• Tidak ada hasil yang ditemukan

digilib.iain-jember.ac.id

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "digilib.iain-jember.ac.id"

Copied!
118
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

Shagir. Indonesia: Daar Ihya’ al-Kutub al- arabiyah,.

Ad-Dumaiji, Abdullah bin Umar. 2006. At-Tawakkal Alallah Ta’al. Jakarta : PT Darul Falah.

Ahmad, Athoullah. 2005. Antara Ilmu Akhlak Dan Tasawuf. Banten: Sengpho:

Cet.1.

Ahmadi, Abu. 2004. Dasar-Dasar Pendidikan Agama Islam. Jakarta :Bumi Aksara.

Al-Adnani, Abu Fatiyah. 2002. Panduan Membina Pribadi Mukmin Ideal, Qisty Saufa Abadi. AGENDA MUKMIN.

al-jumanatul ‘ali. 2005.al-Qur’an dan terjemahnya.Bandung : CV Penerbit.

Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis.

Jakarta: Rineka Cipta.

Bahri, Zainul. Menembus Tirai Kesendiriannya. Jakarta Prenada, tt.

Bahreisy, Salim. 1998. Terjemah Riyadlus Sholihin Jilid I. Bandung : PT. Remaja Roesdakarya.

Daradjat, Zakiah. 1996. Ilmu Jiwa Agama. Jakarta: Bulan Bintang.

Depag RI. 1994. Al-qur’an. Semarang: Kumudasmoro Grafindo.

Departemen agama R.I., 2002. Metodologi Pendidikan Agama Islam. Jakarta :

Derektorat

Jendral Kelemabgaan Agama Islam.

Djamarah, Syaiful Bahri, 2000, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, Jakarta: Rineka Cipta

Fadholi, Muhammad. Keutamaan Budi Dalam Islam. Surabaya : Al-Ikhlas, tt.

Ghazali, Imam, 1995,Ihya’ Ulumuddin,Jakarta: Pustaka Imani.

(4)

H. Hart, Machael. Seratus Tokoh yang Paling Berpengaruh Dalam Sejarah.chm.

Ibrahim dan Nana Saodih. 1996. Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Kusumamiharja, Supan. 1978. Studi Islamica. Bogor : Team Pendidik Agama Islam Institut Pertanian Bogor.

Mahjuddin. 2000. Konsep Dasar Pendidikan Akhlak. Jakarta: Kalam Mulia.

Majid, Abdul. 2014. Strategi Pembelajaran. Bandung : PT. Remaja Roesdakarya.

2014.

Mas’ud, Ibnu.2008. IAD Ilmu Alamiah Dasar untuk UIN, STAIN, PTAIS.

Bandung: PUSTAKA SETIA.

Moleong, Lexy J. 2008. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Rineka Cipta.

Mulyasa. 2005. Menjadi Guru Profesional. Bandung : Remaja Rosdakarya

Mz, Labib. Rahasia Kehidupan Orang Sufi, Memahami Ajaran Thoriqot &

Tashowwuf. Surabaya: Bintang Usaha Jaya.

Nadzir, Moh. 2003. Metode Penelitian. Jakarta: PT. Ghalia Indonesia.

Nata, Abudin. 1996. Akhlak Tasawuf. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Nata, Abuddin. 2002. Akhlak Tasawuf. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Nata, Abudin. 2010. Akhlak Tasawuf. Jakarta: Rajawali Press.

Pustaka Online Media ISNET: mediaisnet.org es Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media.

Shihab, Quraish. 2000. Wawasan Al-qur’an.Bandung: Mizan.

Shihab. Quraish. 2002. Tafsir Al-Misbah. Jakarta: Lentera Hati.

Sugiono. 2013. Metode Penelitian pendidikan Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sumiati. 2008. Metode Pembelajaran. Bandung: Wacana Prima.

Supranto. 2003. Metode Riset. Jakarta: Rineka Cipta.

Syafi’I, Rachmad. 2000. Al-Hadits. Bandung: Pustaka Setia.

(5)

Tim Penyusun. 2012. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Jember: STAIN Jember Press.

Umar, Bukhari. 2014. Hadis Tarbawi. Jakarta: Amzah.

Umarie, Barmawie. 1978. Materia Akhlak. Solo: Ramadhani.

(6)

Orientasi hidup manusia selain beribadah kepada Allah SWT. juga berusaha untuk bermanfaat kepada orang lain dan juga lingkungan. untuk menjalankan orientasi hidup tersebut dengan baik maka ada aturan hidup yang harus diikuti agar tercapai kesempurnaan dalam menjalani hidup di dunia sekaligus sehingga embawa keselamatan pada kehidupan selanjutnya yaitu akhirat. peraturan tersebut dikenal dengan akhlak. akhlak ini perlu terhadap pembinaan, latihan dan pengaplikasian dalam kehidupan nyata. demi kesuksesan proses tersebut perlu yang namanya metode atau strategi yang perlu diterapkan sebagai pijakan dalam proses pembinaan tersebut.

Dari paparan di atas maka peneliti menfokuskan penelitian ini pada: (1) Bagaimana Metode Pembelajaran akidah akhlak Dalam Meningkatkan Akhlak siswa Siswa Di Madrasah Aliyah Al Hidayah Desa Karangharjo Silo Jember? Dan sub fokus penelitian; (a) Bagaimana Metode pembelajaran akidah akhlak dalam meningkatkan Akhlak siswa kepada Allah S.w.t di Madrasah Aliyah Al Hidayah Desa Karangharjo Silo Jember ?; (b) Bagaimana Metode pembelajaran akidah akhlak dalam meningkatkan Akhlaksiswa kepada sesama di Madrasah Aliyah Al Hidayah Desa Karangharjo Silo Jember?; (c) Bagaimana Metode pembelajaran akidah akhlak dalam meningkatkan Akhlak siswa kepada lingkungan di Madrasah Aliyah Al Hidayah desa Karangharjo Silo Jember?

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mediskripsikan metode pembelajaran akidah akhlak dalah meningkatkan Akhlak siswa Siswa Di Madrasah Aliyah Al Hidayah Desa Karangharjo Silo Jember.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis deskriptif dan rancangannya adalah studi kasus. Teknek yang digunakan dalam penelitian ini adalah : observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis datanya menggunakan kualitatif deskriptif. Dan keabsahan datanya menggunakan triangulasi metode dan triangulasi sumber.

Kesimpulan dari penelitian ini bahwa metode pembelajaran akidah akhlak daalam meningkatkan akhlak siswa sangat penting demi terwujudnya peserta didik yang berakhlakul karimah biak hubungannya dengan Allah seperti taqwa, tawakkal, bersyukur atas ni’mat-Nya, percaya bahwa semua yang ada di bumi merupakan ciptaan-Nya, atau yang berkaitan dengan sesama manusia seperti tlong menolong, saling menghormati, saling memaafkan, dan begitupun akhlak terhadap lingkungan seperti menjaga kelestarian lingkungan, menjauhi tindakan- tidakan yang merusak terhadap keindahan lingkungan. Nilai-nilai akhlak yang dimaksud adalah: (a) nilai akhlak kepada Allah, dalam hal ini metode yang digunakan adalah melalui pembelajaran menyangkut teori tentang akhlak kepada Allah, pembiasaan, dan pemberian contoh atau teladan., (b) akhlak kepada sesama manusia, dalam hal ini metode yang digunakan adalah pembelajaran yang berkaitan dengan akhlak kepada sesama manusia, pembeiasaan untuk berprilaku baik, pemberian teladan oleh guru dan kegiatan kemasyarakatan seperti baksos., (c) akhlak kepada lingkungan, dalam hal ini dilakukan dengan metode

(7)
(8)

A. Latar Belakang

Pendidikan adalah merupakan sarana dan prasarana belajar mengajar dalam membentuk manusia sesuai dengan bidangnya masing-masing yang tak pernah berhenti sepanjang masa.

Dalam usaha memproduk karakter manusia sehingga mendekati sempurna, oleh karena itu pengajaran Agama Islam merupakan suatu kegiatan yang didalamnya terdapat proses belajar mengajar yang berfungsi memberikan keterangan, dorongan dan motivasi untuk mempelajari nilai-nilai Agama melalui berbagai metode dalam meningkatkan akhlak. Sebagaimana dijelaskan dalam QS. Al-Alaq 1-51



















































Artinya:

Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. (Q.S Al-alaq: 1-5).

Akhlak adalah mustika hidup yang membedakan perbuatan yang baik dan yang buruk manusia, tanpa akhlak akan kehilangan derajat keimanannya sebagai makhluk Tuhan yang paling mulia.

1Depag RI, Al-qur’an(Semarang: Kumudasmoro Grafindo, 1994).1097

(9)

Pada saat memasuki usia pertama seorang anak akan mulai mengalami pertumbuhan yang terkait dengan usia yang mereka lalui dan tidak dapat dilepaskan dari pengaruh lingkungan dimana mereka hidup. Dalam hal ini sustu faktor penting yang memegang peranan yang menentukan dalam kehidupan remaja adalah agama.2 Tapi saying sekali dunia modern kurang menyadari betapa penting pengaruh Agama dalam kehidupan manusia, terutama pada seorang anak yang sedang mengalami kegoncangan jiwa dimana pada masa sekolah pertama umur seorang anak di kenal dengan umur goncang, karena pertumbuhan yang dilaluinya dari segala bidang dan segi kehidupan.

Di antara kelaziman hidup bermasyarakat adalah budaya saling hormat menghormati, saling menghargai satu sama lain, dalam keluarga sangatlah penting di tanamkan abad dan tatakrama yang sopan terhadap kedua orang dan santun apabila berbicara terhadap keduanya.

Di zaman yang modern seperti sekarang ini telah banyak pergeseran tentang adab atau prilaku sehingga menjurus kepada dekadensi moral, anak dengan orang tua tiada jarak yang memisahkan seperti layaknya teman sebaya, murid dengan guru sudah tidak bisa lagi dibedakan baik dalam perkataan, perbuatan ataupun prilaku dalam kehidupan sehari-hari yang seakan-akan tidak mencerminkan prilaku seorang guru ataupun peserta didik.

Dengan adanya penelitian ini untuk dikethui tentang pandangan islam tentang adab/tatakrama/prilaku yang seharusnya dijunjung tinggi dan

2Zakiah Daradjat, Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta: Bulan Bintang, 1996), 69.

(10)

diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.hususnya untuk MA Al- hidayah Karngharjo kecamatan Silo kebuaten Jember.

Dengan latar belakang di atas tertarik untuk dilakukan penelitian tentang Metode Pembelajaran Aqidah Akhlak Dalam Meningkatkan Akhlak Siswa di MA Al-hidayah Desa Karangharjo Kecamatan Silo Kabupaten Jember.

B. Fokus Penelitian

Dalam sebuah penelitian, perumusan masalah adalah langkah yang paling penting, yang dimaksud dengan masalah disini adalah pertanyaan apa, mengapa, atau bagaimana tentang keadaan objek yang diteliti. Masalah itu harus jelas batas-batasnya serta dikenal faktor-faktor yang mempengaruhinya.3 Perumusan masalah dalam penelitian kualitatif disebut dengan fokus penelitian. Bagian ini mencantumkan semua fokus permasalahan yang akan dicari jawabannya melalui proses penelitian. Fokus penelitian harus disusun secara singkat, jelas, tegas, spesifik, operasional yang dituangkan dalam bentuk kalimat tanya.4

Berdasarkan latar belakang di atas, maka untuk menyederhanakan masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini, dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut:

3 Ibnu Mas’ud, IAD Ilmu Alamiah Dasar untuk UIN, STAIN, PTAIS, (Bandung: PUSTAKA SETIA, 2008), 68

4Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, (Jember, STAIN Jember Press, 2012), 42

(11)

1. Bagaimana metode pembalajaran akidah akhlak dalam meningkatkan Akhlak siswa kepada Allah SWT. di Madrasah Aliyah Al Hidayah Karangharjo Silo Jember ?

2. Bagaimana metode pembalajaran akidah akhlak dalam meningkatkan Akhlaksiswa kepada sesama di Madrasah Aliyah Al Hidayah Karangharjo Silo Jember ?

3. Bagaimana metode pembelajaran akidah akhlak dalam meningkatkan Akhlak siswa kepada lingkungan di Madrasah Aliyah Al Hidayah Karangharjo Silo Jember ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan pnelitian merupakan gambaran tentang arah yang akan dituju dalam melakukan penelitian. Tujuan penelitian harus mengacu dan konsisten dengan masalah-masalah yang telah dirumuskan dalam rumusan masalah sebelumnya.5

Berpijak dari focus penelitian di atas, maka tujuan penelitian ini antara lain:

1. Untuk mendiskripsikan metode pembalajaran akidah akhlak dalam meningkatkan Akhlak siswa kepada Allah S.w.t di Madrasah Aliyah Al Hidayah Karangharjo Silo Jember.

5Ibid., 42

(12)

2. Untuk mendiskripsikan metode pembalajaran akidah akhlak dalam meningkatkan Akhlaksiswa kepada sesama di Madrasah Aliyah Al Hidayah Karangharjo Silo Jember.

3. Untuk mendiskripsikan metode pembelajaran akidah akhlak dalam meningkatkan Akhlak siswa kepada lingkungan di Madrasah Aliyah Al Hidayah Karangharjo Silo Jember.

D. Manfaat Penelitian

Disamping tujuan yang ingin dicapai sebagaimana yang telah disebutkan di atas, penelitian yang akan dilakukan ini juga diharapkan mempunyai banyak manfaat. Manfaat penelitian berisi tentang kontribusi apa yang akan diberikan setelah selesai melakukan penelitian. Kegunaan dapat berupa kegunaan yang bersifat teoritis dan kegunaan praktis, seperti kegunaan bagi penulis, instansi dan masyarakat secara keseluruhan.6

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan bisa bemanfaat bagi kemajuan ilmu pengetahuan dan pendidikan nasional khususnya kepada calon guru Pendidikan Agama Islam dalam meningkatkan kualitas pembelajaran.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi peneliti, penelitian ini menjadi tolak ukur kemampuan peneliti dalam penulisan karya ilmiah sekaligus sebagai bekal yang akan

6Ibid., 42

(13)

dijadikan acuan dalam proses penelitian selanjutnya. Penelitian ini sekaligus memberikan khazanah keilmuan baru yang berkaitan dengan bagaimana penerapan pengembangan Pendidikan Agama Islam dalam meningkatkan ahklak siswa.

b. Bagi lembaga yang akan diteliti, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam meningkatkan kualitas pembelajaran kearah yang lebih dinamis dan berkualitas terutama dalam aspek meningkatkan akhlak siswa.

c. Bagi lembaga IAIN Jember, hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan kajian untuk melengkapi kepustakaan dan tambahan referensi kepustakaan bagi seluruh civitas akademika IAIN Jember.

d. Bagi masyarakat, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai langkah awal untuk mengetahui tentang perkembangan pendidikan dan pembelajaran terutama di Madrasah Al Hidayah kecamatan Silo Kabupaten Jember.

E. Definisi Istilah

Penelitian adalah proses komunikasi dan memerlukan akurasi bahasa agar tidak menimbulkan perbedaan pengertian antar orang. Sedangkan definisi operasional sendiri adalah definisi yang didasarkan atas sifat-sifat hal yang didefinisikan yang dapat diamati (diobservasi), karena hal yang dapat diamati membuka kemungkinan bagi orang lain selain peneliti untuk melakukan hal yang serupa, sehingga yang dilakukan peneliti terbuka untuk diuji kembali oleh orang lain.

(14)

Definisi istilah berisi tentang pengertian istilah yang menjadi fokus perhatian peneliti dalam judul penelitian. Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi kerancuan maupun kesalahpahaman dalam memahami makna istilah yang ada.7

Adapun hal-hal yang perlu didefinisikan antara lain:

1. Metode adalah berasal dari bahasa Yunani yaitu methodos yang berarti cara atau jalan yang ditempuh. atau cara kerja yang digunakan untuk dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu.8

2. Pembelajaran aqidah akhlak adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik dalam meyakini, memahami, menghayati dan mengamalkan Agama Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan atau latihan dengan memperhatikan tuntuann untuk menghormati agama lain dalam hubungan, kerukunan antar umat beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan kesatuan Nasioanl.9 Dengan demikian akan tercipta kader bangsa yang ramah, saling menghormati dan menyadari akan adanya perbeadaan.

sehingga peserta didik diajari untuk tidak menjadikan perbedaan untuk saling menjatuhkan dan melecehkan antara yang satu dengan yang lain.

lebih-lebih dinegara Indonesia yang memiliki asas kebinekaan.

3. Akhlak adalah perbuatan manusia yang bersumber dari dorongan jiwanya.

Akhlak yang merupakan koleksi ugeran yang memungkinkan timbulnya hubungan yang baik antara mahluk dengan Khaliq, serta mahluk dengan

7Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, hlm. 48.

8Hamdani, strategi belajar mengajar, (Bandung : CP Pustaka Setia, 2002), 78.

9Muhaimin, et. Al, Strategi Belajar Mengajar, (Surabaya: Citra Media, 1996). 1.

(15)

mahluk lainnya.10artinya segala tingkah laku yang timbul dari seseorang baik prilaku dengan sesame, lingkungan, dan hubungannya dengan Allah SWT.

Jadi, yang dimaksud metode pembelajaran akidah akhlak adalah cara yang digunakan guru untuk menyempaikan pelajaran kepada siswa atau diartikan sebagai cara yang dipergunakan oleh guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran.

F. Sistematika Pembahasan

Untuk mempermudah dalam penyajian dan memahami isi dari penulisan proposal ini, maka dibuatlah sistematika pembahasan sebagai berikut:

BAB Satu Merupakan pendahuluan yang meliputi: latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi istilah.

Bab Dua Merupakan kajian pustaka meliputi penelitian terdahulu serta kajian teori.

Bab Tiga menyajikan metode penelitian yang meliputi; pendekatan dan jenis penelitian, lokasi penelitian, subyek penelitian, teknik pengumpulan data, analisis data, keabsahan data, tahap-tahap penelitian dan sistematika pembahasan

Bab Empat ini mengemukakan penyajian data, obyek penelitian, dan pembahasan temuan

10Barmawie Umarie, Materia Akhlak, (Solo: Ramadhani, 1978), 1.

(16)

Bab Lima Merupakan bab terakhir yang berisikan penutup atau kesimpulan serta saran-saran dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan serta sasaran-sasaran yang bersifat konstruktif.

Yang pada selanjutnya skripsi ini diakhiri dengan daftar pustaka dan beberapa lampiran- lampiran sebagai pendukung dalam pemenuhan kelengkapan data skripsi.

(17)

A. Penelitian Terdahulu 1. Kajian Terdahulu

Dari peneulusuran yang penulis lakukan terhadap karya-karya ilmiah baik bersumber dari internet dan yang lain, yang pada dasarnya berkaitan dengan judul yang penulis tulis yaitu Metode Penanaman Akidah Akhlak dalam Meningkatkan Akhlak Siswa Di MA Al-Hidayah , penulis menemukan beberapa tema yang memiliki kemiripan dengan tema yang penulis teliti. Dari beberapa sumber itu diantaranya:

NONo Nama, Tahun, Judul Persamaan Perbedaan 1. Sulistiyaningsih,

2005, Hubungan penguasaan materi pelajaran aqidah akhlak dengan kenakalan siswa Madrasah

Tsanawiyah

Salafiyah-Syafi’iyah Mumbulsari Jember Tahun Pelajaran 2004/2005

Dalam penelitian ini sama- sama

mengkaji tentang pendidikan akhlak

Perbedaan dalam penelitian ini dimana peneliti mecari

hubungan antara

penguasaan materi pelajaran Aqidah Akhlak dengan kenakalan siswa. Dan juga perbedaannya terletak pada jenis penelitian dimana Sulistiyaningsih

menggunakan Kuantitaif sedangkan peneliti menggunakan kualitatif.

(18)

2. Kusnadi, 2006, Dampak

penggunaan media audio visual pada mata pelajaran Pendidikan Agama

Islam dalam

menumbuhkan akhlak siswa Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Jelbuk Kecamatan Jelbuk Kabupaten Jember

Dalam penelitian ini sama- sama

mengkaji tentang pendidikan akhlak

Perbedaan dalam penelitian ini dimana meneliti tentang dampak penggunaan media audio visual pada mata pelajaran PAI dalam menumbuhkan akhlak siswa.

3. Imron Fauzi, 2012, Pembiasaan shalat

Dhuha dalam

pembinaan Akhlak siswa (studi kasus di MI Miftahul Huda Mlokorejo

Kecamatan Puger Kabupaten Jember)

Dalam penelitian ini sama- sama

mengkaji tentang pendidikan akhlak

Perbedaan dalam penelitian ini dimana meneliti tentang pembiasaan Shalat Dhuha dalam pembinaan Akhlak.

Itu ada dua hal yang diteliti

untuk mencari

keterkaitannya antara pembiasaan Shalat dhuha dengan akhlak siswa.

(19)

2. Kajian Teori

a. Metode Pembelajaran Akidah Akhlak 1) Pengertian Metode

Metode berasal dari bahasa yunani yaitu Methodos yang berarti cara atau jalan yang ditempuh. atau cara kerja yang digunakan untuk dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu.11

menurut J.R David dalam teaching Metodees for college class roommenyebutkan bahwa method is a way in achieving something (cara utuk encapai sesuatu). artinya metode digunakan untuk erealisasikan Metode yang telah ditetapkan. dengan demikian, metode dala rangkaian system pembelajaran memegang peranan yang sangat penting. keberhasilan implementasi Metode pembeelajaran sangat tergantung pada cara guru menggunakan metode pembalajran karena suatu Metode pembelajaran hanya mungkin dapat diimplementasikan melalui penggunaan metode pembelajaran.12

metode pembelajaran adalah cara yang digunakan guru untuk menyampaikan pelajaran kepada siswa. karena penyampaian itu berlangsung dalam interaksi edukatif, metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang dipergunakan oleh guru dalam

11Hamdani, Metode belajar mengajar, (Bandung : CP Pustaka Setia, 2002), 78.

12Abdul Majid, Metode Pembelajaran, (bandung : PT. Remaja Roesdakarya, 2014) , 193.

(20)

mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran. dengan demikian, metode pembelajaran merupakan alat untuk menciptakan proses belajar mengajar.13

mengingat mengajar pada hakikatnya merupakan upaya guru dalam menciptkan situasi belajar, metode yang digunakan oleh guru harus mampu menumbuhkan berbagai kegiatan belajar bagi siswa sehubungan dengan kegiatan mengajar. dengan kata lain, proses belajar mengajar meruapakan proses interaksi edukattif anatar guru yang menciptakan suasana belajar dan siswa yang memberi respon terhadap usaha guru tersebut.

Metode pembelajaran yang di tetapkan guru memunginkan siswa banyak belajar proses (Learning by process), bukan hanya belajar produk (Learning by product). Belajar produk pada umumnya hanya menekankan pada segi kognitif, sedangkn belajar proses dapat memungkinkan tercapainya tujuan belajar dari segi kognitif, efektif (sikap) maupun psikomotor (keterampilan). Oleh karena itu, pembelajaran harus di arahkan untuk mencapai sasaran tersebut, yaitu lebih banyak menekankan pembelajaran melalui proses. Gagne dan Riggs dalam hal ini melihat pentingnya proses belajar siswa secara aktif dalam pembelajaran. jadi yang penting dalam mengajar bukan upaya guru menyampaikan materi

13Departemen agama R.I., Metodologi Pendidikan Agama Islam, (Jakarta : Derektorat Jendral Kelemabgaan Agama Islam, 2002), 88.

(21)

pembelajaran, tetapi bagaimana siswa dapat mempelajari materi pembelajaran sesuai dengan tujuan. Upaya guru menrubah serangkaian peristiwa yang dapat mempengaruhi siswa belajar. Hal ini berarti peranan guru berubah, dari yang semula sebagai penyaji materi pembelajaran, menjadi pemberi pengaruh dan pemberi kemudahan untuk terjadinya proses belajar siswa.14

Memilih berbagai metode yang tepat untuk mencipatakan proses belajar mengajar yang menarik. ketetapan penggunaan metode mengajar tersebut sangat tergantung kepada tujuan.

macam-macam metode pembelajaran : a) Metode Ceramah

Metode ceramah adalah suatu metode didalam pendidikan dan pengajaran dimana cara menyampaikan pengertian-pengertian materi pengajaran kepada anak didik dilaksanakan dengan lisan oleh guru di dalam kelas.15 Peranan guru dan murid berbeda secara jelas yaitu guru terutama dalam menentukan dan menerangkan secara aktif, sedangkan murid mendengarkan dan mengikuti secara cermat serta membuat catatan tentang pokok persoalan yang diterangkan oleh guru.

14Sumiati, Metode Pembelajaran, (Bandung: Wacana Prima, 2008), 91.

15Abdul Majid, Metode Pembelajaran, (Bandung : PT. Remaja Roesdakarya, 2014), 194.

(22)

Sedangkan menurut Mulyasa metode cermah merupakan metode yang paling umum digunakan dalam pembelajaran, pada metode ini guru menyajikan bahan melalui penuturan atau penjelasan lisan secara langsung terhadapa peserta didik16

Dalam hadits Rasulullah SAW dijelaskan:

َﻢﱠﻠَﻜَﺗاَذِا َنﺎَﻛ َﻢﱠﻠَﺳ َو ِﮫْﯿَﻠَﻋ ُﷲ ﻰﱠﻠَﺻ ﱠﻰِﺒﱠﻨﻟا ﱠنَا :ُﮫْﻨَﻋ ُﷲ َﻲ ِﺿ َر ٍﺲَﻧَا ْﻦَﻋ َﻢﱠﻠَﺳ ْﻢِﮭْﯿَﻠَﻋ َﻢﱠﻠَﺴَﻓ ٍم ْﻮَﻗ ﻰَﻠَﻋ ﻰَﺗَا اَذِا َو ,ُﮫْﻨَﻋ َﻢَﮭْﻔُﺗ ﻰﱠﺘَﺣ ﺎًﺛَﻼَﺛ ﺎَھَدﺎَﻋَا ٍﺔَﻤِﻠَﻜِﺑ (ىرﺎﺨﺒﻟا هاور) .ﺎًﺛَﻼَﺛ ْﻢِﮭْﯿَﻠَﻋ

Artinya: Anas r.a berkata: adalah Nabi SAW jika berkata diulanginya tiga kali supaya dimengerti dari padanya.

Juga jika ia datang pada suatu kaum memberi salam tiga kali. (HR. Bukhari).17

ُمَﻼَﻛ َنﺎَﻛ : ْﺖَﻟﺎَﻗ ﺎَﮭْﻨَﻋ ُﷲ َﻰ ِﺿ َر َﺔَﺸِﺋﺎَﻋ ْﻦَﻋ َو ِﮫْﯿَﻠَﻋ ُﷲ ﻰﱠﻠَﺻ ِﷲ ِل ْﻮُﺳ َر

(دواد ﻮﺑا هاور) .ُﮫُﻌَﻤْﺴَﯾ ْﻦَﻣ ﱡﻞُﻗ ُﮫُﻤَﮭْﻔَﯾ ًﻼْﺼَﻓ ﺎًﻣَﻼَﻛ َﻢﱠﻠَﺳ َو

Artinya: Aisyah berkata biasanya perkataan atau bicara Rasulullah SAW cukup jelas dan dapat dimengerti oleh tiap pendengarnya.

Dalam pelaksanaan metode ini guru menjelaskan pelajaran secara mendetail, dan guru juga harus memperjelas

16Mulyasa, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), 114.

17Bahreisy,Salim, Terjemah Riyadlus Sholihin Jilid I, (Bandung : PT. Remaja Roesdakarya), 519.

(23)

kekurangannya dengan mengulang beberapa kali sehingga siswa menjadi faham terhadap materi yang disampaikan.18

Keberhasilan metode ceramah tidak semata-mata karena kehebatan kompetensi guru dalam bemain kata-kata dan kalimat, tetapi juga didukung oleh alat-alat pembantu lainnya, seperti gambar dan sebagainya. Tetapi memang diakui, bahwa ucapan guru yang jelas dengan kalimat-kalimat yang mudah dipahami anak didik memang peranan penting dalam penggunaan metode ceramah. Karena itu, keampuhan metode ceramah terletak pada kompetensi guru dalam bermain kata- kata atau kalimat.19

(1) Kelebihan metode ceramah (a) Guru mudah mengusai kelas (b) Mudah dilaksanakan

(c) Dapat diikuti anak didik dalam jumlah besar

(d) Guru mudah menerangkan bahan pelajaran berjumlah besar.

(2) Kekurangan metode ceramah

(a) Kegiatan pengajaran menjadi verbalisme atau pengertian kata-kata

18Ibid, hal 16.

19 Syaiful Bahri, Djamarah, , Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), 206.

(24)

(b) Anak didik yang lebih didik yang lebih tanggap dari sisi visual akan menjadi rugi dan anak didik yang lebih tanggap auditifnya dapat lebih besar menerimanya (c) bila terlalu lama membosankan

(d) sukar megontrol sejauh mana pemerolehannya belajar anak didik

(e) menyebabkan anak didik pasif b) Metode Demonstrasi

Metode demonstrasi merupakan metode mengajar yang cukup efekti sebab membantu para siswa untuk memperoleh jawaban dengan mengamati suatu proses atau peristiwa tertentu dan keaktifan biasanya lebih banyak pada piha guru.20Melalui metode demonstrasi guru memperluhatkan suatu proses, peristiwa atau cara kerja suatu alat kepada peserta didik. Demonstrasi dapat dilakukan dengan berbagai cara, dari yang sekedar memberikan pengetahuan yang sudah diterima begitu saja oleh peserta didik, sampai pada cara agar peserta didik dapat memecahkan suatu masalah.

Menurut Djamarah, demonstrasi ialah suatu metode yang digunakan untuk memperlihatkan sesuatu proses atu cara kerja suatu benda yang berkenaan dengan bahan pelajaran.

Metode ini menghndaki guru lebih aktif dari pada anak didik

20Ibrahim dan Nana Saodih, Perencanaan Pengajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 1996), 106.

(25)

karena memang gurulah yang memperlihatkan sesuatu kepada anak didik. Dilain waktu anak didik juga bisa melakukan demonstrasi baik secara kelompok atau klasikal, dengan mendapat bimbingan dari guru, bila diperlukan. Dengan metode ini anak didik dituntut memperlihatkan suatu objek atau proses dengan mendemonstrasikan.

(1) Kelebihan metode demonstrasi

(a) Membantu anak didik memahami dengan jelas jalannya suatu proses atau kerja suatu benda

(b) Memudahkan berbagai penjelasan, sebab penggunaan bahasa dapat lebih terbatas. Hal ini dengan sendirinya dapat mengurangi verbalisme pada anak didik.

(c) Kesalahan-kesalahan yang terjadi dari hasil ceramah dapat diperbaiki melalui pengamatan dan contoh konkrit dengan menghadirkan objek sebenarnya.

(2) Kelemahan metode demonstrasi

(a) Anak didik kadang sukar melihat dengan jelas benda yang akan dipertunjukkan

(b) Tidak semua benda dapat didemonstrasikan

(c) Sukar dimengerti bila dedemonstrasikan oleh guru yang kurang mengusai apa yang didemonstrasikan.

(26)

c) Metode Tanya Jawab

Metode Tanya jawab ialah suatu cara penyajian bahan pelajaran melalui bentuk pertanyaan yang perlu dijawab oleh anak didik. Dengan metode ini, antara lain dapat dikembsngksn keterampilan mengamati, menginterpretasi, mengklasivikasi, membuat kesimpulan, menerapkan dan mengkomunikasikan.21

Metode Tanya jawab merupakan cara menyajikan bahan ajar dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan yang memerlukan jawaban untuk mencapai tujuan. Penggunaan metode Tanya jawab bermaksud memotivasi anak didik untuk bertanya selama proses belajar mengajar atau guru yang bertanya (mengajukan pertanyaan) dan anak didik menjawabnya. Isi pertanyaan tidak mesti harus mengenai pelajaran yang sedang diajarkan tetapi bisa juga menganai pertanyaan lebih luas yang berkaiatan dengan pelajaran.

Dalam proses belajar mengajar bertanya memegang peranan yang penting, sebab pertanyaan yang tersusun baik dengan teknik pengajuan yang tepat akan:

(1) Meningkatkan partisipasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar

21Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), 203.

(27)

(2) Membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap masalah yang sedang dibicarakan

(3) Mengembangkan pola berfikir dan belajar aktif siswa, sebab berfikir itu sendiri adalah bertanya

(4) Menuntun proses berfikir siswa, sebab pertanyaan yang baik akan membantu siswa agar dapat menentukan jawaban yang baik

(5) Memusatkan perhatian murid terhadap masalah yang sedang dibahas.

Adapun kelebihan dan kelemahan dari Tanya jawab sebagai berikut:

(1) Kelebihan metode tanya jawab

(a) Lebih mengaktifkan anak didik dibandingkan dengan metode ceramah

(b) Anak didik akan lebih cepat mengerti Karena memberi kesempatan kepada anak didik untuk menanyakan hal- hal yang belum jelas atau belum dimengerti sehingga guru dapat menjelaskan kembali

(c) Mengetahui perbedaan pendapat antara anak didik dan guru, dan akan membawa kearah suatu diskusi

(d) Pertanmyaan dapat menarik dan memusatkan perhatian anak didik

(28)

(2) Kekurangan metode tanya jawab

(a) Mudah menyimpang dari pokok persoalan (b) Dapat menimbulakan masalah baru

(c) Anak didik terkadang takut memberikan jawaban atas pertanyaan yang diajukan kepadanya

(d) Sukar membuat pertanyaan yang sesuai dengan tingkat berfikir dan pemahaman anak didik

d) Metode Diskusi

Diskusi adalah suatau kegiatan kelompok dalam memecahkan masalah untuk mengambil kesimpulan. Diskusi tidak sama dengan berdebat, diskusi selalu diarahkan kepada pemecahan masalah yang menimbulkan berbagai macam pendapat dan akhirnya diambil kesimpulan yang dapat diterima oleh anggota dalam kelompoknya.

Dalam metode diskusi peranan guru dalam fasilitator, pengawas, pembimbing maupun sebgai evaluator jalannya diskusi dan akhirilah dengan mengambil kesimpulan.

Seperti firman Allah SWT sebagai berikut:

لا) ... ُﮫَﻧﻮُﻤُﺘْﻜَﺗ َﻻ َو ِسﺎﱠﻨﻠِﻟ ُﮫﱠﻨُﻨِّﯿَﺒُﺘَﻟ َبﺎَﺘِﻜْﻟا اﻮُﺗوُأ َﻦﯾِﺬﱠﻟا َقﺎَﺜﯿِﻣ ُﷲ َﺬَﺧَأ ْذِإ َو :ناﺮﻤﻋ ١٨٧

(

(29)

Artinya: “Dan ingatlah ketika Allah SWT mengambil janji dari orang-orang yang telah diberi kitab (yaitu): hendaklah kamu menerangkan isi kitab itu kepada manusia dan jangalah kamu menyembunyikannya….” (QS. Ali- Imran:187).22

(1) Kelebihan metode diskusi

(a) Menyadarkan anak didik bahwa masalah dapat dipecahkan dengan berbagai jalan dan bukan satu jalan (satu jawaban saja)

(b) Menyadarkan anak didik bahwa dengan berdiskusi mereka saling mengemukakan pendapat secara konstruktif sehingga dapat diperoleh keputusan yang lebih baik

(c) Membiasakan anak didik untuk mendengarkan pendapat orang lain sekalipun berbeda dengan pendapatnya sendiri dan membiasakan bersikap toleran (2) Kelemahan metode diskusi

(a) Tidak dapat dipakai pada kelompok yang besar (b) Peserta diskusi mendapat informasi yang terbatas (c) Dapat dikuasai oleh orang-orang yang suka berbicara

22Imam, Ghazali,Ihya’ Ulumuddin, (Jakarta: Pustaka Imani, 1995), 2.

(30)

(d) Biasanya orang menghendaki pendekatan yang lebih formal

e) Metode Eksperimen

Metode eksperimen adalah metode pemberian kesempatan kepada anak didik perorangan atau kelompok, untuk dilatih melakukan suatu proses atau percobaan.23Dengan metode eksperimen diharapkan anak didik tidak menelan begitu saja sejumlah fakta yang ditemukan dalam percobaan yang dilakukan. Dengan metode ini sekaligus dapat dikembangkan berbagai keterampilan sebagai telah disebut.

Sedangkan menurut Ahmadi dan Prasetya yang dimaksudkan dengan metode eksperemen adalah metode pengajaran dimana guru dan murid bersama – sama mengerjakan sesuatu sebagai latihan praktis dari apa yang diketahui, misalnya murid mengerjakan menyelenggarakan sholat jum’at, merawat jenazah dan sebagainya.

(1) Kelebihan metode eksperimen

(a) Metode ini dapat membuat anak didik lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan percobaannya sendiri dari pada hanya menerima kata guru atau buku

23Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), 196.

(31)

(b) anak didik dapat mengembangkan sikap utuk mengadakan study eksplorasi atau menjelajahi tentang ilmu dan teknologi, suatu sikap yang dituntut dari seorang ilmuwan

(c) dengan metode ini terbina manusia yang dapat mebawa terobosan-terobosan baru dengan penemuan sebagai hasil percobaanya yang diharapakan dapat bermanfaat bagi kehidupan manusia

(2) Kekurangan metode eksperimen

(a) Tidak cukupnya alat – alat mengakibatkan tidak setiap anak didik berkesempatan mengadakan eksperimen (b) Jika eksperimen memerlukan jangka waktu lama anak

didik harus menanti untuk melanjutkan pelajaran

(c) Metode ini lebih sesuai untuk menyajikan bidang- bidang ilmu dan teknologi

f) Metode Pemberian Tugas (Resitasi)

Kegiatan belajar tidak hanya dapat berlangsung didalam kelas atau sekolah, tetapi dapat juga diluar sekolah.

Kegiatan belajar diluar sekolah pada umumnya berlangsung tanpa pengawasan atau bimbingan langsung dari guru, agar para siswa belajar diluar kelas atau sekolah maka penggunaan pemberian tugas merupakan metode yang paling tepat.

(32)

Metode pemberian tugas belajar sering disebut pekerjaan rumah yaitu metode dimana murid diberi tugas diluar jam pelajaran. Dalam pelaksanaan metode ini anak – anak dapat mengerjakan tugasnya tidak hanya dirumah tetpi juga dapat diperpustakaan, laboratorium, dikebun percobaan dan sebagainya untuk dipertanggung jawabkan kepada guru.

Pemberian tugas belajar biasanya dikaitkan dengan resitasi. Resitasi adalah suatu persolan yang bergayut dengan masalah pelaporan anak didik setelah mereka selesai mengerjakan suatu tugas. Tugas yang diberikan bermacam- macam, tergantung dari kebijakan guru, yang penting tujuan pembelajaran tercapai.24

(1) Kelebihan metode pemberian tugas dan resitasi

(a) Pengetahuan yang anak didik peroleh dari hasil belajar sendiri akan dapat diingat lebih lama

(b) Anak didik berkesempatan memupuk perkembangan dan keberanian mengambil insiatif, bertanggungn jawab dan berdiri sendiri.

24Ibid, hal 24.

(33)

(2) Kelemahan metode pemberian tugas dan resitasi

(a) Sering kali anak didik melakukan penipuan dimana anak didik hanya meniru hasil pekerjaan orang lain tanpa bersusah payah mengerjakan sendiri

(b) Terkadang tugas itu dikerjakan orang lain tanpa pengawasan

Sukar memberi tugas yang memenuhi perrbedaan individual.25

b. Pengertian Akhlak

Kata akhlak berasal dari bahasa arab jamak dari khuluqun.26 Dari segi bahasa Akhlaq berasal daripada kata ‘khulq’ yang bererti perilaku, perangai atau tabiat. Hal ini terkandung dalam perkataan Sayyidah Aisyah berkaitan dengan akhlak Rasulullah saw yaitu :

“Akhlaknya (Rasulullah) adalah al-Quran.” Akhlak Rasulullah yang dimaksudkan di dalam kata-kata di atas ialah kepercayaan, keyakinan, pegangan, sikap dan tingkah laku Rasulullah saw yang semuanya merupakan pelaksanaan dari ajaran al-Quran.

Pembelajaran aqidah adalah proses pembinaan dan pemantapan kepercayaan dalam diri seorang sehingga menjadi akidah yang kuat dan benar. Proses tersebut dapat dilakukan dalam bentuk pengajaran, bimbingan, dan latihan.27

25Abdul Majid, Metode Pembelajaran, (Bandung : PT. Remaja Roesda Karya, 2014), 209.

26Quraish Shihab, Wawasan Al-qur’an,(Bandung: Mizan, 2000),253.

27Bukhari Umar Hadis Tarbawi ( Jakarta: Amzah,2014) ,38.

(34)

Dengan demikian pembelaaran Akidah Akhlak suartu proses menanamkan akidah akhlak kepada siswa agar tercermin prilaku siswa yang serat dengan akhlakul karimah prilaku siswa baik prilaku kepada Allah, sesama manusia dan kepada lingkungan sesuai dengan aturan atau akhlak yang benar.

Akhlak yang mulia adalah matlamat utama bagi ajaran Islam.

Ini telah dinyatakan oleh Rasulullah Sallallahu’alaihiwasallam dalam hadisnya (yang bermaksud, antara lain: “Sesungguhnya aku diutuskan hanyalah untuk menyempurnakan akhlak yang mulia”.

Hal ini ditegaskan lagi oleh ayat al-Qur’an dalam firman Allah:

ٍﻢﯿِﻈَﻋ ٍﻖُﻠُﺧ ﻰَﻠَﻌَﻟ ﻚﱠﻧِإ َو

Artinya:

“Dan Sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung”

(QS. Al-Qalam: 4)28 1) Dasar Akhlak

Menolong orang lain, suka memberi, adil, dermawan, mengapa beberapa perbauatan tersebut dinilai sebagai kebaikan?

Dan mengapa juga kebohongaan, kezaliman, kekerasan dinilai sebagai keburukan? Untuk menjawab pertanyaan yang muncul tersebut harus dijawab dengan argumen yang kuat dan mempunyai dasar.

28al-jumanatul ‘ali.al-Qur’an dan terjemahnya. (Bandung : CV Penerbit, 2005), 565.

(35)

Perbuatan-perbuatan yang mempunyai nilai baik dan buruk, mempunyai dasar-dasar yang jelas. Pada pembahasan sebelumnya sudah disebutkan bahwa ada ilmu yang membahas dan meberikan klarifikasi pada persoalan baik dan buruk, itulah Ilmu Akhlak.

Tentunya ilmu tersebut mempunyai dasar. Adapun dasar-dasar Ilmu Akhlak adalah sebagai berikut:

a) Al-Qur’an

Al-Qur’an sebagai dasar (rujukan) Ilmu Akhlak yang pertama, hal ini dinilai karena keontetikannya yang lebih tinggi, dibandingkan dengan dasar-dasar yang lain. Mengingat al- Qur’an merupakan firman Tuhan, sehingga tidak ada keraguan baginya untuk dijadikan sebagai dasar atau asas. Walau nantinya ada beberapa perangkat yang diperlukan untuk mendukungnya. Dan tidak akan dibahas di sini, karena ada ilmu khsusus yang membahasnya.

Nilai-nilai yang ditawarkan oleh al-Qur’an sendiri sifatnya komprehensif. Perbuatan baik dan buruk sudah dijelaskan di dalamnya. Hanya saja, ada yang perlu diperhatikan. Mengingat ada banyak ayat-ayat al-Qur’an yang membutuhkan penafsiran. Sehingga untuk mememudahkan, orang-orang akan merujuk kepada al-Hadits ( sebagai Asbabun Nuzul suatu ayat) dan al-Aqlu (penalaran akal). Sejauh manakah campur tangan kedua dasar tersebut pada persoalan

(36)

Ilmu Akhlak. Pastinya al-Hadits dan al-Aqlu tidak akan merubah pesan yang ingin disimpaikan oleh al-Qur’an.29

b) Al-Hadits

Asbabul Wurud suatu hadits berbeda-beda. Ada hadits yang dikeluarkan oleh Nabi karena seorang sahabat bertanya kepadanya, karena Nabi menegur seorang sahabat, karena peringatan dan penjelasan Nabi terhadap al-Qur’an.

Dalam riwayat Aisyah pernah ditanya oleh seseorang tentang akhlak Nabi. Aisyah menjawab akhlak Nabi adalah al- Qur’an. Dengan demikian, Nabi merupakan interpretasi yang hidup terhadap al-Qur’an. Karena segala ucapan (Qauliyah), perbuatan (Fi’liyah), dan penetapan (Taqririyah) merupakan sebuah wahyu dari Allah, dan apa-apa yang datang dari Nabi senantiasa terjaga. Dapat disimpulkan bahwa al-Qur’an dan al- Hadits berasal dari sumber yang sama, yaitu Allah SWT.

Di dalam al-Qur’an terlah dijelaskan bahwa Nabi itu peribadi yang agung karena memang pada dirinya terdapat sebuah suri tauladan yang baik.30 Keistimewaan tersebut, tidak hanya diakui oleh umat Islam saja, akan tetapi non-muslimpun mengakui hal tersebut. Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh Machael H. Hart tentang 100 tokoh yang paling berpengaruh dalam sejarah, dia menyatakan bahwa Nabi

29Athoullah Ahmad. Antara Ilmu Akhlak Dan Tasawuf. (Banten, Sengpho: Cet.1, 2005). 32

30aljumanatul ‘ali,al-Qur’an dan terjemahnya, (Bandung: CV Penerbit, 2005), hal 421.

(37)

Muhammad menduduki posisi pertama. Jelaslah bahwa tidak ada kecacatan dalam peribadi Nabi, karena memang tugas diutusnya beliau adalah untuk menyempurnakan akhlak.31 c) Al-Aqlu (Akal)

Salah satu angerah Tuhan kepada manusia yang menjadi esensi dari dirinya adalah akal. Dengannya manusia dapat berfikir secara rasional, membedakan antara yang hak dengan yang bathil.

Jika manusia dimuliakan oleh Allah karena mempergunakan akalnya dengan baik, maka Allah akan memberikan ganjaran atas perebuatan baik yang telah dilakukan. Kedudukan manusia di mata Allah akan melebihi Malaikat apabilah mereka dapat menggunakan potensi yang telah diberikan dengan baik. Dan begitu pun sebaliknya, orang yang tidak menggunakan potensinya dengan baik, maka derajatnya lebih rendah dibandingkan dengan binatang.

Mereka yang dapat selamat dari kesesatan adalah orang- orang yang senantiasa mempergunakan akalnya dengan baik.

Kita lihat orang-orang yang tercerahkan sebelum datangnya al- Qur’an, apa yang mereka jadikan dasar, tidak lain adalah akal mereka. Apakah Phytagoras, Anaximenes, Aristoteles, Plato, Socrates, Plotinus, dan beberapa filsuf lainnya berpegang

31Machael H. Hart. Seratus Tokoh yang Paling Berpengaruh Dalam Sejarah.chm. Pustaka Online Media ISNET: mediaisnet.org

(38)

teguh dan senantiasa mengamalkan al-Qur’an, tentu tidak, Islam saja belum ada di zaman mereka. Tapi mereka terkenal sebagai orang-orang yang bijak.

Dalam pembahasan ini penulis meninjau akhlak yang baik terhadap Allah Swt, terhadap sesama manusia, dan terhadap lingkungan.

a) Akhlak kepada Allah Swt

Yang dimaksud dengan akhlak kepada Allah SWT.

adalah sikap hati kepada Allah SWT. yang tercermin dalam segala amal, baik yang berupa gerak jasmani maupun yang berupa kata-kata.32

Adapun bentuk akhlak kepada Allah ini seperti mentauhidkan Allah, bertaqwa, dan berdoa hanya kepada- Nya,33 cinta kepada Allah, tidak berburuk sangka kepada-Nya, tidak berputus asa dari rahmat-Nya, dan ridlo-Nya.34

Abuddin Nata menyebutkan setidaknya ada beberapa alasan mengapa manusia perlu berakhlak kepada Allah, yaitu:35 pertama karena Allah yang telah menciptakan manusia. Kedua, karena Allah yang telah memberikan perlengkapan panca indra, berupa pendengaran, penglihatan, akal fikiran , dan hati.

Ketiga, karena Allah telah menyediakan bahan dan sarana yang

32Supan Kusumamiharja, Studi Islamica (Bogor:Team Pendidik Agama Islam Institut Pertanian Bogor. 1978), 206.

33Abu Ahmadi, Dasar-Dasar Pendidikan Agama Islam ( Jakarta :Bumi Aksara,2004), 207.

34Supan Kusumamiharja, Studi Islamica, 207-208

35Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002), 149.

(39)

diperlukan bagi kelangsungan kehidup manusia. Keempat, Allah yang telah memuliakan manusia dengan diberikannya kemampuan untuk menguasai daratan dan lautan.

Namun, yang perlu diingat adalah bahwa kerena berbagai kenikmatan yang diberikan Allah kepada Manusia lantas menjadi alasan Allah perlu dihormati. Karena bagaimanapun dihormati atau tidak, tidak akan mengurangi kemulyaaan Allah SWT.

Akhlak kepada Allah adalah pengakuan dan kesadaran bahwa tiada Tuhan selain Allah. Diantara berahlak kepada Allah Swt adalah menyembah dan mentaati segala perintahnya, menjadikan pedoman hidup apa yang telah diberikan-Nya dengan cara mengamalkan ajaran-Nya, sehingga manusia memperoleh kebahagiaan dan kesejahteraan dimana arahnya mencakup keseluruhan aspek hidup dan kehidupan.

Konsep dasar pendidikan akhlak terhadap Allah Swt dibagi menjadi 5 pembahasan yaitu:

(1) Takwa (2) Bersyukur (3) Tawakkal (4) bertaubat (5) sabar36

36Mahjuddin, Konsep Dasar Pendidikan Akhlak, (Jakarta: Kalam Mulia, 2000), 54.

(40)

(1) Takwa

Taqwa berasal dari kata waqa, yaqi dan wiqayah yang berarti takut, menjaga, memelihara dan melindungi.

Maka taqwa dapat diartikan sebagai sikap memelihara keimanan yang diwujudkan dalam pengalaman ajaran agama islam. Taqwa secara bahasa berarti penjagaan/

perlindungan yang membentengi manusia dari hal-hal yang menakutkan dan mengkhawatirkan. Oleh karena itu, orang yang bertaqwa adalah orang yang takut kepada Allah berdasarkan kesadaran dengan mengerjakan perintah-Nya dan tidak melanggar larangan-Nya kerena takut terjerumus ke dalam perbuatan dosa.37

(2) Besyukur

Syukur dalam bahasa arab berasal dari kata



jamak



artinya yang banyak syukur (terima

kasihnya). Kata syukur dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah rasa terima kasih kepada Allah karena terlepas dari mara bahaya.

37Ibid., hal 23

(41)

Sedangkan menurut istilah adalah tidak mendurhakai Allah atas nikmat yang telah dikaruniakan.

Sedangkan menurut penulis adalah berterimakasih kepada Allah tanpa batas dengan sungguh-sungguh atas segala nikmat dan karunianya dengan ikhlas serta mentatati apa yang diperintahkannya..

Bersyukur tidak berarti sekedar menerima apa adanya sehingga ia menjadi orang yang apatis. Tidak punya kemauan dan determinis. Karena menganggap Allah sudah menetapkan nasib manusia maka ia merasa percuma bekerja. Bersyukur tidak ada hubungannya dengan nasib yang digariskan kepadanya.

Dalam Al-qur’an Allah memerintahkan kepada manusia untuk bersyukur. Berikut dalil-dalil yang berkaitan dengan perintah bersyukur:

























Artinya:

Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan;

"Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih".(QS.

Ibrahim : 7)38. (3) Bertawakkal

38al-jumanatul ‘ali.al-Qur’an dan terjemahnya. (Bandung : CV Penerbit, 2005), 257.

(42)

Tawakal (bahasa Arab:ﻞُﻛﻮﺗ) atau tawakkul dari kata wakala dikatakan,artinya, ‘meyerah kepadaNya’.39

Tawakkal adalah suatu sikap mental seorang yang merupakan hasil dari keyakinannya yang bulat kepada Allah, karena di dalam tauhid ia diajari agar meyakini bahwa hanya Allah yang menciptakan segala-galanya, pengetahuanNya Maha Luas, Dia yang menguasai dan mengatur alam semesta ini. Keyakinan inilah yang mendorongnya untuk menyerahkan segala persoalannya kepada Allah. Hatinya tenang dan tenteram serta tidak ada rasa curiga, karena Allah Maha Tahu dan Maha Bijaksana.40

Dengan demikian, tawakkal kepada Allah bukan berarti penyerahan diri secara mutlaq kepada Allah, melainkan penyerahan diri yang harus didahului dengan ikhtiar secara maksimal.

(4) Bertaubat

Kata Taubat dalam bahasa arab adalah merupakan mashdar dari dari kalimat “taba-yatuba-taubatan” yang artinya kembali.41 Sejalan dengan pengertian secara bahasa, taubat menurut Al-Ghazali sebagaimana disebutkan dalam

39Abdullah bin Umar Ad-Dumaiji, At-Tawakkal Alallah Ta’al (Jakarta : PT Darul Falah, 2006), 1

40 Labib Mz, Rahasia Kehidupan Orang Sufi, Memahami Ajaran Thoriqot & Tashowwuf (Surabaya: Bintang Usaha Jaya), 55

41Abudin Nata, Akhlak Tasawuf, (Jakarta : Rajawali Press, 2010), 197.

(43)

bukunya Zainul Bahri “Taubat adalah kembali dari jalan yang menjauhkan diri dari Allah yang mendekatkan diri kepada syetan. Selanjutnya, lebih rinci lagi Al-Junaid menyebutkan bahwa taubat itu memiliki tiga makna ; pertama, menyesali kesalahan, kedua, berketetapan hati untuk tidak kembali kepada apa yang telah dilarang Allah, dan ketiga, menyelesaikan atau membela orang yang teraniaya.42

Taubat merupakan hal yang wajib dilaksanakan dari setiap dosa-dosa, maka jika maksiat (dosa) itu hanya antara ia dengan Allah, tidak ada hubungan dengan manusia.43

Allah berfirman :

















































Artinya: Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui.(Q.S Ali-Imron: 135).44

Ada beberapa syarat sah atau diterimanya taubat, yaitu : (a) Harus menghentikan maksiat.

42Zainul Bahri, Menembus Tirai Kesendiriannya, (Jakarta Prenada, tt), 46.

43Muhammad Fadholi, Keutamaan Budi Dalam Islam, (Surabaya : Al-Ikhlas, tt), 386.

44al-jumanatul ‘ali.al-Qur’an dan terjemahnya. (Bandung : CV Penerbit, 2005), 68.

(44)

(b) Harus menyesal atas perbuatan yang telah terlanjur dilakukannya.

(c) Niat bersungguh-sungguh tidak akan mengulangi perbuatan itu kemali. Dan apabila dosa itu ada hubungannya dengan hak manusia maka taubatnya ditambah dengan syarat keempat, yaitu :

(d) Menyelesaikan urusan dengan orang yang berhak dengan minta maaf atas kesalahannya atau mengembalikan apa yang harus dikembalikannya.

(5) Sabar

Sabar berasal dari bahasa Arab dari akar shabara

( َﺮَﺒَﺻ )

, hanya tidak yang berada dibelakang hurufnya karena ia tidak bias berdiri sendiri. Shabara’ala

( ﻰَﻠَﻋ َﺮَﺒَﺻ )

berarti bersabar atau tabah hati, shabara’an

( ْﻦَﻋ َﺮَﺒَﺻ)

berarti memohon atau mencegah, shabarabihi

( ِﮫِﺑ َﺮَﺒَﺻ )

berarti menanggung.

Ash-Shabr (sabar) secara bahasa artinya al-habsu (menahan), dan di antara yang menunjukkan pengertiannya secara bahasa adalah ucapan: "qutila shabran" yaitu dia terbunuh dalam keadaan ditahan dan ditawan. Sedangkan secara syari'at adalah menahan diri atas tiga perkara: yang pertama: (sabar) dalam mentaati Allah, yang kedua: (sabar)

(45)

dari hal-hal yang Allah haramkan, dan yang ketiga: (sabar) terhadap taqdir Allah yang menyakitkan.

Sabar dalam bahasa Indonesia berarti : Pertama, tahan menghadapi cobaan seperti tidak lekas marah, tidak lekas putus asa dan tidak lekas patah hati, sabar dengan pengertian sepeti ini juga disebut tabah, kedua sabar berarti tenang; tidak tergesa-gesa dan tidak terburu-buru. Dalam kamus besar Ilmu Pengetahuan, sabar merupakan istilah agama yang berarti sikap tahan menderita, hati-hati dalam bertindak, tahan uji dalam mengabdi mengemban perintah- peintah Allah serta tahan dari godaan dan cobaan duniawi Aktualisasi pengertian ini sering ditunjukan oleh para sufi.

b) Akhlak Kepada Sesama Manusia

Selain manusia mempunyai akhlak kepada Allah Swt, manusia juga mempunyai ahklak kepada sesama manusia sebagai bekal hidup di dunia atau masyarakat.

Manusia adalah mahluk sosial yang kelanjutannya bergantung kepada orang lain, untuk itu ia perlu bekerja sama dan saling tolong menolong, berbuat baik, berprilaku sopan dengan orang yang ada disekitarnya terutama pada orang yang telah mendewasakan kita baik berupa fisik maupun psikis dan jasmani maupun rohani.

(46)

Tidak dikatakan sempurna keimanan seseorang jika ia hanya memperhatikan ibadah ritual yang berhubungan dengan Allah SWT, tapi melupakan atau meremehkan hubungannya dengan manusia. Dalam al-Quran banyak ayat yang mengatur tentang hal ini sehingga tercipta keharmonisan hidup, tidak terjadi pertentangan dan bentrok antar sesama manusia.45

Akhlak terhadap sesama manusia disini dibagi tiga:

akhlak terhadap diri sendiri, akhlak terhadap orang tua dan akhlak terhadap masyarakat. Untuk berakhlak kepada dirinya sendiri, manusia yang telah diciptakan dalam sibghah Allah Swt dan dalam potensi fitriahnya berkewajiban menjaganya dengan cara memelihara kesucian lahir dan batin, memelihara kerapihan, tenang, menambah pengetahuan sebagai modal amal, membina disiplin diri, dan lain-lain.

Selanjutnya yang terpenting adalah akhlak dalam lingkungan keluarga. Akhlak terhadap keluarga dapat dilakukanmisalnya dengan berbakti kepada kedua orang tua, bergaul dengan ma’ruf, memberi nafkah dengan sebaik mungkin, saling mendoakan, bertutur kata lemah lembut, dan lain sebagainya.

Akhlak terhadap masyarakat salah satunya adalah saling mengasihi dan menyayangi, karena manusia satu dengan yang

45Rachmad Syafi’i,Al-Hadits (Bandung: Pustaka Setia, 2000), 42.

(47)

lainnya adalah saudara. Dalam sebuah hadits dijelaskan bahwa mukmin satu dengan mukmin yang lain bagaikan bangunan yang saling memperkokoh, hadits tersebut berbunyi:

ﺎﻀﻌﺑ ﻢﮭﻀﻌﺑ ﺪﺸﯾ نﺎﯿﻨﺒﻟﺎﻛ ﻦﻣﺆﻤﻠﻟ ﻦﻣﺆﻤﻟا نا و ىرﺎﺨﺒﻟا هاور )

ﻢﻠﺴﻤﻟا (

Artinya: “sesungguhnya antara mukmin dengan mukmin yang lainnya bagaikan bangunan yang saling melengkapi (memperkokoh) satu dengan yang lain.” (H.R. Bukhari dan Muslim)

Persaudaraan seperti itu sungguh mencerminkan betapa kokoh dan kuatnya iman seseorang. Orang seperti itulah yang akan mendapat pahala yang besar disisi Allah SWT. Sebaliknya, orang-orang mukmin yang egois, yang hanya mementingkan kebahagiaan dirinya sendiri pada hakekatnya tidak memiliki iman yang sesungguhnya. Hal ini karena perbuatan yang seperti itu merupakan perbuatan kufur dan tidak disukai Allah SWT. Tidaklah cukup dipandang mukmin yang taat sekalipun khusuk dalam shalat atau melaksanakan semua rukun Islam bila ia tidak peduli terhadap nasib saudara seiman.

Namun demikian dalam mencintai seorang mukmin harus didasari lillah, oleh karena itu harus tetap

(48)

memperhatikan rambu-rambu syara’. Tidaklah benar dengan alasan mencintai saudaranya sehingga ia mau menolong saudaranya tersebut dalam berbuat maksiat dan dosa kepada Allah SWT.46

Berikut adalah macam-macam ahlak kepada sesama manusia:

(1) Orang Tua

Orang tua adalah penyebab perwujudan kita. Kalaulah mereka itu tidak ada, kitapun tidak akan pernah ada. Kita tahu bahwa perwujudan itu disertai dengan kebaikan dan kenikmatan yang tak terhingga banyaknya, plus berbagi rizki yang kita peroleh dan kedudukan yang kita raih. Orang tua sering kali mengerahkan segenap jerih paya mereka untuk menghindarkan bahaya dari diri kita. Mereka bersedia kurang tidur agar kita bisa beristirahat. Mereka memberikan kesenangan-kesenangan kepada kita yang tidak bisa kita raih sendiri. Mereka memikul berbagai penderitaan dan mesti berkorban dalam bentuk yang sulit kita bayangkan.47

Sebagai seorang muslim yang baik kita tentu tahu bahwa adab terhadap orang tua merupakan sesuatu hal yang sangat penting. Karena, orang tua adalah orang yang mengenalkan kita pada dunia dari kecil hingga dewasa. Dan

46Rachmad Syafi’i,Al-Hadits, 38-39.

47 Abu Fatiyah Al-Adnani, Panduan Membina Pribadi Mukmin Ideal, Qisty Saufa Abadi, AGENDA MUKMIN, 2002,) 70

(49)

setiap orang tua pun pasti mempunyai harapan terhadap anaknya agar kelak menjadi anak yang sukses, berbakti kepada orang tua, serta menjadi lebih baik dan sholeh, di samping itu juga tentunya dalam kehidupan kita sehari-hari tidak terlepas dari interaksi dengan yang ada di sekeliling kita, guru, tetangga, dan sesama makhluk Allah SWT.

Allah mewasiatkan agar berterima kasih kepada kedua orang tua disamping bersyukur kepadaNya. Allah juga memerintahkan agar sang anak memperlakukan kedua orang tua dengan cara yang baik walaupun mereka memaksanya berbuat kufur terhadap Allah. Berdasarakan ini anda tahu, bahwa yang disyariatkan bagi anda adalah tetap memperlakukan ayah anda dengan baik, tetap berbuat baik kepadanya walaupun ia bersikap buruk terhadap anda. Terus berusaha mengajaknya kepada al-haq. Kendati demikian, anda tidak boleh mematuhinya dalam hal kemaksiatan.

Sebagai wujud rasa berterima kasih kita terhadap orang tua tentulah tidak cukup hanya dengan mengucapkan rasa syukur dan terima kasih. Kasih sayang orang tua harus kita balas juga dengan kasih sayang dengan cara berbakti kepada mereka dengan tiada akhir. Meskipun si anak sudah dewasa dan berkeluarga, anak masih memiliki kewajban dan tanggung jawab terhadap orang tuanya.

(50)

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,





































Artinya: Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.(QS. Lukman : 14)48.

(2) Akhlak terhadap orang tua yang masih hidup

Orang tua (ibu dan bapak) adalah orang secara jasmani menjadi asal keturunan anak. Jadi anak adalah keturunan dari orang tuanya dan darahnya adalah juga mengalir darah orang tuanya. Seorang anak kandung merupakan bagian dari darah dan daging orang tuanya, sehingga apa yang dirasakaan oleh anaknya juga dirasakan oleh orang tuanya dan demikian sebaliknya.

Itu pula sebabnya secara kudrati, setiap orang tua menyayangi dan mencintai anaknya sebagai mana ia menyayangi dan mencintai dirinya sendiri. Kasih dan sayang ini mulai dicurahkan sepenuhnya terutama oleh ibu, semenjak anak masih dalam kandungan sampai ia lahir dan menyusui bahkan sampai tua.

48al-jumanatul ‘ali.al-Qur’an dan terjemahnya. (Bandung : CV Penerbit, 2005), 413.

(51)

Orang tua tidak mengharapkan balas jasa dari anak atas semua pengorbanan yang diberikan kepada anak. Harapan orang tua hanya satu yaitu kelak anaknya menjadi anak yang saleh dan salehah, anak yang memberi kebahagiaan orang di dunia dan mendo’akan mereka setelah mereka meninggal dunia.

Atas dasar itu, antara lain yang menyebabkan seorang anak harus berbakti kepada orang tua, bukan saja saat keduanya masih hidup, tetapi kebaktian anak itu harus lanjut sampai kedua orang tuanya meninggal.49

(3) Akhlak Terhadap Orang Tua yang Sudah Meninggal

Orang tua yang sudah meninggal dunia tidak lagi dapat menerima apa-apa, selain apa yang mereka lakukan selama di dunia kecuali jika mereka memiliki tiga hal yang mensubsidi bekal berupa pahala untuk mereka di akhirat sebagai tambahan dari mereka bawa dari dunia, yaitu sedekah jariyah, ilmu yang diajarkan, dan anak yang saleh yang mendo’akannya.

Seorang ayah atau ibu yang sudah meninggal dunia masih memiliki hak mendapatkan limpahan pahala dari do’a yang disampaikan anaknya. Hal ini juga mengandung arti bahwa anak memiliki kewjiban mendo’akan orang tuanya yang sudah meninggal. Dalam ajaran tasawuf, dikatakan, do’a yang

49Abudin Nata, Akhlak Tasawuf, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1996), 150.

(52)

paling besar kemungkinan diterima Allah adalah do’a seorang anak untuk orang tuanya dan do’a oaring fakir untuk orang kaya.

Kita sebagai anak, meskipun orang tua kita sudah wafat, orang tua tetap sebagai orang tua yang wajib dihormati, oleh sebab itu, kewajiban anak terhadap mereka berlanjut sampai mereka wafat.

(4) Guru

Di dalam dunia thariqah hubungan seorang murid dengan guru merupakan sesuatu yang sangat penting untuk diperhatikan, karena hubungan tersebut tidak hanya sebatas kehidupan dunia ini, tetapi akan terus berlanjut sampai di akherat kelak. Bahkan di kalangan ahli thariqah ada keyakinan bahwa seorang guru mempunyai peranan yang sangat penting di dalam menyelamatkan muridnya besok di kehidupan akherat.

Oleh karena itu, seseorang yang berkehendak menjadi murid thariqah, hendaknya tidak sembarangan memilih guru. Ibnu Jama’ah al-Kinani berkata: “Hendaklah penuntut ilmu mendahulukan pandangannya, istikhoroh kepada Allah untuk memilih kepada siapa dia berguru. Hendaklah dia memilih guru yang benar-benar ahli, benar-benar lembut dan terjaga kehormatannya. Hendaklah murid memilih guru yang paling

(53)

bagus dalam mengajar dan paling bagus dalam memberi pemahaman.

Didalam ajaran tasawuf, adab kepada guru adalah sesuatu yang utama dan pokok, karena hampir seluruh pengajaran tasawuf itu berisi tantang pembinaan akhlak manusia menjadi akhlak yang baik, menjadi akhlak yang mulia sebagaimana akhlak Rasulullah SAW. Seorang murid harus selalu bisa memposisikan (merendahkan) diri di depan Guru, harus bisa melayani Guru nya dengan sebaik-baiknya.

Merendahkan diri dihadapan guru bukanlah tindakan bodoh, akan tetapi merupakan tindakan mulia. Dalam diri guru tersimpan Nur yang pada hakikatnya terbit dari zat dan fi’il Allah SWT yang merupakan zat yang Maha Positif. Karena Maha Positif maka mendekatinya harus dengan negatif. Kalau kita dekati yang Maha Positif dengan sikap positif maka rohani kita akan ditendang, keluar dari Alam Rabbani. Disaat kita merendahkan diri di hadapan guru, disaat itu pula Nur Allah mengalir kedalam diri kita lewat guru, saat itulah kita sangat dekat dengan Allah.

(5) Teman

Sebaya bisa berarti sama usianya, maka dari itu pergaulan dengan orang sebaya sangat penting. Hampir setiap hari, dikalangan masyarakat maupun di sekolah, kita sering kali

(54)

berkumpul dengan teman sebaya yang memiliki kesamaan dengan kita dalam beberapa hal. Pada saat kita kesulitan, merekalah orang yang tepat untuk dimintai tolong baik bersifat pribadi pun kita lebih terbuka.

Manusia adalah makhluk sosial yang selalu berhubungan dan saling membutuhkan satu sama lain, setiap orang memiliki kekurangan dan kelebihan serta memerlukan bantuan orang lain. Dalam pergaulan sehari-hari kita selalu bersama mereka, maka kita patut menghormatinya serta menghargai kedudukan mereka, demikian pula mereka akan menghormati dan menghargai kita, cara bergaul yang baik dengan mereka (orang sebaya) yaitu hendaknya kita turut memikirkan dan mempedulikan persoalan dan kesulitan mereka serta turut meringankan beban permasalahannya.

Di antara akhlaq kepada teman atau kawan, baik teman di sekolah

Gambar

Tabel Temuan Di lapangan

Referensi

Dokumen terkait

strategi pembelajaran adalah berkaitan dengan cara pendekatan belajar mengajar yang dianggap. paling tepat dan efektif untuk mencapai

Strategi belajar mengajar adalah kegiatan guru dalam proses belajar mengajar yang dapat memberi fasilitas atau kemudahan kepada siswa agar dapat mencapai tujuan pengajaran

mus}arrah}ah ini diharapkan bisa diaplikasikan dalam pengajaran sehingga. kegiatan belajar mengajar menjadi

pembelajaran berlangsung, bisa juga dengan wawancara dengan murid yang bersangkutan sehingga nilai yang didapatkan akurat. Berbicara tentang kegiatan belajar mengajar tidak

Kaimanan manusia bisa bertambah ataupun berkurang hal ini dikarenakan kehidupan manusia sebagai makhluk sosial yang tidak lepas dari pola interaksi antar

1) Manajemen strategi adalah proses atau rangkaian kegiatan pengembilan keputusan yang bersifat mendasar dan menyeluruh.. 2) Menejemen strategi adalah usaha manajerial

Manurut kamus besar Bahasa Indonesia “Strategi adalah rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mancapai sasaran khusus” (Depdikbud, 2002:1092). Dihubungkan dengan belajar

Sehingga dapat dikatakan tidak ada hambatan dalam proses belajar mengajar.175 Hasil wawancara dengan guru HN juga mengatakan hal yang sama: “Bisa dikatakan faktor yang mendukung dalam