TUGAS MATA KULIAH GIZI DAN DIET TM 11
KONSEP NUTRISI SEBAGAI TERAPI : DIET PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN FUNGSI KARDIOVASKULER
Dosen: Ns. Chandra Triwahyudi, S.Kep, M.Kes, M.Kep
Disusun Oleh:
RORO SURYANINGSARI PRATIWI 2310701007
KELAS A D3 KEPERAWATAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN “VETERAN” JAKARTA FAKULTAS ILMU KESEHATAN
TAHUN 2024
LEARNING OUTCOME
1. Gambar Screenshoot Teka Teki Silang 2. Pengertian Sistem Kardiovaskuler 3. Definisi diet
4. Tujuan Diet
5. Syarat - Syarat Diet 6. Klasifikasi Diet 7. Prinsip Diet
8. Jenis Diet Kardiovaskuler
PEMBAHASAN 1. Gambar Screenshoot Teka Teki Silang
2. Pengertian Sistem Kardiovaskuler
Kata “kardiovaskular” berasal dari kata Yunani “cardia” yang berarti “jantung” dan kata Latin “vasculum” yang berarti “pembuluh darah kecil”. Sistem kardiovaskular merupakan sistem yang secara umum berperan dalam mengedarkan darah ke seluruh tubuh, mengangkut oksigen dan nutrisi ke seluruh jaringan tubuh, serta mengangkut produk limbah. Sistem ini meliputi jantung, pembuluh darah, dan darah yang bekerja bersama-sama. Jantung adalah organ otot berongga yang memompa semua darah hingga sekitar lima liter, melalui tubuh sekitar satu putaran per menit atau lebih cepat selama berolahraga.
Darah mengalir melalui jaringan pembuluh darah yang meluas ke seluruh bagian tubuh.
Arteri membawa darah dari jantung ke pembuluh darah yang lebih kecil, lalu kapiler, dan kembali ke pembuluh darah, yang membawa darah kembali ke jantung. Sistem kardiovaskular adalah sistem peredaran darah yang terdiri dari jantung, komponen
darah dan pembuluh darah yang mengangkut dan mendistribusikan oksigen dan nutrisi ke jaringan tubuh yang diperlukan untuk proses metabolisme tubuh. Sistem kardiovaskular memerlukan banyak mekanisme berbeda agar fungsi pengaturannya sesuai dengan fungsi tubuh, salah satunya adalah meningkatkan aliran darah untuk mengaktifkan fungsi jaringan.
Penyakit pada sistem kardiovaskular sebagian besar disebabkan oleh gangguan fungsi jantung dan pembuluh darah. Di Indonesia, penyakit kardiovaskular menyebabkan sekitar 651.481 kematian setiap tahunnya. Penyakit ini termasuk jenis penyakit yang berbahaya karena dapat berkembang tanpa gejala dan rasa tidak nyaman. Akibatnya, penyakit ini baru bisa dikenali ketika sudah mencapai stadium yang cukup parah hingga menimbulkan komplikasi berbahaya. Gaya hidup yang tidak sehat, seperti pola makan tinggi lemak, olahraga teratur, kebiasaan merokok, dan konsumsi alkohol berlebihan merupakan faktor risiko penyakit kardiovaskular.
3. Definisi diet
Diet berasal dari bahasa Yunani “diaita” yang berarti gaya hidup. Pengertian diet menurut Hartanto (2006) adalah cara makan dan minum yang diperbolehkan yang dikonsumsi seseorang sehari-hari, terutama yang dirancang khusus untuk mencapai tujuan dengan menambahkan atau mengecualikan bahan makanan tertentu. Menurut Sundardas (2001), diet merupakan suatu proses dimana asupan kalori tubuh dikurangi.
Maine dan Kelly (2005), berpendapat bahwa diet adalah metode membatasi makanan untuk menurunkan berat badan. Ahli lainnya, Siregar (2009), berpendapat bahwa perilaku makan adalah perilaku yang mengatur makanan dan minuman yang rutin dikonsumsi seseorang untuk menjaga kesehatan. Lebih lanjut, Polivy dan Herman (1978), mengungkapkan bahwa diet merupakan upaya menurunkan berat badan yang dapat dilakukan dengan berbagai cara, namun tetap fokus pada pengaturan pola makan pelaku diet. Pola makan merupakan upaya individu yang dilakukan melalui pengaturan kebiasaan makan dalam rangka pengendalian berat badan.
4. Tujuan Diet
Menurut Almasier (2014), tujuan diet penyakit jantung adalah:
1) Memenuhi kebutuhan nutrisi yang sesuai dengan kapasitas jantung.
2) Mempertahankan, menambah dan menurunkan berat badan hingga ideal, berat badan tercapai, untuk mencegah penurunan fungsi jantung.
3) Mengurangi dan menghindari makanan tinggi kolesterol dan lemak jenuh.
4) Menjaga keseimbangan cairan untuk mencegah retensi cairan (edema).
5) Memenuhi kebutuhan elektrolit (terutama kalium dan natrium) yang dikurangi dengan pemberian diuretik.
6) Meningkatkan asupan serat larut air.
5. Syarat - Syarat Diet
Persyaratan pola makan penyakit jantung (panduan diet dan terapi nutrisi edisi ke-4) adalah sebagai berikut:
1) Energi diberikan secara bertahap sesuai kebutuhan tubuh, yaitu. pada wanita 25-30 kkal/kg BBI dan 30-35 kkal. /kg BBI pada pria.
2) Protein cukup untuk menyediakan 0,8-1,5 g/kg BBI atau dihitung 15-25% dari total kalori, bergantung pada kondisi tubuh dan penyakit terkait.
3) Lemak sedang memenuhi 20-25% total kebutuhan energi, 10% berasal dari lemak jenuh dan 10-15% dari lemak tak jenuh.
4) Karbohidrat memperoleh 50-60% total kalori dari karbohidrat kompleks (misalnya nasi, tepung terigu, jagung, ubi jalar, dan sebagainya). Batasi konsumsi karbohidrat olahan (seperti gula, gula merah, madu, sirup, dan produk berbahan karbohidrat tersebut). Asupan karbohidrat lebih tinggi dapat memperburuk gagal napas pasien.
5) Disarankan untuk membatasi jumlah makanan sumber kolesterol tidak lebih dari 200mg/hari.
6) Vitamin, terutama vitamin B3 (niasin) dan vitamin B12 yang melimpah pada makanan (misalnya ayam, ikan dan sumber hewani lainnya) karena kandungan asam amino (homosistein) berperan dalam menginduksi sel-sel di pembuluh darah yang menggumpal.
7) Vitamin E dapat menurunkan risiko penyakit jantung hingga 40%
8) Kalsium (vitamin D) dan magnesium membantu menjaga kesehatan jantung dan mengatur detak jantung agar tetap stabil.
9) EPA dan DHA merupakan asam lemak omega 3 yang mengurangi risiko penyakit jantung. Asam lemak omega 3 banyak ditemukan pada makanan seperti salmon, mackerel, sarden dan tuna.
10) Batasi penggunaan makanan kaya purin dalam konteks hiperurisemia.
6. Klasifikasi Diet a. Diet Jantung I
Untuk pasien dengan infark miokard akut (MCI)/gagal jantung kongestif berat. Ini diberikan 1-1,5 liter cairan per hari selama 1-2 hari pertama jika pasien setuju.
Makanan rendah kalori dan bergizi lengkap.
b. Diet Jantung II
Setelah mengatasi MCI fase akut dalam bentuk ringan bertahap, rendah kalori, protein dan tiamin.
c. Diet Jantung III
Transisi Jantung Diet II untuk pasien jantung tidak terlalu rumit. Berikan dalam bentuk lunak/biasa yang mudah dicerna, sedikit kalori, tetapi nutrisi lain secukupnya, jika terdeteksi pembengkakan, berikan sedikit garam.
d. Diet jantung IV
Diberikan sebagai makanan pengganti pada kasus diet jantung III atau penyakit jantung ringan. Diet ini memiliki kalori yang cukup, dan jika hipertensi berat dan edema terdeteksi, diet jantung rendah garam IV diresepkan.
7. Prinsip Diet
Prinsip diet rendah garam biasanya hanya menekankan pembatasan natrium pada pasien hipertensi, sedangkan diet DASH juga merekomendasikan diet kaya kalium, kalsium, dan magnesium, yang banyak ditemukan pada buah dan sayuran. Diet DASH merupakan pola makan sayur dan buah yang tinggi serat (30 gram per hari) dan mineral (kalium, magnesium, dan kalsium) serta membatasi asupan garam (Hartono, 2012).
Menurut Rahadiyanti dkk. (2015), ahli gizi tekanan darah tinggi dan jantung, untuk mencegah penyakit pembuluh darah, perlu diberikan edukasi tentang konsumsi makanan DASH like diet. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan konseling kepada pasien yang berisiko terkena hipertensi.
Diet DASH adalah diet yang dirancang untuk menghentikan tekanan darah tinggi.
Prinsip diet DASH meliputi pola makan kaya buah-buahan dan sayuran, penggunaan
produk susu rendah lemak, dan konsumsi asam lemak jenuh (SAFA) dalam jumlah sedang pada ikan, kacang-kacangan, dan unggas. Diet ini dianjurkan sebagai bagian dari pengobatan hipertensi..
8. Jenis Diet Kardiovaskuler 1) Diet Keto
Diet Keto (ketogenik) adalah diet rendah karbohidrat yang tinggi lemak dan protein.
Tujuan utama dari diet ini adalah memaksa tubuh memasuki kondisi metabolisme yang disebut ketosis, di mana tubuh menggunakan lemak sebagai sumber energi utamanya, bukan karbohidrat. Dalam ketosis, tubuh memecah lemak menjadi molekul keton, yang dapat digunakan sebagai sumber energi untuk otak dan tubuh.
Penelitian menunjukkan bahwa diet keto dapat membantu menurunkan berat badan dengan cepat dan efektif serta membantu mengelola berat badan, berat gula darah pada diabetes tipe 2.
Selain itu, penelitian lain menunjukkan bahwa diet keto dapat meningkatkan profil lipid darah dan mengurangi risiko penyakit kardiovaskular. Namun, diet keto juga dapat menimbulkan efek samping, seperti kelelahan, pusing dan sulit berkonsentrasi. Diet keto juga dapat membatasi asupan beberapa nutrisi penting, seperti serat dan vitamin C. Oleh karena itu, sangat penting untuk berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi sebelum memulai diet keto atau lainnya.
2) Intermittent Fasting (IF)
Puasa intermiten (IF) adalah pola makan yang melibatkan perputaran antara puasa dan makan. Ada beberapa jenis IF, namun yang paling umum adalah 16/8, yaitu seseorang berpuasa selama 16 jam dan hanya makan dalam jangka waktu 8 jam.
Tujuan IF adalah untuk meningkatkan kesehatan dan membantu penurunan berat badan. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa IF dapat membantu meningkatkan sensitivitas insulin, mengurangi peradangan, meningkatkan fungsi sel dan organ, serta mengurangi risiko penyakit kardiovaskular dan diabetes tipe 2. IF juga terbukti efektif untuk menurunkan berat badan, meskipun hasilnya bervariasi tergantung pada jenis IF dan lamanya diet. Namun, perlu diingat bahwa IF tidak cocok untuk semua orang, terutama orang dengan pengobatan medis tertentu. Kondisi seperti diabetes atau gangguan makan. Selain itu, penting untuk memilih makanan yang
sehat dan bergizi selama jendela makan agar tubuh menerima nutrisi yang diperlukan.
3) Diet Paleo
Diet paleo, juga dikenal sebagai diet zaman batu, adalah pola makan yang didasarkan pada makanan yang diyakini telah dimakan oleh manusia purba pada zaman prasejarah. Prinsip dasar diet paleo adalah menghindari makanan olahan dan memilih makanan segar seperti daging, ikan, sayuran, buah-buahan, kacang- kacangan, dan biji-bijian. Sebuah studi tahun 2014 yang diterbitkan dalam Journal of Diabetes Science and Technology menunjukkan bahwa diet paleo dapat membantu mengurangi berat badan dan meningkatkan gula darah pada penderita diabetes tipe 2. Namun, penelitian lain menunjukkan hasil yang beragam. Sebuah studi tahun 2019 yang diterbitkan dalam jurnal Nutrients menemukan bahwa diet paleo tidak secara signifikan meningkatkan faktor risiko kardiovaskular atau penanda peradangan pada orang sehat meskipun berat badannya turun. Studi tersebut juga menekankan bahwa makan daging pada diet paleo dapat meningkatkan risiko kesehatan yang terkait dengan makan daging merah..
4) Diet DASH
Diet DASH (Dietary Approaches to Stop Hypertension) adalah jenis diet yang dirancang untuk menurunkan tekanan darah tinggi dan meningkatkan kesehatan jantung secara keseluruhan. Prinsip dasar diet DASH adalah memperbanyak asupan makanan padat nutrisi seperti buah-buahan, sayuran, biji-bijian, kacang-kacangan, dan produk susu rendah lemak sekaligus mengurangi asupan makanan tinggi lemak jenuh, gula, dan garam. Sebuah studi tahun 2017 yang diterbitkan dalam studi American Journal of Hypertension menemukan bahwa diet DASH dapat membantu menurunkan tekanan darah pada orang dewasa dengan tekanan darah tinggi. Studi ini juga menunjukkan bahwa diet DASH dapat membantu meningkatkan kesehatan jantung secara keseluruhan.Selain itu, buku tentang diet DASH, seperti "The DASH Diet Plan" oleh Marla Heller, mengklaim bahwa diet ini dapat membantu meningkatkan kesehatan jantung secara keseluruhan dan mengurangi risiko penyakit kronis seperti kanker, diabetes, dan penyakit alzheimer. Buku ini memberikan panduan praktis dan resep makanan untuk membantu orang mengikuti diet DASH secara efektif..
5) Diet Atkins
Diet Atkins adalah diet rendah karbohidrat yang mengurangi asupan karbohidrat dan meningkatkan asupan protein dan lemak. Diet Atkins dirancang untuk membantu seseorang menurunkan berat badan dengan cepat dan meningkatkan kesehatan secara keseluruhan. Prinsip utama diet Atkins adalah mengurangi konsumsi karbohidrat, terutama karbohidrat sederhana seperti gula, tepung dan biji- bijian olahan, sekaligus meningkatkan protein dan lemak dari makanan sehat seperti daging, ikan, telur, kacang-kacangan, dan produk susu rendah lemak.
Sebuah studi tahun 2014 yang diterbitkan dalam Annals of Internal Medicine menunjukkan bahwa diet rendah karbohidrat, termasuk diet Atkins, dapat membantu menurunkan berat badan, menurunkan berat badan dalam jangka panjang dan meningkatkan kadar kolesterol baik (HDL) darah, namun tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan dalam mengurangi risiko penyakit kardiovaskular dibandingkan dengan diet rendah lemak. Namun, beberapa buku dan sumber lain mengkritiknya, diet atkins untuk mengurangi jumlah karbohidrat yang dikonsumsi, sehingga meningkatkan tinggi lemak dan protein, sehingga dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan ginjal.
KESIMPULAN
Dalam pengobatan klien yang menderita gangguan kardiovaskular, penting untuk memperhatikan peran nutrisi sebagai bagian dari terapi komprehensif. Nutrisi yang tepat dapat membantu mengendalikan faktor risiko kardiovaskular, meningkatkan fungsi jantung, dan meningkatkan kualitas hidup klien. Dalam praktiknya, diet kardiovaskular memperkuat prinsip makan sehat, termasuk mengurangi asupan garam, lemak jenuh dan kolesterol, serta meningkatkan sumber serat, buah, sayuran, dan protein nabati. Dengan menggabungkan pola makan ini dengan pilihan gaya hidup sehat lainnya, seperti olahraga teratur dan tidak merokok, klien dapat mengelola penyakit kardiovaskularnya dengan lebih baik.
Dalam hal ini, peran ahli gizi dan tim pelayanan kesehatan sangat penting dalam menyiapkan pola makan yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi klien serta memantau pelaksanaannya.
Dengan pendekatan holistik dan kolaboratif, pola makan dapat menjadi salah satu landasan pengobatan penyakit kardiovaskular, membantu klien mencapai kesehatan optimal dan kualitas hidup yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
H Hartanto, Kamus Kedokteran Dorland, (Jakarta: Buku Kedokteran EGC, 2006) D.A. Sundardas, Buku Pintar Kesehatan Wanita Asia: Sehat, Cantik, dan Awet
Muda, (Mitra Media, 2001)
M. Maine dan J. Kelly, The Body Myth: Adult Women and the Pressure to Be Perfect. (New Jersey: John Wiley & Sons, 2005)
M. H. Siregar, Diet Efektif Berdasarkan Golongan Darah Anda, (Yogyakarta:
Buku Biru, 2009)
J. Polivy, C. P. Herman, dan S. Warsh, “Internal and External Components of Motionality in Restrained and Unrestrained Eaters”, Journal of Abnormal Psychology, Vol.87 No. 5, (1978), 497-504.
Mauliani Winda. 2020. Asuhan Gizi Pada Pasien CAD Disertai CHF dan Bronkopneumonia. Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Kemenkes Riau.
Mailani Fitri. 2023. Gangguan Sistem Kardiovaskuler dan Penatalaksanaannya.
Eureka Media Aksara. Purbalingga, Indonesia.
Setiyanto Andri. 2021. Kenali Jenis-Jenis Diet Jaman Sekarang: Efektif Ga Ya?.
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga. Surabaya, Indonesia.