NAMA : Dini Istiani NIM : 142011133080 KELAS : B
1. Biopsi
Biopsi adalah salah satu tes yang biasanya dilakukan untuk mendeteksi dan memantapkan diagnosis penyakit kanker. Biopsi dilakukan sebagai prosedur mengambil jaringan atau sampel sel dari tubuh Anda. Kemudian, sampel sel tersebut akan diuji dalam sebuah laboratorium dan dilihat bentuknya di bawah mikroskop (Zuliani dkk., 2021).
2. Metaplasia
Metaplasia adalah proses reversibel di mana jenis sel yang terdiferensiasi dengan baik digantikan oleh jenis sel lain yang berbeda dari germline yang sama. Ini bisa menjadi perubahan fisiologis normal dalam tipe sel seperti pengerasan tulang rawan ke tulang. Ini berarti metaplasia melibatkan perubahan dalam tipe sel tergantung pada kondisi tubuh (Retnaningsih, 2017).
3. Hyperplasia
Hyperplasia merupakan salah satu perubahan seluler yang di temukan dalam pemeriksaan mikroskopik pada kelenjar adrenal. Hyperpelasia adalah keadaan dimana jaringan membesar karena jumlah sel yang terus bertambah (Rumlaklak dkk., 2019).
4. Hipertrofi
Hipertrofi merupakan kerusakan jaringan yang ditandai dengan pertambahan ukuran sel, karakteristik dari hipertrofi ini dapat terlihat dari terjadinya penyempitan lumen pada tubulushipertrofi merupakan salah satu gejala awal dari nekrosis (Sani dkk., 2020).
5. Karyolisis
Kariolisis adalah proses larutnya kromatin di dalam inti sel yang terjadi secara alami atau dikarenakan adanya kerusakan pada jaringan tubuh. Ciri-ciri dari terjadinya kariolisis adalah inti sel akan menjadi sangat pucat dan tidak berbentuk (Antoniazzi et al 2018).
6. Piknosis
Piknosis merupakan salah satu fase dari nekrosis koagulatif. Nekrosis koagulatif respon awal yang seringkali muncul akibat hypoxia, ischemia atau kerusakan yang disebabkan toksin. Fase awal yang terjadi pada nekrosis koagulatif adalah piknosis yang ditandai dengan nukleus yang terkondensasi, kemudian fase karioreksis yang ditandai dengan nukleus yang terfragmen dan fase akhirnya adalah kariolisis yang ditandai dengan nukleus yang melebur atau lisis (Kuswardhani dkk., 2021).
7. Oedema
Oedema adalah kondisi membengkaknya jaringan tubuh akibat penumpukan cairan.
oedema bisa disebabkan oleh berbagai hal dan dapat muncul di berbagai bagian tubuh.
Oedema merupakan pertanda adanya kebocoran cairan tubuh melalui dinding pembuluh darah. Cairan ini kemudian menumpuk pada jaringan di sekitarnya dan menyebabkan pembengkakan (Lent-Schochet & Jialal, 2019).
8. Haemorhage
Haemorhage merupakan kumpulan ekstravasasi darah yang besar akibat adanya trauma sehingga menimbulkan massa yang dapat teraba. Haemorhage adalah salah satu bentuk purpura, yaitu pewarnaan yang berbatas jelas yang ditimbulkan oleh perdarahan di bawah permukaan kulit (Djati & Dewi, 2018).
9. Tumor
Tumor merupakan sebuah pertumbuhan sel dalam bentuk benjolan atau jaringan yang tumbuh tidak terkendali yang dapat mengakibatkan gejala kanker atau tidak menimbulkan gejala kanker pada tubuh. Tumor memiliki dua jenis yang berbeda yaitu tumor jinak yang biasa disebut meningioma dan tumor ganas yang biasa disebut glioblastoma (Kristian dkk., 2021).
10. Neoplasma
Neoplasma merupakan massa jaringan yang abnormal, tumbuh berlebihan, tidak terkoordinasi dengan jaringan normal, dan proliferasi berlangsung terus meskipun
rangsangan yang memulainya telah hilang. Pada neoplasma, proliferasi demikian disebut proliferasi neoplastik, yang mempunyai progresif, tidak bertujuan, tidak memedulikan jaringan sekitarnya, tidak ada hubungan dengan kebutuhan tubuh dan bersifat parasitic (Galuh dkk., 2021).
11. Karsinoma
Karsinoma (dari kata Yunani yang menggambarkan “kepiting”) adalah istilah untuk kanker yang muncul dari sel epitel. Karsinoma adalah kanker yang berkembang dari jaringan kulit atau jaringan penyusun dinding organ. Terdapat berbagai jenis karsinoma dengan gejala yang berbeda – beda (Makkawaru & Yunita, 2019).
12. Nekrosis
Nekrosis merupakan gambaran keadaan hilangnya beberapa bagian sel satu demi satu dan akan berakibat pada penurunan aktivitas jaringan. Nekrosis merupakan sel – sel yang mengalami perubahan yang mengarah ke kematian sel, yang disebabkan oleh adanya zat toksik yang masuk bersama dengan aliran darah menuju ke ginjal. Nekrosis atau kerusakan sel dapat ditandai dengan pembengkakan sel dengan hilangnya membran plasma, perubahan pada organel, dan perubahan inti disertai dengan hipokromik.
Penyebab nekrosis salah satunya adalah adanya zat kimia yang bersifat toksin (Sudira dkk., 2019).
DAFTAR PUSTAKA
Antoniazzi, R. P., Lago, F. B., Jardim, L. C., Sagrillo, M. R., Ferrazzo, K. L., & Feldens, C. A.
2018. Impact of crack cocaine use on the occurrence of oral lesions and micronuclei. International Journal of Oral and Maxillofacial Surgery, 47(7), 888-895.
Djati, F. K., & Dewi, C. K. (2018). Laporan Kasus: Tatalaksana Hematoma Akibat Trauma. STOMATOGNATIC-Jurnal Kedokteran Gigi, 15(2), 26-29.
Galuh Rahmawati, K., Mustain, M., & Kholid, A. 2021. PENGELOLAAN NYERI AKUT PADA Ny. N DENGAN POST OPERASI EXICIONAL ATAS INDIKASI TUMOR PUNGGUNG DI RUANG CEMPAKA RSUD UNGARAN (Doctoral dissertation, Universitas Ngudi Waluyo).
Kristian, M., Andryana, S., & Gunaryati, A. 2021. Diagnosa penyakit tumor otak menggunakan metode waterfall dan algoritma depth first search. JIPI (Jurnal Ilmiah Penelitian dan Pembelajaran Informatika), 6(1), 11-24.
Kuswardhani, I. S., Lesmana, M. A., & Haryo, A. 2021. Histopatologi kejadian obstruksi intestinal pada kucing Persia. ARSHI Veterinary Letters, 5(1), 11-12.
Lent-Schochet, D., & Jialal, I. 2019. Physiology, Edema.
Makkawaru, A. I., & Yunita, E. 2019. TB MILIARY DISEASE ON NASOFARING CARSINOMA CASE. Jurnal Medical Profession (Medpro), 1(1), 1-6.
Retnaningsih, R. 2017. PENGARUH PEMBERIAN ANTIBODI MONOKLONAL HUMAN ZONA PELUSIDA 3 (Mab hZP3) SEBAGAI KANDIDAT IMUNOKONTRASEPSI TERHADAP KUALITAS FOLIKEL PRE ANTRAL DAN ANTRAL PADA OVARIUM Mus musculus. Jurnal Kesehatan Hesti Wira Sakti, 5(1), 38-44.
Rumlaklak, Y. Y., Sulistiawati, E., Sajuthi, D., Widhyari, S. D., & Nugroho, S. W. 2019. Peran Bone Marrow Mesenchymal Stem cells (BMMSC) dalam Perubahan Seluler Hyperplasia Kelenjar Adrenal Tikus Hipertensi. Jurnal Kajian Veteriner, 177-181.
Sani, K. I., Lestari, S., & Atang, A. 2020. Toksisitas Subletal Limbah Cair Batik Hasil Biosorpsi Terhadap Struktur Histologis Ginjal Ikan Mas (Cyprinus carpio). BioEksakta: Jurnal Ilmiah Biologi Unsoed, 2(1), 7-10.
Sudira, I. W., Merdana, I. M., Winaya, I. B. O., & Parnayasa, I. K. 2019. Perubahan histopatologi ginjal tikus putih diberikan ekstrak sarang semut diinduksi parasetamol dosis toksik. Buletin Veteriner Udayana, 11(2), 136-142.
Zuliani, Z., Malinti, E., Faridah, U., Sinaga, R. R., Rahmi, U., Malisa, N., ... & Suwarto, T.
2021. Gangguan Pada Sistem Perkemihan. Yayasan Kita Menulis.