DIFUSI DAN INOVASI PENDIDIKAN
Metode Penelitian Kualitatif
Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Inovasi Pembelajaran PAI Dosen Pengampu : Uray Ferry Haryanto, M.Pd.
MAKALAH
Oleh :
Elvan Afrizar 1235424 Mushonnif Siregar 1235433
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM MIFTAHUL ‘ULUM TANJUNGPINANG
2024
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah. Segala puji dan syukur kita sampaikan kepada Allah Azza Wa Jalla. karena berkat rahmat, karunia-Nya, serta keridhaan-Nya jugalah kami dapat menyelesaikan makalah penelitian kualitatif yang berjudul “Difusi Dan Inovasi Pendidikan”. Tujuan disusunnya makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Inovasi Pembelajaran PAI.
Dalam rangkaian proses pembuatan makalah, banyak sekali dukungan dari pihak eksternal agar makalah ini dapat terselesaikan dengan baik. Kami mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah memberikan inspirasi kepada kami sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ini.
Ucapan maaf kami sampaikan kepada para pembaca, apabila di dalam makalah ini terdapat paduan yang kata yang terkesan menyinggung bagi para pembaca.
Tanjungpinang, 07 Mei 2024
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...i
DAFTAR ISI...ii
BAB I PENDAHULUAN...1
1.1. Latar Belakang...1
1.2. Indentifikasi Masalah... 2
1.3. Batasan Masalah...2
1.4. Rumusan Masalah... 2
1.5. Tujuan... 3
1.6. Manfaat...3
BAB II PEMBAHASAN... 4
2.1. Konsep Dasar Difusi Dan Inovasi Pendidikan...4
2.2. Tujuan Difusi Inovasi Pendidikan...6
2.3. Masalah Yang Menuntut Inovasi Pendidikan...6
2.4. Contoh Difusi Dan Inovasi Pendidikan...9
2.5. Implementasi Difusi Inovasi Pendidikan...10
BAB III PENUTUP... 12
3.1. Kesimpulan...12
3.2. Saran... 12
DAFTAR PUSTAKA...13
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional mengatur bahwa pendidikan adalah upaya sadar dan terencana untuk menciptakan suasana belajar dan proses pembelajaraan bagi peserta didik dapat berperan aktif dalam pengembangan pribadinya untuk memperoleh agama spiritual, diri, pengendalian, budi pekerti, kecerdasan dan kesadaran diri untuk diterapkan dalam masyarakat (UU Nomor 20,2003). Adapun Menurut Crow and Crow, pengertian pendidikan adalah proses yang berisi berbagai macam kegiatan yang cocok bagi individu untuk kehidupan sosialnya dan membantu meneruskan adat dan budaya serta kelembagaan sosial dari generasi kegenerasi, (Muhtarom, 2018).
Dalam proses pendidikan berbagai media pembelajaran telah dikembangkan dan diproduksi dengan tujuan agar dapat membantu pembelajar dalam proses pembelajarannya. Dengan demikian, pemanfaatan menuntut adanya difusi, diseminasi, implementasi dan pelembagaan yang sistematis. Sehingga fungsi pemanfaatan sangat penting, karena fungsi ini memperjelas hubungan pembelajar dengan bahan dan sistem pembelajaran.
Agar pendidikan senantiasa mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman, maka perlu dilakukan perubahan dan inovasi, yaitu memperbaiki dan meningkatkan mutu pendidikan pada aspek-aspek tertentu. Inovasi selalu berkembang seiring dengan perkembangan manusia. Jika terdapat pemahaman tentang inovasi bahwa perubahan terjadi pada pendidikan yang lebih baik, maka inovasi perlu dipahami, dikenali, dan diintegrasikan dari berbagai sudut pandang secara bersama-sama guna mencapai pendidikan yang lebih sempurna.
Proses pembelajaran pada hakikatnya adalah suatu proses yang diatur dan disusun menurut langkah-langkah tertentu sedemikian rupa sehingga apabila dilaksanakan dapat mencapai hasil yang diharapkan dan mencapai kompetensi dasar secara efektif. Oleh
karena itu guru yang profesional harus mampu berperan sebagai inovator dan mediator hasil inovasi, sehingga peserta didik memperoleh pembelajaran yang bermakna dan efektif. Teknologi yang tepat dan efektif untuk diseminasi inovasi pembelajaran sangat mempengaruhi keberhasilan pelaksanaan pembelajaran. Teknologi pendidikan adalah studi dan praktik yang berkontribusi terhadap pembelajaran dan meningkatkan kinerja melalui penciptaan, penggunaan, dan pengelolaan proses dan sumber daya teknologi yang andal. Konsep inovasi, difusi dan difusi inovasi bukanlah hal baru. Keberanian bertindak membuat inovasi terhenti, meski tidak mudah. Difusi dan inovasi diperlukan selain teknologi di segala bidang, termasuk pendidikan. Difusi pendidikan diterapkan pada berbagai jenjang pendidikan dan di semua bidang sistem pendidikan.
1.2. Indentifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang ada, maka dihasilkan beberapa identifikasi masalah, yakni :
1.2.1. Konsep Dasar Difusi Dan Inovasi Pendidikan 1.2.2. Tujuan Difusi Inovasi Pendidikan
1.2.3. Masalah Yang Menuntut Inovasi Pendidikan 1.2.4. Contoh Difusi Dan Inovasi Pendidikan 1.2.5. Implementasi Difusi Inovasi Pendidikan
1.3. Batasan Masalah
Agar pembahasan ini dapat dilakukan dengan fokus yang jelas, maka penulis memberikan batasan masalah yakni fokus pada konsep dasar difusi dan inovasi pendidikan, tujuan difusi inovasi pendidikan, masalah yang menuntut inovasi pendidikan, contoh difusi dan inovasi pendidikan dan implementasi difusi inovasi pendidikan.
1.4. Rumusan Masalah
1.4.1. Apa Konsep Dasar Difusi Dan Inovasi Pendidikan?
1.4.2. Apa Tujuan Difusi Inovasi Pendidikan?
1.4.3. Apa Masalah Yang Menuntut Inovasi Pendidikan?
1.4.4. Apa Contoh Difusi Dan Inovasi Pendidikan?
1.4.5. Bagaimanakah Implementasi Difusi Inovasi Pendidikan?
1.5. Tujuan
1.5.1. Untuk Mengetahui Konsep Dasar Difusi Dan Inovasi Pendidikan 1.5.2. Untuk Mengetahui Tujuan Difusi Inovasi Pendidikan
1.5.3. Untuk Mengetahui Masalah Yang Menuntut Inovasi Pendidikan 1.5.4. Untuk Mengetahui Contoh Difusi Dan Inovasi Pendidikan 1.5.5. Untuk Mengetahui Implementasi Difusi Inovasi Pendidikan
1.6. Manfaat
Kami mengharapkan dengan adanya makalah ini dapat memberikan manfaat meskipun hanya sedikit kepada para pembaca dalam memahami pada konsep dasar difusi dan inovasi pendidikan, tujuan difusi inovasi pendidikan, masalah yang menuntut inovasi pendidikan, contoh difusi dan inovasi pendidikan serta implementasi difusi inovasi pendidikan.
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Konsep Dasar Difusi Dan Inovasi Pendidikan
Kata “Difusi Inovasi Pendidikan” terdiri dari tiga kata yaitu difusi, inovasi dan pendidikan. Secara etimologis, difusi mengacu pada proses dimana sesuatu (budaya, teknologi, ide) menyebar dan merembes dari satu pihak ke pihak lain1 atau pergerakan arus listrik dari wilayah dengan konsentrasi tinggi atau rendah.2 Difusi dapat diartikan sebagai proses dimana suatu pembaruan dikomunikasikan kepada anggota suatu sistem sosial selama periode waktu tertentu menggunakan saluran tertentu. Difusi juga dapat disebut sebagai suatu bentuk komunikasi khusus, dimana pesannya merupakan gagasan baru.
Selain itu, difusi juga dapat dianggap sebagai salah satu jenis perubahan sosial, yaitu suatu proses perubahan yang terjadi pada struktur dan berfungsinya suatu sistem sosial. Di sini jelas bahwa konsep difusi tidak lepas dari kata inovasi. Karena tujuan utama dari proses difusi adalah adopsi suatu inovasi oleh anggota sistem sosial tertentu. Anggota sistem sosial dapat berupa individu, kelompok informal, organisasi, dan/atau subsistem.
Sedangkan inovasi berasal dari kata inovasi yang berarti sesuatu yang baru atau pembaharuan (Saefudin, 2005). Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, inovasi diartikan sebagai pengenalan terhadap hal baru, penemuan baru yang berbeda dari yang sudah ada atau diketahui sebelumnya. Jika seseorang menganggap suatu ide baru, itu adalah inovasi (bagi orang tersebut). “Baru” dalam sebuah ide inovatif tidak berarti harus benar-benar baru. Inovasi mungkin sudah diketahui seseorang beberapa waktu yang lalu (yaitu ketika ia diperkenalkan dengan ide tersebut), namun belum mengembangkan sikap untuk menerima atau menyangkalnya.
Sementara itu dalam artian luas, inovasi didefinisikan sebagai ide, praktik, atau objek yang dianggap baru oleh individu atau entitas pengadopsi lainnya. Thompson dan Eveland (1967) mengartikan inovasi sebagai sebuah teknologi, yaitu desain yang digunakan untuk
1 Lihat Tim Penyusun. Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional : 2008), 353. Atau Dapat Juga Melihat Pada Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2006 Edisi Ke 3, 264.
2 Gouzali Saydam, Kamus Istilah Telekomunikasi, (Djambatan, 2000), 71 atau Dapat Dilihat J. S Badudu, Kamus Kata-Kata Serapan Asing dalam Bahasa Indonesia (Jakarta: Buku Kompas, 2009), 61
tindakan instrumental untuk mengurangi gangguan dari sebab dan akibat dalam mencapai suatu tujuan tertentu. Oleh karena itu, inovasi dapat dianggap sebagai upaya untuk mencapai tujuan tertentu.
Inovasi juga sering dikatakan sebagai pembaharuan, penemuan dan ada juga yang mengkaitkan dengan modernisasi. Perubahan dan inovasi, keduanya dapat dikatakan sama dalam hal memiliki unsur yang baru atau lain dari yang sebelumnya. Inovasi berbeda dengan perubahan karena dalam inovasi ada unsur kesengajaan. Pembaharuan misalnya, dalam hal pembaharuan kebijakan pendidikan mengandung unsur kesengajaan dan pada umumnya istilah pembaharuan dapat disamakan dengan inovasi.
Sedangkan kata pendidikan sendiri secara etimologi kata tersebut berasal dari kata mendidik yaitu memberi makan, dan memberikan pendidikan tentang moral dan akal.
Sementara itu, pendidikan adalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (UU No 20 Tahun 2003).
Pendidikan juga merupakan upaya sadar untuk menanamkan budaya secara turun temurun. Pendidikan membuat generasi sekarang sebagai contoh dari ajaran generasi sebelumnya. Sampai saat ini pendidikan belum mempunyai batasan untuk memberikan arti pendidikan secara utuh karena hakikatnya sama kompleksnya dengan objeknya yaitu manusia. Sifatnya yang kompleks banyak juga disebut dengan ilmu pendidikan. Ilmu Pendidikan merupakan kelanjutan dari pendidikan. Ilmu pendidikan lebih berkaitan dengan teori pendidikan yang mengutamakan pemikiran ilmiah. Pendidikan dan pelatihan terkait dalam praktik dan teori. Dengan demikian, dalam proses kehidupan manusia, keduanya saling bekerjasama.
Tujuan utama Pendidikan adalah sebagai sarana untuk mengembangkan dan melatih potensi manusia agar siap menghadapi kehidupan di masa depan. Dapat dikatakan bahwa pendidikan merupakan salah satu hal yang sangat penting untuk diperhatikan dan di kembangkan. Upaya untuk mencapai tujuan pendidikan nasional adalah dengan menerima masukan dari masyarakat dan lingkungan untuk mencapai hasil yang diharapkan. Hasil
yang diperoleh lulusan pendidikan masyarakat yang bermutu memberikan umpan balik terhadap sistem pendidikan itu sendiri, oleh karena itu perubahan dan perkembangan masyarakat sangat mempengaruhi perubahan dalam pendidikan.
2.2. Tujuan Difusi Inovasi Pendidikan
Tujuan utama inovasi adalah upaya untuk meningkatkan keahlian atau kemampuan, yaitu kemampuan sumber daya tenaga, uang, sarana, dan prasarana, termasuk struktur dan prosedur organisasi. Jadi semua sistem perlu diperbaiki untuk tercapainya semua tujuan yang diharapkan dan telah direncanakan bisa tercapai dengan baik. Sementara itu tujuan akhir yang ingin dicapai dari difusi inovasi ialah agar adanya terjadinya perubahan.
Adapaun tahap pertama dalam proses ini ialah memunculkan kesadaran melalui desiminasi informasi. Proses tersebut meliputi tahap-tahap seperti kesadaran, minat, percobaan dan adopsi.
Adapun tujuan dari Difusi Inovasi Pendidikan itu sendiri adalah bagimana adanya upaya dalam meningkatkan keahlian ataupun kemampuan dalam bidang Pendidikan, baik dari sisi tenaga pendidik maupun dari sisi peserta didik. Peningkatan uang atau dana dalam Pendidikan agar semua kebutuhan dalam Pendidikan dapat terpenuhi, karena tanpa ada sokongan dana, Pendidikan tidak akan dapat berkembang dengan baik. Peningkatan juga dari sarana dan prasaran Pendidikan yang menjadi salah satu faktor pendukung utama dari proses Pendidikan. Adapun tujuan akhir dari Difusi Inovasi Pendidikan adalah adanya perubahan dalam dunia Pendidikan, dimana semua hal dalam Pendidikan terjadi perubahan ke arah yang lebih baik, yang mana pada akhirnya akan meningkatkan mutu Pendidikan.
2.3. Masalah Yang Menuntut Inovasi Pendidikan
Inovasi harus dikomunikasikan dengan baik agar lebih mudah dipahami dan diterima oleh masyarakat. karena menurut Udin Saefudin, salah satu ciri inovasi adalah kompleksitas yang berarti tingkat kesulitan pengguna dalam memahami dan menggunakan inovasi tersebut. Suatu hal baru yang mudah dipahami akan mudah dipahami oleh masyarakat, sedangkan suatu inovasi yang sangat sulit dipahami akan sulit diterima oleh masyarakat. kemudian setiap update dibuat untuk membuat komunikasi sesederhana
mungkin, agar mudah diterima. Hal ini dapat berpedoman pada masalah pendidikan, ada pun masalah-masalah pendidikan yang mengharuskan adanya inovasi pendidikan ada dalam berbagai aspek dan sudut pandang, ini terjadi karena sangat kompleks dan rumitnya permasalahan pendidikan dinegara kita, salah satu yang akan kami jelaskan adalah pemasalahan hal-hal berikut ini:
a. Berbagai Perubahan Dalam Pendidikan
Terkadang perubahan-perubahan yang terjadi dalam dunia Pendidikan, terkadang memberikan dampak yang kurang baik bagi masyrakat, bukan karena perubahan nya yang salah tapi kesiapan dari masyarakat kita dalam menerima perubahan. Hal yang sering menjadi permasalahan di tengah masyarkat adalah adanya perubahan Kurikulum. Kurikulum adalah desain atau program yang ditawarkan oleh penyedia pendidikan kepada siswanya. Di Indonesia, telah mengalami 10-11 perubahan kurikulum sejak Indonesia merdeka. Tentu saja perubahan Kurikulum yang terjadi dapat membingungkan terutama bagi guru, siswa, bahkan orang tua. Menurut Nasution, perubahan Kurikulum juga dapat dimaknai sebagai perubahan pada manusia, yakni para pendidik, penyelenggara pendidikan, dan seluruh pihak yang terlibat dalam pendidikan. Oleh karena itu, perubahan kurikulum sering kali dianggap sebagai perubahan sosial. (Nasution: 2009: 252).
Selain perubahan kurikulum, Kurikulum yang diterapkan di Indonesia juga cukup kompleks. Hal ini berdampak signifikan terhadap guru dan siswa. Siswa dibebani dengan banyak materi yang harus dikuasai. Dengan demikian, sulit bagi siswa untuk memilih dan mengembangkan potensi dalam dirinya yang sesuai dengan keinginan dan kemampuannya. Selain siswa, guru juga terkena dampaknya. Pendidik dibebani dengan tugas materi pembelajaran dan mengajar siswa dengan materi. Dengan demikian, tidak menutup kemungkinan guru kurang optimal dalam mengajar siswa.
Saat ini Indonesia menerapkan kurikulum Merdeka yang dianggap sebagai penyempurna kurikulum-kurikulum sebelumnya. Pelaksanaan Kurikulum Merdeka ini diharapkan mampu menjadi jembatan bagi Indonesia dalam meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia agar dapat bersaing dengan negara-negara lain.
b. Kualitas Pendidikan
Pada saat ini sebagian masyarakat Indonesia masih berpendapat kalau kualitas Pendidikan di negara Indonesia masih tertinggal di banding negara-negara lain. Hal ini dapat kita lihat dari salah satu indikasinya bahwa kualitas pendidikan kita masih rendah, yaitu sangat kecilnya jumlah lulusan yang mampu memperoleh nilai yang bagus, rendahnya skill atau keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan dunia kerja serta sulinya menembus pasar kerja tingkat dunia akibatnya muncul penambahan secara terus menerus pengangguran terdidik.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik pada awal November 2023 menginformasikan data tingkat pengangguran terbuka per Agustus 2023 sebesar 5,32 persen. Secara nominal, jumlah pengangguran terbuka per Agustus 2023 tercatat 7,86 juta orang.
Jika di bandingkan dengan periode tahun sebelumnya, jumlah pengangguran mengalami penurunan, tapi penurunan ini jika dilihat dari Tingkat pengangguran pada kelompok yang pendidikan terakhirnya tamat SD dan SMP turun sekitar masing- masing 1 persen dibandingkan dengan setahun yang lalu. Penurunan pada kelompok yang pendidikan terakhirnya SMA angkanya lebih rendah, yaitu 0,4 persen. Sementara pada kelompok pendidikan diploma, pengangguran meningkat 0,2 persen dan pada kelompok pendidikan terakhirnya sarjana universitas meningkat 0,38 persen.
c. Manajemen Pendidikan
Sering kali pengelolaan pendidikan yang terpusat membuat sekolah dan lembaga pendidikan lainnya tidak bisa leluasa menyampaikan aspirasinya dan juga membatasi kreativitas, selain itu penerjemahan juga tidak bijaksana di lapangan. Kurikulum nasional terlalu padat dan penuh materi dan terlalu rinci, dan semua itu harus diisi kepada siswa dalam situasi yang sangat heterogen (berbeda), yaitu sangat tidak mungkin dan tidak masuk akal.
Dalam manajemen terpusat, manajer pelatihan seperti "robot" yang selalu menerima perintah, instruksi pelaksanaan, instruksi teknis pusat dan alat pelatihan lainnya menunggu hanya pelaksana pasif, menunggu perintah dengan rasa takut, sangat berlawanan. Faktanya, mereka yang mengetahui sekitar wilayah yang sangat berbeda
adalah pemilik wilayah tersebut. Oleh karena itu, laju otonomi daerah menjadi “titik bintang” bagi melakukan perubahan dan tidak lagi fokus pada daerah otonom. Dalam konteks ini perlu diperjelas siapa yang menjadi penguasa pusat dan siapa yang menjadi penguasa daerah, sehingga daerah-daerah otonom tidak lagi dikuasai oleh intervensi pusat.
2.4. Contoh Difusi Dan Inovasi Pendidikan
Difusi dan inovasi dalam pendidikan adalah dua konsep yang saling terkait tetapi berbeda. Difusi mengacu pada proses penyebaran atau pengadopsian ide, teknologi, atau praktik baru di dalam sebuah sistem pendidikan. Sedangkan inovasi merupakan pembuatan atau penerapan ide, metode, atau teknologi baru yang dapat menghasilkan perubahan positif dalam pendidikan. Berikut ini adalah contoh dari kedua konsep tersebut:
a. Contoh Difusi
1. Penggunaan teknologi dalam pembelajaran
Pengenalan teknologi seperti papan tulis interaktif, perangkat lunak pembelajaran, atau perangkat mobile dalam proses pembelajaran dapat menjadi contoh difusi. Ketika sekolah atau guru mulai mengadopsi teknologi ini, penggunaan teknologi tersebut dapat menyebar ke sekolah atau guru lainnya.
2. Penerapan kurikulum baru
Ketika sebuah kurikulum baru diperkenalkan di sebuah negara atau wilayah, proses difusi terjadi ketika sekolah-sekolah di wilayah tersebut mulai mengadopsi kurikulum baru tersebut.
b. Contoh Inovasi
1. Metode pembelajaran aktif
Pengembangan dan penerapan metode pembelajaran aktif seperti pembelajaran berbasis proyek, diskusi kelompok, atau pembelajaran berbasis masalah merupakan contoh inovasi dalam pendidikan. Metode ini mengubah pendekatan tradisional dalam pembelajaran dan mendorong keterlibatan aktif siswa dalam proses belajar.
2. Penggunaan pembelajaran berbasis teknologi
Pengembangan aplikasi pembelajaran khusus, platform pembelajaran online, atau penggunaan permainan pendidikan sebagai alat untuk meningkatkan pemahaman siswa adalah contoh inovasi dalam pendidikan yang berfokus pada penggunaan teknologi untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran.
2.5. Implementasi Difusi Inovasi Pendidikan
Sebagaimana di ketahui bahwasanya Inovasi adalah suatu ide, konsep, praktik atau objek/hal yang diakui dan diterima oleh seseorang atau kelompok sebagai hal baru untuk diadopsi. Oleh karena hal itu, inovasi pada hakikatnya adalah pemikiran cemerlang yang bercirikan sesuatu yang baru atau berupa praktik atau produk tertentu yang dihasilkan dari pemikiran dan teknologi yang dilakukan melalui langkah-langkah tertentu yang diharapkan dapat memecahkan masalah, memunculkan masalah, dan memperbaiki situasi tertentu atau tertentu, situasi proses dalam masyarakat. Di bidang pendidikan, banyak investasi dalam reformasi atau inovasi pendidikan. Di antara inovasi yang terjadi di bidang pendidikan adalah manajemen pembelajaran, metodologi pengajaran, media, sumber belajar, pelatihan guru, implementasi kurikulum, dan lain-lain.
a. Pendidikan Berbasis Kompetensi
Konsep inovatif ini menggunakan ukuran kompetensi siswa. Tolak ukur yang baik adalah ketika siswa menguasai materi atau pembelajaran. Tidak tergantung pada waktu atau jam yang dihabiskan siswa di sekolah atau di kampus. Inovasi ini dinilai membawa perubahan besar dalam dunia pendidikan di Indonesia. Itu karena budaya sekolah tidak seperti itu sebelumnya. Selain itu, inovasi ini juga berfokus pada mengatasi kekurangan metode atau sistem pendidikan tradisional.
b. Pembelajaran Terbalik Atau Flipped Classroom
Inovasi ini dianggap kebalikan dari metode pembelajaran sebelumnya. Di sekolah mana siswanya belajar dan mendapat pekerjaan rumah. Namun dalam pembelajaran terbalik, siswa belajar sendiri di rumah, Jadi dapat dikatakan materi disampaikan ketika siswa berada di rumah menonton video atau hal lainnya. Kemudian datanglah ke sekolah untuk membawa pertanyaan dan mengerjakan pekerjaan rumah tentang apa yang telah Anda pelajari sebelumnya. Dengan cara ini siswa menjadi lebih aktif.
c. E-Learning
Dulu, bahan belajar hanya bisa diperoleh melalui buku. Jadi berbeda dengan sekarang.
Yang mana sudah mempunyai inovasi bernama E-Learning. Dimana siswa dapat mengakrabkan diri dengan mata pelajaran melalui internet. Seiring dengan kejadian dua tahun lalu yakni wabah virus corona. Hal ini menyebabkan untuk sementara sekolah- sekolah di berhentikan. Sebagai gantinya, mereka belajar secara online. Sehingga dapat diakses dimana saja. Selama ada listrik dan jaringan internet yang bagus. Bahkan ada beberapa lembaga yang menyediakan les-les dengan sistem online.
d. Digital Text Book Atau Buku Teks Digital
E-book, atau buku teks digital, merupakan sebuah inovasi yang memungkinkan Anda mempelajari atau membaca buku elektronik. Jadi Anda tidak perlu khawatir akan memenuhi ruangan. Selain itu, buku ini lebih mudah dibawa kemana-mana. Jadi siswa bisa belajar dimana saja. Siswa juga dapat membeli buku digital ini dari situs resmi.
Namun, mendapatkan sesuatu seperti buku membutuhkan uang. Namun, buku yang dijual biasanya murah. Namun, ada beberapa situs web yang menawarkan bacaan gratis.
Serta artikel penelitian dan jurnal yang diterbitkan oleh berbagai kampus dan institusi lain di tanah air.
e. Pop Up Book
Inovasi pendidikan yang diluncurkan di Indonesia adalah Pop Up Book. Dimana inovasi ini digunakan untuk pembelajaran melalui pengembangan media visual.
Tentunya ini menjadi sarana yang menyenangkan bagi siswa PAUD dan TK. Selain itu, inovasi ini mengharuskan guru untuk belajar melalui media. Hal ini didukung dengan inovasi yang memungkinkan peserta lebih memahami materi yang disampaikan. Contoh inovasi pendidikan di Indonesia di atas dapat memberikan gambaran bahwa inovasi memegang peranan penting. Dalam perkembangan masyarakat dan peradaban manusia.
Inovasi memudahkan masyarakat untuk mengembangkan potensinya.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Konsep dasar difusi dan inovasi pendidikan menunjukkan pentingnya penyebaran ide baru untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Difusi bertujuan untuk menyebarkan inovasi kepada anggota sistem pendidikan, sementara inovasi bertujuan untuk menciptakan perubahan positif dalam proses pendidikan. Tujuan utama difusi inovasi pendidikan adalah untuk meningkatkan kemampuan pendidikan dan menciptakan perubahan yang lebih baik. Meskipun ada beberapa masalah yang menuntut inovasi, seperti kompleksitas perubahan dan rendahnya kualitas pendidikan, implementasi inovasi seperti teknologi dalam pembelajaran dan metode pembelajaran baru dapat membantu memecahkan masalah tersebut.
3.2. Saran
Dengan ditulisnya makalah sederhana ini kami berharap agar pembaca dapat mengetahui, memahami, serta menambah pengetahuan tentang difusi dan inovasi pendidikan. Kami sebagai penulis mengetahui bahwa makalah ini masih banyak kesalahan baik penulisan, ataupun kalimat yang digunakan berbelit-belit. Saran dan kritik sangat kami butuhkan guna memperbaiki tugas makalah kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA
Rusdiana. 2014. Konsep Inovasi Pendidikan. Bandung:Pustaka Setia
Nisrokha, Difusi Inovasi dalam Teknologi Pendidikan, Jurnal Madaniyah, Volume 10 Nomor 2 Edisi Agustus 2020 ISSN (printed) : 2086-3