di sekolah dasar.
2. Dari aspek tata bahasa, artikel tersebut adalah:
Aspek tata bahasa ketiga journal memakai bahasa/kata-kata formal, di journal utama banyak menggunakan bahasa arab dan istilah agama lainnya, journal kedua dan ketiga juga menggunakan bahasa formal/baku.
3. Ketiga jurnal memiliki issn yang terbukti terdaftar dalam journal pendidikan dan bervolume pula.
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
Pembelajaran kepribadian ialah nilai yang dibutuhkan dalam mewujudkan kelangsungan hidup bangsa, yang nantinya jadi pijakan anak Indonesia sehingga tumbuh jadi individu yang bermutu, memilili akhlak yang baik, jujur, tanggung jawab, hormat serta disiplin. Pembelajaran ini dpat diwujudkan oleh segala susunan warga yang diaplikasikan dalam kehidupan tiap hari dengan mengarahkan nilai nilai kepribadian yang positif ataupun pendidikan lewat uraian kala melaksanakan interaksi. Pengenalan menimpa pembelajaran kepribadian pada anak sangat berarti diberikan sebab perihal ini berkaitan dengan pertumbuhan emosi serta kecerdasan anak sebab berkaitan pula dengan moral serta akhlak seseorang anak yang kesimpulannya bertujuan buat membentuk orang yang positif dalam rangka mewujudkan generasi muda yang ke arah yang lebih baik, bertanggung jawab, mandiri, dan bertakwa pada Tuhan.
Ciri pembelajaran karakter yang dilaksanakan di sekolah berbasis pesantren, memadukan sistem pembelajaran tradisional serta pula modern, selaku pelaksana pembelajaran nonformal, pesantren berfungsi besar dalam keterlaksanaan pembelajaran kepribadian, lewat pengajian kitab akhlak yang diharapkan sanggup tingkatkan kepribadian yang dipunyai siswa mengarah arah yang lebih baik. Tidak hanya lewat pengajian kitab akhlak, gemblengan kerohanian di pesantren pula mempengaruhi dalam tingkatkan nilai- nilai kepribadian dan perilaku yang dipunyai siswa. Pembelajaran kepribadian di sekolah berbasis pesantren ini, bisa terlaksana dengan baik sebab terdapat sebagian aspek yang mempengaruhinya, terdapat sebagian aspek pendukung terlaksananya pembelajaran kepribadian di sekolah, antara lain: aspek pendukung penerapan pembelajaran kepribadian, selaku
berikut, Terdapatnya sokongan penuh dari seluruh pihak pesantren, sekolah ataupun orang tua siswa. Para siswa banyak yang menyadari berartinya mempunyai sikap baik dalam kehidupan.
B. Saran
Memandang begitu berartinya pembelajaran kepribadian diberikan kepada siswa, dan besarnya implikasi pembelajaran kepribadian dan pembelajaran islami, periset menyarankan kepada segala pelaksana pembelajaran, buat senantiasa melakukan pembelajaran kepribadian dalam tiap aspek pendidikan, serta menjadikan pembelajaran kepribadian selaku sesuatu perihal yang jadi prioritas pembelajaran. Tidak hanya itu, periset merekomendasikan kepada para guru selaku tenaga pendidik buat tidak bosan dalam membelajarkan siswa diiringi dengan pendidikan nilai kepribadian.
DAFTAR PUSTAKA
Hasibuan, A. P. G. (2016). PENANAMAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PEMBELAJARAN
PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN PADA KELAS VIII SMP NEGERI 5 TAMBUSAI TAHUN 2015. Pendidikan, Vol. I (No(May), 80–91.
Jalil, A. (2012). Karakter Pendidikan untuk Membentuk Pendidikan Karakter Abdul Jalil Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Kudus. Nadwa: Jurnal Pendidikan IslamJurnal Pendidikan Islam, 6(2), 176.
Muchtar, D., & Suryani, A. (2019). Pendidikan Karakter Menurut Kemendikbud. Edumaspul: Jurnal Pendidikan, 3(2), 50–57. https://doi.org/10.33487/edumaspul.v3i2.142
LAMPIRAN
Journal 1
Journal 2
Journal 3