• Tidak ada hasil yang ditemukan

Daftar Fasilitas Pengelolaan Limbah dan Bahan Berbahaya Beracun di Labkesda

N/A
N/A
rita yuliati

Academic year: 2024

Membagikan "Daftar Fasilitas Pengelolaan Limbah dan Bahan Berbahaya Beracun di Labkesda"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR FASILITAS PENGELOLAAN LIMBAH DAN BAHAN BERBAHAYA BERACUN

N O

NAMA FASILITAS STANDART KONDISI DI LABKES PENGELOLAAN

1 Tempat Sampah Tempat Sampah 5 Warna

1. 1. Tempat sampah organic (warna hijau) …

2. 2. Tempat Sampah Non Organik (warna kuning)

3. 3. Tempat Sampah Non Organik Berbahaya / B3

(Warna Merah)

4. 4. Tempat Sampah Non Organik Berbahan Kertas (Warna Biru)

5. 5. Tempat Sampah Residu (Warna Abu-abu)

Tempat sampah di Labkesda sudah sesuai baik dari segi warna dan pemilahan jenis sampah

1. Sudah dilaksanakan pemilahan jenis sampah yang disesuaikan dengan warna tempat sampah

2. Pembuangan sampah Akhir diikutkan Pengolala Sampah Warga untuk diangkut di TPA Kota Mojokerto

2 TPS B3 Persyaratan Bangunan Untuk TPS Limbah B3

1. Harus memiliki penerangan dan ventilasi yang cukup.

2. Mempunyai saluran drainase serta bak penampung yang layak.

3. Bangunan yang dipakai minimal harus memiliki ukuran 4m x 5m. Dilengkapi dengan tembok bertulang tebal minim 15 cm.

TPS di Labkesda :

1. Ukuran ± 2 m x 1,5 m

2. Penerangan cukup tapi belum terpasang lampu

3. Ventilasi cukup

1. Pengelolaan Sementara Limbah B3 dengan dipilah dan ditaruh ditempat penampungan/

wadah sementara sesuai dengan jenisnya

1. Limbah Covid

2. Limbah Pecahan Glassware 3. Limbah klinik dan Mikro 4. Limbah Cair Kimia

2. Pengelolaan Akhir Di kelola oleh Pihak ke Tiga

(2)

3. Pemberian stiker /Label pada Tempat/ wadah Penampungan Limbah dan juga pada BangunanTPS B3

3 IPAL Ipal Laboratorium adalah suatu sistem yang terdiri dari rangkaian alat. Yang berfungsi untuk mengolah air Limbah laboratorium menjadi cairan yang bisa dimanfaatkan kembali. Atau bisa dibuang ke lingkungan tanpa takut mencemarinya.

Berikut beberapa tahapan yang harus ada di pengolahan air limbah atau IPAL:

1. 1. Primary treatment atau pengolahan pertama.

2. Pada pengolahan pertama ini adanya berbagai upaya umum untuk memisahkan zat padat serta cair, hal tersebut dilakukan dengan filter saringan serta bak sedimentasi, berlanjut dengan digunakan beberapa alat seperti

IPAL di LABKES sudah sesuai Pengelolaan :

1. Pemantauan Alat

Pengolahan Limbah cair Kegiatan ini bertujuan untuk menilai keadaan suatu sarana pengolahan limbah cair dan dapat memberikan informasi sedini mungkin jika terjadi kerusakan atau tidak

berfungsinya sarana

pengolahan limbah cair misalnya panel listrik tidak berfungsi pompa limbah mati, blower tidak berfungsi, radar pompa tidak berfungsi, saringan bak kontrol mampet dan lain-lain.

2. Di lakukan Monitoring pemeriksaan Air Limbah dan out Let baik Mikro maupun kimia secara berkala

(3)

saringan pasir lambat, cepat,

saringan multimedia

hingga vacuum filter.

3. 2.Secondary

treatment atau pengolahan kedua.

4. Pada tahapan pengolahan kedua ini adanya upaya untuk mengkoagulasikan, menghilangkan koloid hingga menstabilisasi zat organik dalam limbah rumah tangga yang dilakukan. Hal tersebut memiliki tujuan umum untuk mengurangi kandungan-kandungan yang buruk seeprti bahan organik, nutrisi nitrogen hingga fosfor yang ada. Cara umum untuk melakukan pengolahan kedua ini adalah makhluk hidup secara aerobik dengan oksigen maupun anaerobik tanpa oksigen pun dapat dilakukan.

5. 3. Tertiary treatment atau pengolahan ketiga.

6. Dalam pengolahan ini adanya upaya air limbah untuk

(4)

dihilangkan setelah tahap pertama serta kedua, hal tersebut dilakukan agar bisa menghilangkan juga nutrisi serta unsur haranya dan mikroorganisme patogen. Maka pengolahan air limbah bisa menghasilkan air atau sesuatu yang bisa dimanfaatkan namun berish.

Referensi

Dokumen terkait

Faktor penghambat yang dihadapi oleh Pemerintah Daerah dalam lmplementasi Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan

Pengelolaan Limbah Padat Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) Rumah Sakit yang dilakukan di RSUD Dr.Soetomo Surabaya sudah sesuai dengan persyaratan yang tercantum

Dalam tugas akhir ini dijabarkan mengenai penilaian pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun di suatu perusahaan, sehingga nantinya dapat digunakan untuk

Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 30 Tahun 2009 tentang Tata Laksana Perizinan dan Pengawasan Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun serta

Faktor penghambat yang dihadapi oleh Pemerintah Daerah dalam lmplementasi Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan

Penerapan sanksi administrasi oleh Dinas Lingkungan Hidup Kota Jambi terhadap pelanggaran pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) rumah sakit belum

Petugas laboratorium menyimpan, menempatkan bahan berbahaya dan beracun sesuai peraturan yang berlaku , sesuai dengan karakteristik masing-masing bahan berbahaya dan beracun tersebut

Makalah ini membahas tentang pengolahan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) dalam konteks kimia