• Tidak ada hasil yang ditemukan

DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KLANDASAN ILIR BALIKPAPAN KOTA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan " DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KLANDASAN ILIR BALIKPAPAN KOTA "

Copied!
232
0
0

Teks penuh

Salah satu target kesehatan yang baik pada tahun 2030 adalah menurunkan angka kematian ibu hingga di bawah 70 per 100.000 kelahiran hidup. Dalam rangka menurunkan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) di Indonesia, Kementerian Kesehatan menetapkan lima strategi operasional, yaitu penguatan Puskesmas dan jaringannya, penguatan manajemen program dan sistem rujukan, peningkatan partisipasi masyarakat. , kolaborasi dan kemitraan, percepatan kegiatan dan inovasi pada tahun 2011, koordinasi penelitian dan pengembangan inovasi (Menteri Kesehatan, 2015).

Tujuan

Tujuan umum

Tujuan khusus

Mampu melakukan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir pada Ny. N menggunakan pendekatan manajemen kebidanan Varney dengan dokumentasi SOAP. Mampu memberikan asuhan kebidanan dalam pelayanan kontrasepsi pada Ny. N menggunakan pendekatan manajemen kebidanan Varney dengan dokumentasi SOAP.

Manfaat

Manfaat Teoritis

Mampu memberikan asuhan kebidanan pada masa nifas atau Postnatal Care (PNC) pada Ny. N menggunakan pendekatan manajemen kebidanan Varney dengan dokumentasi SOAP.

Manfaat Praktis a. Bagi klien

Peran penolong persalinan adalah mengantisipasi dan menangani komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu dan janin. 49. Hal ini tentu akan meningkatkan risiko terjadinya komplikasi pada ibu dan bayi baru lahir sehingga kondisi ini dapat membahayakan keselamatan nyawanya. Jika terjadi komplikasi, keterlambatan dalam merujuk ke fasilitas yang tepat dapat membahayakan nyawa ibu dan/atau bayinya.

B (Ibu): Memastikan ibu dan/atau bayi baru lahir didampingi oleh dokter spesialis kandungan yang berkompeten untuk menangani kegawatdaruratan obstetri dan bayi baru lahir dikirim ke fasilitas rujukan. Suami atau anggota keluarga lainnya wajib mendampingi ibu dan/atau bayi yang baru lahir ke fasilitas rujukan. Surat ini harus mencantumkan identitas ibu dan/atau bayi baru lahir, menyebutkan alasan rujukan, dan menguraikan hasil pemeriksaan, perawatan atau pengobatan yang diterima ibu dan/atau bayi baru lahir.

U (Uang): Mengingatkan keluarga untuk membawa cukup uang untuk membeli obat-obatan dan perbekalan kesehatan lainnya yang diperlukan selama ibu dan/atau bayi baru lahirnya berada di fasilitas rujukan. A (Doa): Keluarga mendoakan keadaan ibu dan/atau bayi baru lahirnya serta kelancaran perjalanan menuju fasilitas rujukan. Jepit dan potong tali pusat sesegera mungkin 2. Lakukan penanganan tali pusat secara terkendali atau PTT 4. Tingkatkan hubungan ibu-bayi 7. Bantu ibu ke toilet 9.

Dekatkan tali pusar ke arah ibu dan letakkan klem di antara keduanya dengan jarak 2 cm dari klem pertama. Hal ini terjadi ketika benda seperti puting susu ibu dimasukkan ke dalam mulut dan bayi mencoba menghisap lalu menelannya. Arah program pemerintah dalam pelayanan nifas adalah dengan melakukan pemeriksaan kehamilan minimal 4 kali untuk menilai kondisi ibu dan bayi baru lahir, mencegah, mendeteksi dan mengobati permasalahan yang diakibatkannya.

Apabila seorang petugas kesehatan membantu persalinan, ia harus mendampingi ibu dan bayi baru lahirnya selama 2 jam pertama setelah kelahiran, atau sampai ibu dan bayinya stabil.

Tabel 2.12   APGAR SKOR
Tabel 2.12 APGAR SKOR

Langkah IV (Menetapkan Terhadap Tindakan Segera) Tidak ada

Langkah V (Menyusun Rencana Asuhan yang Menyeluruh) a. Beritahu hasil pemeriksaan yang telah dilakukan

Galakkan ibu makan makanan yang tinggi zat besi (sayur-sayuran hijau: kangkung, bayam, dll.; Kacang; Hati ayam/daging lembu). Galakkan ibu makan makanan yang tinggi protein (putih telur, daging, ikan, ayam, dll.).

Langkah VII (Evaluasi)

Kepala : Tidak ada lesi, struktur rambut kuat, merata, tekstur lembut dan bersih, tidak berketombe. Mulut: Mukosa mulut lembab, sedikit karies pada gigi, tidak ada stomatitis, gigi tidak lengkap dan lidah bersih. Leher : Tidak ada hiperpigmentasi, tidak ada pembesaran vena jugularis, kelenjar tiroid dan kelenjar getah bening.

Dada : Bentuk dada tidak rata, tidak ada retraksi dinding dada, bunyi napas vesikular, irama jantung teratur, denyut jantung 84 x/menit, tidak terdengar bunyi napas tambahan. Payudara : Payudara bening, terdapat hiperpigmentasi pada areola susu, puting kiri dan kanan menonjol, tidak ada retraksi. Terdapat pembesaran, tidak teraba massa/edema, tidak ada produksi ASI, tidak ada pembesaran kelenjar getah bening.

Jadwalkan ibu untuk kunjungan kembali berikutnya yaitu 2 minggu lagi, dan ibu diharapkan untuk melakukan kunjungan ulang apabila mempunyai keluhan.

Intervensi Asuhan Kebidanan

Dokumentasi Asuhan Kebidanan Antenatal Care Kunjungan Antenatal Care Ke – 2

Pemeriksaan denyut jantung janin (DJJ) 144 x/menit, berkala, punctum maksimal terletak pada kuadran kiri bawah umbilikus dan perkiraan berat badan janin (TBJ) (30-12) x gram. a) Leopold I : Tinggi fundus teraba sampai px, TFU 30 cm, pada fundus teraba bulat dan tidak memantul (bokong). Pada pemeriksaan Leopold I merasakan adanya bundaran dan tidak melompat pada bagian fundus, setinggi PX (pantat), pada Leopold II merasakan adanya tahanan keras memanjang seperti papan pada sisi kiri perut ibu (punggung kiri), Leopold III merasakan adanya bundaran (kepala) yang keras dan melenting, bagian ini mungkin bergoyang dan pemeriksaan Leopold IV bagian bawah belum masuk ke saluran keluar panggul (konvergen). Efisiensinya tinggi, efektif segera setelah pemasangan, cara jangka panjang, tidak mempengaruhi hubungan seksual, tidak mempunyai efek samping, tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI, dapat dipasang segera setelah lahir dan membantu mencegah kehamilan ektopik.

Usia reproduksi, tidak sah, menginginkan kontrasepsi jangka panjang, menyusui yang menginginkan kontrasepsi, setelah melahirkan dan tidak menyusui, pasca aborsi, risiko rendah terhadap penyakit menular seksual, tidak menginginkan metode hormonal, dan untuk segala kemungkinan, misalnya merokok, pasca aborsi , sedang mengambil antibiotik, obesitas atau kurus dan menyusui. Jadwalkan ibu untuk kunjungan kembali 1 minggu kemudian, dan ibu diharapkan kembali bila ada keluhan. Pemeriksaan denyut jantung janin (FHR) 146 x/menit, berkala, punctum maksimal terletak di kuadran kiri bawah umbilikus dan perkiraan berat badan janin (TBJ) (31-12) x gram. a) Leopold I : Tinggi fundus teraba 1 jari dibawah Px TFU 31 cm, fundus teraba bulat dan tidak memantul (bokong).

Berat badan : 65 kg Perut tampak simetris; tidak ada bekas luka operasi yang terlihat; linea nigra terlihat dan tidak ada striae bivida yang terlihat; Tinggi fundus uteri 31 cm (1 jari dibawah px). Pada pemeriksaan Leopold I, fundus terasa lunak, tidak meloncat-loncat seperti lingkaran (pantat), pada Leopold II terasa ada tahanan panjang seperti papan pada perut kiri sebelah kiri ibu (punggung kiri) Leopold III merasakan keras, melompat-lompat lingkaran (kepala). Berencana ibu melakukan kunjungan kembali dalam 1 minggu berikutnya dan diharapkan ibu melakukan kunjungan kembali bila terdapat keluhan;

Dokumentasi Asuhan Kebidanan Intranatal Care

Akhir: Bentuk simetris, tidak ada edema, tidak ada varises, pengisian kapiler baik, patela positif, Babinsky positif. Masalah : Tidak Kemungkinan Masalah : Tidak Kemungkinan Diagnosa : Tidak Perlu Mendesak : Tidak ada P. Simetri, tidak ada strabismus, tidak ada sekret atau pendarahan, pergerakan mata aktif dan tidak ada edema.

Jumlah seluruh jari kaki bukanlah polidaktili atau sindaktili, dan tidak terdapat jaringan di antara jari-jari kaki. Dada: Bentuk dada simetris, tidak ada retraksi dinding dada, irama jantung teratur, dan tidak ada bunyi mengi atau ronki. Payudara: Simetris, terdapat produksi kolostrum, puting menonjol, tidak ada pembengkakan dan tidak ada benjolan, radang atau lecet.

Atas: bentuk simetris, tidak ada edema, pengisian kapiler baik, refleks patela, trisep, dan bisep positif. Dada: Bentuk dada simetris, tidak ada retraksi dinding dada, irama jantung teratur, dan tidak ada bunyi mengi atau chron. Dada: Bentuk dada simetris, tidak ada retraksi dinding dada, irama jantung teratur, dan tidak ada bunyi mengi atau chron.

Dokumentasi Asuhan Kebidanan Neonatus (Catatan Perkembangan) 1. Asuhan Kebidanan Neonatus Kunjungan ke I (48 jam)

Kehamilan

Menurut teori Manuaba (2010), anemia pada kehamilan relatif sering terjadi karena ibu hamil mengalami hemodilusi (penipisan) dengan peningkatan volume sebesar 30% hingga 40% yang mencapai puncaknya pada usia kehamilan 32 hingga 34 minggu. Oleh karena itu untuk mengatasi permasalahan tersebut penulis menyarankan kepada Ny. N senam ibu hamil dan kompres air hangat pada bagian yang mengalami kram. Menurut teori Cunningham (2009), untuk mengatasi kram paha, lakukan peregangan dengan cara meluruskan kaki secara perlahan.

Hal ini sesuai dengan teori menurut (Damanik, 2014) bahwa berat badan lahir normal adalah bayi yang lahir dengan berat badan lahir gram. N memutuskan untuk segera memeriksakan dirinya ke RSUD Gunung Malang Deominator Ny.UUK, penurunan kepala hodge I. Kemudian monitor pembukaan serviks, penurunan kepala, keadaan umum, kesadaran, tekanan darah, nadi, pernafasan Nya 1-2x (10- 15 detik ) ) ibu Dilatasi 2 cm dan cairan ketuban (+) eff 25% Bagian tebal Hodge H1 karena kemajuan persalinan belum signifikan, direncanakan pemberian tetes oksitosin kedua pada pukul 08.00, kemudian dilakukan observasi selama 6 jam sampai pukul 14.00 disana . tidak ada kemajuan dalam proses persalinan Pembukaan masih 2 cm dan cairan ketuban (+) eff tebal portio 25% hasil kerjasama pada pukul 18.00 WITA rekomendasi dokter obgyn untuk melakukan operasi caesar mengingat pasien Ny.

Sesuai dengan teori Wiknjosastro (2013) bahwa kala I persalinan ditandai dengan hissis teratur, keluarnya lendir darah, karena mulut rahim mulai membuka (dilatasi) dan mendatar (discharge) mulai dari pembukaan nol hingga pembukaan penuh ( 10 cm) lama kala I pada primigravida berlangsung ± 12 jam, sedangkan pada multigravida sekitar ± 8 jam. N menemukan adanya kesenjangan antara teori-teori tersebut dimana kasus kala satu berlangsung lama atau dikenal dengan istilah persalinan lama yaitu berlangsung selama 26 jam kemudian tidak ditandai dengan HIS yang teratur, sehingga Ny. Sejalan dengan teori Saifuddin (2010), langkah keempat adalah periode pemantauan 15 menit setelah bayi dan plasenta lahir untuk memantau kondisi ibu.

Bayi Baru Lahir

Pada Tahap IV pukul 22.00 WITA, penulis melakukan observasi setiap 15 menit pada jam pertama setelah kelahiran dan setiap 30 menit pada jam kedua setelah kelahiran. Hasil pemeriksaan TFU 1 jari dibawah tengah, kontraksi uterus baik, terpasang DC, TTV dalam batas normal, perdarahan ± 100 cc. Menurut penulis tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus, karena pemantauan komprehensif tahap IV dilakukan pada Ny.

Menurut penulis tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus, evaluasi sepintas terhadap By.Ny.N tidak ditemukan adanya komplikasi dan nilai A/S bayi Ms.N dalam batas normal yakni 7/9. Sesuai dengan teori Saifuddin (2012), pemeriksaan antropometri menunjukkan detak jantung bayi (110-180 kali per menit), suhu tubuh (36,5oC-37oC), pernapasan (40-60 kali per menit). Menurut penulis tidak ada gap antara teori dan kasus, bahwa pemeriksaan antropometri dan fisik bayi baru lahir normal dan tidak ada kendala.

N mendapat suntikan vitamin K 0,05 cc/IM di paha kiri dan imunisasi hepatitis B/IM di paha kanan 1 jam setelah pemberian vitamin K, kemudian bayi mendapat salep mata. Menurut JNPK-KR (2008), neonatus mendapat suntikan vitamin K1 1 mg IM di paha kiri anterolateral untuk mencegah perdarahan BBL akibat defisiensi yang mungkin terjadi pada beberapa BBL.

Asuhan Masa Nifas

Gambar

Tabel 2.12   APGAR SKOR
Tabel 2.16   Kunjungan Masa Nifas

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan latar belakang penelitian di atas dan berdasarkan hasil gap fenomena pada latar belakang di atas maka rumusan masalah yang diambil adalah bagaimana penilaian