STRATEGI PENGEMBANGAN FAKTOR PENDUKUNG PERTUMBUHAN KAWASAN AGROPOLITAN KABUPATEN
LUMAJANG
TESIS
Disusun Dalam Rangka Memenuhi Persyaratan Program Studi Magister Perencanaan Wilayah Dan Kota
Oleh:
DIMAS BRYANPUTRA CHRISTNAWAN 21040123410024
PROGRAM PASCASARJANA
MAGISTER PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG 2025
HALAMAN PENGESAHAN TESIS
STRATEGI PENGEMBANGAN FAKTOR PENDUKUNG PERTUMBUHAN KAWASAN AGROPOLITAN KABUPATEN
LUMAJANG
Tesis diajukan kepada
Program Studi Magister Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Diponegoro
Oleh:
DIMAS BRYANPUTRA CHRISTNAWAN 21040123410024
Diajukan pada Sidang Ujian Tesis Pada 05 Februari 2025
Dinyatakan Lulus
Sebagai Syarat Memperoleh Gelar Magister Perencanaan Wilayah dan Kota
Semarang, 07 Februari 2025 Tim Penguji:
Pembimbing : Dr. Fadjar Hari Mardiansjah, S.T., M.T. MDP (...) Penguji I : Dr. Anita Ratnasari Rakhmatullah, S.T., M.T. (...) Penguji II : Dr. -Ing. Prihadi Nugroho, S.T., M.T., MPP. (...)
Mengetahui, Ketua Program Studi
Magister Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Diponegoro
Wido Prananing Tyas, S.T., MDP., Ph.D
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa proposal tesis yang berjudul ”Strategi Pengembangan Faktor Pendukung Pertumbuhan Kawasan Agropolitan Kabupaten Lumajang” merupakan hasil penelitian saya dan dibimbing oleh
Bapak Dr. Fadjar Hari Mardiansjah, S.T., M.T., MDP. Sumber-sumber yang dikutip dan dicantumkan dalam proposal telah tertulis sebagaimana mestinya dan
tercantum dalam daftar pustaka.
Semarang, 30 Januari 2025
DIMAS BRYANPUTRA CHRISTNAWAN NIM. 21040123410024
PERSEMBAHAN
Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan nikmat dan karunia-Nya, sehingga penyusunan tesis dengan judul “Strategi Pengembangan Faktor Pendukung Pertumbuhan Kawasan Agropolitan Kabupaten Lumajang”
dapat terselesaikan dengan baik. Saya ucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu dan mendukung dalam proses penyusunan tesis ini sehingga dapat berjalan dengan lancar. Tesis ini saya persembahkan kepada:
1. Kedua orang tua, atas segala hal yang telah diberikan, dukungan, usaha, pembelajaran, dan didikan yang luar biasa. Harapan serta doa yang terbaik bagi anaknya yang tidak pernah surut setiap waktunya. Sebuah kebanggaan bisa terlahir dan dibesarkan oleh orang-orang yang selalu mendidik agar terus berusaha, bersyukur, dan pantang menyerah dalam menggapai semua apa yang diinginkan.
2. Seluruh keluarga, sanak saudara, orang-orang terdekat, dan pihak stakeholder yang telah memberikan dukungan, usaha, dan doanya dalam penyusunan tugas akhir/tesis ini.
3. Seluruh rekan-rekan seperjuangan mahasiswa Magister Perencanaan Wilayah Dan Kota Universitas Diponegoro Angkatan 2023, atas segala waktu, kebersamaan, dan kenangan yang telah dilalui bersama-sama selama ini.
4. Seluruh pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.
Terima kasih atas segala dukungan, support, semangat, yang selalu tercurahkan kepada saya. Semoga apa yang sudah saya dapatkan dan saya lakukan ini, bisa bermanfaat dan berguna bagi semua pihak.
Semarang, Maret 2025 Penulis
ABSTRAK
Kawasan agropolitan merupakan kawasan dengan basis atau mayoritas kegiatan pertanian yang tumbuh serta berkembang dengan sistem yang terpadu dengan produktivitas hasil pertanian, dimana hal ini didukung dengan adanya satu atau lebih kawasan perkotaan sebagai pusat pelayanan serta adanya kegiatan pendukung lainnya sebagai sektor pelayanan yang mampu menangani masyarakat dan sektor terkait di sekitar wilayahnya. Urgensi penelitian berangkat dari permasalahan yaitu masih belum terbentuknya sebuah kawasan agropolitan yang terpadu, dengan memperhatikan integrasi fungsional antar wilayah.
Selain itu, pengembangan kawasan agropolitan belum sepenuhnya berjalan secara optimal, sehingga diperlukan konsepsi dan strategi berdasarkan kondisi sektor pertanian yang mendukung pengembangan kawasan agropolitan di Kab. Lumajang. Hal ini menjadi tidak sinkron karena meninjau dari penetapan wilayah Kab. Lumajang sebagai salah satu wilayah pengembangan (WP) berbasis sistem agropolitan di Provinsi Jawa Timur serta sebagai bentuk dukungan perwujudan wilayah Provinsi Jawa Timur sebagai wilayah lumbung pangan nasional, dimana hal tersebut tercantum dalam dokumen Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Jawa Timur Tahun 2011-2031. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk memahami konsepsi pengembangan kawasan agropolitan di Kabupaten Lumajang berdasarkan hasil komparasi kondisi eksisting dan persepsi ahli serta menentukan berbagai strategi yang dilakukan dalam mengembangkan faktor yang berpengaruh terhadap pertumbuhan kawasan agropolitan di Kabupaten Lumajang.
Metode penelitian yang digunakan yaitu metode penelitian kualitatif, dengan pendekatan perencanaan konfirmatif, dimana hasil dari penelitian ini dirumuskan melalui hasil konfirmasi dan validasi informasi yang diberikan oleh para narasumber atau responden yang kompeten pada bidangnya. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif, dengan didukung teknik analisis triangulasi dan content analysis untuk memahami faktor yang berpengaruh dan peranannya dalam mendukung pengembangan kawasan agropolitan di Kab. Lumajang. Hasil dari penelitian ini yaitu yaitu terdapat 5 faktor yang berpengaruh dalam pengembangan kawasan agropolitan, meliputi faktor potensi komoditas pertanian, sosial ekonomi, ketersediaan sarana dan prasarana, hingga pengembangan teknologi dan inovasi serta keterkaitan fungsi wilayah. Adapun beberapa strategi yang bisa dihasilkan dari penelitian ini meliputi diversifikasi komoditas pertanian, pengembangan rantai pasok dan rantai support pertanian, hingga optimalisasi fungsi dan penyediaan sarana dan prasarana penunjang kegiatan pertanian.
Implikasi dari penelitian ini adalah diharapkan dengan adanya penelitian ini, mampu memberikan sudut pandang dan wawasan mengenai pengembangan kawasan agropolitan berdasarkan potensi dan dukungan secara spasial dan fungsional, serta sebagai bahan rekomendasi untuk penyusunan rencana pengembangan wilayah berbasis kawasan agropolitan di Kabupaten Lumajang, khususnya bagi pemerintah Kabupaten Lumajang.
Selanjutnya, implikasi penelitian ini diharapkan mampu memberikan sudut pandang dan wawasan mengenai prosedural perencanaan konfirmatif, dimana perencanaan konfirmatif digunakan sebagai metode dalam mengonfirmasi dan mendapatkan data yang bersumber dari responden atau narasumber terkait.
Kata Kunci: Agropolitan; Komoditas; Pengembangan; Pertanian; Wilayah
ABSTRACT
Agropolitan areas are areas with a base or majority of agricultural activities that grow and develop with an integrated system with the productivity of agricultural products, where this is supported by the existence of one or more urban areas as service centers and the existence of other supporting activities as a service sector that is able to handle the community and related sectors around its area. The urgency of the research departs from the problem, namely the fact that an integrated agropolitan area has not yet been formed, paying attention to functional integration between regions. In addition, the development of agropolitan areas has not fully run optimally, so conceptions and strategies are needed based on the conditions of the agricultural sector that support the development of agropolitan areas in Lumajang Regency. This becomes out of sync because it reviews the determination of the Lumajang Regency area as one of the development areas (WP) based on the agropolitan system in East Java Province as well as a form of support for the realization of the East Java Province area as a national food barn area, which is listed in the East Java Province Regional Spatial Plan (RTRW) document for 2011-2031. The purpose of this study is to understand the conception of agropolitan area development in Lumajang Regency based on the results of comparison of existing conditions and expert perceptions and determine various strategies carried out in developing factors that affect the growth of agropolitan areas in Lumajang Regency.
The research method used is a qualitative research method, with a confirmatory planning approach, where the results of this research are formulated through the results of confirmation and validation of information provided by competent resource persons or respondents in their fields. This study uses qualitative research methods, supported by triangulation analysis and content analysis techniques to understand the influencing factors and their role in supporting the development of agropolitan areas in Lumajang Regency.
The results of this study are that there are 5 factors that influence the development of agropolitan areas, including factors of potential agricultural commodities, socio-economy, availability of facilities and infrastructure, to the development of technology and innovation as well as the linkage of regional functions. Some of the strategies that can be produced from this research include diversification of agricultural commodities, development of supply chains and agricultural support chains, to optimization of functions and provision of facilities and infrastructure to support agricultural activities.
The implication of this study is that it is hoped that with this research, it will be able to provide perspectives and insights on the development of agropolitan areas based on potential and support spatially and functionally, as well as as a recommendation material for the preparation of regional development plans based on agropolitan areas in Lumajang Regency, especially for the Lumajang Regency government. Furthermore, the implications of this study are expected to be able to provide perspectives and insights into the confirmatory planning procedure, where confirmatory planning is used as a method in confirming and obtaining data sourced from respondents or related sources.
Key Words: Agropolitan; Agriculture; Commodity; Development; Region
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan nikmat, berkah dan karunia-Nya, sehingga penyusunan tesis dengan judul “Strategi Pengembangan Faktor Pendukung Pertumbuhan Kawasan Agropolitan Kabupaten Lumajang”
dapat terselesaikan. Saya ucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu dan mendukung dalam proses penyusunan tesis ini sehingga dapat berjalan dengan lancar. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. Ibu Prof. Dr.-Ing Wiwandari Handayani, S.T., M.T., M.P.S., selaku Ketua Departemen Perencanaan Wilayah dan kota, Fakultas Teknik Universitas Diponegoro.
2. Ibu Wido Prananing Tyas, S.T., M.D.P., Ph.D, selaku Ketua Program Studi Magister Perencanaan Wilayah dan Kota, Universitas Diponegoro.
3. Bapak Dr. Fadjar Hari Mardiansjah, S.T., M.T., MDP., selaku pembimbing yang telah memberikan arahan, saran, serta dorongan semangat sehingga proses penulisan tesis ini bisa berjalan lancar dan terselesaikan dengan baik.
4. Ibu Dr. Ars. Anita Ratnasari Rakhmatullah, S.T., M.T., selaku penguji I, atas segala kritik, saran dan arahan, yang diberikan untuk kesempurnaan penulisan tesis ini.
5. Bapak Ibu dosen pengajar di Program Studi Magister Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, yang telah memberikan materi secara menyeluruh dan substansial selama masa perkuliahan yang menjadikannya sebagai bahan ajar dalam proses penyusunan tesis ini.
6. Bapak Ibu staff administrasi Program Studi Magister Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, yang telah membantu memberikan arahan dan bantuan selama menyelesaikan kendala-kendala administrasi dan teknis selama perkuliahan.
7. Bappeda, DKPP, Dinas PUPR, dan Dinas Koperasi dan Perdagangan Kabupaten Lumajang yang telah berkenan menjadi narasumber serta memberikan informasi, saran, dan arahan selama penulis melakukan penelitian.
8. Teman-teman MPWK angkatan 2023, yang telah banyak membantu dan memberikan kesan yang sangat mendalam dalam proses kebersamaan selama ini. Semoga semuanya diberikan kelancaran dalam segala urusannya, dan dapat dipertemukan kembali di lain kesempatan.
Penulis menyadari dalam penulisan tesis ini masih belum memenuhi kata sempurna. Untuk itu, saran, kritik, dan masukan sangat diharapkan dengan tujuan perbaikan tesis ini. Semoga tesis ini dapat memberikan manfaat dan dampak yang positif, bagi penulis maupun pada semua pihak.
Semarang, Maret 2025 Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN TESIS...2
PERNYATAAN...3
ABSTRAK... 4
ABSTRACT...5
KATA PENGANTAR...6
DAFTAR ISI...7
DAFTAR GAMBAR... 10
DAFTAR TABEL... 12
BAB I... 13
1.1 Latar Belakang... 13
1.2 Rumusan Masalah... 16
1.3 Tujuan dan Sasaran...17
1.3.1 Tujuan... 17
1.3.2 Sasaran... 17
1.4 Ruang Lingkup...17
1.4.1 Lingkup Penelitian...17
1.4.2 Lingkup Substansi...19
1.5 Manfaat Penelitian... 20
1.5.1 Manfaat Teoritis...20
1.5.2 Manfaat Praktis...21
1.6 Originalitas Penelitian (Kebaruan/Keaslian)...21
1.7 Kerangka Pemikiran Penelitian...24
1.8 Metode Penelitian...25
1.8.1 Pendekatan Penelitian...25
1.8.2 Kebutuhan Data Penelitian...26
1.8.3 Teknik Pengumpulan Data...35
1.8.4 Metode Analisis Penelitian...36
1.8.5 Kerangka Analisis Penelitian...40
1.9 Sistematika Penulisan Penelitian...40
BAB II... 42
2.1 Definisi Strategi, Kebijakan, dan Program Sektor Pertanian...42
2.3. Keterkaitan Pengembangan Wilayah Dan Agropolitan...47
2.4 Pengembangan Wilayah Agropolitan...51
2.5 Strategi Dan Kebijakan Pengembangan Wilayah Agropolitan...58
2.6 Analisis Konten (Content Analysis)...65
2.7 Analisis Triangulasi...66
2.8 Sintesa Literatur... 67
BAB III...78
3.1 Gambaran Umum Kabupaten Lumajang...78
3.1.1 Kondisi Geografis Kabupaten Lumajang...79
3.1.1.1 Kemiringan Lereng dan Topografi...79
3.1.1.2 Klimatologi dan Geologi...81
3.1.1.3 Hidrologi... 81
3.1.1.4 Aksesibilitas... 82
3.2 Kondisi Sektor Pertanian Kabupaten Lumajang...83
3.2.1 Kawasan Strategis Agropolitan Kabupaten Lumajang...84
3.2.2 Jumlah Produksi Sektor Pertanian Kabupaten Lumajang...86
3.2.3 Fungsi Kawasan Pertanian Kabupaten Lumajang...88
3.3 Kondisi Sosial Ekonomi... 89
3.4 Kondisi Sarana dan Prasarana...93
3.5.1 Sarana Pendidikan...93
3.5.2 Sarana Kesehatan...94
3.5.3 Sarana Peribadatan...95
3.5.4 Sarana Kegiatan Pertanian...96
3.5 Kondisi Teknologi dan Inovasi... 98
3.6 Kondisi Keterkaitan Fungsi Wilayah...103
BAB IV... 108
4.1 Konsep Pengembangan Kawasan Agropolitan Kabupaten Lumajang...108
4.1.1 Perwilayahan Kawasan Agropolitan Kabupaten Lumajang...111
4.1.2 Konsep Rantai Pasok Komoditas Pertanian Kab. Lumajang...114
4.1.3 Fungsi Rantai Support Pengembangan Kawasan Agropolitan Kab. Lumajang. 126 4.2 Konfirmasi dan Validasi Konsep Pengembangan Kawasan Agropolitan Kab. Lumajang ...130
4.2.1 Opini/Pandangan Narasumber...130
4.2.2 Hasil Konfirmasi dan Validasi Opini/Pandangan Narasumber...135
4.3.1 Klasifikasi Faktor Pengembangan Kawasan Agropolitan Kab. Lumajang...138
4.3.2 Faktor Pendukung Pengembangan Kawasan Agropolitan Kab. Lumajang...138
4.3.2.1 Faktor Pendukung yang Perlu Diperkuat...144
4.3.2.2 Faktor Pendukung yang Perlu Diperbaiki...146
4.4 Perumusan Strategi Pengembangan Kawasan Agropolitan Kab. Lumajang...147
4.4.1 Metode Perumusan Strategi...147
4.4.2 Interpretasi Strategi Pengembangan...154
BAB V... 164
5.1 Kesimpulan... 164
5.2 Rekomendasi... 165
5.2.1 Rekomendasi Tindak Lanjut Pengembangan Kawasan Agropolitan Kab. Lumajang Lebih membahas evaluasi 5 faktor yang di pembahasan...166
5.2.2 Rekomendasi dan Saran Untuk Studi Lanjutan...167
DAFTAR PUSTAKA... 168
LAMPIRAN...175
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Peta Administrasi Kabupaten Lumajang...19
Gambar 1.2 Kerangka Pemikiran Penelitian...25
Gambar 1.3 Alur Content Analysis...37
Gambar 1.4 Metode Analisis Triangulasi...39
Gambar 1.5 Kerangka Analisis Penelitian...40
Gambar 2.1 Hierarki Kawasan Teori John Friedmann, 1966...47
Gambar 2.2 Pengembangan Fungsi Kawasan Teori John Friedmann...47
Gambar 2.3 Karakteristik Kawasan Agropolitan Menurut Teori Pertanian...50
Gambar 2.4 Konsepsi Urban Rural Linkage...54
Gambar 2.5 Faktor Pengembangan Kawasan Agropolitan...56
Gambar 2.6 Elemen Penetapan Kawasan Agropolitan...57
Gambar 2.7 Elemen Penetapan Kawasan Agropolitan...57
Gambar 2.8 Elemen Penetapan Kawasan Agropolitan...58
Gambar 2.9 Elemen Pengembangan Kawasan Agropolitan...59
Gambar 2.10 Elemen Pengembangan Kawasan Agropolitan Sebagai Variabel Penelitian...62
Gambar 2.11 Teori Zonasi Lokasi Pertanian...63
Gambar 2.12 Model Pengembangan Kawasan Agropolitan...64
Gambar 2.13 Teori Analisis Konten (Content Analysis)...66
Gambar 2.14 Klasifikasi Analisis Triangulasi...68
Gambar 3.1 Peta Administrasi Kabupaten Lumajang...78
Gambar 3.2 Peta Kontur Kab. Lumajang...80
Gambar 3.3 Peta Hidrologi Kab. Lumajang...82
Gambar 3.4 Peta Jaringan Jalan Kabupaten Lumajang...83
Gambar 3.5 Peta Kawasan Strategis Wilayah Kab. Lumajang...85
Gambar 3.6 Peta Sebaran Komoditas Pertanian Kab. Lumajang...86
Gambar 3.7 Peta Sebaran Komoditas Pertanian Kab. Lumajang...87
Gambar 3.8 Peta Sebaran Lokasi Sistem Pertanian Lokal Kabupaten Lumajang...89
Gambar 3.9 Piramida Penduduk Kabupaten Lumajang Tahun 2023...91
Gambar 3.10 Grafik Kontribusi PDRB Kabupaten Lumajang Tahun 2018-2022...92
Gambar 3.11 Peta Sebaran Sarana Pendidikan Kab. Lumajang...94
Gambar 3.12 Peta Sebaran Sarana Pendidikan Kab. Lumajang...95
Gambar 3.13 Peta Sebaran Sarana Pendidikan Kab. Lumajang...96
Gambar 3.14 Peta Sebaran Pasar Kabupaten Lumajang...97
Gambar 3.15 Peta Wilayah Pelayanan Kabupaten Lumajang...107
Gambar 4.1 Konsepsi Dasar Pengembangan Kawasan Agropolitan Kabupaten Lumajang... 110
Gambar 4.2 Peta Kawasan Strategis Wilayah Kabupaten Lumajang...113
Gambar 4.3 Lokasi Produksi, Pengolahan, dan Distribusi Komoditas Pangan...116
Gambar 4.4 Rantai Pasok Komoditas Pangan di Kab. Lumajang...117
Gambar 4.5 Lokasi Produksi, Pengolahan, dan Distribusi Komoditas Sayuran..117
Gambar 4.6 Rantai Pasok Komoditas Sayuran di Kab. Lumajang...118
Gambar 4.7 Lokasi Produksi, Pengolahan, dan Distribusi Komoditas Biofarmaka ...119
Gambar 4.8 Rantai Pasok Komoditas Biofarmaka di Kab. Lumajang...120
Gambar 4.9 Lokasi Produksi, Pengolahan, dan Distribusi Komoditas Tanaman Hias ...121
Gambar 4.10 Rantai Pasok Komoditas Tanaman Hias di Kab. Lumajang...121
Gambar 4.11 Lokasi Produksi, Pengolahan, dan Distribusi Komoditas Tanaman Buah... 122
Gambar 4.12 Rantai Pasok Komoditas Tanaman Buah di Kab. Lumajang...122
Gambar 4.13 Lokasi Produksi, Pengolahan, dan Distribusi Komoditas Perkebunan1 23 Gambar 4.14 Rantai Pasok Komoditas Perkebunan di Kab. Lumajang...124
Gambar 4.15 Lokasi Produksi, Pengolahan, dan Distribusi Komoditas Peternakan ...125
Gambar 4.16 Rantai Pasok Komoditas Peternakan di Kab. Lumajang...125
Gambar 4.17 Konsepsi Rantai Support Pengembangan Kawasan Agropolitan Kab. Lumajang... 127
Gambar 4.18 Peta Titik Lokasi Sistem Pertanian Lokal Kabupaten Lumajang. .129 Gambar 4.19 Formulasi Informasi (Variabel Penelitian)...140
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Penelitian Terdahulu...21 Tabel 1.2 Tabel Kebutuhan Data Penelitian...26 Tabel 1.3 Variabel Penelitian...28 Tabel 1.4 Klasifikasi Pertanyaan Wawancara Terhadap Faktor Pendukung Pengembangan Kawasan Agropolitan Kab. Lumajang...30 Tabel 1.5 Narasumber Yang Diwawancara...34 Tabel 2.1 Sintesa Literatur... 68 Tabel 3.1 Fungsi Kawasan Pertanian Berdasarkan Komoditas Per Kecamatan Tahun 2023... 88 Tabel 3.2 Aspek Demografi Kependudukan Kabupaten Lumajang Tahun 2023. .91 Tabel 3.3 Jumlah Penduduk Berdasarkan Pendidikan yang Ditamatkan Kabupaten Lumajang Tahun 2022...92 Tabel 3.4 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Lumajang Tahun 2018-2022...93 Tabel 3.5 Jumlah IKM Agropolitan Formal Kecamatan di Kabupaten Lumajang99 Tabel 3.6 Sebaran BUMDesa di Kabupaten Lumajang Tahun 2024...100 Tabel 3.7 Lumbung Pertanian per Kecamatan di Kabupaten Lumajang Tahun 2023 ...102 Tabel 3.8 Alokasi Pupuk Pertanian Kab. Lumajang Tahun 2023...103 Tabel 3.9 Tabel Indeks Desa Membangun 2023 Kabupaten Lumajang...105 Tabel 3.10 Klasifikasi Desa Kota Kabupaten Lumajang Tahun 2010 dan Tahun 2020...106
Tabel 4.1 Kelompok Pertanyaan/Informasi yang Dibutuhkan...140 Tabel 4.2 Penjabaran Faktor Pendukung Kawasan Agropolitan Kab. Lumajang Berdasarkan Jawaban Narasumber...142 Tabel 4.3 Perumusan Strategi Pengembangan Kawasan Agropolitan Kab.
Lumajang... 149
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kawasan agropolitan merupakan kawasan dengan basis atau mayoritas kegiatan pertanian yang tumbuh serta berkembang dengan sistem yang terpadu dengan produktivitas hasil pertanian, dimana hal ini didukung dengan adanya satu atau lebih kawasan perkotaan sebagai pusat pelayanan serta adanya kegiatan pendukung lainnya sebagai sektor pelayanan yang mampu menangani masyarakat dan sektor terkait di sekitar wilayahnya. Hal ini juga perlu dikembangkan dalam suatu keterkaitan fungsional maupun keterkaitan spasial sehingga diharapkan hal tersebut mampu mendorong kegiatan pertanian meliputi kegiatan produksi dan produktivitas sektor pertanian yang menjadi basis aktivitas atau kegiatan di kawasan tersebut. Menurut Estiadi (2008), kawasan agropolitan merupakan pengembangan kawasan perdesaan berbasis pertanian yang difungsikan sebagai pusat pertumbuhan wilayah yang mampu menopang kehidupan dan memenuhi kebuttuhan masyarakat di kawasan sekitarnya.
Secara fungsional, wilayah merupakan salah satu tempat yang menjadi pusat pergerakan dan perkembangan aktivitas dari berbagai sektor dan objek, yang dihasilkan sebagai hasil dari ketersediaan jenis sumber daya yang saling terkait dan saling melengkapi. Sumber daya tersebut meliputi sumber daya manusia, sumber daya lahan, dan sumber daya ekonomi. Sumber daya manusia meliputi penduduk dan tenaga kerja serta berbagai aspek sosiologi dan kemampuan yang dimiliki sumber daya tersebut. Sumber daya lahan meliputi sumber daya ruang beserta infrastruktur dan fasilitas yang tersedia dan terdapat berbagai macam aktivitas didalamnya, dimana hal tersebut dimanfaatkan dalam pemenuhan kebutuhan manusia atau masyarakat yang ada di sekitarnya. Sumber daya ekonomi meliputi ketersediaan modal serta sistem usaha atau kewirausahaan dan kemampuan masyarakat didalamnya untuk turut serta dalam kegiatan dan aktivitas didalamnya.
Kombinasi dan keterkaitan diantara ketiga sumber daya tersebut menghasilkan aktivitas dan basis perkembangannya didalam sebuah kawasan fungsional. Secara sektoral, pertanian dianggap sebagai salah satu kegiatan yang bersifat tradisional dalam rangka penyediaan kebutuhan barang primer. Hal ini sejalan dengan
berkembangnya berbagai sektor yang beriringan dengan sektor pertanian, seperti contoh peningkatan produk pertanian yang berkaitan erat dengan pengembangan ekonomi pada suatu wilayah (Loizou et al., 2019). Pertanian menjadi salah satu faktor penting dalam pengembangan sebuah wilayah, utamanya menjadi pendorong utama dalam kegiatan di wilayah perdesaan (Sinabell, 2009). Peran sektor pertanian tidak hanya berkaitan dengan sektor ekonomi, tetapi juga berkaitan langsung terhadap bagaimana pengembangan wilayah melalui pengembangan kegiatan sistem pertanian yang berkaitan dengan sektor-sektor lain (Alston & Pardey, 2014).
Secara umum, sektor pertanian merupakan salah satu sistem kegiatan yang berbasis pada kegiatan sektor primer yang berkaitan dengan sektor lainnya dan bercirikan pada karakteristik sistem pertanian yang saling berhubungan satu sama lain (Darnkhoffer et al., 2010).
Salah satu negara yang masih mempercayai bahwa sektor pertanian menjadi penting yaitu negara China. Sistem pertanian yang terstruktur dan ditunjang dengan adanya kerjasama di bidang perdagangan sepanjang jalur sutra, membuat sektor pertanian di China mulai berkembang pesat. Hal ini yang menyebabkan adanya berbagai pengembangan dan pertukaran inovasi dalam rangka meningkatkan sektor terkait, khususnya yang berkaitan dengan ekonomi dan pertanian di negara yang dilalui perdagangan Jalur Sutra (Li et al., 2019). Hal ini juga sejalan dengan adanya pola pembangunan agrikultur secara global yang menyesuaikan dengan kondisi bentang alam dan kelestarian ekosistem lingkungan yang lebih menekankan pada penyesuaian kondisi iklim, dimana hal tersebut ditujukan untuk mempromsikan pembangunan pertanian berkelanjutan (Liu, 2017). Berbagai model telah diberlakukan, utamanya yang berkaitan dengan pengembangan sistem pertanian berkelanjutan, salah satunya yaitu integrasi antara faktor sosial, ekologi, dan ekonomi yang menjadi salah satu proses interaksi jangka panjang dari sistem pertanian ekologis. Hal ini menunjukkan adanya berbagai ebntuk pengembangan, mulai dari diversifikasi pola guna lahan, pengembangan sistem kelembagaan, hingga promosi dan inovasi produk dalam mendukung pembangunan pertanian berkelanjutan (Shi & Gill, 2005). Faktor ekonomi, masyarakat, teknologi, sumber daya, dan lingkungan juga perlu dibangun sebagai salah satu faktor pendorong
dibangunnya sistem pertanian di kawasan agrikultural sebagai sistem yang kompleks dan komprehensif (Zhao, 2004).
Salah satu daerah yang memiliki fokus pengembangan kawasan agropolitan yaitu Kabupaten Lumajang. Kabupaten lumajang merupakan salah satu kabupaten yang ada di Provinsi Jawa Timur. Kabupaten Lumajang memiliki luasan wilayah sebesar 179.090 hektar, dan berdasarkan data BPS Kabupaten Lumajang Dalam Angka Tahun 2022, luasan areal pertanian di wilayah Kabupaten Lumajang mencakup 49.831 hektar, meliputi areal perkebunan dan persawahan. Hal ini menjadi bukti bahwa mayoritas fungsi guna lahan pada wilayah Kabupaten Lumajang merupakan wilayah dengan fungsi kawasan pertanian.. Hal tersebut menjadi salah satu faktor pendukung utama ditetapkannya pengembangan wilayah Kabupaten Lumajang menjadi kawasan agropolitan, yang telah dijelaskan dalam dokumen perencanaan RTRW Kab. Lumajang Tahun 2012-2032 yang menyatakan bahwa terdapat wilayah yang menjadi fokus pengembangan kawasan khusus, dan ditetapkan sebagai kawasan strategis agropolitan, yaitu di Kec. Pasirian, Kec.
Gucialit, Kec. Senduro, Kec. Pasrujambe, dan Kec. Candipuro. Di satu sisi, melimpahnya lahan pertanian produktif dan beragamnya komoditas pertanian diharapkan mampu menjadi penopang perekonomian masyarakat didalamnya.
Meski demikian, hingga saat ini, hal tersebut belum bisa ditunjukkan dari perekonomian Kabupaten Lumajang secara makro. Pertumbuhan kawasan agropolitan belum sepenuhnya berkembang, yang disebabkan dengan minimnya kontribusi pembangunan sarana dan prasarana penunjang kegiatan pertanian, ditambah dengan minimnya kualitas dan struktur wilayah yang ada di Kabupaten Lumajang. Pertumbuhan kawasan agropolitan belum sepenuhnya berkembang, yang disebabkan dengan minimnya kontribusi pembangunan sarana dan prasarana penunjang kegiatan pertanian, ditambah dengan minimnya kualitas dan struktur wilayah yang ada di Kabupaten Lumajang. Selain itu, belum dirumuskannya strategi pengembangan kawasan atau wilayah agropolitan di Kabupaten Lumajang tersebut untuk mendukung penelitian ini yaitu untuk melakukan pengembangan strategi pengembangan kawasan agropolitannya berdasarkan kondisi eksisting yang dimiliki. Hal ini menjadi tidak sinkron karena meninjau dari penetapan wilayah Kab. Lumajang sebagai salah satu wilayah pengembangan (WP) berbasis sistem
agropolitan di Provinsi Jawa Timur serta sebagai bentuk dukungan perwujudan wilayah Provinsi Jawa Timur sebagai wilayah lumbung pangan nasional, dimana hal tersebut tercantum dalam dokumen Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Jawa Timur Tahun 2011-2031.
1.2 Rumusan Masalah
Menurut Mena, et all (2019), dijelaskan bahwa kawasan agropolitan perdesaan mencakup produksi hingga pemasaran produk pertanian. Hal ini disesuaikan dengan kondisi, potensi, dan permasalahan sebuah wilayah perdesaan.
Salah satu wilayah yang memiliki fokus pengembangan ke arah kawasan agropolitan yaitu Kabupaten Lumajang. Di satu sisi, melimpahnya lahan pertanian produktif dan beragamnya komoditas pertanian diharapkan mampu menjadi penopang perekonomian masyarakat didalamnya. Meski demikian, hingga saat ini, hal tersebut belum bisa ditunjukkan dari perekonomian Kabupaten Lumajang secara makro. Pertumbuhan kawasan agropolitan belum sepenuhnya berkembang, yang disebabkan dengan minimnya kontribusi pembangunan sarana dan prasarana penunjang kegiatan pertanian, ditambah dengan minimnya kualitas dan struktur wilayah yang ada di Kabupaten Lumajang. Selain itu, belum dirumuskannya strategi pengembangan kawasan atau wilayah agropolitan di Kabupaten Lumajang tersebut untuk mendukung penelitian ini yaitu untuk melakukan pengembangan strategi pengembangan kawasan agropolitannya berdasarkan kondisi eksisting yang dimiliki. Adapun rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah Bagaimana implementasi perumusan strategi pengembangan kawasan agropolitan berdasarkan kondisi dan potensi sektor di Kabupaten Lumajang.
Pertanyaan penelitian ini muncul karena meninjau dari penetapan wilayah Kab.
Lumajang sebagai salah satu wilayah pengembangan (WP) berbasis sistem agropolitan di Provinsi Jawa Timur serta sebagai bentuk dukungan perwujudan wilayah Provinsi Jawa Timur sebagai wilayah lumbung pangan nasional, dimana hal tersebut tercantum dalam dokumen Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Jawa Timur Tahun 2011-2031. Berikut merupakan rumusan masalah dari penelitian ini, antara lain yaitu:
Bagaimana rumusan konsep pengembangan kawasan agropolitan Kabupaten Lumajang berdasarkan kondisi eksisting yang dimilikinya ?
Faktor apa saja yang menjadi pendukung pertumbuhan kawasan agropolitan Kabupaten Lumajang dan bagaimana kondisi dari faktor-faktor tersebut ?
Bagaimana strategi pengembangan faktor-faktor pendukung pertumbuhan kawasan agropolitan Kabupaten Lumajang ?
1.3 Tujuan dan Sasaran 1.3.1 Tujuan
Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk memahami konsep pengembangan kawasan agropolitan di Kabupaten Lumajang berdasarkan hasil komparasi antara kondisi eksisting dan persepsi ahli serta menentukan berbagai strategi yang dilakukan dalam mengembangkan faktor yang berpengaruh terhadap pengembangan dan pertumbuhan kawasan agropolitan yang tersebar di Kabupaten Lumajang.
1.3.2 Sasaran
Adapun untuk sasaran pada penelitian ini yaitu:
a. Merumuskan konsep pengembangan Kawasan Agropolitan Kabupaten Lumajang berdasarkan kondisi eksisting sektor pertanian.
b. Melakukan validasi, konfirmasi, dan klarifikasi konsep pengembangan kawasan agropolitan di Kabupaten Lumajang berdasarkan persepsi stakeholder (pemerintahan) dengan menerapkan metode perencanaan konfirmatif.
c. Merumuskan dan menentukan faktor pendukung pengembangan kawasan agropolitan yang dibutuhkan beserta konsep pengembangannya.
d. Merumuskan implikasi strategi dan rekomendasi terkait konsep pengembangan kawasan agropolitan di Kabupaten Lumajang dalam kebijakan pembangunan daerah Kabupaten Lumajang.
1.4 Ruang Lingkup
1.4.1 Lingkup Penelitian A. Lingkup Analisis Makro
Wilayah penelitian berada di Kabupaten Lumajang. Kabupaten Lumajang merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Timur yang terletak di sebelah timur ujung Pulau Jawa. Secara geografis, wilayah Kabupaten Lumajang terletak antara 112˚50’-113˚22’ Bujur Timur dan 7˚52’– 8˚23’ Lintang Selatan. Kabupaten
Lumajang terdiri dari 21 (dua puluh satu) kecamatan. Wilayah Kabupaten Lumajang memiliki total luas 179.090 ha atau sebesar 3,74% dari luas Provinsi Jawa Timur. Kecamatan dengan luas wilayah terluas di Kabupaten Lumajang adalah Kecamatan Senduro dengan luas 17.089 ha. Adapun batas – batas administrasi Kabupaten Lumajang sebagai berikut:
Sebelah Utara : Kabupaten Probolinggo
Sebelah Timur : Kabupaten Jember
Sebelah Selatan : Samudra Indonesia
Sebelah Barat : Kabupaten Malang
Secara makro, wilayah Kabupaten Lumajang dipilih sebagai lokasi studi dengan pertimbangan bahwa pengembangan kawasan agropolitan di Provinsi Jawa Timur tersebar di beberapa wilayah kabupaten, salah satunya yaitu Kabupaten Lumajang, dengan fokus dan basis kegiatan pertanian. Hal ini juga dijelaskan dalam dokumen Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Timur Tahun 2011-2031 yang menyatakan bahwa Kabupaten Lumajang menjadi salah satu wilayah dengan pengembangan kawasan agropolitan. Selain itu, pemilihan wilayah Kab. Lumajang sebagai lokasi penelitian, didasarkan pada tinjauan dokumen sekunder tentang penetapan wilayah Kab. Lumajang sebagai salah satu wilayah pengembangan (WP) berbasis sistem agropolitan di Provinsi Jawa Timur serta sebagai bentuk dukungan perwujudan wilayah Provinsi Jawa Timur sebagai wilayah lumbung pangan nasional, dimana hal tersebut tercantum dalam dokumen Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Jawa Timur Tahun 2011-2031.
Gambar 1.1 Peta Administrasi Kabupaten Lumajang
Sumber: Dokumen Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2035
B. Lingkup Analisis Mikro
Lingkup analisis mikro meliputi berbagai wilayah yang menjadi lokasi pengembangan kawasan agropolitan secara mendetail. Dalam penelitian ini, dijelaskan lingkup analisis mikro akan membahas kelima variabel, yang meliputi kondisi sektor pertanian, sosial ekonomi, inovasi dan teknologi, ketersediaan sarana prasarana, dan keterkaitan antar fungsi wilayah yangb meliputi 5 kecamatan agropolitan di Kab. Lumajang, yaitu Kec. Senduro, Kec. Pasrujambe, Kec. Gucialit, Kec. Pasirian, dan Kec. Candipuro, atau lebih dikenaldengan sebutan Kawasan Agropolitan Pandiro Sejalit. Pemilihan ruang wilayah analisis makro ini juga didasarkan pada penyesuaian tujuan dan pengembangan kawasan strategis kepentingan pertumbuhan ekonomi daerah melalui pengembangan kawasan agropolitan.
1.4.2 Lingkup Substansi
Ruang lingkup yang dibahas pada penelitian ini yaitu pembahasan mengenai penentuan dan pengembangan faktor pertumbuhan kawasan agropolitan di Kabupaten Lumajang, dimana substansi yang akan dibahas meliputi:
Kondisi Sektor Pertanian Kabupaten Lumajang
Membahas mengenai kondisi eksisting dari bidang pertanian, yang meliputi jumlah produksi komoditas pertanian, penentuan komoditas unggulan di wilayah kecamatan Kabupaten Lumajang, hingga penjelasan mengenai pengembangan kawasan agropolitan eksisting yang ada di Kabupaten Lumajang.
Kondisi Sosial Ekonomi Wilayah Kab. Lumajang
Membahas mengenai kondisi sosial ekonomi di Kab. Lumajang, meliputi kondisi sosial demografis masyarakat dan perkembangan dan identifikasi kondisi perekonomian di Kab. Lumajang.
Kondisi Ketersediaan Sarana dan Prasarana Wilayah Kab. Lumajang Membahas terkait ketersediaan sarana dan prasarana wilayah di Kab.
Lumajang, dengan mengidentifikasi ketersediaan sarana dan prasarana dasar serta layanan sarana prasarana di sektor pertanian.
Ketersediaan Teknologi dan Inovasi Sektor Pertanian Kab. Lumajang Membahas ketersediaan dan identifikasi teknologi dan inovasi sektor pertanian sebagai salah satu faktor pendukung pengembangan kawasan agropolitan di Kab.
Lumajang.
Kondisi Keterkaitan Fungsi Wilayah di Kab. Lumajang
Membahas mengenai interkonektivitas dan akses antar wilayah di Kab.
Lumajang, yang diidentifikasi berdasarkan fungsi wilayah secara spasial dan fungsional.
1.5 Manfaat Penelitian 1.5.1 Manfaat Teoritis
Secara teoritis, diharapkan penelitian ini mampu memberikan manfaat dari aspek teori dalam hal pengembangan ilmu pengetahuan yang disesuaikan dengan bidang Perencanaan Wilayah dan Kota. Penelitian ini juga diharapkan mampu memberikan tambahan pandangan, persepsi, serta wawasan pengetahuan mengenai pengembangan wilayah ditinjau dari sektor pertanian yang nantinya mampu mendukung tumbuh dan berkembangnya kawasan agropolitan di wilayah desa maupun perkotaan. Selain itu, diharapkan hasil dari penelitian ini mampu memberikan rekomendasi, saran, dan implikasi lanjutan dalam sektor pertanian yang bersinggungan langsung dengan bidang Perencanaan Wilayah dan Kota dalam pengembangan wilayah berbasis kawasan agropolitan.
1.5.2 Manfaat Praktis
Manfaat praktis dari penelitian ini yaitu diharapkan adanya pemberian wawasan dan persepsi sebagai bahan rekomendasi untuk penyusunan rencana pengembangan wilayah berbasis kawasan agropolitan di Kabupaten Lumajang, khususnya bagi pemerintah Kabupaten Lumajang. Hal ini juga diharapkan mampu mendukung adanya pengembangan kawasan agropolitan berbasis komoditas unggulan di Kabupaten Lumajang sebagai upaya perwujudan penetapan Kabupaten Lumajang sebagai “lumbung padi” di Provinsi Jawa Timur. Penelitian ini juga diharapkan mampu memberikan rekomendasi mengenai berbagai upaya dan strategi untuk mewujudkan pengembangan kawasan agropolitan yang memiliki potensi besar bagi perkembangan wilayah Kabupaten Lumajang secara umum.
1.6 Originalitas Penelitian (Kebaruan/Keaslian)
Berikut merupakan penjabaran penelitian terdahulu yang berkaitan dengan substansi penelitian ini, yang dijabarkan pada tabel 1.1 berikut ini.
Tabel 1.1 Penelitian Terdahulu No
.
Judul Penelitian Penulis/Tahun Hasil Penelitian Gap Penelitian 1. Potensi Wilayah
Dalam
Pengembangan Kawasan Agropolitan di Kabupaten Toba Samosir
Damiana Simanjuntak (2013)
Penelitian ini menggunakan 2 analisis, yaitu analisis LQ SS dan analisis SWOT.
Hasil analisis LQ dan SS menunjukkan adanya kontribusi dominasi dari sektor pertanian dan sektor industri yang cenderung basis dan komparatif.
Berdasarkan hasil analisis SWOT, terdapat beberapa strategi
pengembangan kawasan agropolitan di Kab. Toba Samosir, meliputi pengembangan sektor potensial (pertanian &
industri), perbaikan permodalan dan
Penelitian ini akan
menambahkan variabel kondisi sosial ekonomi masyarakat dan teknologi informasi sebagai salah satu faktor pendukung pengembangan kawasan agropolitan yang telah disesuaikan dengan kondisi eksisting di Kabupaten Lumajang sebagai
wilayah studi penelitian.
No .
Judul Penelitian Penulis/Tahun Hasil Penelitian Gap Penelitian pendidikan pertanian
bagi para pelaku usaha pertanian, peningkatan regulasi dalam investasi sektor pertanian, pemanfaatan lahan secara optimal, dan perbaikan sarana dan prasarana penunjang kegiatan pertanian di Kab. Toba Samosir.
2. Penentuan Faktor- Faktor
Pengembangan Wilayah Agropolitan Kabupaten Merauke Berbasis Komoditas Padi
Esau Willem Harun
Walinaulik (2016)
Kabupaten Merauke mulai mencanangkan program Merauke Integrated Food And Energy Estate. Dari hasil analisis, didapatkan 14 variabel yang berpengaruh
terhadap pengembangan wilayah agropolitan Kabupaten Merauke, antara lain yaitu SDM, daya dukung dan kesesuaian lahan, serta sarana dan prasarana penunjang.
Pada penelitian
ini akan
ditambahkan dan
disesuaikan dengan variabel kondisi sektor pertanian, dimana hal ini
juga akan
disesuaikan dengan
peraturan atau kebijakan tata ruang yang berlaku di Kabupaten Lumajang yang berkaitan dengan
rencana pengembangan kawasan agropolitan.
3. Evaluasi Pengembangan Wilayah Dalam Meningkatkan
Kawasan Agropolitan Kabupaten Tabalong
Aditya Pula Nugraha (2012)
Hasil penelitian ini menunjukkan adanya tiga faktor utama hasil evaluasi pengembangan kawasan agropolitan
di Kabupaten
Tabalong, yaitu faktor migrasi penduduk, potensi
ekonomi, dan
ketersediaan sarana dan prasarana.
Pada penelitian
ini lebih
terfokus pada peninjauan faktor kewilayahan dan komoditas pertanian yang menjadi faktor penting dalam pengembangan kawasan agropolitan di
No .
Judul Penelitian Penulis/Tahun Hasil Penelitian Gap Penelitian Dengan adanya
peningkatan kualitas dan kuantitas ketiga faktor tersebut, diharapkan
kedepannya proses pengembangan kawasan agropolitan
di Kabupaten
Tabalong berjalan secara optimal.
Kabupaten Lumajang.
4. Faktor Prioritas Pengembangan Komoditas Susu Sapi Perah di Kecamatan Sendang Kabupaten Tulungagung Dengan Konsep Agribisnis
Fatimah Ash Sharfina dan Mochamad Yusuf (2022)
Analisis ini
menggunakan analisis konten dan analisis AHP,
dimana hasil
penelitian ini menunjukkan terdapat lima faktor internal dalam pengembangan agribisnis susu sapi
perah yaitu
kompetensi
peternak, pakan, ketersediaan lahan, sarana inseminasi
buatan, dan
ketersediaan bibit.
Penelitian ini akan
membahas secara makro, yaitu meninjau faktor
kewilayahan yang
mendukung pengembangan kawasan agropolitan, yang ditinjau dari sisi makro (kewilayahan) dan mikro (kondisi pertanian) yang ada di Kabupaten Lumajang.
5. Potensi Dan
Pengembangan Komoditas Unggulan Sektor Pertanian Di Provinsi Sumatera Utara
Desi Novita, Mhd. Ilham Riyadh, Mhd.
Asaad, Teja Rinanda (2023)
Hasil analisis menunjukkan terdapat beberapa komoditas utama dalam
pengembangan kawasan agropolitan, antara lain yaitu Cabai Merah, Kubis, Durian, Salak, hingga Karet dan Perikanan Laut.
Terdapat tiga kriteria
utama yang
berpengaruh penting dalam
pengembangan kawasan agropolitan,
Penelitian ini akan
menambahkan terkait faktor lokasi, fungsi kegiatan, dan fungsi ruang dari masing- masing
wilayah berbasis komoditas unggulan per kecamatan, dimana didalamnya akan
ditambahkan
No .
Judul Penelitian Penulis/Tahun Hasil Penelitian Gap Penelitian antara lain yaitu
lapangan pekerjaan, peningkatan daya saing, dan kontribusi sektor pertanian terhadap
pengembangan kawasan agropolitan.
Arah pengembangan
lebih kepada
peningkatan produktivitas, peningkatan daya saing komoditas melalui ekspor, pengembangan intensifikasi
pertanian dan regulasi
kelembagaan, serta penguatan
kompetensi dan kapabilitas petani
dalam upaya
hilirisasi produk komoditas unggulan pertanian.
faktor lokasi, sosial ekonomi masyarakat, dan faktor teknologi informasi.
Sumber: Hasil Analisis Penulis; 2024
1.7 Kerangka Pemikiran Penelitian
Secara garis besar, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui berbagai faktor yang mendukung adanya pengembangan kawasan agropolitan di Kabupaten Lumajang. Hal ini didasarkan pada Peraturan Provinsi Jawa Timur Nomor 10 Tahun 2023 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Timur Tahun 2011-2031 dan Peraturan Daerah Kabupaten Lumajang Nomor 4 Tahun 2023 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Lumajang Tahun 2023-2043 yang menyatakan bahwa adanya rencana pengembangan kawasan agropolitan di Kabupaten Lumajang. Selanjutnya, penelitian ini juga didasarkan pada penetapan wilayah Kab. Lumajang sebagai salah satu wilayah pengembangan (WP) berbasis sistem agropolitan di Provinsi Jawa Timur serta sebagai bentuk dukungan perwujudan wilayah Provinsi Jawa Timur sebagai wilayah lumbung pangan nasional. Berangkat dari hal tersebut, maka penelitian ini dilakukan sebagai salah
pendukung dalam perwujudan rencana pengembangan kawasan agropolitan di Kabupaten Lumajang. Berikut merupakan kerangka pikir penelitian yang akan dilakukan dalam penelitian ini, yang tercantum dalam gambar 1.2.
Gambar 1.2 Kerangka Pemikiran Penelitian Sumber: Hasil Analisis Penulis; 2024
1.8 Metode Penelitian
1.8.1 Pendekatan Penelitian
Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk memberikan sudut pandang dan menjawab berbagai rumusan masalah yang telah dijelaskan sebelumnya. Penelitian ini juga menggunakan beberapa pendekatan penelitian. Pendekatan penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Secara detail, metode atau pendekatan penelitian kualitatif ditujukan untuk menjawab dan memberikan hasil
rekomendasi penelitian terkait alternatif pengembangan faktor pendukung pertumbuhan kawasan agropolitan di Kabupaten Lumajang. Penelitian ini kualitatif ini juga memperhatikan dalam hal pengumpulan dan analisis data berupa data numerik dan berupa data teks.
Adapun untuk pendekatan penelitian ini lebih mengarah pada pendekatan Top Up Planning. Hal ini dikarenakan pada penelitian ini lebih mengutamakan sudut pandang atau persepsi dari instansi pemerintahan terhadap kebijakan yang telah dilakukan atau ditetapkan dengan tujuan memberikan keterlibatan peran masyarakat yang ada didalamnya untuk ikut dalam proses perencanaan yang akan dilakukan
1.8.2 Kebutuhan Data Penelitian
Kebutuhan data dalam penelitian ini menjadi pedoman data yang digunakan dalam penelitian ini, dengan pembahasan yang terbagi menjadi 4, yaitu kebutuhan data penelitian, variabel penelitian, instrumen penelitian, dan kelompok narasumber yang diwawancara dalam penelitian ini.
A. Kebutuhan Data Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dimana terdapat beberapa data, baik data skala, ordinal, maupun data berupa teks yang akan dikumpulkan guna melengkapi hasil analisis yang dibutuhkan. Berikut merupakan tabel kebutuhan data penelitian yang tercantum dalam tabel 1.2.
Tabel 1.2 Tabel Kebutuhan Data Penelitian
No. Sasaran Jenis Data Tahun
Teknik Pengumpulan
Data
Sumber
1.
Mengidentifikasi dan memahami
kondisi sektor pertanian di Kab.
Lumajang
Dokumen RTRW Kab.
Lumajang
Terbaru Sekunder
Bappeda Kab.
Lumajang Dokumen
RPJMD Kab.
Lumajang
Terbaru Sekunder
Bappeda Kab.
Lumajang Dokumen
Renstra Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kab.
Lumajang
2019-
2024 Sekunder
Dinas Ketahanan Pangan dan
Pertanian Kab.
Lumajang 2. Mengidentifikasi
aspek ekonomi dan
Dokumen Statistik Badan
2019- 2024
Sekunder BPS Kab.
Lumajang
No. Sasaran Jenis Data Tahun
Teknik Pengumpulan
Data
Sumber Kab. Lumajang (BPS Kab.
Lumajang)
3.
Mengklasifikasi ketersediaan sarana
dan prasarana wilayah (sarpras dasar dan layanan
pertanian)
Dokumen Statistik Kab.
Lumajang
2019-
2024 Sekunder BPS Kab.
Lumajang Dokumen
RKPD Dinas PUPR Kab.
Lumajang
Terbaru Sekunder
Dinas PUPR Kab.
Lumajang Dokumen
RKPD Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kab.
Lumajang
Terbaru Sekunder
Dinas Ketahanan Pangan dan
Pertanian Kab.
Lumajang Dokumen
Renstra Dinas Koperasi dan Perdagangan Kab.
Lumajang
Terbaru Sekunder
Dinas Koperasi, UMKM, dan Perdagangan
Kab.
Lumajang
4.
Klasifikasi Ketersediaan Teknologi dan Inovasi Daerah Kab. Lumajang
Dokumen Renstra Bappeda Kab.
Lumajang
Terbaru Sekunder
Bappeda Kab.
Lumajang
5.
Mengidentifikasi keterkaitan dan konektivitas fungsi antar wilayah Kab.
Lumajang
Dokumen RPJMD Kab.
Lumajang
Terbaru Sekunder Bappeda Kab.
Lumajang Dokumen
RPJPD Kab.
Lumajang
Terbaru Sekunder
Bappeda Kab.
Lumajang Sumber: Hasil Analisis Data Sekunder; 2024
a. Data Primer
Data primer yang digunakan dalam penelitian ini terbagi menjadi dua, yaitu data teks berupa informasi dari narasumber yang telah ditunjuk sebelumnya, dengan informasi yang diberikan meliputi kondisi dari kelima variabel penelitian dan ditambah dengan pemberian saran dan masukkan mengenai konsepsi dasar pengembangan kawasan agropolitan di Kabupaten Lumajang yang tertera pada kuisioner penelitian. Data primer selanjutnya yaitu data pengamatan atau observasi lapangan yang berkaitan dengan kelima variabel yang telah penulis lakukan di lokasi studi.
b. Data Sekunder
Data sekunder meliputi beberapa bentuk, seperti jurnal atau referensi penelitian ilmiah yang linier dengan topik penelitian, naskah akademis perencanaan dalam beberapa tingkatan wilayah. Jurnal tersebut termuat beberapa hal, seperti contoh penentuan strategi dan faktor pendukung pertumbuhan kawasan agropolitan. Hal ini juga didukung dengan adanya berbagai dokumen dari data sekunder yang akan dikumpulkan, dengan rincian dokumen antara lain:
1. Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Lumajang Tahun 2023-2043.
2. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Lumajang Tahun 2018-2023.
3. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Lumajang Tahun 2023-2028.
4. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Lumajang Tahun 2005-2025.
5. Dokumen di Bidang Pertanian, Perkebunan, dan Kehutanan.
6. Dokumen di Bidang Perekonomian, mencangkup data Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Lumajang.
7.
Data Badan Pusat Statistik (Kabupaten Lumajang Dalam Angka).B. Variabel Penelitian
Berikut merupakan penjabaran variabel yang digunakan pada penelitian ini yang didukung dengan indikator dan definisi operasional pada tabel 1.3.
Tabel 1.3 Variabel Penelitian
Variabel Indikator Definisi Operasional
Potensi Sektor Pertanian
Jenis Komoditas Unggulan
Ketersediaan komoditas unggulan di setiap kecamatan di Kabupaten
Lumajang.
Jumlah Produksi Komoditas
Jumlah produksi per komoditas di setiap kecamatan di Kabupaten
Lumajang.
Produktivitas Komoditas
Tingkat produktivitas komoditas pertanian di
Kabupaten Lumajang.
Kondisi Sosial Ekonomi Jumlah Penduduk Jumlah penduduk diklasifikasikan berdasarkan kecamatan di
Kabupaten Lumajang.
Variabel Indikator Definisi Operasional Penduduk Bekerja Jumlah penduduk bekerja
per sektor di Kabupaten Lumajang.
Ekspor Impor Tingkat dan nilai ekspor impor sektor pertanian
Ketersediaan Sarana Prasarana
Sarana Pendidikan Ketersediaan sarana pendidikan Sarana Kesehatan Ketersediaan sarana
kesehatan Sarana Peribadatan Ketersediaan sarana
peribadatan Sarana Pasar dan
Pendukung Lainnya
Ketersediaan sarana pasar sebagai wadah pemasaran hasil/produk pertanian Prasarana Alat dan Sistem
Pertanian
Ketersediaan alat dan sistem pertanian yang
memadai
Inovasi dan Teknologi
Sistem Inovasi Daerah
Ketersediaan terkait inovasi produk, inovasi pengolahan, dan sistem manajemen komoditas
pertanian Sistem Pemasaran Produk
Pertanian Ketersediaan dan tingkat efektivitas pemasaran
produk pertanian
Keterkaitan Fungsi Wilayah
Wilayah Produksi
Ketersediaan lokasi atau kawasan sebagai pusat aktivitas produksi kegiatan
pertanian
Wilayah Pengolahan
Ketersediaan lokasi atau kawasan sebagai pusat
aktivitas pengolahan, meliputi Inisial Processing
dan proses kegiatan pengolahan lanjutan komoditas pertanian
Wilayah Distribusi
Ketersediaan lokasi atau kawasan sebagai pusat aktivitas distribusi dari hasil olahan komoditas
pertanian Sumber: Hasil Analisa Data Sekunder; 2024
C. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian ini yaitu berupa daftar pertanyaan yang diajukan dalam wawancara kepada para narasumber yang telah ditetapkan sebelumnya. Pertanyaan penelitian ini juga mengacu pada kelima variabel penelitian yang menjadi pedoman
dasar jawaban dari para narasumber. Berikut merupakan tabel instrumen penelitian yang dijelaskan pada tabel 1.4.
Tabel 1.4 Klasifikasi Pertanyaan Wawancara Terhadap Faktor Pendukung Pengembangan Kawasan Agropolitan Kab. Lumajang
Faktor Aspek Pertanyaan
Potensi Sektor Pertanian
Jenis Komoditas Unggulan
Di Kabupaten Lumajang terdapat komoditas apa saja ?
Jumlah Produksi Komoditas
Berdasarkan data sekunder, BPS Kabupaten Lumajang terdapat beberapa
komoditas dengan
produksi terbanyak, seperti pangan, hortikultura sayur- sayuran, buah-buahan, hingga perkebunan, apakah itu benar ?
Produktivitas Komoditas
Menurut anda, seberapa besar produktivitas komoditas pertanian di Kabupaten Lumajang ?
Kondisi Sosial Ekonomi
Jumlah Penduduk
Menurut anda, bagaimana kontribusi penduduk dalam mendukung pertumbuhan kawasan agropolitan di Kabupaten Lumajang ?
Penduduk Bekerja
Menurut anda, dari segi apa saja kontribusi penduduk terhadap pertumbuhan kawasan agropolitan di Kabupaten Lumajang ?
Ekspor Impor
Menurut anda, apakah ada ekspor impor terkait dengan komoditas pertanian di Kabupaten Lumajang ?
Jika ada, bisa dijelaskan terkait wilayah ekspor impor dan jenis
komoditas apa saja yang terlibat didalamnya ? Ketersediaan Sarana
Prasarana
Sarana Pendidikan Bagaimana terkait dengan ketersediaan layanan dasar
(kesehatan, pendidikan, dan peribadatan) di Kabupaten Lumajang ? Apakah hal tersebut sudah optimal dan Sarana Kesehatan
Sarana Peribadatan Sarana Pasar dan Pendukung Lainnya Prasarana Alat dan Sistem
Pertanian
Faktor Aspek Pertanyaan merata di berbagai kecamatan di
Kabupaten Lumajang ?
Sepengetahuan anda, apakah di wilayah Kabupaten Lumajang sudah terdapat berbagai sarana dan prasarana penunjang kegiatan pertanian, seperti terminal agribisnis, pasar induk dan lain sebagainya ?
Jika sudah ada, apakah menurut anda
ketersediaan sarana dan prasarana penunjang pertanian tersebut sudah optimal ?
Adakah sarana dan prasarana penunjang kegiatan pertanian di kawasan tersebut sebagai pendukung pengembangan kawasan agropolitan ?
Secara umum, menurut anda, adakah jenis transportasi khusus pengangkut hasil/komoditas pertanian di tiap kecamatan di
Kabupaten Lumajang ?
Dengan adanya Grand Design Konsep Pengembangan
Kawasan Agropolitan di Kabupaten Lumajang, faktor atau komponen apa yang kira-kira perlu ditambahkan dan ditinjau dalam upaya mendukung hal tersebut
?
Teknologi dan Informasi Sistem Inovasi Daerah Sepengetahuan anda, bagaimana kondisi terkait inovasi produk, inovasi pengolahan, dan sistem manajemen komoditas pertanian di Kabupaten