• Tidak ada hasil yang ditemukan

Developmentally Appropriate Practices (DAP) - Spada UNS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Developmentally Appropriate Practices (DAP) - Spada UNS"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

Developmentally Appropriate

Practices (DAP)

Oleh:

Vera Sholeha

[email protected]

(2)

Apa itu DAP?

Developmentally Appropriate Practice

(3)

Siapa yang

mengembangkan DAP?

National Association for the Education of Young

Children (NAEYC)

(4)

Mengapa terdapat kebutuhan terhadap DAP?

Kurangnya program pendidikan anak usia dini yang berkualitas tinggi dan bersifat universal.

Kurikulum yang tidak sesuai bagi anak usia dini.

Semakin banyaknya perhatian terhadap jurang pencapaian diantara berbagai kelompok anak, terutama anak yang hidup dalam kemiskinan.

(5)

DAP

DAP adalah sebuah pendekatan yang didasari dari penelitian tentang bagaimana anak berkembang dan belajar, serta bagaimana pembelajaran yang efektif untuk anak usia dini.

Kerangka kerja didesain untuk meningkatkan pembelajaran dan perkembangan anak yang optimal.

DAP berperan untuk membantu guru menemukan fitrah

anak, baik sebagai makhluk individu maupun kelompok,

dan membantu anak menghadapi tantangannya dan

mencapai prestasi yang berkontribusi pada pembelajaran

dan perkembangan yang sedang berlangsung.

(6)

Apa yang dimaksud dengan sesuai perkembangan?

Developmentally Appropriate Practice (DAP) memiliki tiga sumber pengetahuan penting, yaitu:

Sue Bredekamp, 1987

1. Age Appropriate (DAP Sesuai Usia)

• Proses perkembangan bersifat universal dan urutan perkembangan dapat diprediksikan dan ini utama pada anak usia 0-9 tahun.

• Perkembangan yang dapat diprediksikan terjadi pada semua domain (fisik, emosi, sosial, dan kognitif).

• Tahapan perkembangan dapat membantu guru untuk mempersiapkan pembelajaran.

2. Individual Appropriate (DAP Sesuai Secara Individual)

• Setiap anak merupakan pribadi yang unik.

• Pendidik harus memahami keunikan setiap anak.

(7)

Lanjutan…

Sue Bredekamp, 1987

3. Social and Cultural Context Appropriate (DAP Sesuai dengan Konteks Sosial dan Budaya)

• Proses pembelajaran harus mempertimbangkan apa yang sesuai dengan konteks sosial dan budaya di mana anak-anak tinggal.

• Kurangnya kesadaran pendidik pada budaya anak, dapat mengarah pada asumsi yang keliru dan hasil yang berpotensi negatif bagi anak.

• Agar dapat lebih familiar terhadap konteks social dan budaya anak di kelas, pendidik dapat melakukan berbagai cara seperti; menjalin komunikasi yang baik dengan keluarga, mengunjungi rumah anak-anak, dan menyelami bagaimana latar belakang budaya anak.

(8)

12 Prinsip Perkembangan dan Pembelajaran Anak Usia Dini

Sesuai DAP

(9)

1. Semua bidang pengembangan dan pembelajaran itu penting, dan keduanya

saling terkait erat

• Perubahan dalam satu bidang akan memfasilitasi atau membatasi pengembangan di bidang lain.

• Pendidik harus menyadari dan menggunakan keterhubungan ini untuk mengorganisasikan pengalaman belajar anak dalam cara- cara yang membantu anak untuk berkembang secara optimal.

• Kurikulum PAUD harus mengintegrasikan semua bidang perkembangan anak usia dini.

(10)

2. Perkembangan terjadi dalam urutan yang relative teratur, dan kemampuan, keterampilan, serta

pengetahuan berikut terbentuk atas kemampuan keterampilan, dan pengetahuan yang diperoleh

sebelumnya.

• Penelitian perkembangan manusia menunjukkan bahwa urutan pertumbuhan dan perubahan yang relatif stabil dan dapat diprediksi terjadi pada anak-anak selama sembilan tahun pertama kehidupan.

• Penting juga bagi para pendidik untuk mengetahui urutan-urutan di mana anak-anak memperoleh konsep, keterampilan, dan kemampuan khusus, yang dibangun di atas perkembangan dan pembelajaran sebelumnya.

(11)

3. Perkembangan berlangsung dalam kecepatan yang berbeda antara anak satu dengan lainnya maupun antara bidang perkembangan satu dengan

anak lain pada individu yang sama.

• Perkembangan anak-anak mengikuti pola dan waktu masing- masing.

• Setiap anak memiliki kekuatan, kebutuhan, dan minat mereka sendiri.

• Dengan adanya variasi pada setiap anak, maka keputusan tentang kurikulum, pengajaran, dan interaksi dengan anak- anak harus seindividual mungkin.

(12)

4. Perkembangan dan belajar adalah hasil dari interaksi dinamis dan berkelanjutan dari

pematangan biologis dan pengalaman.

• Perkembangan adalah hasil dari interaksi antara pertumbuhan, perubahan anak dan pengalaman anak di dunia sosial dan fisik.

• Kekuatan biologis dan dampak pengalaman anak-anak sebelumnya menjadi penting bagi pendidik anak usia dini untuk menemukan cara paling efektif dalam membantu anak berkembang secara optimal.

(13)

5. Pengalaman awal memiliki efek mendalam, baik kumulatif maupun tertunda, pada perkembangan

dan pembelajaran anak.

• Pengalaman awal anak-anak, baik positif atau negatif, bersifat kumulatif.

• Studi literatur menunjukkan bahwa beberapa aspek perkembangan terjadi paling efisien pada titik-titik tertentu dalam rentang kehidupan. Tiga tahun pertama kehidupan, misalnya, menjadi periode optimal untuk pengembangan bahasa lisan.

(14)

6. Pengembangan berlanjut menuju kompleksitas yang lebih besar, pengaturan diri, dan kapasitas

simbolis atau representasional.

• Karakteristik perkembangan yang menyebar adalah fungsi anak- anak menjadi semakin kompleks (dalam bahasa, interaksi sosial, gerakan fisik, penyelesaian masalah).

• Anak cenderung berpikir secara konkrit.

• Selama tahun-tahun awal kehidupan, anak-anak berpindah dari respons sensorik atau perilaku ke pengetahuan simbolis atau representasional.

(15)

7. Anak-anak berkembang paling baik ketika mereka memiliki hubungan yang aman dan konsisten dengan orang dewasa yang responsif

dan hubungan positif dengan teman sebaya.

• Hubungan dengan orang dewasa yang responsif diperlukan untuk perkembangan anak-anak, termasuk empati dan kerja sama, pengaturan diri dan sosialisasi budaya, bahasa dan komunikasi, hubungan teman sebaya, dan pembentukan identitas.

• Hubungan pertama dan paling penting adalah hubungan anak dengan orang tua atau pengasuh utama lainnya.

(16)

8. Perkembangan dan pembelajaran terjadi dan dipengaruhi oleh berbagai konteks sosial dan

budaya.

• Memahami perkembangan anak, membutuhkan pengamatan pada setiap anak dalam konteks sosiokultural dari keluarga mereka.

• Pendidik perlu memahami pengaruh konteks social budaya dalam belajar, mengenali kompetensi perkembangan anak dan menerima berbagai cara anak untuk mengekspresikan pencapaian perkembangan mereka.

• Pendidik bisa mempelajari tentang budaya mayoritas anak jika budaya tsb berbeda dengan budaya yang pendidik miliki.

(17)

9. Selalu aktif secara mental dalam upaya memahami dunia di sekitar anak-anak

• Anak-anak membangun pengetahuan dan pemahaman mereka tentang dunia dalam pengalaman mereka sendiri, dari guru, anggota keluarga, teman sebaya, anak-anak yang lebih tua, dan dari buku-buku serta media lainnya.

• Guru yang baik akan menciptakan tantangan dan mendukung anak-anak dalam memperluas kemampuan mereka, dan memberikan arahan atau instruksi yang spesifik.

(18)

10. Bermain adalah sarana penting untuk mengembangkan pengaturan diri serta untuk meningkatkan bahasa, kognisi, dan kompetensi

sosial.

• Penelitian menunjukkan hubungan antara bermain dan kapasitas dasar seperti memori, pengaturan diri, kemampuan bahasa lisan, keterampilan sosial, dan kesuksesan di sekolah.

• Anak-anak dapat terlibat dalam berbagai jenis permainan, seperti permainan fisik, permainan objek, berpura-pura atau sosio drama, permainan konstruktif, dan permainan dengan aturan.

• Ketika anak bermain, anak dapat belajar untuk melakukan kompromi atas perasaannya, untuk berinteraksi dengan orang lain, menyelesaikan konflik, dan mencapai pemahaman atas kemampuannya.

(19)

11. Perkembangan dan pembelajaran akan meningkat ketika anak-anak ditantang untuk

mencapai pada tingkat di luar penguasaan mereka saat ini, dan juga ketika mereka memiliki banyak

kesempatan untuk mempraktikkan keterampilan yang baru diperoleh.

• Guru yang efektif menciptakan lingkungan belajar yang kaya untuk mengaktifkan motivasi anak-anak, memanfaatkan strategi untuk meningkatkan usaha anak-anak dan tantangan yang semakin maju.

• Dukungan dari orang dewasa (pendidik) maupun teman sebaya dapat memungkinkan anak mencapai perkembangan berikutnya/

mencapai zona perkembangannya.

(20)

12. Pengalaman anak-anak membentuk motivasi dan pendekatan mereka untuk belajar.

• Tahun-tahun awal anak masuk sekolah merupakan saat yang penting untuk melakukan pendekatan bagaimana anak dapat belajar secara efektif.

• Kesan pertama anak masuk sekolah akan mempengaruhi motivasi anak untuk bersekolah.

(21)

DAP untuk Perencanaan Kurikulum Pengembangan

Kurikulum

(22)

Mengembangan kurikulum harus memperhatikan 2 hal utama:

perkembangan anak dan pendekatan yang sesuai untuk digunakan dalam membelajarkan anak.

Aspek perkembangan anak terdiri dari: kognitif, bahasa, social, emosional, fisik, dan moral.

Aspek pendekatan berkaitan dengan teori dan filosofi yang dipahami. Beberapa pendekatan yang dapat digunakan; Montessori, Reggio Emilia, Bank Street, High Scope, Creative Curriculum, dan Project Based.

Prinsip DAP menekankan bahwa pengembangan kurikulum mengacu pada filosofi, teori, dan pendekatan yang jelas.

(23)

CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, including icon by Flaticon,

and infographics & images from Freepik

Thanks

Do you have any questions? !

01 02 03 04 05 06

Referensi

Dokumen terkait

Dengan hasil penelitian yang akan diperoleh dapat dimanfaatkan bagi para orang tua dan khususnya para pendidik Anak Usia Dini dalam memahami pentingnya resiliensi anak dalam diri

SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka yang dapat dijadikan kesimpulan dalam penelitian ini bahwa peningkatan kemampuan mengenal huruf alfabet melalui metode