I. Bentuk Soal Pertama
Soal AKM Literasi Membaca Mata Pelajaran IPA
CP Peserta didik mampu melakukan pengukuran terhadap aspek fisis yang mereka temui dan memanfaatkan ragam gerak dan gaya (force), memahami hubungan konsep usaha dan energi, mengukur besaran suhu yang diakibatkan oleh energi kalor yang diberikan, sekaligus dapat membedakan isolator dan konduktor kalor.
TP Mengidentifikasi suhu benda dan makhluk hidup serta perpindahan kalor pada peristiwa – peristiwa yang terjadi dalam kehidupan sehari – hari serta menyajikan hasil penyelidikan terhadap alat-alat rumah tangga yang memanfaatkan perpindahan kalor.
Konten Teks Informasi
Konteks Saintifik
Contoh Soal (terlampir)
Contoh soal :
Bacalah info teks berikut !
Suhu Udara di Dieng
Berada di kawasan dataran tinggi menjadikan Dieng cukup dingin. Suhu di sana berkisar antara 12-20 derajat celcius di siang hari, dan pada malam hari turun berkisar 6-10 derajat celcius. Dan pada musim kemarau suhu di Dieng dapat turun hingga 0 derajat celcius.
Mbun Pas
Bahkan pada puncak musim kemarau pada bulan Juli-Agustus akan muncul fenomena alam turunnya salju di Dieng atau masyarakat lokal menyebutnya ‘Mbun Pas’.
Sebenarnya ini bukan fenomena hujan salju sungguhan namun embun-embun pada dedaunan dan ranting tanaman yang membeku karena rendahnya suhu di Dieng.
Banyak wisatawan yang berkunjung ke Dieng karena tertarik akan fenomena alam tersebut, meskipun sebenarnya keberadaan embun es tersebut cukup merugikan pertanian di Dieng sebab dapat merusak tanaman dan membuat gagal panen.
Suhu dinginjuga menyebabkan sering buang air kecil.
Kebiasaan Menarik
Karena dinginnya suhu di Dieng, ada satu kebiasaan menarik yang dilakukan penduduk lokal yang mungkin tidak dijumpai di daerah lain yaitu ‘Genen’. ‘Genen’ ini merupakan bahasa jawa lokal yang memiliki maksud menghangatkan tubuh di depan tungku perapian sampai hangat.
Genen
Bahkan ketika kedatangan tamu, pemilik rumah akan mengajak tamu tersebut untuk ‘Genen’
di dapur mereka sembari menikmati minuman purwaceng hangat. Karena seringnya ‘Genen’
inilah sehingga membuat kaki mereka menjadi ‘Mongen’ atau menghitam karena selalu terkena panas api.
Karing
Kebiasaan ini biasa dilakukan masyarakat pada senja hingga kemalam hari, sedangkan pada pagi hari masyarakat biasanya berjemur di bawah kehangatan mentari atau masyarakat setempat menyebutnya ‘Karing’. Karena di Dieng sedikit sekalimengeluarkan keringat.
Karena suhu dingin maka menyebabkan keinginan makan lebih besar dan cenderung untuk
“mager” atau males gerak.
Sumber :
https://diengplateau.com/dieng-plateau/suhu-udara-di-dieng/