Tesis yang berjudul “Penerapan Budaya Religius Sebagai Pendukung Pengembangan Materi Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri Sukorambi Jember” disusun untuk melengkapi tugas akhir sebagai syarat penyelesaian program universitas. Diana Novita Sari, 2023: Penerapan budaya religi sebagai penunjang pengembangan materi pendidikan agama Islam di SMP Negeri Sukorambi Jember.
PENDAHULUAN
- Konteks Penelitian
- Fokus Penelitian
- Tujuan Penelitian
- Manfaat Penelitian
- Definisi Istilah
- Implementasi Budaya Keagamaan
- Pengembangan Materi Pendidikan Agama Islam
- Sistematika Pembahasan
Dari hasil penelitian ini peneliti mengetahui bagaimana sekolah menerapkan budaya religius sebagai pengembangan bahan ajar agama Islam sekaligus pengalaman baru. Hasil penelitian ini dapat menjadi acuan atau pertimbangan untuk penelitian selanjutnya mengenai penerapan budaya religius sebagai pengembangan bahan ajar agama Islam.
KAJIAN PUSTAKA
Penelitian Terdahulu
Penelitian ini dilakukan oleh Fauzan Tamami, Skripsi, 2019, Implementasi Budaya Religius dalam Meningkatkan Kecerdasan Spiritual Siswa (Studi Kasus di SMA Islam Sabilurrosyad Gasek Malang).13. 13 Fauzan Tamami, “Penerapan Budaya Religius dalam Meningkatkan Kecerdasan Spiritual Siswa (Studi Kasus di SMA Islam Sabilurrosyad Gasek Malang)” (Skripsi, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim, 2019).
Kajian Teori
- Implementasi Budaya Keagamaan a. Pengertian Budaya Keagamaan
- Evaluasi
39 Muhaimin, Suti'ah dan Nur Ali, Paradigma Pendidikan Islam Upaya Efektifkan Pendidikan Agama Islam di Sekolah (Bandung: PT. Ruang lingkup pendidikan agama Islam di sekolah umum meliputi Al-Quran dan Hadits, Aqidah Akhlak, fikih dan budaya Islam .
METODE PENELITIAN
- Pendekatan dan Jenis Penelitian
- Lokasi Penelitian
- Subjek Penelitian
- Teknik Pengumpulan Data
- Analisis Data
- Keabsahan Data
- Tahap-tahap Penelitian
Data primer merupakan data yang diperoleh melalui observasi dan wawancara terhadap informan yang dijadikan sampel dalam penelitian. Peneliti menuliskan beberapa rangkuman hasil pengumpulan data berupa perumusan, pelaksanaan dan evaluasi penerapan budaya religius sebagai pendukung pengembangan materi pendidikan agama Islam di SMA Negeri Sukorambi. Pada tahap ini, data yang dikumpulkan peneliti dikoreksi dan diperiksa agar sesuai dengan fokus penelitian.
Triangulasi teknis artinya peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda untuk memperoleh data dari sumber yang sama. Dalam hal ini triangulasi teknis bertujuan untuk menguji kualitas dengan menelaah data yang diperoleh dari sumber yang sama melalui teknik yang berbeda untuk menemukan data terkait penerapan budaya religius sebagai penunjang pengembangan materi Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Negeri Sukorambi. Peneliti melakukan analisis terhadap data yang diperoleh dan memeriksa keabsahan atau kebenaran penelitian.
PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS
Gambaran Objek Penelitian
- Sejarah Berdirinya SMP Negeri Sukorambi
- Visi dan Misi SMP Negeri Sukorambi Visi
- Data Pendidik dan Tenaga Kependidikan SMP Negeri Sukorambi Data guru SMP Negeri Sukorambi adalah data yang mewakili
- Data Peserta Didik SMP Negeri Sukorambi
- Sarana dan Prasarana SMP Negeri Sukorambi
Data guru dan tenaga pengajar di SMP Negeri Sukorambi. Data guru SMP Negeri Sukorambi merupakan data yang mewakili data guru SMP Negeri Sukorambi merupakan data yang mewakili identitas seluruh guru dan tenaga pengajar yang menjadi tenaga pengajar di SMP Negeri Sukorambi. Dari tabel diatas terlihat SMP Negeri Sukorambi mempunyai 29 tenaga pendidik yang ahli di bidangnya masing-masing dan 7 orang tenaga kependidikan dengan 1 orang kepala sekolah dan 4 orang tenaga administrasi sekolah yang juga ahli di bidangnya masing-masing. Data siswa SMP Negeri Sukorambi merupakan data yang mewakili identitas seluruh siswa di SMP Negeri Sukorambi.
Dari tabel diatas terlihat SMA Negeri Sukorambi mempunyai jumlah siswa sebanyak 532 orang menurut jenis kelamin, umur dan agama. Dari tabel diatas terlihat bahwa SMA Negeri Sukorambi mempunyai sarana dan prasarana yang memadai sehingga dapat menunjang kegiatan budaya keagamaan secara berkesinambungan.
Penyajian Data dan Analisis
- Formulasi pelaksanaan budaya keagamaan di SMP Negeri Sukorambi Jember
- Ditinjau dari segi spiritual (Perdamaian)
- Ditinjau dari segi sosial (Kemanusiaan)
- Pelaksanaan budaya keagamaan di SMP Negeri Sukorambi Jember Implementasi budaya keagamaan terkait dengan pelaksanaan
- Evaluasi pelaksanaan budaya keagamaan di SMP Negeri Sukorambi Jember
Dari pernyataan di atas dapat dipahami bahwa kebiasaan membaca surat Yasin didasari oleh masih adanya siswa yang tidak diperbolehkan membaca Al-Quran. Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa landasan yang mendasari diadakannya program Jumat Sedekah adalah untuk membiasakan siswa akan pentingnya bersedekah. Setiap hari Jumat di SMP Negeri Sukorambi merupakan kebiasaan membaca surat Yasin secara bersama-sama yang dipimpin oleh siswa yang bertugas.
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi dapat disimpulkan bahwa tujuan membaca surat Yasin adalah untuk mendekatkan siswa dengan Al-Qur'an. Dengan membacanya setiap hari Jumat, para santri secara tidak langsung mulai mempelajari aksara Yasin. 81 Sidiq Heri Susanto, wawancara dengan peneliti, Jember 16 Januari 2023. . Dengan membaca surat Yasin dapat memudahkan pembacaan bagi siswa yang belum menguasai bacaan Al-Qur'an.
Hal tersebut diperkuat dengan peneliti melakukan observasi pada tanggal 13 Januari 2023 saat membaca surat Yasin. Para siswa tampaknya sudah terbiasa dengan praktik yang dilakukan setiap hari Jumat. Dari hasil wawancara dan observasi di atas dapat disimpulkan bahwa evaluasi penerapan budaya keagamaan menggunakan observasi terhadap sikap dan sanksi siswa.
Pembahasan Temuan
- Pelaksanaan budaya keagamaan di SMP Negeri Sukorambi Jember Berdasarkan temuan penelitian, terdapat pelaksanaan budaya
- Evaluasi pelaksanaan budaya keagamaan di SMP Negeri Sukorambi Jember
Siswa secara tidak langsung dengan membiasakan setiap hari Jum'at dengan membaca surat Yasin akan mendekatkan siswa dengan Al-Qur'an. Kegiatan Jumat Agung menanamkan pada setiap siswa bahwa bersedekah adalah persiapan menuju akhirat. Budaya Al-Quran Jumat dilakukan untuk membiasakan siswa dalam membaca Al-Quran.
Faktor dari aspek kesiswaan yang pertama adalah masih adanya siswa yang terlambat membaca surat Yasin. Bagi santri yang datang terlambat, waktu akan dipersingkat dan pembacaan surat Yasin menjadi kurang maksimal. Kendala penerapan budaya keagamaan adalah masih adanya sebagian siswa yang terlambat dalam membaca surat yasin.
PENUTUP
Kesimpulan
Hambatan dalam penerapan budaya keagamaan muncul dari siswa yang membaca surat yasin, masih ada siswa yang terlambat, sering bercanda jika tidak diawasi oleh guru, kurangnya kesadaran siswa dalam bersedekah jum'at dan siswa kurang. disiplin dalam menerapkan budaya S3TC. Dari segi sarana dan prasarana, kendalanya penutur tidak menjangkau bagian belakang kelas.
Saran-Saran
DAFTAR PUSTAKA
Jailani, Mohammad, Hendro Widodo, dan Siti Fatimah, “Pengembangan Materi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam: Implikasinya Bagi Pendidikan Islam,” Jurnal Pendidikan Islam, no. Pengembangan Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Dalam Penciptaan Budaya Religius di Sekolah,” Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran, No. Implementasi Budaya Religius dalam Pembentukan Karakter Siswa di SMA Negeri 2 Jember.” Skripsi, Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember, 2022.
“Penerapan budaya religius dalam meningkatkan kecerdasan spiritual siswa (studi kasus di SMA Islam Sabilurrosyad Gasek Malang).” Skripsi, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim, 2019. Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 211 Tahun 2011 tentang Pengembangan Standar Nasional Pendidikan Agama Islam di Sekolah. Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi no. 7 Tahun 2022 tentang Ruang Lingkup/Materi Pendidikan Agama Islam Pada Tingkat Menengah Baru.
Matriks Wawancara
Bagaimana evaluasi yang dilakukan selama pelaksanaan program budaya Jumat Mengaji, Sedekah Jumat dan S3TC? Apa saja hambatan dalam pelaksanaan program Kajian Jum'at, Shalat Jumat dan Kebudayaan S3TC ditinjau dari faktor lingkungan? Apa saja kendala pelaksanaan program budaya Jum'at, Jum'at Sedekah dan S3TC ditinjau dari faktor sarana dan prasarana.
Kepala Sekolah
Bagaimana pendapat anda sebagai pimpinan sekolah terhadap pelaksanaan program budaya S3TC mulai dari persiapan, langkah-langkah dan diakhiri. Bagaimana pendapat bapak sebagai pimpinan sekolah terhadap evaluasi yang dilakukan dalam pelaksanaan program budaya Jum'at Quran, Jum'at Sedekah dan S3TC? Bagaimana pendapat anda sebagai pimpinan sekolah tentang kendala pelaksanaan program budaya Jum'at, Sedekah Jum'at dan S3TC ditinjau dari faktor siswa?
Sebagai kepala sekolah, bagaimana pendapat anda mengenai kendala pelaksanaan program budaya Jumat Mengaji, Sedekah Jumat dan S3TC ditinjau dari faktor guru? Sebagai kepala sekolah, bagaimana pendapat anda mengenai kendala pelaksanaan program budaya Jum'at Quran, Zakat Jum'at dan S3TC ditinjau dari faktor lingkungan? Bagaimana pendapat Anda sebagai kepala sekolah tentang kendala pelaksanaan program budaya Jum'at Alquran, Jum'at Sedekah dan S3TC dari segi sarana dan prasarana?
Waka Kurikulum
Bagaimana pendapat anda sebagai pimpinan kurikulum tentang pelaksanaan program kebudayaan Jumat Quran mulai dari persiapan, langkah-langkah dan penutupan. Bagaimana pendapat anda sebagai pimpinan kurikulum tentang pelaksanaan program budaya Jumat Agung mulai dari persiapan, langkah-langkah dan penutupan. Bagaimana pendapat Bapak sebagai Pemimpin Kurikulum mengenai evaluasi yang dilakukan dalam pelaksanaan program budaya Jumat Al-Qur'an, Jumat Zakat dan S3TC?
Sebagai Curriculum Leader, apa pandangan Anda mengenai hambatan pelaksanaan program budaya Jum'at Quran, Sedekah Jum'at dan S3TC dilihat dari faktor kesiswaan? Sebagai pimpinan kurikulum, apa pandangan Anda mengenai hambatan pelaksanaan program budaya Jumat Mengaji, Jumat Sedekah dan S3TC dilihat dari faktor guru? Sebagai Pemimpin Kurikulum, apa pendapat Anda mengenai hambatan pelaksanaan program budaya Jum'at Quran, Sedekah Jum'at dan S3TC ditinjau dari faktor lingkungan?
Guru PAI
Bagaimana pandangan Bapak selaku Kabag Kurikulum mengenai kendala pelaksanaan program pengajian Jumat, Sedekah Jum'at dan budaya S3TC ditinjau dari faktor sarana dan prasarana? Bagaimana pendapat anda sebagai guru PAI terhadap evaluasi yang dilakukan dalam pelaksanaan program budaya Jumat Mengaji, Jumat Sedekah dan S3TC. Sebagai guru PAI, bagaimana pendapat anda mengenai kendala pelaksanaan program budaya Jumat Mengaji, Sedekah Jumat dan S3TC ditinjau dari faktor siswa?
Bagaimana pendapat anda sebagai guru PAI mengenai kendala pelaksanaan program budaya Jumat Mengaji, Sedekah Jumat dan S3TC ditinjau dari faktor guru? Bagaimana pendapat anda sebagai guru PAI mengenai kendala pelaksanaan program budaya Jumat Mengaji, Sedekah Jumat dan S3TC ditinjau dari faktor lingkungan? Bagaimana pendapat anda sebagai guru PAI mengenai kendala pelaksanaan program budaya Jumat Mengaji, Sedekah Jumat dan S3TC ditinjau dari faktor sarana dan prasarana.
Siswa
- Informan Kunci
- Informan Utama
- Informan Tambahan
Bagaimana pendapat anda mengenai pelaksanaan program budaya Sedekah Jum'at mulai dari persiapan, langkah-langkah dan kesimpulannya. Sebagai kepala sekolah, apa pendapat Anda tentang latar belakang diadakannya program budaya mengaji Jumat? Sebagai kepala sekolah, apa pendapat Anda tentang latar belakang diadakannya program budaya Sedekah Jumat?
Bagaimana pendapat Bapak sebagai kepala sekolah terhadap pelaksanaan program budaya Sedekah Jumat mulai dari persiapan, langkah-langkah dan kesimpulannya. Menurut Anda, sebagai Kepala Kurikulum, apa latar belakang diadakannya program budaya mengaji Jumat ini? Bagaimana pendapat Anda sebagai Kepala Kurikulum tentang latar belakang program budaya Sedekah Jumat?
Bagaimana pendapat Bapak selaku ketua kurikulum terhadap evaluasi yang dilakukan dalam pelaksanaan program studi Alquran Jum’at? Bagaimana pendapat anda sebagai guru PAI terhadap pelaksanaan program budaya Sedekah Jumat mulai dari persiapan, langkah-langkah dan kesimpulannya.