ِمْيِحّرلا ِن ٰم ْحّرلا ِ ٰاا ِمْسِب
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Para pendengar dan peminat kaset yang tengah diputar ini. Saya menyatakan rasa bahagia rasa syukur kepada Allah. dapat menyampaikan dakwah - dakwah Seinistan dengan kaset moga – moga dapat tuan-tuan putarkan tuan-tuan
dengarkan ketika tenang-tenang dengan anak-anak di rumah atau ketika naik mobil di mobil-mobil yang dapat memasang kaset dalam perjalanan yang jauh. Saya kecapkan dan kepenakan dalam perjalanan pun hilang karena, mendengarkan suara ini.
Yang akan jadi cerita saya pada hari ini adalah apa yang pernah kejadian di zaman nabi kita Muhammad shallallahu alaihi wasallam. Di dalam riwayat ada diceritakan Bahwa pada suatu hari kira – kira pukul 09.00 pagi sepenggalah
matahari naik Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam. berjalan dari rumahnya dan dipilihnya menuju ke dalam masjid beliau yang mulia di Madinah. Ketika itu biasanya ada juga orang yang sembahyang di masjid Sembahyang sunnat Duha.
Tapi, umumnya masyarakat sudah keluar dari rumahnya pagi - pagi bekerja menurut bidang masing-masing yang pergi Bertani, yang pergi Berniaga, yang pergi mengembalakan unta atau kambingnya, tinggallah beberapa orang saja Beliau Lihat di sudut masjid ada satu orang pemuda sedang duduk Tapakkur termenung mukanya kelihatan muram saja menunjukkan kesedihan yang
terpendam di dalam hatinya, Rasulullah mendekat kepada pemuda yang Tapakkur itu, setelah dilihatnya Rasulullah datang Ia pun menengadahkan muka, Rasulullah pun bertanya, Mengapa disaat Begini Engkau duduk Tapakkur dalam masjid, dan wajahmu kelihatan ada menampakkan kesedihan atau muram durja, Apakah yang engkau derita sekarang ini ? Jadi, Pemuda tadi menjawab “Hazanullazi Matzni Ya Rasulullah Wadu Yunu” atinya aku ditimpa duka cita Ya Rasulallah, karena utang. Rupanya orang ini berutang. Utang telah lama janji sudah dekat persediaan buat membayar belum ada, itu yang membuat saya renungkankan disini Ya
Rasulullah.
Dengan senyum Rasulullah menjawab Sudikah engkau kalau aku ajarkan kepadamu suatu bacaan, apabila bacaan ini yaitu berupa doa engkau baca pagi - pagi dan nanti petang - petang pun engkau Baca pula dengan khusyuk Insya Allah utangmu itu akan terbayar. Tentu Pemuda tadi dengan besar hati menjawab tentu Ya Rasulullah. aku senang sekali kalau dapat engkau ajarkan kepadaku Apakah
doa itu. Lalu Rasulullah membacakan, mengajarkan, kepada pemuda itu doa ini.
Inilah yang akan saya bacakan pula mudah-mudahan kita semuanya dapat pula mengambil bacaan ini menjadi bacaan kita. Kita baca pagi, kita baca petang. Apa bunyinya :
ِل ْخُبْلاَو ِنْب ُجْلا ْنِم َكِب ُذوُعَأَو ِلَسَكْلاَو ِز ْجَعْلا ْنِم َكِب ُذوُعَأَو ِنَز َحْلاَو ِمَهْلا ْنِم َكِب ُذوُعَأ يِنِإ َمُهَلل
ِلا َجِرلا ِرْهَقَو ِنْيَدلا ِةَبَلَغ ْنِم َكِب ُذوُعَأَو
sebelum kita Uraikan atau kita tafsirkan artinya satu demi satu, baik kita Artikan secara keseluruhan lebih dulu. Artinya ialah ya Tuhanku Aku berlindung kepada engkau dari pada ini, lalu disebut 8 banyaknya.
Yang pertama, aku berlindung kepada engkau dari pada duka cita daripada kesusahan, dan duka cita, susah dan duka cita sudah dua. Dan Aku berlindung kepada engkau dari pada malas daripada lemah dan malas jadi empat. dan Aku berlindung kepada engkaukau daripada bahil berat mengeluarkan uang, dan daripada pengecut atau penakut sudah enam. Dan Aku berlindung kepada engkau dari pada pengaruh berutang dan daripada kekuasaan orang lain atas diri kita
sehingga kita tidak mempunyai kemerdekaan pribadi ini lagi. Inilah 8 yang diminta kepada Tuhan moga-moga kita jangan diserang oleh penyakit ini. Karena, kalau ada ini penyakit yang delapan perkara itu kita menjadi mempunyai pribadi yang lemah, tidak mempunyai lagi personality yang dapat tegak padahal dalam didikan agama kita, tempat kita takut cuma satu yaitu apa yang lain tidak ada yang
pertama, Susah apabila orang telah susah pikirannya pun sudah tertumbuk jalan untuk maju tidak ada lagi padahal dalam kehidupan itu manusia tidak akan
memberi jalan di atas jalan yang datar saja yang bertaburkan kembang kehidupan itu mendaki, menurun, melereng, berenang, melalui tiup ombak dan gelombang itu pasti dalam hidup apa yang disusahkan kusut tak ada kusut yang tidak selesai, keruh tak ada keruh yang tidak jadi. Apabila pikiran kita telah susah lagi dulu maka gelaplah jalan yang kita tempuh ke muka dalam kehidupan lain.
Yang kedua, kita disuruh berlindung kepada Allah daripada duka cita yang menyebabkan orang duka cita itu memang banyak, misalnya kehilangan barang yang disukai, kematian orang yang disenangi, bahaya yang datang dengan tiba- tiba, orang yang ditunggu Sudah lama tidak dating, barang yang dicari tak bertemu, dan lain-lain sebagainya. Lalu tumbuh hazan duka cita kalau kesunahan
menjadikan soal yang kita hadapi menjadi kusut kedukaan menyebabkan jalan
yang kita tempuh jadi gelap. Inilah 2 hal yang bisa menghambat menjadi rintangan bagi manusia di dalam kehidupannya.
Lalu yang ketiga, Aku berlindung kepada engkau ya Allah Minal Hajaz lemah, lemah apa lemah pikiran tidak ada energi lagi dan tidak ada inisiatif lagi, menyerah saja, lemah. Belum dihadapi suatu soal hati lebih dulu sudah lemah merasa itu soal terlalu besar Padahal kalau dihadapi tidak ada usut yang tidak terselesaikan tidak ada keruh yang tidak terjepitkan. Dan yang lebih berbahaya lagi.
Yang keempat, apa malas duh kalau sudah malas apa yang akan dikejarkan kita duduk aja termenung-menung dalam kemalasan lalu angan-angan banyak cita- cita mati hangat aman hendak terbang padahal sayap tidak . Angan-Angan hendak mempunyai ini, hendak mempunyai itu, hendak mempunyai mercedes-benz tidak mempunyai rumah besar, tapi ikhtiar tidak ada sebab itu ada pepatah dari orang tua-tua kita di zaman dulu dikatakannya ‘mati di zaman penjajahan dulu, mati Belanda karena pangkat katanya, mati Cina karena kaya katanya, mati keliling karena makanan katanya, mati Melayu atau Indonesia karena angan-angan. Nah ini dia angen-angen karena malas lagi pada angan-angan berangan-angan tapi malas jadi tidak jadi dan itu membentuk juga kepada diri kita orang pemalas itu jalannya lumley saja, matanya muram saja, tak jauh dia memandang. Nah ini penyakit, itu Empat penyakit.
Lantas diceritakannya lagi yang nomor 5 dan nomor 6 wa a'udzubika Minal bukhli wal jubni dan aku berlindung kepada engkau dari pada bakhil dan pengecut ini lebih berbahaya lagi. dikumpul kumpulnya harta banyak-banyak Maksudnya tadi hendak menguasai harta itu lama-lama dengan tidak disadarinya harta itulah yang menguasainya, dia menjadi Bakhil Siang Malam tidak ada kesenangan cuma sibuk cari uang kemudian simpan banyak-banyak, gunanya Cuma mengumpul itu saja, akhirnya berapa banyaknya orang yang mengumpul harta banyak-banyak faidahnya tidak juga didapat. Seingat cerita dahulu 40 tahun yang lalu Ketika saya masih tinggal di kota Medan ada satu orang kaya mengumpul harta, terkenal dia kaya di Medan beberapa buah rumah, puluhan rumah yang dipersewakannya dan ada lagi harta-harta yang lainnya. Dia berjalan di jalan raya kota Medan dengan jalan kaki pakai payung satu padahal perang sudah mulai membeli mobil
Cadillaklah, ceprolet lah model-model yang terkenal sebelum perang, anaknya mengambil Faidah dari kekayaan ayahnya dia beli mobil dengan uang ayahnya lalu orang bertanya Tuan, anak Tuan sudah naik mobil Tuan masih jalan kaki ? apa
jawab si Bakhil tadi, saya anak orang miskin anak saya anak orang kaya inilah orang yang bukan lagi mencari harta buat menguasai harta itu tetapi dia Mencari harta buat dikuasai oleh hartanya. yang nomor Enam lebih jahat lagi, apa jubun pengecut, pengecut ini menjadikan separuh dari kehidupan manusia menjadi Gagap, ada pepatah orang ‘kalau engkau Berniaga Aku berusaha meskipun modalmu tadinya tidak ada, asal angkau berani itulah modal utama dalam hidup’.
Sesuai dengan pepatah Melayu atau pepatah Indonesia lama. Dia katakana putuslah tali layang-layang robek kertas tentang bingkai, hidup jangan mengepalang tidak Kaya berani pakai hidup jangan mengepalang tanggung-tanggung jangan tidak kaya berani pakai keberanian itu adalah modal sebab itu, kalau orang rugi Berniaga itu belum rugi yang penting berani karena ada peniagaan ituh tidak saja beruntung rugi juga kadang-kadang tapi, kalau keberanian yang hilang separuh daripada kekayaan kami sudah habis walaupun masih banyak ada tapi keberanian tidak ada separuhnya akhirnya walaupun kekayaan besar tapi kepercayaan hilang itu
namanya habis tidak ada lagi walaupun berjuta yang tinggal dalam tangan tapi orang tidak percaya apalagi artinya sebagian pertama skali modal itu keberanian menghadapi hidup ini yang ke enam.
Yang ke-7 dan 8 wa a'udzu bika min ghalabatid dain wa qahrir rijal. Aku berlindung kepada engkau Ya Ilahi dari pada pengaruh utang-utang itu. Itulah anak muda yang duduk di sudut masjid tadi, dipengaruhi oleh utang sampai Rasulullah sendiri pun mengatakan ia aku membuat daynah. jagalah supaya kalau sedapat- dapatnya jangan sampai berutang. bisa-bisa juga berutang kalau keberanian tidak ada dan berani itu membuka jalan buat mencari bayarnya. Tetapi kalau pengecut berutang supaya buat membayar. Sebab itu nabi mengatakan iakum Waddaina sedapat-dapatnya Elak Allah supaya jangan berutang Fainnahu Hammun fillaili Wamasallakum finnahari. hutang itu susah pada malam hari mata tidak mau tidur dengan apa imbangan hutang dari Berapa utang berapa yang akan diterima
sehingga mata tidak mau tidur malam itu memikirkan hutang. Akhirnya
Masallakum Finnahari kalau siang hari badan merasa hina tak berani keluar dari rumah, Kota Jakarta yang begitu besar bersilang siur jalan-jalan Raya Jalan Thamrin Diponegoro Imam Bonjol Cut Mutia dan lain-lain nama jalan ada orang yang jalan itu bertambah lama bertambah kecil jumlahnya kalau orang lain
mempunyai 100 macam jalan Dia paling tinggi cuma dua saja jalan yang dapat jalani. jalan dari rumahnya ke tempat yang tertentu dan lain dia tidak berani kenapa karena ada tempat dia berutang, jadi katakan dalam hadits itu orang berutang
malam tak mau tidur siang malu semua orang takut akan ditanyain takut akan dicari ataupun dia berbenam di rumah datang orang menunggu piutang jadilah kan kepada pembantunya atau kepada anaknya katakan Bapak tidak di ruma, anak yang tolol atau pembantu yang tolol menjawab Mana Bapak dia bilang dia suru
bilangkan bahwa Bapak tidak ada di rumah, betapa susah.
Lantas yang nomor 8 wa qahfir rijal kita tidak mempunyai lagi
kemerdekaan diri buat menyatakan perasaan kita. Karena kita segan kepada orang kita terlalu banyak berhutang Budi kepadanya kita terlalu banyak banyak mendapat hadiah dari padanya tidak terlalu banyak dan lain-lain. sehingga mulut kita jadi tertutup tak dapat bercakap lagi ditekan oleh Utang Budi kepada orang tadi.
Kemerdekaan tidak ada lagi.
Inilah 8 perkara yang ditunjukkan oleh Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam.
kepada pemuda yang duduk tadi. Dapatlah kita mengambil pedoman dalam kehidupan kita sendiri bahwa yang amat penting lebih dahulu ialah kamardekaan jiwa, kalau sekiranya di dalam negara yang telah merdeka kita sama sekali
meyorakkan, meliuk lambaikan kemerdekaan dimana saja kita pergi tapi banyak orang yang lupa negaranya telah merdeka dirinya sendiri telah menjadi terjajah bukan Belanda karena Belanda sudah lebih 30 tahun pergi meninggalkan diri ini dan bukan bangsa yang lain tapi penjajahan yang datang daripada sifat-sifat yang lemah yang kita katakan tadi kalau kesusahan kita betulkan jalan yang kita tempuh menjadi buntu, kita tak tahu lagi kemana akan pergi susah, pagi susah, malam susah sehingga kusut benang itu datang lagi jalan keluar padahal pangkal jadi kesusahan itu bukan dari luar tapi dalam jiwa kita sendiri dalam dada kita sendiri.
Yang kedua dikatakan duka cita saya teringat pada satu pantun Melayu atau pantun Indonesia dikatakannya ‘kalau begitu Jangan termenung kalau termenung riak pun tiba kalau duduk Jangan termenung kalau termenung hatipun ibah, kalau hati sudah ibah jalan tertumbuk sampai ada juganya pepatah nenek moyang kita hati yang marah mendorongkan hati yang ibah menjauhkan sebab itu haruslah kita bersedia membesarkan jiwa kita sendiri Marfuah ras marfuah kiama kepala terangkat harga diri jaga. Kemudian dikatakan yang kedua alhajaz lemah al-qashal pemalas.
Kelemahan ini juga ada yang karena penyakit, kenapa lemah, kenapa tiap-tiap pekerjaan yang dihadapi pesimis yang timbul sehingga timbul malas kalau perlu kita pergi kepada dokter terutama psikiater-psikiater kita tanya dimana segi kelemahan kita, karena kelemahan jiwa kemalasan, malas dan lemah itu dan jiwa pangkalnya ahli-ahli ilmu kesehatan yang telah mendalam mengetahui hubungan
antara rahat rohani dengan jasmani kita, sehingga timbul ilmu yang dinamai
psychosomatic atau psikoterapi menganalisa jiwa dari mana perginya, Maka timbul lemah Maka timbul malas disini kita memerlukan kuatnya emisi sebab apabila manusia mempunyai jiwa yang besar, pekerjaan yang besarpun dipandangnya kecil tetapi apabila manusia mempunyai jiwa yang kecil, pekerjaan yang kecilpun
dipandangnya besar. kita misalkan saja kedua orang pemimpin yang kita cintai dan kita hormati proklamator kita Bung Karno dan Bung Hatta mereka mempunyai jiwa-jiwa yang besar sebab itu, mereka memproklamirkan kemerdekaan Indonesia.
Indonesia yang besar yang terjadi daripada puluhan ribu pulau, dengan 45 patah perkataan dengan ini kami menyatakan kemerdekaan Indonesia tapi kalau beliau mukanya orang yang berjiwa kecil dia akan bertanya Bagaimana bisa Indonesia merdeka ? kita sudah miskin Melarat dulu dijajah Belanda kemudian ditekan Jepang kata yang dikaji itu pekerjaan yang detail-detail yang kecil-kecil dia anggap itu, nah ini misalnya maka orang-orang yang hajaz Yang Lemah atau yang pengecut yang pemalas tidak dapat mengerjakan pekerjaan yang besar-besar.
Kemudian yang ke yang kelima dan keenam itu Waauzubika minal bukhori Aku berlindung kepada engkau daripada Bakhil menerima mawun banyak-banyak mengeluarkan paling sedikit dia anggap sebagaimana saya katakan tadi tadinya dia menguasai harta akhirnya dengan tidak disadarinya dia yang dikuasai oleh harta, akhirnya orang yang begini kerjanya cuma mengumpul-ngumpul harta saja, kumpulkan harta banyak-banyak kemudian Tuhan memanggilnya kembali ke Akhirat mati tidak ada harta yang dibawanya, tinggal menjadi perselisihan di antara anak dan cucu di hari-hari yang pertama anak tadi menangis ayahnya telah mati, tapi di hari yang kedua dan ketiga dia tidak menangis lagi, dia berpikir dimanapun kunci tau ayah, dimana simpanan Ayah, berapa peninggalan Ayah ? lalu dia berkelahi. Nah ini karena Ayah tadi bukhul bakhil nikmatnya orang lain yang merasai dia sendiri sengsara diperintah oleh hartanya itu. Apakah lagi yang keenam judul pengecut ia berjalan malam hari kelihatannya olehnya pohon kayu bergerak-gerak disangkanya itu hantu dia lari, lari terus bertambah lari bertambah takut akhirnya dia pingsan karena sudah lari. Ini tak ada apa-apa melihat orang yang berani ini orang yang gagal di dalam perjalanan hidupnya. Karena
penakutnya, karena pengecutnya itu, Padahal di dalam keterangan agama sendiri orang-orang yang beriman kepada Allah ‘La tahinu wa laa tahzanuu wa-antumul a'lsuna in kuntum mu’miniin’ Jangan engkau merasa lemah jangan engkau merasa dukacita jangan engkau merasa pengecut engkau tinggi Kalau engkau
beriman kepada Allah Subhanahu wa ta'ala. dengan iman kepada Allah ta'ala itu kita melihat alam dalam keindahannya dalam kekecilannya yang besar Cuma Allah kita tidak takut karena tidak ada satu bahayanya akan menimpa kepada diri kita kalau tidak, Tuhan yang menentukan.
Ini pokok bantuan para pendengar kaset yang saya muliakan, kemudian di nomor 7 dikatakan kita berlindung kepada Allah daripada pengaruh hutang
alangkah kecilnya jiwa orang apabila dia telah berutang kepada orang lain di bikin janji tanggal sekian akan dibayar tanggalnya sudah dekat persediaan belum ada, lalu timbul kecil jiwa sekali lagi. Apatah lagi kahri rijal yang ke-8 Sebagaimana telah kita Uraikan tadi ialah kahrir Rijal pengaruh orang lain kepada diri kita sendiri sehingga kita tidak berani lagi menyebut kebenaran tidak berani lagi mengatakan yang hak lidah telah tertutup mulut telah penuh dengan air sehingga tidak dapat dibuka lagi. Segat kita sudah terlalu banyak berutang Budi kepada orang walaupun sudah jelas perbuatan orang itu salah kesannya kita tidak berani lagi menegur dengan demikian timbullah didalam masyarakat Apa yang disebut dalam bahasa Arab munafik yaitu lain dimulut lain dihati, hati mengatakan perbuatan orang ini salah tapi mulut mengatakan Bagaimana pikiran saya
bagaimana pendapat orang sederhana tentang perbuatan saya ini, baik Bapak, ini bagus Bapak, itu sudah betul bapak, padahal tidak.
Inilah kecelakaan yang nomor 8 kita minta kepada Allah supaya kita dilepaskan dari pengaruh-pengaruh orang, pengaruh manusia sehingga kita tidak berani lagi menyebut apa yang pernah padahal didalam hadits dikatakan qulil Haq walau Kaana murran katakan yang benar itu walaupun pahit sekalipun ini mudah menyebutnya Tetapi kalau jiwa sudah tetap tidak berani menyebutnya lagi.
Para pengikut kaget yang tercinta itulah 8 perkara di peringatkan,
dipulihkan, diajarkan, disuruh hapal nabi kepada pemuda yang beliau dapati dan menunggu seorang diri tadi dengan patuh dia turuti kehendak Nabi dia baca itu tiap pagi dia baca itu tiap sore dipahamkan apa isinya, lalu timbul energi baru dalam dirinya semangat yang baru, langit kelihatan cerah, bintangpun kelihatan berkelap- kelip, mataharipun kelihatan bercahaya dan dia sudah melihat kehidupan ini
dengan mata yang terang, kemudian dia bertemu dengan nabi ya Rasulullah saya ucapkan terima kasih penyakit-penyakit ada diri saya, utang-utang saya sudah terbayar dan saya akan memulai hidup yang baru. Inilah jawab dari pemuda tadi.
Dan inilah jadi pedoman pula bagi kita kaum muslimin kalau kita terjadi pada diri kita beberapa hal Salah satunya yang delapan perkara itu,
Baca doa ini pagi, baca doa ini petang, lalu berusaha jangan cuma berdoa berusaha, berdoa, dan berusaha. Allah akan membukakan pintu rahmatnya kepada kita, memberikan nikmatnya yang berlipat ganda, sehingga segala sesuatu yang di kiri kanan kita menjadi kekayaan, menjadi inspirasi buat maju ke depan di dalam kehidupan ini.
Bapak-Bapak saudara-saudara pendengar kaset yang saya muliakan moga- moga pengaruh dari hadits ini daripada doa ini masuk kedalam diri sejarah dan saudara menjadi orang muslim dan Merdeka yang sejati sekianlah pandangan saya mudah-mudahan ada manfaatnya bagi para pendengar dan penglihat kaset yang tercinta.
Wssalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh…