Fokus penelitian dalam skripsi ini adalah 1) Bagaimana tradisi pengolahan sawah dengan sistem muzaro'ah di Desa Sulek Kecamatan Tlogosari Kabupaten Bondowoso? Oleh karena itu, skripsi ini ditulis dengan judul “Analisis Tradisional Sistem Pengelolaan Sawah Dengan Pengaturan Muzara’ah di Desa Sulek Kecamatan Tlogosari Kabupaten Bondowoso”.
Fokus Penelitian
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Pengertian Tentang Muzara’ah
Menurut Hanafiyah, muzara'ah adalah akad bercocok tanam dengan apa yang berasal dari bumi.18. Menurut Hanabilah, seorang muzara'ah adalah pemilik tanah yang benar-benar menyerahkan tanahnya untuk ditanami dan yang bekerja mendapatkan benih.19. Menurut ulama Hanafiah, rukun muzara'ah adalah akad, yaitu perjanjian dan qabul antara pemilik tanah dan pengelola.
Jika di antara mereka berdua muzara'ah akan diteruskan, maka kedua-dua pihak mesti menarik diri. Tetapi menurut fuqaha yang membenarkan akad muzara'ah, akad ini tamat apabila Menurut ulama Hanafiyah dan Hanabilah, apabila salah satu pihak yang berakad meninggal dunia, akad muzara'ah tersebut berakhir.
Namun ulama Malikiyah dan Syafi'iyah berpendapat bahwa akad muzara'ah bisa diwariskan.
Hikmah Muzara”ah
Tidak ada pemborosan, artinya lahan kosong tersebut bisa dikelola oleh masyarakat yang membutuhkan, dan pemilik lahan merasa diuntungkan karena lahannya dikelola.
Pendekatan dan Jenis Penelitian
Bagian ini memuat asumsi-asumsi dasar dan fakta-fakta yang diyakini kebenarannya tanpa perlu verifikasi atau kualifikasi, terutama pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan aspek-aspek tertentu yang menjadi kerangka berpikir. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif yang berfokus pada permasalahan nyata pada saat penelitian dilakukan. Melalui penelitian deskriptif, penulis mencoba menggambarkan peristiwa dan kejadian yang menjadi pusat perhatian, tanpa ada perlakuan khusus.42.
Alasan penggunaan pendekatan deskriptif kualitatif karena penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mendeskripsikan analisis tradisi sistem pengelolaan sawah dengan akad Muzara'ah di Desa Sulek Kecamatan Tlogosari Kabupaten Bondowoso.
Lokasi Penelitian
Subyek Penelitian
Data yang dihasilkan berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan fenomena yang diamati secara merangsang, rinci dan granular. Misalnya pertimbangan khusus ini adalah diasumsikan bahwa orang tersebutlah yang paling mengetahui apa yang kita harapkan, atau bahwa dialah yang berwenang, sehingga memudahkan peneliti dalam mendalami objek/situasi sosial yang diteliti. Informan berikut ini diyakini lebih mengetahui permasalahan yang akan diteliti dalam penelitian ini.
Teknik pengumpulan data merupakan langkah terpenting dalam penelitian karena tujuan utama penelitian adalah memperoleh data. Observasi adalah pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati atau mencatat secara sistematis gejala-gejala yang dipelajari dalam kegiatan guna memperoleh informasi yang diperlukan. Wawancara adalah suatu proses perolehan penjelasan untuk mengumpulkan informasi dengan menggunakan metode tanya jawab, yang dapat dilakukan secara tatap muka maupun tidak tatap muka, yaitu melalui media telekomunikasi antara pewawancara dengan orang yang dapat memberikan informasi. kepada peneliti, dengan atau tanpa menggunakan pedoman 47 Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis – garis besar permasalahan yang akan ditanyakan.
Analisis Data
Namun data-data yang disajikan tetap merupakan data sementara guna keperluan peneliti untuk melakukan penelitian lebih lanjut sehingga dapat diketahui keabsahannya. Namun apabila ternyata data yang diberikan kurang memadai, maka tidak mungkin ditarik kesimpulan, melainkan harus dilakukan reduksi data kembali. Inferensi dalam hal ini bertujuan untuk mencari makna dari data dan penjelasannya, serta makna yang muncul dari data yang diperoleh di lapangan untuk menarik kesimpulan yang tepat dan akurat.
Keabsahan Data
Profil dan sejarah Desa sulek kecamatan Tlogosari
Hal ini disebabkan karena keterbatasan dan ketidakmampuan tokoh masyarakat yang ada dalam memperoleh informasi tentang sejarah asal usul Desa Sulek. Selain itu, belum ada dokumen atau buku yang dapat memberikan gambaran pasti tentang sejarah Desa Sulek. Salah satu informan mengatakan, “Pada masa penjajahan Belanda, desa ini tidak disebut Desa Sulek tetapi disebut Desa Batu Pasir.
“Akhirnya disepakati akan diberi nama Karyo Sulak Sono yang sampai saat ini adalah Desa Sulek.” Lokasi Desa Sulek berada di antara 4 desa lainnya. Batas-batas Desa Sulek adalah sebagai berikut. Jarak Desa Sulek ke ibu kota Kabupaten Bondowoso sekitar 21 km, sedangkan dari pusat pemerintahan kabupaten berjarak 4,3 km.
Penduduk desa Sulek seluruhnya beragama Islam dengan 46 tempat ibadah, terdiri dari 12 masjid dan 34 musala.
Penyajian Data
Tradisi Sistem Pengolahan Sawah Dengan Akad Muzara’ah di Desa Sulek Kecamatan Tlogosari Kabupaten Bondowoso
Tradisi sistem akad Muzara'ah yang dilakukan petani di Desa Sulek Kecamatan Tlogosari Kabupaten Bondowoso adalah pemilik tanah meminta bantuan kepada penggarapnya secara lisan tanpa adanya perjanjian tertulis. Sedangkan pembagian keuntungan dari perjanjian tersebut dibicarakan terlebih dahulu antara pemilik tanah dan petani penggarap tanah tersebut. Akad muzaroah ini berakhir ketika pemilik tanah mengambil alih tanah garapan dari penggarapnya.
Seperti halnya dalam akad muzaroah di sini, pembiayaannya ada yang terkait, ada yang dibiayai oleh petani pemilik tanah dan ada pula yang dibiayai oleh petani yang menggarap tanah tersebut. Sepengetahuan saya, biaya-biaya terkait ada yang ditanggung oleh pemilik tanah, ada yang ditanggung oleh penggarap, dan ada pula yang ditanggung bersama. Biaya benih dibiayai oleh pemilik lahan dan biaya pupuk serta obat-obatan ditanggung oleh penggarap, sehingga yang ditanggung biasanya dalam pembayaran upah para pemanen galian 62.
Biaya yang dikeluarkan oleh pemilik lahan adalah biaya penyemaian benih, sedangkan biaya yang dikeluarkan oleh petani yang mengolah lahan meliputi biaya air, pupuk, buruh tani dan biaya pemeliharaan tanaman.
Penerapan Bagi Hasil Tradisional Sistem Budidaya Sawah Dengan Akad Muzara'ah di Desa Sulek Kecamatan Tlogosari Kabupaten. Penjelasan H. Abdurrahman mengenai sistem bagi hasil yang diterapkan bersama Pak Marja dan Ibu Supyati juga membenarkan hal tersebut. Hal serupa juga dibenarkan oleh penjelasan Pak Mar tentang sistem bagi hasil yang diterapkan dalam kontrak pemerahan ini.
Bagi hasil tanaman padi adalah 1/2:1/2 dimana pemilik tanah mendapat 1/2 dan yang membagi mendapat 1/2. Hal senada diungkapkan H Abdurrahman soal sistem bagi hasil bila terjadi gagal panen. Pernyataan H. Abdurrahman mengenai bentuk bagi hasil di Desa Sulek Kecamatan Tlogosari juga membenarkan hal tersebut.
Bentuk bagi hasil bagi petani di Desa Sulek Kecamatan Tlogosari Kabupaten Bondowoso ada dua bentuk yaitu bentuk barang dan bentuk uang.
Implementasi dari tradisi akad muzara’ah terhadap pendapatan petani di desa sulek kecamatan tlogosari kabupaten Bondowoso
Hasil panen petani di Desa Sulek, Kecamatan Tlogosari, Kabupaten Bondowoso ada yang terjual, ada pula yang tidak. Penerapan tradisi akad muzara'ah terhadap pendapatan petani di desa Sulek kecamatan Tlogosari kabupaten Bondowoso. Hal serupa juga diungkapkan oleh Ibu Supyati, seorang petani bagi hasil, mengenai sistem akad muzara'ah yang dapat meningkatkan pendapatan.
Hal serupa juga dipertegas dengan pernyataan H Abdurrahman sebagai pemilik tanah tentang sistem akad muzara'ah yang dapat meningkatkan pendapatan petani. Hal serupa juga diungkapkan oleh Bapak Nurul Hidayat selaku kepala desa tentang sistem akad muzara'ah yang dapat meningkatkan pendapatan petani. Hal serupa juga diungkapkan Ibu Supyati terkait pendapatan yang diperoleh dari program akad muzara'ah.
Hal serupa juga disampaikan Pak Marjo tentang tingkat pendapatan dari sistem akad muzara'ah.
Pembahasan Temuan
Tradisi Sistem Pengolahan Sawah Dengan Akad Muzara’ah di Desa Sulek Kecamatan Tlogosari Kabupaten Bondowoso
Hal ini tidak sesuai dengan apa yang disampaikan M. Ali Hasan yaitu praktek yang dilakukan di Desa Sulek Kecamatan Tlogosari Kabupaten Bondowoso mengenai akad Muzara'ah yaitu tidak ada akad tertulis, para petani hanya menggunakan akad lisan yang mana khawatir akan menimbulkan kerugian bagi salah satu pihak di kemudian hari. Hal serupa juga sesuai dengan apa yang disampaikan M. Ali Hasan mengenai berakhirnya akad muzara'ah. Padahal, yang dilakukan para petani di Desa Sulek, akad muzara'ah bisa berakhir ketika para penggarap sudah tidak sanggup lagi menggarap lahan pertaniannya.
Hal ini sesuai dengan hipotesis bahwa akad berakhir ketika salah satu pihak sudah cukup umur sehingga kerjasama muzara'ah tidak dapat dilanjutkan. Para petani di Desa Sulek meyakini akad muzara'ah berakhir ketika petani penggarap sudah tidak sanggup lagi bekerja. Dengan tidak jelasnya masa berakhirnya akad Muzara’ah, maka akan memperbesar kemungkinan pemilik tanah berlaku sewenang-wenang terhadap penggarap.
Biaya usahatani dalam sistem akad muzara’ah seperti yang dilakukan petani di desa Sulek meliputi biaya yang ditanggung petani penggarap dan biaya ditanggung bersama.
Penerapan Bagi Hasil Tradisi Sistem Pengolahan Sawah Dengan Akad Muzara’ah di Desa Sulek Kecamatan Tlogosari Kabupaten
Skema bagi hasil yang dilakukan petani di Desa Sulek, Kecamatan Tlogosari, Kabupaten Bondowoso adalah setengah beras: 1/2 dan jagung 1/3: 2/3. Implementasi tradisi pemerahan kontrak terhadap pendapatan petani di Desa Sulek Kecamatan Tlogosari Kabupaten Bondowoso. Petani di Desa Sulek, Kecamatan Tlogosari, Kabupaten Bondowoso. Sistem akad muzara'ah tradisional yang digunakan petani di Desa Sulek Kecamatan Tlogosari Kabupaten Bondowoso dapat meningkatkan pendapatan petani.
Tradisi Sistem Budidaya Sawah Dengan Akad Muzara'ah Di Desa Sulek Kecamatan Tlogosari Kabupaten Bondowoso Sulek Kecamatan Tlogosari Kabupaten Bondowoso. Penerapan Bagi Hasil Tradisional Sistem Pertanian Sawah Dengan Akad Muzara'ah di Desa Sulek Kecamatan Tlogosari Kabupaten Bondowoso. Tradisi sistem akad muzara'ah yang dilakukan oleh petani di Desa Sulek Kecamatan Tlogosari Kabupaten Bondowoso yaitu mengenai bagi hasil merupakan pembagian hasil yang telah disepakati di awal.
Sistem akad Muzara'ah dapat meningkatkan kesejahteraan petani di Desa Sulek Kecamatan Tlogosari Kabupaten Bondowoso.
Sistem Akad Muzara’ah dapat meningkatkan Kesejahteraan petani di Desa Sulek Kecamatan Tlogosari Kabupaten Bondowoso
Tarif bagi hasil akad muzara'ah desa Sulek untuk tanaman padi jenis ini adalah setengah banding setengah. Untuk budidaya kacang-kacangan dan jagung, sepertiganya diberikan kepada pemilik lahan dan dua pertiganya diberikan kepada petani perkebunan.
Saran
Hal ini untuk mencegah semua pihak (pemilik tanah dan penggarap tanah) bertindak sewenang-wenang dalam akad muzara. Dengan kata lain, penelitian ini membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mengetahui apakah petani yang diteliti terbuka dalam memberikan masukan seperti penerapan sistem bagi hasil. Saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Analisis Tradisi Sistem Pengelolaan Sawah Dengan Akad Muzara’ah di Desa Sulek Kecamatan Tlogosari Kabupaten Bondowoso” adalah hasil penelitian saya, kecuali sebagian yang diacu oleh sumber.
Bagaimana tradisi sistem pengolahan sawah dengan akad muzara'ah di Desa Sulek Kecamatan Tlogosari Kabupaten Bondowoso. Bagaimana implementasi bagi hasil dari tradisi kontrak pemerahan susu di Desa Sulek Kecamatan Tlogosari Kabupaten Bondowoso. Apa implikasi tradisi akad muzara'ah terhadap pendapatan petani di Desa Sulek Kecamatan Tlogosari Kabupaten Bondowoso.
Untuk mengetahui bagaimana pembagian keuntungan yang terjadi antara petani pemilik tanah dan penghuni tanah dengan menggunakan sistem akad muzaraah.
Pedoman observasi 1. Petani pemilik lahan
Implementasi akad Muzara'ah kerjasama petani di desa Sulek kecamatan Tlogosari Kabupaten Bondowoso. a) Kapan Anda mulai bekerja sebagai petani.
Biodata pribadi
Riwayat Pendidikan