• Tidak ada hasil yang ditemukan

DOKUMEN MODUL HUKUM ACARA PERDATA

N/A
N/A
erik sianipar

Academic year: 2024

Membagikan "DOKUMEN MODUL HUKUM ACARA PERDATA"

Copied!
54
0
0

Teks penuh

Tujuan penulisan modul ini adalah agar peserta PPPJ dapat memahami dan melaksanakan tugas dan wewenangnya sebagai Jaksa secara profesional, berintegritas, dan berkarakter. Diharapkan dengan adanya modul ini proses transfer ilmu dan keterampilan dari Widyaiswara kepada peserta diklat dapat lebih efektif. Kami atas nama Badan Pendidikan dan Pelatihan menyampaikan apresiasi sebesar-besarnya kepada tim redaksi yang telah bekerja keras menyusun modul ini.

LATAR BELAKANG

DESKRIPSI SINGKAT

TUJUAN PEMBELAJARAN

Peraturan Hukum Acara Perdata yang berlaku sampai saat ini, baik yang ada pada masa pemerintahan Hindia Belanda maupun setelahnya. Perkembangan hukum acara perdata disebabkan adanya klasifikasi pendidikan di Indonesia (Eropa Timur, Asing, Bumi Putra). Peserta pelatihan mampu menangani perkara perdata di Pengadilan Negeri mulai tingkat pertama sampai dengan tingkat Kasasi dan Peninjauan Kembali sesuai dengan Hukum Acara Perdata yang berlaku.

Widyaiswara memaparkan mengenai hukum acara perdata pada pengadilan negeri mulai dari tingkat kasasi hingga peninjauan kembali dan penegakan hukum. Setelah belajar II. BAB Peserta pelatihan diharapkan mampu membentuk pemahaman operasional tentang hukum acara perdata, mampu menjelaskan sumber-sumber hukum acara perdata dan asas-asas hukum acara perdata. Hukum acara perdata yang selama ini digunakan dalam peradilan umum, belum terhimpun dalam satu kodifikasi, melainkan tersebar dalam berbagai peraturan perundang-undangan yang menjadi produk nasional pasca kemerdekaan Indonesia.

Jika salah satu pihak dirugikan, misalnya penjual tidak menyerahkan barangnya kepada pembeli padahal sudah menerima pembayaran, maka hukum perdata substantif harus ditegakkan melalui acara perdata. HIR yaitu hukum acara perdata yang berlaku di Pulau Jawa dan Madura, tidak hanya memuat ketentuan-ketentuan hukum acara perdata saja, tetapi juga memuat ketentuan-ketentuan hukum pidana (yang selanjutnya diatur dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 yaitu Kitab Undang-undang - hukum acara pidana yang berlaku di seluruh Indonesia). RBg yaitu hukum acara perdata yang berlaku di luar Jawa dan Madura, juga memuat tidak hanya ketentuan hukum acara perdata saja, tetapi juga ketentuan hukum acara pidana.

BW, merupakan kodifikasi hukum perdata substantif, yang memuat pula hukum acara perdata (formal), khususnya pada Buku IV tentang pembuktian dan penyitaan serta pada Buku I, II dan III. WvK merupakan kodifikasi hukum perdata substantif mengenai perdagangan, namun juga memuat ketentuan hukum acara perdata. Rv adalah ketentuan hukum acara perdata yang berlaku pada R.v.J (Dewan Kehakiman) dan (Pengadilan Tinggi), yaitu keadilan bagi golongan Eropa pada zaman Hindia Belanda.

Hakim memerintahkan para pihak dalam perkara untuk membuktikan peristiwa atau hubungan hukum yang menimbulkan atau menghilangkan hak tersebut. Melalui materi pembelajaran di bidang hukum acara perdata dan melalui pelatihan dan praktek di bidang hukum acara perdata yang berlaku di pengadilan, mulai dari proses biasa pada tingkat pertama, banding, tingkat kasasi bahkan peninjauan kembali, prosedur singkat atau penghentian sederhana. perkara pokok yang diajukan Gugatan pihak oposisi Diharapkan kepada peserta diklat dapat memahami hukum acara perdata, sehingga peserta diklat pada akhirnya mampu menyikapi perkara tersebut dengan baik dan benar. sesuai dengan Undang-Undang Acara Perdata yang berlaku di Pengadilan Negeri.

INDIKATOR KEBERHASILAN

MATERI POKOK DAN SUB MATERI POKOK

HAKIKAT HUKUM ACARA PERDATA

SUMBER-SUMBER HUKUM ACARA PERDATA

Hukum perdata substantif yang wajib ditegakkan atau dipelihara oleh hukum perdata adalah peraturan hukum tertulis yang berupa peraturan perundang-undangan, seperti BW, WvK, Hukum Perkawinan dan sebagainya serta peraturan hukum tidak tertulis yaitu hukum adat atau adat istiadat yang hidup dalam masyarakat. Pemulihan hak-hak sipil tidak boleh diselesaikan dengan cara menilai sendiri (self-direction), dengan demikian diharapkan akan tercipta ketertiban dan kepastian hukum perdata dalam masyarakat. Menurut pasal 3 ayat (2) HIR, aturan perkara perdata di hadapan pengadilan Eropa digunakan di pengadilan negara lain bila memang benar-benar diperlukan.

AZAS-AZAS HUKUM ACARA PERDATA

Para pihak yang bergugat harus diperlakukan sama, harus diberikan kesempatan yang sama karena mempunyai kedudukan yang sama (audi et alteram partem). Untuk mencegah tindakan sewenang-wenang hakim, maka putusan hakim harus memuat alasan-alasan yang menjadi dasar pengambilan keputusan hakim. Putusan yang alasan atau pertimbangannya kurang atau tidak lengkap (kurang bermotivasi) menjadi alasan untuk meminta banding atau kasasi terhadap putusan tersebut, sehingga dibatalkan.

KOMPONEN PEMERIKSAAN PERKARA PERDATA

PEMERIKSAAN PERKARA DI DEPAN PENGADILAN

PEMBUKTIAN

Bukti harus ditunjukkan di hadapan sidang pengadilan di mana kedua belah pihak dalam kasus tersebut hadir. Keputusan yang diambil secara ringkas (tanpa kehadiran tergugat) tidak merupakan pelanggaran terhadap asas ini, karena keputusan itu diambil setelah yang bersangkutan dipanggil dengan sepatutnya. namun tidak menghadiri sidang dan tidak mengirimkan surat kuasa. Pihak yang digugat adalah orang atau badan yang dianggap penggugat telah merugikan kepentingan penggugat. Intervensi dapat berupa partisipasi dengan memihak salah satu pihak yang terlibat dalam perkara (vogging), dapat pula berupa tidak memihak siapapun melainkan membela kepentingan sendiri (mediasi).

Artinya pihak ketiga tidak ikut serta dalam proses peradilan karena keinginannya, melainkan ditarik dari pihak yang digugat. Alat bukti adalah penyajian alat bukti yang sah secara hukum bagi hakim yang memeriksa perkara untuk menjamin kebenaran peristiwa yang dinyatakan. Para pihak harus membuktikan peristiwa-peristiwa yang dinyatakannya guna memuaskan hakim tentang adanya peristiwa-peristiwa tertentu. Para pihak tidak perlu membuktikan peraturan hukum, karena menurut hukum acara perdata, hakim dianggap mengetahui hukum (Jus curia novit). Yang harus dibuktikan oleh para penggugat bukanlah hukumnya, melainkan peristiwa-peristiwa atau hubungan-hubungan hukum itu, Hakim menilai peristiwa-peristiwa dan hubungan-hubungan hukum itu, mana yang penting dan mana yang tidak penting.

Akta di tangan adalah akta yang dibuat oleh pihak yang berkepentingan tanpa bantuan pejabat pemerintah. Jika perbuatan itu dilakukan oleh kedua-dua pihak, pihak yang diperintah bersumpah itu belum bersedia untuk bersumpah, boleh mengembalikan sumpah kepada pihak lawannya. Tetapi jika perbuatan yang dituntut sumpah itu bukan perbuatan yang dilakukan secara bersama oleh kedua belah pihak, tetapi dilakukan semata-mata oleh pihak yang didakwa dengan sumpah, maka sumpah itu tidak dapat dikembalikan kepada pihak lain yang tidak ikut serta dalam perbuatan yang turut serta ( Perkara 1933 Kanun Sivil Belanda).

Pasal 1936 BW mengatur, apabila salah satu pihak telah mengucapkan sumpah, maka pihak yang lain tidak boleh berusaha membuktikan di persidangan bahwa sumpah tersebut palsu. Para pihak dalam perkara dapat meminta diadakannya pemeriksaan setempat, namun hakimlah yang memutuskan apakah pemeriksaan itu harus diadakan.Tidak ada keseragaman pendapat mengenai kedudukan pemeriksaan setempat itu, apakah itu alat bukti atau tidak. Atas permintaan penggugat atau karena kedudukannya, hakim dapat menunjuk seorang ahli untuk meminta pendapatnya mengenai perkara yang sedang dipertimbangkan.

Dilihat dari bentuknya, suatu putusan terdiri dari 4 bagian: 1) pimpinan putusan 2) identitas para pihak dalam perkara 3) pertimbangan (reasoning) 4) penilaian. Identitas para pihak yang terlibat dalam perkara meliputi nama, umur, alamat, pekerjaan penggugat, tergugat dan ikut tergugat serta kuasa hukumnya (jika ada). 3).

PUTUSAN PENGADILAN

SUSUNAN DAN ISI PUTUSAN PENGADILAN

Maksud dimasukkannya pokok putusan ini adalah agar hakim senantiasa mengingat dan memahami bahwa karena sumpah jabatannya ia tidak hanya bertanggung jawab di hadapan hukum, terhadap dirinya sendiri, dan terhadap masyarakat, tetapi ia juga bertanggung jawab dihadapan Tuhan Yang Maha Esa. 2). Pasal 184 HIR/195 RBg mengatur bahwa suatu putusan dalam perkara perdata harus memuat uraian yang jelas tentang tuntutan dan tanggapan, alasan dan dasar putusan, pasal-pasal hukum dan hukum tidak tertulis, pokok persoalan, biaya perkara, dan adanya atau tidak adanya pihak-pihak yang terlibat dalam perkara pada saat putusan diberikan. Keputusan yang tidak lengkap atau pertimbangan yang kurang (onvoldoende gemotifeerd) menjadi dasar untuk banding atau kasasi dan keputusan tersebut harus dibatalkan (MARI tanggal 22-7-1970 No. 638, tanggal No. 492K/Sip/1970).

Pertimbangan-pertimbangan dalam suatu putusan adalah pertimbangan hakim, tanggung jawabnya kepada masyarakat atas alasan mengapa ia mengambil putusan itu, agar putusan itu mempunyai nilai obyektif, maka putusan yang didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan yang berbeda dengan dasar perbuatan itu harus dibatalkan ( Mari) . tanggal 1-9-1971 no.372K/Sip/1970). Amar terdiri atas unsur deklaratif (menentukan hubungan hukum yang disengketakan) dan unsur dispositif (memberi putusan: mengabulkan atau menolak perbuatan).

MACAM-MACAM PUTUSAN PENGADILAN

Keputusan Prepatoir adalah keputusan persiapan mengenai jalannya ujian guna meratakan segala sesuatunya guna menghasilkan suatu keputusan akhir. Misalnya putusan yang memberikan kesempatan kepada orang lain untuk ikut serta dalam suatu perkara (voeging, tussenskomst dan vrijwaring). Putusan sela adalah putusan yang menanggapi tuntutan sela (permintaan agar diambil tindakan sementara demi kepentingan pemohon sebelum putusan akhir diambil.

Misalnya permohonan dalam perkara yang didasari perbuatan melawan hukum, untuk menghentikan kegiatan pembangunan konstruksi di atas tanah sengketa. Putusan akhir dibedakan atas putusan yang bersifat hukuman (putusan yang menghukum pihak yang kalah agar memenuhi prestasinya), putusan konstitusional (putusan yang menghilangkan syarat-syarat hukum yang ada atau menimbulkan syarat-syarat hukum yang baru, misalnya perceraian karena palet) dan putusan yang bersifat deklaratif (putusan yang menghadirkan keadaan). yang sah menurut hukum, misalnya status sebagai ahli waris, sebagai anak sah). Keputusan sementara untuk menanggapi permintaan sementara (mensyaratkan tindakan awal diambil demi kepentingan pemohon saat proses masih berlangsung.

KEKUATAN PUTUSAN PENGADILAN

Setelah mempelajari BAB V, peserta pelatihan diharapkan memahami kriteria pengajuan gugatan sederhana dan tata cara sidang gugatan sederhana. Sebab, pada 7 Agustus 2015 telah diundangkan Peraturan Mahkamah Agung Nomor 2 Tahun 2015 tentang Tata Cara Penyelesaian Gugatan Sederhana. Apabila penyidikan perkara yang tergolong “gugatan sederhana”, pengadilan harus menyelesaikan paling lama 25 hari sejak sidang pertama.

Penyelesaian tuntutan sederhana diarahkan oleh seorang hakim (hakim tunggal) dan terbatas pada perkara wanprestasi dan perbuatan melawan hukum yang nilai tuntutan materiilnya tidak melebihi Rp. Gugatan sederhana tidak dapat diajukan terhadap perkara yang penyelesaian sengketanya dilakukan melalui pengadilan khusus (misalnya PTUN dan Pengadilan Agama) dan sengketa yang berkaitan dengan hak atas tanah [Pasal 3 PERMA 02/2005]. Dalam suatu gugatan sederhana tidak boleh lebih dari satu pihak (penggugat atau tergugat) kecuali mereka mempunyai kepentingan hukum yang sama dan berkedudukan dalam wilayah hukum pengadilan yang sama [Pasal 4 PERMA 02/2005].

Sebagaimana prosedur prosedur di Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN), penyelesaian gugatan sederhana diawali dengan pemeriksaan pendahuluan. Dalam uji pendahuluan, hakim akan memeriksa apakah perkara tersebut masuk dalam gugatan sederhana atau tidak. Hakim dalam tuntutan sederhana harus aktif sebelum sidang dihadiri para pihak.

Para pihak tidak dapat mengajukan tuntutan keringanan, pengecualian, rekonvensi, intervensi, replika, duplikat atau kesimpulan dalam proses pemeriksaan tuntutan kecil [Pasal 17 PERMA 02/2005].

Referensi

Dokumen terkait

Surat gugatan adalah yang diajukan oleh penggugat kepada Ketua Pengadilan yang berwenang, yang berisi tuntutan hak yang di dalamnya mengandung suatu sengketa, dan merupakan

Dari rumusan-rumusan di atas, maka dapat diketahui bahwa hukum acara perdata merupakan hukum yang mengatur tentang tata cara mengajukan gugatan kepada

Bahwa didalam proses persidangan peradilan perdata di mana proses tersebut sudah sampai ke tahap awab menawab kadang-kadang pihak tergugat melakukan gugatan balik kepada

Pengadilan Negeri Denpasar mengenai kewenangan memeriksa, mengadili, dan memutus perkara gugatan perceraian yang pihak Penggugat dan Tergugat adalah WNA warga

Putusan pengadilan adalah Suatu proses pemeriksaan perkara yang meliputi proses mengajukan gugatan penggugat, jawaban tergugat, replik penggugat, duplik tergugat,

Putusan pengadilan adalah Suatu proses pemeriksaan perkara yang meliputi proses mengajukan gugatan penggugat, jawaban tergugat, replik penggugat, duplik tergugat,

 Penyitaan terhadap benda bergerak milik Penggugat yang ada pada pihak lain (Tergugat) dengan tujuan agar benda tersebut kembali kepada.. Penggugat– Pasal

Dalam hal gugatan perdata, penggugat harus memasukkan surat permohonan yang ditandatangani oleh penggugat atau oleh wakilnya ke pengadilan negeri yang sesuai dengan patokan kompeten