• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "DAFTAR PUSTAKA"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

39

DAFTAR PUSTAKA

1. Sidhu S. Global hunger continues to rise, new UN report says. 2018 Juni [diunduh 28 Januari 2019]. Tersedia dari: https://www.unicef.org/press- releases/global-hunger-continues-rise-new-un-report-says.

2. Kementrian Kesehatan RI. Hasil utama Riskesdas 2018. Jakarta: Kemenkes RI; 2018.

3. Dinkes Jawa Barat. Profil kesehatan Jawa Barat 2016. Bandung: Dinkes Jabar; 2016.

4. Aridiyah FO, Rohmawati N, Ririanty M. Faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian stunting pada anak balita di wilayah pedesaan dan perkotaan. J Pustaka Kesehat. 2015;3(1):163–70.

5. Pusat Data dan Informasi Kesehatan RI. Situasi balita pendek. Jakarta:

Pusdatin RI; 2016.

6. Arnisam. Hubungan berat badan lahir rendah (BBLR) dengan status gizi anak usia 6–24 bulan. Yogyakarta: UGM; 2007.[diunduh 4 Februari 2019].

Tersedia dari: http://etd.repository.ugm.ac.id/ PenelitianDetail&act=view 7. Aljohani A. Low birth weight prevalence, risk factors, outcomes in primary

health care setting: a cross-sectional study. Obstet Gynecol Int J [Internet].

2016;5(5). [diunduh 3 Februari 2019]. Tersedia dari:

http://medcraveonline.com/OGIJ/OGIJ-05-00176.php

8. Mahayana SAS, Chundrayetti E, Yulistini. Faktor risiko yang berpengaruh

::repository.unisba.ac.id::

(2)

40

terhadap kejadian berat badan lahir rendah di RSUP Dr. Djamil Padang.

2015;4(3):664–73. [diunduh 27 Januari 2019]. Tersedia dari:

http://jurnal.fk.unand.ac.id/index.php/jka/article/view/345/300

9. Rosha BC, Sisca D, Putri K, Yunita I, Putri S. Determinan status gizi pendek anak balita dengan riwayat berat badan lahir rendah (BBLR) di Indonesia (analisis data Riskesdas 2007–2010). J Eko Kesehat. 2013;12(3):195–205.

10. Syafrida Hanum, Oswati Hasanah VE. Gambaran morbiditas bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) di Ruang Perinatologi RSUD Arifin Achmad Pekanbaru. Jom Psik [Internet]. 2014;1:1–8. [diunduh 4 Februari 2019]. Tersedia dari: file:///C:/Users/Owner/Documents/KTI BBLR/BBLR_3.pdf.

11. Putri RFD. Penelitian faktor-faktor yang berhubungan dengan status gizi anak balita di wilayah kerja Puskesmas Nanggalo Padang. J Kesehat Andalas. 2015;4(1):254–61.

12. Zilda O, Sudiarti T. Faktor risiko stunting pada balita (24–59 bulan) di Sumatera. J Gizi Pangan. 2013;8(3):175–80.

13. Trihono, Atmarita, Tjandrarini DH, Irawati A, Utami NH, Tejayanti T, dkk.

Pendek (stunting) di Indonesia, masalah dan solusinya. Jakarta:

Balitbangkes; 2015.

14. Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan. 100 Kabupaten/Kota prioritas untuk intervensi anak kerdil (stunting). Jakarta:

Sekretariat Wakil Presiden RI; 2017.

::repository.unisba.ac.id::

(3)

41

15. World Health Organization. Childhood stunting : challenges and opportunities. Geneva: WHO; 2013.

16. Sari D. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kehamilan pada usia remaja di Puskesmas Ciputat kota Tangerang Selatan tahun 2014. Arkesmas.

2016;1(1):5.

17. Kementerian Kesehatan RI. Pedoman gizi seimbang. Jakarta: Kemenkes RI;

2014.

18. Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi. Buku saku desa dalam penanganan stunting. Jakarta: Kemendesa PDTT; 2018.

19. Pusat Data dan Informasi Kesehatan RI. Situasi kesehatan reproduksi remaja.

Jakarta: Pusdatin; 2017.

20. World Health Organization. Low birthweight estimates levels and trends 2000–2015. Geneva: WHO; 2019.

21. Morrison JL, Regnault TRH. Nutrition in pregnancy: optimising maternal diet and fetal adaptations to altered nutrient supply. Nutrients. 2016;8(6):3–

7.

22. Nengsih U, Noviyanti, Djamhuri DS. Hubungan riwayat kelahiran berat bayi lahir rendah dengan pertumbuhan anak usia balita. J Bidan. 2016;2(02):2.

23. Aljohani A. Low birth weight prevalence, risk factors, outcomes in primary health care setting: a cross-sectional study. Obstet Gynecol Int J [Internet].

2016;5(5). [diunduh 3 Februari 2019]. Tersedia dari:

http://medcraveonline.com/OGIJ/OGIJ-05-00176.php.

::repository.unisba.ac.id::

(4)

42

24. Hanum F, Khomsan A. Hubungan asupan gizi dan tinggi badan ibu dengan status gizi anak balita. J Gizi Pangan. 2014;9(1):1–6.

25. Karundeng L, Ismanto A, Kundre R. Hubungan jarak kelahiran dan jumlah anak dengan status gizi balita di Puskesmas Kao Kecamatan Kao Kabupaten Halmahera Utara. J Keperawatan UNSRAT. 2015;3(1):1–9.

::repository.unisba.ac.id::

Referensi

Dokumen terkait

Hubungan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Dengan Kejadian Stunting Pada Anak Usia 6-24 Bulan di Kota Yogyakarta.. Program Ilmu Kesehatan Gizi

• AKABA masih tinggi: 40 per 1.000 KH (SDKI 2012) • Balita pendek masih tinggi: 35,6% (Riskesdas 2010) • Balita kurus masih tinggi: 13,3% (Riskesdas 2010) • Balita gizi

Sistem Klasifikasi Status Gizi Berat Badan Pada Balita Menggunakan Metode Naive Bayes Berdasarkan Data Pemeriksaan Antropometri.. Klasifikasi Kondisi Gizi Balita

Berikut ini akan disajikan gambaran mengenai indikator- indikator status gizi yaitu bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) gizi balita, gizi ibu hamil kurang

Ada pengaruh faktor balita (status imunisasi campak, imunisasi DPT, status pemberian vitamin A, status gizi balita, pemberian ASI eksklusif, berat badan.. lahir, riwayat

Berdasarkan kamus gizi pelengkap kesehatan keluarga yang dimaksud dengan bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir dengan berat badan yang kurang

1) Anak usia <3 tahun yang memiliki risiko seperti riwayat Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) dan atau prematuritas, memiliki riwayat atau menderita penyakit

Sedangkan tinggi badan sangat baik untuk melihat keadaan gizi masa lalu terutama yang berkaitan dengan keadaan berat badan lahir rendah (BBLR) dan kurang gizi