PENGANTAR HUKUM ACARA PERDATA
Pengertian dan Tujuan Hukum Acara Perdata
Konkritnya, hukum acara perdata mengatur bagaimana cara mengajukan tuntutan hak, menyelidiki dan mengambil keputusan serta melaksanakan keputusan tersebut. Menurut Abdul Kadir Muhammad, hukum acara perdata adalah aturan hukum yang mengatur tentang proses penyelesaian perkara perdata melalui hakim (pengadilan) sejak gugatan diajukan sampai dengan dilaksanakannya putusan hakim.
Sejarah dan Sumber Hukum Acara Perdata
Untuk wilayah luar Jawa dan Madura, untuk menjamin kepastian hukum acara tertulis di hadapan pengadilan gubernur bagi bumiputera dan kelompok timur asing di luar Jawa dan Madura (wilayah perantauan), maka pada tahun 1927 Gubernur. Berdasarkan undang-undang tersebut, peraturan hukum acara perdata di Pulau Jawa dan Madura tetap berlaku bagi HIR.
Sifat dan Fungsi Hukum Acara Perdata
Perkembangan ketentuan hukum acara setelah kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945 masih menggunakan ketentuan pada masa pemerintahan Tentara Dai Nippon, yang didasarkan pada ketentuan peralihan Pasal II dan Pasal IV UUD 1945 tanggal 18 Agustus 1945 jo Pemerintah Ordonansi Nomor 2 Tahun 1945 tanggal 10 Oktober 1945.
Asas-Asas Hukum Acara Perdata
Sumber Hukum Acara Perdata
Akta perdamaian, yaitu suatu perbuatan perdamaian yang dilakukan dalam persidangan, mempunyai kekuatan eksekusi, sama seperti suatu keputusan yang mempunyai kekuatan hukum tetap. Keberatan tersebut diajukan kepada hakim yang mengeluarkan putusan yang digugat dengan memanggil pihak-pihak yang terlibat dengan cara biasa.
SUSUNAN DAN KEKUASAAN BADAN
Dasar Hukum dan Lingkungan Peradilan
Peradilan Umum sebagaimana diatur dalam Pasal 50 dan Pasal 51 UU No. 2 Tahun 1986, diubah dengan UU No. 8 Tahun 2004 tentang Peradilan Umum hanya berwenang mengadili perkara. Peradilan Agama berdasarkan Pasal 49 UU No. 7 Tahun 1989 sebagaimana telah diubah dengan UU No. 3 Tahun 2006 tentang Peradilan Agama, kewenangan mengadili perkara hanya bagi orang yang beragama Islam saja yang bersangkutan.
Kompetensi Absolut dan Kompetensi Relatif
Putusan verstek (verstek vonnis) adalah putusan yang diberikan oleh hakim dalam hal terdakwa tidak pernah hadir di sidang pengadilan meskipun telah dipanggil secara sah untuk hadir. Yang disebutkan pada angka 6 sejak putusan terakhir dan menentangnya telah memperoleh kekuatan hukum tetap dan telah diberitahukan kepada pihak-pihak yang terlibat dalam perkara tersebut.
PERIHAL GUGATAN
Permohonan Gugatan dan Syarat-syarat Permohonan
Surat tuntutan biasanya secara tegas menyatakan tempat terjadinya tuntutan, misalnya apakah tuntutan itu dilakukan di tempat tinggal penggugat atau di tempat tinggal pengacaranya. Dalam surat gugatan harus dicantumkan dengan jelas identitas penggugat atau tergugat, identitas ini umumnya berkaitan.
Penggabungan beberapa Gugatan
Putusan yang menyiapkan (preparatory judgement) adalah putusan yang diambil oleh hakim dalam rangka mempersiapkan dan menyelenggarakan perkaranya. Sedangkan jika salah satu pihak tidak hadir, hal ini memberikan indikasi bahwa keputusan yang diambil adalah keputusan verstek atau keputusan kontraktor. Agar putusan itu dapat dilaksanakan terlebih dahulu, “ada pula putusan yang terdahulu dengan putusan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap”.
PERWAKILAN DALAM PERKARA PERDATA 49
Pengertian Kuasa Secara Umum
Surat kuasa atau singkatan surat kuasa, yang diberi perintah atau mandat untuk melakukan sesuatu untuk dan atas nama surat kuasa. Dengan cara ini, penerima kuasa penuh bertindak bagi pihak pemberi kuasa terhadap pihak ketiga untuk dan bagi pihak pemberi kuasa. Di mana pemberian kuasa bukan sahaja untuk mengatur hubungan dalaman antara pemberi kuasa dan penerima kuasa.
Jenis Kuasa
Kalimat kontradiktif (contradictoir dom) adalah putusan yang diambil oleh hakim dalam hal terdakwa telah hadir di sidang pengadilan, meskipun ia tidak melawan atau mengaku. Putusan hakim yang mempunyai kekuatan hukum tetap dapat dijadikan alat bukti bagi para pihak yang bersengketa, sepanjang berkaitan dengan peristiwa-peristiwa yang ditentukan dalam putusan itu. Apa saja kewenangan putusan hakim yang mempunyai kekuatan hukum tetap?
PEMERIKSAAN PERKARA DALAM SIDANG
Hal Jawaban Tergugat
Sebelumnya kita telah membahas masalah perdamaian. Setelah upaya perdamaian hakim tidak berhasil, maka tergugat diberi kesempatan untuk mengajukan tanggapannya terhadap gugatan yang diajukan penggugat. Tergugat biasanya menyiapkan tanggapan ini berdasarkan dalil-dalil penggugat. Terkadang jawabannya berisi pengakuan, namun bisa juga berupa sanggahan atau fakta lainnya. Pengakuan pada umumnya mengandung kemungkinan bahwa tergugat akan mengakui kebenaran dalil-dalil penggugat, sedangkan sanggahan adalah pengingkaran terhadap apa yang dikemukakan penggugat dalam dalil-dalil gugatannya yang diajukan penggugat, sedangkan fakta lain merupakan fakta-fakta baru. dikemukakan oleh penggugat, untuk membenarkan kedudukannya di mata penggugat, misalnya jika tergugat wanprestasi bukan karena kemauannya sendiri, melainkan karena tergugat bangkrut dan sebagainya.
Gugatan Rekonvensi
Untuk mengajukan gugatan pembaharuan sesuai Pasal 132 b ayat (1), harus diajukan disertai jawaban tertulis atau lisan. Tindakan pemulihan ini merupakan suatu keistimewaan khusus yang diberikan oleh hukum acara perdata kepada terdakwa. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar gugatan dapat diikuti dengan asas keadilan sederhana, dimana sistem yang menggabungkan pemeriksaan dan pengambilan keputusan dalam satu acara sangat mempermudah penyelesaian perkara, dan dengan sistem ini maka penyelesaian perkara yang seharusnya memakan waktu cukup lama. ditempatkan dalam dua prosedur yang terpisah dan independen, undang-undang mengizinkan keduanya diselesaikan bersama dalam satu prosedur. Selain itu, dalam tindakan rekonvensi juga dapat menghemat biaya dan waktu dalam proses peradilan, sehingga penyelesaian perkara dapat berjalan seefisien mungkin, juga memudahkan peninjauan kembali dan menghindari konflik putusan. Tuntutan balik ini harus diajukan pada sidang perkara tingkat pertama, apabila tuntutan tidak diajukan pada sidang pertama, maka gugatan tidak dapat diajukan lagi pada tingkat banding. Tindakan rekonvensi ini dan tindakan konvensi diselesaikan secara bersamaan dan diputuskan dengan satu keputusan, kecuali jika pengadilan menganggap bahwa perkara yang satu dapat diselesaikan terlebih dahulu sebelum perkara yang lain.
Intervensi
Keberadaan putusan hakim atau yang biasa disebut dengan “putusan pengadilan” sangat diperlukan dalam penyelesaian perkara perdata. Jadi, putusan hakim itu mempunyai gelar Eksekutif (mempunyai kuasa untuk melaksanakan), apabila tidak memuat kata tersebut, maka putusan hakim menjadi tidak dapat dilaksanakan (tidak mempunyai kuasa untuk dilaksanakan), (Pasal 224 KUHP Pasal 258 Rbg). Oleh karena putusan hakim merupakan pembentukan hukum in concreto, maka peristiwa-peristiwa yang telah ditentukan dianggap benar, sehingga mempunyai kekuatan pembuktian yang sempurna.
PEMBUKTIAN
Pengertian Pembuktian Dalam Hukum Acara Perdata
Dikatakan spesifik karena pada tahap pembuktian ini para pihak diberikan kesempatan untuk menunjukkan kebenaran fakta hukum yang menjadi pokok sengketa. Pelatihan Hakim pada tahun 1982, Pembuktian adalah meyakinkan hakim dengan bukti-bukti tertentu menurut hukum tentang kebenaran dalil-dalil yang diajukan dalam suatu sengketa oleh para pihak dalam proses peradilan. Merupakan suatu proses prosedural untuk meyakinkan hakim akan kebenaran dalil-dalil yang dikemukakan para pihak dalam suatu perkara perdata di persidangan.
Hal – Hal Yang Harus Dibuktikan
Peristiwa-peristiwa yang dikemukakan oleh penggugat dan tergugat belum tentu semuanya relevan untuk dijadikan dasar oleh hakim dalam mempertimbangkan putusannya. Dalam hal tergugat menerima gugatan penggugat, maka peristiwa sengketa yang diterima itu dianggap terbukti, karena pengakuan itu merupakan alat bukti sehingga tidak memerlukan pembuktian lebih lanjut. Oleh karena tergugat tidak hadir, maka peristiwa-peristiwa sengketa yang dimuat dalam surat tuntutan tanpa pembuktian dianggap benar dan kemudian tanpa sidang dan tanpa kehadiran tergugat, putusan wanprestasi diberikan oleh hakim.
Beban Pembuktian
Apabila yang menyebutkan peristiwa itu adalah penggugat, maka beban pembuktian ada pada penggugat, dan jika yang menyebutkan peristiwa itu adalah tergugat, maka beban pembuktian ada pada tergugat. Penggugat tidak wajib membuktikan kebenaran bantahan tergugat dan sebaliknya tergugat tidak wajib membuktikan kebenaran peristiwa yang diajukan penggugat. Maka jika salah satu pihak dibebani bukti dan tidak dapat membuktikannya, maka ia kalah.
Alat – Alat Pembuktian
- Alat Bukti Tertulis
- Kekuatan pembuktian formil
- Kekuatan pembuktian materil
- Kekuatan Pembuktian Lahir Akta Otentik
- Kekuatan Pembuktian Formil Akta Otentik
- Kekuatan Pembuktian Materil Akta Otentik
- Kekuatan Materil Akta di Bawah Tangan
- Alat Bukti Saksi
- Segolongan orang yang dianggab tidak mampu untuk
- Segolongan orang yang atas permintaan mereka
- Kewajiban Untuk Menghadap
- Kewajiban Untuk Bersumpah
- Kewajiban Untuk Memberi Keterangan
- Persangkaan
- Pengakuan
- Sumpah
Ketentuan di atas hanya menentukan hal-hal yang wajib ada dan dicantumkan dalam putusan hakim. Mengapa putusan hakim harus memuat kata-kata “Demi keadilan berdasarkan keimanan kepada Tuhan Yang Maha Esa”. Secara umum, putusan hakim diasumsikan baru dapat dilaksanakan setelah putusan tersebut bersifat final.
KEPUTUSAN HAKIM
Pengertian Keputusan Hakim
Untuk itu, kita akan mencermati berbagai posisi dan pandangan doktrinal terhadap rancangan undang-undang mengenai pengertian “hakim atau putusan pengadilan”. Putusan hakim merupakan perbuatan akhir suatu proses perkara dan putusan hakim itu disebut putusan, yang didasarkan pada kesimpulan akhir hakim mengenai hukum dan juga memuat akibat-akibatnya.” Persyaratan bentuk tertulis ini dimaksudkan agar hakim dapat diajukan terhadap putusan para pihak yang berperkara, dapat diajukan ke Mahkamah Agung/Mahkamah Agung Republik Indonesia apabila yang bersangkutan mengajukan upaya hukum banding atau kasasi, bahannya diterbitkan dan sebagai arsip yang dilampirkan pada berkas perkara.
Jenis-Jenis Putusan Hakim
Suatu rancangan keputusan (tertulis) tidak mempunyai kekuatan hukum sebagai suatu keputusan, sampai ia diucapkan oleh hakim dalam sidang. Putusan sela (interlocutory judgement) adalah putusan sela yang disampaikan oleh hakim dengan putusan yang memuat perintah pembuktian dan dapat mempengaruhi pokok perkara. Putusan yang bersifat deklaratif (declaratoir judgement) adalah putusan yang diucapkan oleh seorang hakim yang bersifat menjelaskan suatu perkara yang ditentukan suatu keadaan hukum atau untuk menentukan benarkah keadaan hukum yang dikemukakan oleh pemohon.
Susunan Isi Keputusan Hakim
Putusan hakim merupakan suatu aspek yang penting dan merupakan isi putusan itu sendiri dan diawali dengan kata: 'Hakim. Dengan menandatangani dan menyebutkan nama, maka putusan hakim menjadi suatu akta otentik dan menjadi tanggung jawab hukum hakim yang bersangkutan. Selain itu, panitera wakil yang menghadiri putusan hakim juga diberi catatan mengenai perkara tersebut, menanyakan apakah para pihak menerima putusan tersebut dan tidak mengajukan banding, atau, dalam hal tidak menyampaikan pendapat, para pihak tidak menyampaikan pendapat. komentar telah dikirimkan. banding dalam jangka waktu 14 (empat belas) hari agar putusan mempunyai kekuatan hukum tetap (in force).
Kekuatan Keputusan Hakim
Misalnya, seorang laki-laki dan seorang perempuan mengajukan suatu perkara ke hadapan hakim, dan dengan adanya keputusan hakim tersebut mereka bercerai, dan kemudian putusan cerai mereka mempunyai kekuatan pembuktian yang sempurna terhadap keduanya dan terhadap pihak ketiga, karena perceraian mereka tertulis dalam surat cerai. hukum. Bagi pihak-pihak yang dinyatakan kalah dalam suatu perkara, wajib melaksanakan putusannya atas kemauannya sendiri. Syarat agar suatu putusan memperoleh kekuatan dilaksanakan adalah kata-kata “Demi keadilan berdasarkan keimanan kepada Tuhan Yang Maha Esa” memberikan kekuatan hukum berlaku terhadap putusan peradilan di Indonesia.
Tugas dan Evaluasi
Penegakan tidak sama dengan main hakim sendiri, karena penegakan ini merupakan pelaksanaan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap, apabila pihak yang kalah dalam perkara tersebut bersedia melaksanakan putusan tersebut dengan sukarela. Jika diputuskan, kasus ini akan berakhir tanpa perlu adanya penegakan hukum. Suatu putusan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap (Ingkrach) tidak dapat lagi diambil dengan cara hukum biasa, yaitu setelah putusan itu telah mempunyai kekuatan hukum tetap, tidak dapat lagi diubah. Apabila keberatan itu dikabulkan, maka keputusan yang digugat itu akan diperbaiki sepanjang merugikan pihak ketiga.
MENJALANKAN KEPUTUSAN HAKIM LEBIH
Pelaksanaan Putusan Hakim Lebih Dahulu
Bila utang dan piutang itu dapat dibuktikan dengan akta otentik atau akta di bawah tangan (misalnya tanda terima penerimaan uang), yang isi dan tandatangannya tidak dapat disangkal dengan C atau salah satu syarat lain yang terdapat dalam Pasal 180 ayat. (1) HIR, Pasal 191 ayat (1) Rbg terpenuhi, keputusan dapat diambil dengan ketentuan ooordebaar bij vooraad. Dalam perkara pewarisan yang menyangkut tanah yang sudah lama dimiliki oleh tergugat, tidak dapat diambil keputusannya berdasarkan ketentuan vuortebaar bij vooraad. Namun apabila sebidang tanah atau sawah yang semula dikuasai penggugat dapat dibuktikan sebagai pemilik tanah tersebut, kemudian diambil alih secara paksa oleh tergugat, maka putusan dapat diberikan berdasarkan ketentuan vuortebaar bij vooraad.
Tugas dan Evaluasi
Eksekusi putusan yang memberikan denda kepada pihak yang kalah untuk membayar sejumlah uang tertentu, prestasi yang diharapkan adalah pembayaran sejumlah uang tertentu. Keputusan tersebut menjadi final jika upaya hukum yang biasa tidak lagi tersedia. Permohonan perpanjangan diajukan oleh pemohon kepada Mahkamah Agung melalui Ketua Pengadilan Negeri, yang memutus perkara pada tingkat pertama setelah membayar biaya perkara yang diperlukan.
PELAKSANAAN PUTUSAN ( EKSEKUSI)
Pelaksanaan Putusan ( Eksekusi )
Eksekusi adalah pelaksanaan secara resmi suatu putusan pengadilan di bawah arahan ketua pengadilan, yang pelaksanaannya harus diperintahkan secara resmi oleh ketua pengadilan yang berwenang dalam pelaksanaan suatu putusan pengadilan yang telah mempunyai putusan hukum yang tetap. Penerapannya diatur dalam Pasal 195 HIR dan Pasal 206 Rbg. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa penegakan hukum adalah pelaksanaan suatu putusan pengadilan yang diperintahkan oleh ketua pengadilan yang memeriksa perkara pada tingkat pertama. Atau apabila panitera berhalangan, maka digantikan oleh orang lain yang ditunjuk oleh ketua pengadilan.
Tugas dan Evaluasi
UPAYA-UPAYA HUKUM
Upaya Hukum Terhadap Putusan
- Upaya Hukum Biasa
- Upaya Hukum Luar biasa
Pengaduan dilakukan apabila salah satu pihak, baik penggugat maupun tergugat, tidak menerima putusan pengadilan karena menganggap haknya telah terlanggar akibat akibat putusan tersebut. Upaya hukum khusus ini hanya diperbolehkan dalam hal-hal tertentu yang disebutkan dalam undang-undang, termasuk upaya hukum luar biasa, yaitu peninjauan kembali dan perlawanan pihak ketiga. Batas waktu penyampaian jawaban oleh pihak lawan adalah 30 hari setelah tanggal diterimanya salinan permohonan peninjauan kembali.