• Tidak ada hasil yang ditemukan

SITA. Hukum Acara Perdata - FH UNS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "SITA. Hukum Acara Perdata - FH UNS"

Copied!
94
0
0

Teks penuh

(1)

SITA

(2)

Pengertian

 Tindakan penjagaan paksa berdasarkan perintah

pengadilan/hakim untuk

menempatkan harta kekayaan milik penggugat dan/atau tergugat

kedalam penjagaan untuk menjamin dipenuhinya tuntutan hak. (Yahya Harahap)

(3)

JENIS SITA

Sita Jaminan thdp barang milik Debitur/Tergugat (Conservatoir Beslag)

Sita Jaminan thdp barang bergerak milik Penggugat :

Revindicatoir Beslag

Marital Beslag.

(4)

TUJUAN SITA

 Agar gugatan penggugat tidak illusoir/dapat dieksekusi

 Agar barang kekayaan milik Tergugat tidak dialihkan

 barang kekayaan milik tergugat tidak dijadikan jaminan hutang atau

disewakan

(5)

CONSERVATOIR BESLAG (CB)/

SITA JAMINAN

 Penyitaan terhadap benda tetap atau benda bergerak milik Tergugat

CIRI : - benda tetap atau benda bergerak milik Tergugat.

- benda tetap milik Penggugat.

(6)

Tujuan CB

 Untuk menjamin pembayaran

Menyita harta Tergugat sebelum Putusan

Harta Tergugat tidak dialihkan / dibebani jaminan hutang

(7)

Lanjutan..

 Pembayaran ganti rugi

tuntutan dapat berupa penggantian

biaya, bunga, keuntungan yang mungkin diperoleh (perkara wanprestasi – 1243 KUH Perdata)

Penggantian kerugian dalam bentuk materiil dan immaterial (perkara

Perbuatan Melanggar Hukum/PMH - Pasal 1365 KUH Perdata)

(8)

Lanjutan..

 Menjamin diserahkannya objek sengketa

(9)

REVINDICATOIR BESLAG

 Penyitaan terhadap benda bergerak milik Penggugat yang ada pada pihak lain (Tergugat) dengan tujuan agar benda tersebut kembali kepada

Penggugat– Pasal 226 HIR

(10)

CIRI :

Benda Bergerak

Milik Penggugat

Dikuasai oleh Tergugat tanpa alasan hukum yang sah

Penggugat dapat meyebutkan ciri

benda tersebut secara jelas.

(11)

MARITAL BESLAG / SITA

MARITAL /SITA HARTA BERSAMA

Harta bersama (Pasal 35 (1) UU 1 tahun 1974 tentang Perkawinan) :

Harta yang diperoleh suami istri

selama masa perkawinan berlangsung

Terhadap harta bersama suami istri dapat bertindak atas persetujuan

bersama

(12)

Harta Pribadi/Bawaan

(Pasal 35 (2) UU Perkawinan) :

Harta yang diperoleh suami atau istri pada saat sebelum menikah

Harta yang diperoleh suami atau istri sebagai hadiah, hibah, wasiat, warisan selama perkawinan berlangsung

Harta pribadi masing-masing suami

atau istri mempunyai hak penuh untuk melakukan perbuatan hokum atasnya.

(13)

MANFAAT MARITAL BESLAG

tidak menghalangi Suami/Istri memanfaatkan barang

Pemanfaatan barang tidak boleh

mengurangi pemenuhan kesejahteraan keluarga spt: pendidikan anak, nafkah anak atau mengusir salah satu pihak dari kediaman semula

Pemanfaatan yg memberikan hasil

berkewajiban membagi hasil tsb kepada pihak lain

(14)

Alasan Mengajukan Sita

 Tergugat tidak akan mau

melaksanakan isi putusan secara suka rela

 Dikhawatirkan Tergugat akan mengalihkan hartanya atau

menjadikan jaminan utang selama proses pemeriksaan berlangsung

(15)

Permasalahan :

 Bagaimana jika permohonan sita

tidak diajukan sewaktu pemeriksaan di tingkat PN, bolehkan mengajukan ditingkat banding atau kasasi?

 Jika permohonan sita ditolak oleh Hakim PN, bolehkan hakim PT atau MA mengabulkan?

(16)

Waktu pengajuan permohonan sita

 Diajukan pada saat belum dijatuhkan putusan pada Pengadilan Tingkat

Pertama (pengadilan Negeri)

 Diajukan selama Putusan belum dieksekusi (Pasal 227 (1) HIR

(17)

Pihak yg mengabulkan Sita

 Hakim pada tingkat PN, PT atau MA

(18)

Alasan dikabulkannya sita

 Kaitan antara objek sita dengan dalil gugatan sangat erat, sehingga

penyitaan dianggap benar-benar urgen, sebab kalau tidak diletakan

sita atas harta Tergugat, kepentingan PEnggugat tidak terlindungi.

(19)

Lanjutan ….

 Penggugat dapat menunjukan berupa fakta atau indikasi adanya dugan

atau persangkaan Tergugat berusaha menggelapkan hartanya selama

proses pemeriksaan berlangsung, guna menghindari pemenuhan

gugatan.

(20)

Barang yang dapat disita

 Secara umum diatur dalam Pasal 1131 KUH Perdata

seluruh harta milik Debitur baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak, baik yang sekarang ada maupun yang aka nada, menjadi jaminan pelunasan hutang-hutangnya. (Jaminan kebendaan Umum)

(21)

 Pasal 1132 KUH Perdata

Kreditur yang memiliki hak yang

didahulukan dalam pelunasan hutangnya jika memiliki jaminan kebendaan khusus untuk pelunasan hutangnya (Kreditur

Preferan)  Gadai, Hak tanggungan, Fiducia

(22)

TIDAK SEMUA BARANG DAPAT DISITA

 Yang dapat disita Pasal 197 (1) HIR

 Tang tidak dapat disita Pasal 197 (8) HIR

(23)

Pasal 197 (1) HIR

Dalam sengketa hak milik  terbatas pada barang yang disengketakan

Dalam sengketa hutang piutang dengan

jaminan barang tertentu  barang jaminan tersebut, jika harta tsb tidak mencukupi

nilainya dapat dimintakan jaminan lain dari harta milik Tergugat

Sita dilakukan dengan mendahulukan benda bergerak

(24)

Pasal 197 (8) HIR

 Hewan

 Perkakas yang sungguh-sungguh digunakan sebagai alat pencari nafkah sehari-hari

(25)

Penjelasan alat pencari nafkah ..

Digunakan langsung oleh seseorang dengan kekuatan tenaga fisik untuk mencari nafkah sehari-hari, seperti cangkul, parang termasuk pakaian yang digunakan sehari-hari

Alat yang digunakan oleh seorang ahli atau profesi seperti gergaji bagi seorang tukang, pahat bagi pematung.

Jika hewan atau barang tersebut benar-benar digunakan sebagai alat pencari nafkah dilarang untuk disita. Tetapi jika barang atau berfungsi sebagai sarana jasa atau produksi, dapat

disita.

(26)

Penjagaan Terhadap Objek Sita

 Benda yang telah disita, diletakan dimana ? Atau simpan oleh siapa ?

(27)

SEMA No. 5 tahun 1975

 Sita Terhadap benda bergerak

Ditinggalkan untuk disimpan oleh pihak tersita/tergugat ditempat barang itu terletak, atau

Sebagian atau seluruh barang dibawa ketempat penyimpanan yang patut

(28)

Lanjutan

SEMA No. 5 tahun 1975..

 Sita Terhadap benda tidak bergerak

Penguasaan tetap pada Tersita

Tidak boleh diserahkan kepada pihak ketiga

Mengajukan pendaftaran sita kepada Kantor Pertanahan jika tanah telah

bersertifikat, kepada Kepala Desa/Kelurahan jika masih Leter C

(29)

Lanjutan..

 Sita Terhadap rekening bank

Rekening bank dilakukan pemblokiran dengan Tetap disimpan pada rekening tersita di bank yang bersangkutan

Penjagaannya tetap berada pada tersita, oleh karena itu tidak boleh dipindahkan atas nama orang lain

(30)

Lanjutan..

 Penyitaan tidak boleh mengurangi penguasaan dan kegiatan usaha

 Setiap penyitaan dibuat berita acara sita dan didaftarkan : apabila objek sita adalah tanah bersertifikat

didaftarkan pada Kantor Pertanahan, apaila masih berupa Leter C kepada Kepala Desa, Fiducia di kantor

(31)

Permasalahan..

 Bagaimana jika objek sita dialihkan oleh Tergugat ?

 Bagaimana jika objek sita dijadikan jaminan hutang oleh Tergugat ?

 Bagaimana jika objek sita disewakan oleh Tergugat ?

(32)

Pasal 199 (1) dan 200 HIR

 kekuatan mengikat sita jaminan

meliputi : Para pihak yang berperkara dan pihak ketiga yang tidak ikut

dalam perkara.

(33)

Sejak Pengumuman sita

jaminan, hukum melarang :

 Mengalihkan objek sita kepada pihak lain

 Membebaninya jaminan hutang

 Menyewakan kepada orang lain

Jika dilakukan akibatnya BATAL

DEMI HUKUM

(34)

Pelanggaran terhadap Pasal 199 (1) HIR :

 Dapat dipidana berdasarkan Pasal

231 KUHP ancaman pidana penjara 4 tahun

(35)

Permasalahan..

 Bagaimana benda yang disita dalah perkara Perdata, juga disita dalam perkara Pidana ?

 Perkara pidana >< Perkara Perdata

 Kepentingan Publik >< Privat

 Mana yang didahulukan ?

(36)

Pasal 39 KUHAP

 Benda yang disita dalam perkara Perdata dapat disita dalam perkara Pidana

(37)

Benda yg disita dalam perkara PIDANA

 Benda yang sebagian atau seluruhnya diduga diperoleh dari tindak pidana

 Benda yang digunakan untuk

menghalang-halangi penyelidikan tindak pidana

 Benda yang dipergunakan langsung untuk melakukan tindak pidana

 Benda yang mempunyai hubungan langsung dengan tindak pidana

(38)

PROVISI

(39)

Putusan Provisi :

Putusan sementara yang berisi tindakan

sementara menunggu sampai Putusan akhir mengenai pokok perkara dijatuhkan.

Putusan provisi tidak boleh mengenai pokok perkara, namun hanya terbatas mengenai tindakan sementara berupa

larangan melanjutkan suatu kegiatan atau bahkan perintah untuk melakukan sesuatu

(40)

Mengapa diperlukan Provisi?

 Untuk melindungi kepentingan Penggugat

 Menghindari kerugian lebih besar pada Penggugat

 Diperlukan tindakan tertentu yang sangan urgen untuk melindungi

kepentingan penggugat.

(41)

DASAR HUKUM PROVISI

 Provisi diatur dalam : - 180 HIR

- 191 Rbg

- SEMA no. 3 tahun 2000

(42)

Waktu pengajuan gugatan Provisi

 Bersama dengan gugatan pokok perkara, atau

 Diajukan secara terpisah

(43)

Syarat formil gugatan provisi

 Harus memuat dasar alasan permintaan yang menjelaskan urgensi dan relevansinya

 Mengemukakan dengan jelas

tindakan sementara apa yang harus diputuskan

 Gugatan provisi tidak boleh menyangkut pokok perkara

(44)

Jika ada gugatan provisi maka :

 Mendahukukan pemeriksaan gugatan provisi

 Sistem pemeriksaan provisi dengan prosedur singkat

(45)

Putusan Provisi

 Gugatan provisi tidak dapat diterima

Jika gugatan provisi bukan tindakan

sementara, tetapi sudah masuk ke pokok perkara

 Gugatan provisi ditolak

Jika gugatan provisi tidak ada kaitan dengan pokok perkara atau tidak ada urgensinya, karena secara objektif apa yang dituntut tidak perlu dilakukan , maka gugatan ditolak.

(46)

Lanjutan..

 Mengabulkan Gugatan provisi

Jika gugatan provisi berkaitan erat

dengan pokok perkara dan apabila tidak diambil tindakan sementara akan

menimbulkan kerugian yang sangat besar.

(47)

PUTUSAN SERTA MERTA

(Uitvoerbaar bij Vooraad/ UvB)

(48)

Definisi :

 Putusan serta merta adalah putusan yang dijatuhkan dapat langsung

dilaksanakan eksekusinya secara serta merta, meskipun putusan

tersebut belum memperoleh kekuatan hukum tetap

(Abdulkadir Muhammad )

(49)

Ketentuan Umum

 putusan yg telah berkekuatan hukum tetap yg dapat dieksekusi.

 Putusan pengadilan yang belum berkekuatan hukum tetap pada

prinsipnya belum dapat dieksekusi (Pasal 195 dan 196 HIR)

(50)

 Bagaimana Putusan dapat dikatakan telah berkekuatan hukum tetap?

(51)

DASAR HUKUM UbV

 180 HIR

 191 RBg

 54 Rv

 SEMA no. 3 Tahun 2000

(52)

180 HIR, 191 RBg, 54 Rv

Putusan pengadilan dapat dijatuhkan dengan serta merta

Permasalahan :

- Mengapa diperlukan Putusan serta merta ?

- Bagaimana jika Putusan PN telah dieksekusi secara serta merta, tapi

(53)

Syarat UbV

Menurut 180 HIR, 191 RBg, 54 Rv

gugatan didasarkan atas suatu alas hak yang berbentuk akta otentik;

didasarkan atas akta dibawah tangan yang diakui atau yang dianggap diakui jika

putusannya dijatuhkan secara verstek;

didasarkan pada putusan pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap.

(54)

Syarat UbV menurut SEMA 3 tahun 2000

gugatan berdasarkan pada bukti surat otentik atau surat tulisan tangan yang

tidak dibantah kebenaran tentang isi dan tanda tangannya;

gugatan tentang hutang piutang yang

jumlahnya sudah pasti dan tidak dibantah;

gugatan tentang sewa menyewa tanah rumah, gudang, dan lain-lain dimana hubungan sewa menyewa sudah

habis/lampau, atau penyewa terbukti

melalaikan kewajibannya sebagai penyewa

(55)

LAnjutan SEMA 3 2000…

gugatan mengenai pembagian harta

perkawinan (gono gini) setelah putusan mengenai gugatan cerai mempunyai

kekuatan hukum tetap;

dikabulkannya gugatan provisionil, dengan pertimbangan hukum yang tegas dan jelas serta memenuhi pasal 332 Rv;

(56)

Gugatan berdasarkan putusan yang telah berkekuatan hukum tetap

dan mempunyai hubungan dengan pokok gugatan yang diajukan;

 Jaminan yang senilai dengan objek sengketa

(57)

 PN yg menjatuhkan Putusan serta

merta wajib meminta persetujuan MA yg didelegasikan kepada PT;

 2 minggu setelah putusan, PN wajib mengirim pemberitahuan kepada PT

(58)

PENGGUGAT MENGAJUKAN EKSEKUSI UvB

 Menyampaikan salinan Putusan pada PT (30 hari)

 Jika PEnggugat mengajukan

pemohonan eksekusi, dikirimkan pada PT beserta berkas lengkap disertai pendapat KPN

(59)

Pemulihan kembali Eksekusi Uvb (Rehabilitasi)

 Pemulihan dari Pihak Ke tiga

 Melalui gugatan Contoh :

A menggugat B

C

PT,MA membatalkan UbV, maka B harus menggugat A dan C

(60)

Pemulihan terhadap barang yang telah hancur

 mengganti dengan barang sejenis

jumlahnya sama

sama kualitasnya

sama nilai harganya

sama ukurannya

(61)

 ganti rugi dengan uang :

 Penggugat diperintahkan untuk

membayar ganti rugi pemulihan yang adil, dengan cara ganti rugi itu :

ditaksir dengan harga pada saat pemulihan itu dilaksanakan

(62)

CARA MENYUSUN GUGATAN

 Pengertian

Gugatan adalah tuntutan perdata tentang hak yang mengandung

sengekata dengan pihak lain (Sudikno

Mertokusumo)

(63)

Bentuk Gugatan

 Tidak ada format baku

 Ditujukan kepada Ketua Pengadilan Negeri

 Secara umum berisi

Kepala Surat;

identitas para pihak;

Posita; dan

Petitum

(64)

ISI DAN SISTEMATIKA GUGATAN

 Tempat dan tanggal pengajuan gugatan

 Pengadilan Negeri yg berwenang

 Identitas Penggugat/para Penggugat dan Kuasa hukum (jika ada diajukan oleh kuasa hukum)

 Identitas Tergugat/para Tergugat

(65)

IDENTITAS PARA PIHAK

 Nama

Orang : nama lengkap, termasuk gelar atau alias jika ada

Badan hukum : harus ditulis lengkap berdasarkan anggaran dasar.

(66)

Lanjutan..

 Alamat

Orang : kediaman pokok, alamat

kediaman tambahan atau tempat tinggal riil.

dilihat dari : KTP, NPWP, Kartu Keluarga (KK)

Badan Hukum : dilihat dari anggaran dasar, NPWP, izin usaha, papan nama

(67)

Lanjutan..

 Penyebutan Identitas lain, tidak imperatif.

Boleh Menambahkan identitas Tergugat secara lengkap spt : umur, pekerjaan, agama, jenis kelamin, kebangsaan.

Tidak mencantumkan identitas diatas, tidak mengakibatkan gugatan obscuur libel atau error in persona

Yg utama nama dan alamat.

(68)

Posita/Fundamentum Petendi

URAIAN TENTANG FAKTA/PERISTIWA YG MENDASARI GUGATAN (RECHTFEITEN)

Hubungan hukum penggugat -Tergugat

Alasan tuntutan (ganti rugi,)

Alasan Sita jaminan/ Revindicatoir/

marital

Alasan Uit Verbaar Bij Vooraad (UbV)

AlasanDwang Som

(69)

 Uraian tentang Hukum (Rechtsgronden)

Dasar hukum yang mengatur tentang masalah yg disengketakan (Cerai,

wanprestasi, PMH, waris)

(70)

PETITUM/TUNTUTAN

 Hal-hal yg dituntut Penggugat

PRIMER

Mengabulkan gugatan untuk seluruhnya

Sah dan berharga sita

Menyatakan Tergugat wanprestasi/ PMH/ ahli waris dari …/ perceraian

Menghukum Tergugat membayar sejumlah uang/melakukan sesuatu

UbV

Menghukum Tergugat membayar biaya perkara

(71)

CARA MENGAJUKAN GUGATAN

 Surat Gugatan dan Surat Kuasa (jika ada) digandakan minimal 5 / sesuai jumlah para pihak

 Diajukan pada Kepaniteraan Perdata PN

 Membayar biaya perkara

 Mendapat nomor perkara

(72)

Jika gugatan secara lisan

 Penggugat

menyampaikan/menceritakan

permasalahan dan apa yg dituntut

 Panitera PN mencatat

(73)

PENGAJUAN PEMERIKSAAN PERKARA SCR PRODEO

 Harus diperiksa terlebih dahulu permohonan prodeonya

 Syarat : Pemohon harus dalam keadaan keadaan miskin

(74)

 Panitera PN menyerahkan berkas gugatan kepada Ketua PN

 Ketua PN menunjuk Majelis Hakim

 Majelis Hakim menetapkan hari sidang

 Pantera memanggil para pihak yg bersengketa.

(75)

PANGGILAN SIDANG

Definisi :

menyampaikan secara resmi dan

PATUT

kepada para pihak yang

terlibat dalam perkara di pengadilan, agar memenuhi dan melaksanakan hal-hal yang diminta dan

diperintahkan hakim di persidangan.

(Yahya Harahap)

(76)

DASAR HUKUM

 Pasal 121 (2), 122, 126 390 HIR

 Pasal 65 UU No. 2/1986 Jo. UU No. 8/2004.

(77)

PANGGILAN YANG PATUT

 Dilakukan dengan RELAS

 Oleh Juru Sita/Juru sita Pengganti

 Diterima selambat-lambatnya 3 hari kerja sebelum hari sidang

 Langsung kpd yg bersangkutan

 Panggilan kepada Tergugat disertai Gugatan

 Jika Tergugat tdk hadir, harus

dipanggil lagi hingga 3kali panggilan.

(78)

 Kl alamat tdk jelas, dititipkan pd kepala desa/lurah

 Kl tdk diketahui alamatnya, panggilan kpd Bupati

ditempel pd papan pengumuman Desa, bupati, dan pengadilan.

Kl sudah meninggal, panggilan diserahkan pd Ahli warisnya

(79)

Pendelegasian Pemanggilan

 Apabila para pihak bertempat tinggal di luar wilayah PN yg mengadili,

pemanggilan dilakukan dgn PN yg

mewilayahi tempat tinggal pihak tsb.

 PN yg mengadili meminta bantuan agar dilakukan pemanggilan kpd PN yg mewilayahi tmpat tinggal para

pihak

(80)

Pihak Berperkara beralamat di Luar Negeri

 Pemanggilan melalui Jalur diplomatik

 Penyampaian melalui departemen

Luar Negeri, Kedutaan, atau konsulat di tempat pihak bertempat tinggal.

(81)

Cara Pemanggilan

 Relas diserahkan langsung kepada pihak yg berperkara

 Relas terdiri dr 2 rangkap, di ttd oleh pihak berperkara, 1 untk pihak

berperkara, 1 unkt majelis hakim

 Juru sita melaporkan kpd majelis hakim ttg pemanggilan sidang yg telah dilakukan.

(82)

Relas 1 Relas 2 Relas 3

Akibat Hukum

Upaya Hukum

P T P T P T

1 H H X X X X Contradictoir Banding

2 H X H X H X Verstek Verzet

3 X H X H X H Gugur

gugatan baru

4 X X X X X X Dicoret

gugatan baru

(83)

PENYELESAIAN GUGATAN SEDERHANA

Tata cara pemeriksaan di persidangan terhadap gugatan perdata dengan nilai gugatan Materiil paling banyak 200 juta yang diselesaikan dengan tata cara dan pembuktiannya sederhana.

Wajib diselesaikan 25 hari kerja sejak sidang pertama

PERMA NO. 2 TAHUN 2015 ttg Tata Cara Penyelesaian Gugatan SederhanaHukum Acara Perdata - FH UNS

(84)

SYARAT GUGATAN SEDERHANA

Perkara Perdata

PMH atau wanprestasi

Nilai tuntutan maks 200 juta

Tidak masuk kompetensi pengadilan khusus

Bukan sengketa hak atas tanah

P & T masing2 1. kecuali memiliki kepentingan sama

T diketahui jelas tempat tinggalnya

P & T berdomisili pada wilayah PN yg sama

(85)

PEMERIKSAAN GUGATAN SEDERHANA

 Pendaftaran : mengisi blangko gugatan :

 Identitas P &T, uraian singkat duduk perkara dan Tuntutan

 melampirkan bukti surat yng sudah dilegislasi

 Membayar biaya perkara

 KPN menunjuk Hakim (tunggal) dan PP

(86)

PEMERIKSAAN PENDAHULUAN

 Hakim menilai apakah perkara tsb pembuktiannya sederhana

 Jika sifat perkara tidak sederhana, Hakim mengeluarkan penetapan

“bukan gugatan sederhana”

 Tidak ada upaya hukum atas Penetapan tsb

(87)

 Pemanggilan Para Pihak

 Jika P tidak hadir  gugatan gugur

 Jika T tidak hadir 2x, Perkara

diperiksa dan diputus scr contradictoir

 Upaya hukum bagi T: KEBERATAN

(88)

PERAN HAKIM

 Memberikan penjelasan mengenai acara gugatan sederhana

 Mengupayakan damai, mengajurkan P&T melakukan perdamaian diluar persidangan

 Menuntun pembuktian

 Menjelaskan upaya hukum yg dpt

(89)

PERDAMAIAN

 Hakim mengupayakan perdamaian,

 Tidak terikat PERMA MEDIASI

 Jika terjadi perdamaian dibuat Put.

akta perdamaian

 Putusan damai tsb tidak ada upaya hukum

(90)

PERSIDANGAN

 Pembacaan Gugatan dan Jawaban

 TIDAK DAPAT DIAJUKAN : Provisi, Eksepsi, Rekonpensi, intervensi, replik, duplik atau kesimpulan

 Gugatan yg diakui/tidak dibantah : tidak perlu dibuktikan

 Gugatan yg dibantah : wajib

(91)

PUTUSAN

 Dibacakan dlm sidang terbuka untuk umum

 Dapat diajukan upaya hukum Keberatan

 Dlm hal para pihak tdk hadir, salinan putusan disampaikan 2 hari setelah putusan

(92)

UPAYA HUKUM

 Maks. 7 hari

 Dapat diajukan KEBERATAN kepada Ka.PN dilampiri memori keberatan

 3 hari diberitahukan kpd Termohon

 Pihak lawan mengajukan Kontra Memori Keberatan (3 hari sejak menerima memori keberatan)

(93)

PEMERIKSAAN KEBERATAN

 KPN menetapkan Majelis Hakim setelah berkas Keberatan lengkap

 Materi Pemeriksaan

Putusan dan berkas gugatan sederhana

Memori Keberatan

Kontra memori keberatan

 TIDAK ada pemeriksaan tambahan

(94)

PUTUSAN KEBERATAN

 Diucapka max 7 hari sejak tanggal penetapan majelis

 Pemberitahuan disampaikan kpd para pihak 3 hari sejak diucapkan

 Putusan Keberatan berkekuatan hukum tetap

 Tidak ada upaya hukum banding,

Referensi

Dokumen terkait

Tahun 1977, melalui perkara Shaffer vs Heitner, MA-AS berpendapat bahwa kewenangan pengadilan untuk melaksanakan in rem jurisdiction (dasar klaim adanya benda-benda milik

Bahwa didalam proses persidangan peradilan perdata di mana proses tersebut sudah sampai ke tahap awab menawab kadang-kadang pihak tergugat melakukan gugatan balik kepada

Gugatan dalam hukum acara perdata umumnya terdapat 2 (dua) pihak atau lebih, yaitu antara pihak penggugat dan tergugat, yang mana terjadinya gugatan umumnya pihak tergugat

Makwa dengan demikian karena bukti surat P-2 merupakan akte dibawah tangan kebenarannya telah dibantah oleh pihak tergugat serta Penggugat tidak

Sita jaminan mengandung arti, bahwa untuk menjamin pelaksanaan suatu putusan di kemudian hari atas barang-barang milik tergugat baik yang

Apabila penyitaan hanya dilakukan dan diletakkan di atas harta bersama yang dikuasai tergugat saja, padahal ada sebagian besar harta bersama dikuasai penggugat, berarti larangan untuk

Dalam suatu proses pemeriksaan perkara di pengadilan apabila plhak tergugat lldak had1r maka berlakulah Pasal 149 Rbg atau Pasal 125 HIR yang mer1yebutkan : Apabila pada harl yang

Hukum acara perdata adalah suatu tuntutan hak yang diajukan oleh penggugat kepada tergugat melalui