Dengan demikian, ruang lingkup mikrobiologi meliputi bakteriologi yang mempelajari bakteri, virologi yang mempelajari virus, mikologi yang mempelajari jamur dan alga, serta parasitologi yang mempelajari parasit. Untuk lebih memahami hubungan antara mikroorganisme dan inangnya, sebaiknya mempelajari anatomi dan jaringan tubuh manusia pada mata kuliah Histologi dan Anatomi dan Fisiologi Tubuh Manusia.
SEJARAH MIKROBIOLOGI
Setelah dipanaskan, bahan dibiarkan agar spora dapat berkecambah menjadi sel vegetatif, kemudian dipanaskan kembali untuk mematikan sel vegetatif yang tidak tahan panas, didiamkan kembali, dipanaskan kembali, dan seterusnya hingga endosnya mati semua. Setelah bahan dipanaskan, diamkan agar spora berkecambah menjadi sel vegetatif, lalu panaskan kembali untuk mematikan sel vegetatif yang tidak tahan panas, diamkan kembali, panaskan kembali, begitu seterusnya hingga endospora seluruhnya.
TAKSONOMI DAN KLASIFIKASI BAKTERI
Sumber: https://www.slideshare.net, diunduh pada 7 Agustus 2017 Bakteri dan bakteri hijau tergolong tumbuhan primitif karena: a) Memiliki dinding sel seperti tumbuhan. Endospora (kiri) berwarna biru dan terlihat pada SEM Sumber: https://www.slideshare.net/NnirJhor/microscopy, diunduh pada 7 Agustus 2017.
Contoh: Kaldu nutrisi dibuat dari: Pepton 10,0 g, Ekstrak Daging 10,0 g, NaCl 5,0 g dan Aquadest 1000 ml. 3. Media sintetik, yaitu media yang tersusun dari senyawa kimia yang diketahui jenis dan takarannya secara pasti. Media selektif adalah media yang ditambahkan bahan tertentu yang menghambat pertumbuhan mikroba yang tidak diinginkan dalam suatu sampel.
ASPEK UMUM PENYAKIT INFEKSI
Di antara mikroorganisme patogen tersebut, ada pula yang bersifat virulen (ganas) karena dapat menimbulkan penyakit pada individu sehat walaupun dalam jumlah inokulum yang sedikit. Sedangkan mikroorganisme lainnya hanya dapat menimbulkan penyakit pada individu yang daya tahan tubuhnya menurun.
PATOGENESIS PENYAKIT YANG DISEBABKAN BAKTERI 1. Faktor-faktor Penentu Patogenitas Bakteri
Eksotoksin adalah racun yang diproduksi dan dikeluarkan dari tubuh oleh bakteri gram positif dan gram negatif. Eksotoksin lainnya, misalnya racun yang dihasilkan bakteri Clostridium perfringens, dapat menyebabkan gangren pada luka.
JENIS BAKTERI RONGGA MULUT
Bakteri di rongga mulut terutama dapat diklasifikasikan ke dalam kelompok bakteri Gram positif dan bakteri Gram negatif, dan selanjutnya dikelompokkan menjadi bakteri anaerobik atau anaerob fakultatif sesuai dengan kebutuhan oksigennya. Propionibacterium Benar-benar anaerobik, sangat mirip dengan A. israelii, tetapi dapat menghasilkan asam propionat dari glukosa.
PERKEMBANGAN FLORA NORMAL RONGGA MULUT
Bakteri yang berkoloni pada masa ini sangat mirip dengan bakteri pada masa kanak-kanak sebelum gigi erupsi. Plak yang terbentuk pada gigi palsu mirip dengan plak yang tumbuh pada email; dan juga dihuni oleh banyak jamur.
EKOSISTEM RONGGA MULUT
Meski habitatnya berupa ruang sempit di rongga mulut, bakteri yang mengkolonisasi epitel gingiva berperan penting dalam timbulnya dan berkembangnya penyakit gusi dan penyakit periodontal. Komposisi gingiva mirip dengan serum darah, sehingga poket gingiva dilindungi oleh faktor pertahanan spesifik dan non spesifik yang terkandung dalam serum.
PLAK GIGI
Jika plak dibiarkan tidak dipoles, bakteri mati di komunitas apeks akan menjadi bahan mineralisasi. Plak terbentuk melalui proses pengendapan ion kalsium dan fosfat yang berasal dari air liur, yang diendapkan pada bakteri mati di dalam plak. Bakteri yang membutuhkan oksigen tingkat rendah untuk hidup Bakteri yang dapat membuat makanannya dari senyawa anorganik.
Bakteri membuat makanannya sendiri dengan menggunakan energi sinar matahari/proses fotosintesis. Bentuk sel bakteri dapat berupa kokus (bulat), basil (batang), spiral (bentuk seperti bulu), dan vibrio (bentuk koma).
VIROLOGI, MIKOLOGI DAN IMUNOLOGI
Virologi Dasar
- STRUKTUR VIRUS
- UKURAN VIRUS
- KLASIFIKASI VIRUS
- REPRODUKSI VIRUS
- EFEK VIRUS PADA SEL INANG
- JALUR INFEKSI VIRUS
- VIRUS YANG BERKAITAN DENGAN BIDANG KEDOKTERAN GIGI : HEPATITIS B
- GAMBARAN UMUM FUNGI 1. Morfologi
Untuk melihat perbandingan ukuran virus terhadap sel inang dan ukuran bakteri, lihat Gambar 2.3 di bawah ini. Model reproduksi virus beramplop dan tidak beramplop dapat dilihat pada Gambar 2.5 dan 2.6 di bawah ini. Setelah memasuki sel target, kapsid virus terdegradasi dan melepaskan asam nukleatnya ke dalam sel inang.
Perakitan virus pada virus DNA terjadi di dalam nukleus, sedangkan pada virus RNA terjadi di sitoplasma sel inang. Hal ini dapat terjadi karena, misalnya, enzim yang diperlukan tidak tersedia di sel inang.
Imunologi Imunologi
- GAMBARAN UMUM SISTEM IMUN
- BARIS PERTAHANAN PERTAMA TERHADAP INFEKSI
- BARIS PERTAHANAN KEDUA (RESPON ANTI BAKTERI )
- PERTAHANAN TUBUH MELAWAN INFEKSI VIRUS
- RESPON IMUN SELULER DAN RESPON IMUN HUMORAL
- BARIS PERTAHANAN KETIGA TERHADAP INFEKSI 1. Antibodi
- SEL-SEL PERTAHANAN PADA SISTEM IMUN
Komponen sistem pertahanan tubuh yang penting dalam menghentikan infeksi virus adalah interferon, sel “pembunuh alami”, sel limfosit T CD8. Respon imun seluler merupakan sistem imun yang diperantarai oleh sel darah putih sebagai sel pertahanan tubuh. Getah bening bertindak sebagai penyaring darah dan merupakan tempat utama bagi partikel yang dimakan oleh sel fagositik.
Sel T CD8 sitotoksik adalah sel tubuh yang terinfeksi virus atau sel yang tidak berfungsi dengan baik. Sel induk, misalnya sel induk darah (hematopoietik), terdapat di sumsum tulang dan hati janin.
INFEKSI NOSOKOMIAL DAN TEKNIK PENCEGAHAN INFEKSI SILANG
FREKUENSI DAN JENIS INFEKSI NOSOKOMIAL
Infeksi nosokomial merupakan masalah nyata di seluruh dunia dan terus meningkat (Alvarado, 2000), Amerika dan Afrika sub-Sahara (Lynch, 1997). Selain itu, survei tersebut tidak mencakup negara-negara di Afrika, yang angka kejadian infeksi nosokomialnya jauh lebih tinggi. Meskipun demikian, survei ini memberikan beberapa panduan mengenai infeksi nosokomial mana yang umum terjadi di negara-negara berkembang.
Infeksi tempat bedah (ITP), infeksi saluran kemih, dan infeksi saluran pernapasan bawah (pneumonia) adalah jenis utama infeksi yang didapat di rumah sakit yang dilaporkan di negara-negara berkembang. Penelitian yang dilakukan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan penelitian lainnya juga menunjukkan bahwa prevalensi tertinggi infeksi yang didapat di rumah sakit terdapat di unit perawatan intensif, perawatan bedah akut, dan bangsal ortopedi.
DAMPAK INFEKSI NOSOKOMIAL
Pada tahun 1987, sebuah studi prevalensi yang mencakup 55 rumah sakit di 14 negara berkembang di empat wilayah WHO (Eropa, Mediterania Timur, Asia Tenggara dan Pasifik Barat) menemukan rata-rata 8,7% dari seluruh pasien rumah sakit menderita infeksi nosokomial (Thikomirov, 1987). Urutan ini berbeda dengan yang dilaporkan di AS, misalnya infeksi saluran kemih dan pernafasan lebih sering terjadi, diikuti oleh infeksi luka operasi (Emori dan Gaynes, 1993). Tidak mengherankan jika angka kejadian infeksi lebih tinggi pada pasien yang lebih rentan karena usia tua dan tingkat keparahan penyakit yang dideritanya.
PENCEGAHAN INFEKSI NOSOKOMIAL
KEWASPADAAN BERDASARKAN PENULARAN
HIV dengan batuk, keringat malam, atau demam memerlukan tindakan pencegahan penularan melalui udara sampai tuberkulosis dapat disingkirkan. Upaya kewaspadaan penularan melalui udara ditunjukkan pada Tabel 3.1 berikut ini: Gambar 3.1 Unsur-unsur infeksi nosokomial. Tindakan pencegahan penularan melalui udara harus dianjurkan pada pasien yang diketahui atau diduga mengidap penyakit ini.
Misalnya, pasien HIV yang mengalami batuk, berkeringat di malam hari, atau demam perlu memperhatikan aliran udara. Infeksi nosokomial dapat dicegah dengan tindakan pencegahan berdasarkan penularannya, yaitu melalui udara, percikan dan kontak.
STERILISASI
Pada saat kondensasi sampai volume tertentu, akan terjadi penetrasi panas pada alat atau bahan yang disterilkan. Bahan pengemas yang cocok adalah kertas, kantong plastik nilon atau kain tipis, dan wadah/wadah berlubang. Waktu sterilisasi dapat bervariasi tergantung pada ukuran muatan, penggunaan wadah instrumen yang berbeda, dan sifat bahan yang akan disterilkan.
Bahan pengemas yang cocok adalah nampan atau kertas logam berlubang, dan bahan yang tidak cocok adalah nampan logam kaku dan wadah kaca tertutup. Bahan pengemas yang cocok adalah kertas, kantong plastik, sedangkan bahan yang tidak cocok adalah wadah logam atau kaca yang tertutup.
DISINFEKSI
Dapat menimbulkan karat pada alat-alat yang terbuat dari logam, oleh karena itu air yang digunakan harus disuling atau air ledeng yang ditambahkan 1 sendok teh natrium karbonat 2. Disinfektan tingkat menengah adalah disinfektan yang dapat membunuh Mycobacterium tuberkulosis, bakteri vegetatif, sebagian besar virus dan jamur tetapi hanya sedikit spora, misalnya turunan klorin, iodofor. Instrumen kritis adalah instrumen yang menembus kulit atau mukosa dan/atau bersentuhan langsung dengan jaringan atau tulang terbuka, misalnya spuit, forceps pencabutan, pisau bedah, scaler, bur.
Alat semi kritis adalah alat yang hanya menyentuh mukosa dan tidak menembus jaringan atau tulang, misalnya cermin mulut, probe, alat pengisi. Alat non kritis adalah alat yang tidak bersentuhan atau bersentuhan dengan kulit dan permukaan lingkungan praktek (dental unit, meja, kursi).
DISINFEKTAN DAN ANTISEPTIK YANG DIGUNAKAN DI KEDOKTERAN GIGI
Meskipun murah namun efektif, namun kelemahannya adalah golongan ini dapat memudahkan terjadinya korosi pada perkakas yang terbuat dari logam dan menjadi tidak aktif dengan adanya bahan organik. Klorheksidin merupakan salah satu contoh disinfektan bisguanida yang banyak digunakan dalam kedokteran gigi sebagai disinfektan. Kegunaannya adalah sebagai desinfektan, antiseptik kulit dan sanitasi, namun kelemahannya adalah tidak efektif melawan spora M. tuberkulosis.
Namun senyawa ini memiliki kelemahan yaitu tidak mampu menghambat atau membunuh spora bakteri dan juga tidak efektif melawan Mycobacterium tuberkulosis. Disinfektan dan antiseptik yang digunakan dalam kedokteran gigi dapat dibagi menjadi: alkohol, aldehida, halogen, fenol dan turunannya, bisguanida, sabun dan deterjen...masing-masing kelompok memiliki kelebihan dan kekurangan.
PENGENALAN ALAT DAN BAHAN PRAKTEK LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
PENDAHULUAN
Untuk mengidentifikasi mikroorganisme diperlukan teknik atau metode khusus untuk mempelajarinya dan bekerja dalam skala laboratorium untuk menyelidiki mikroorganisme baik sifat maupun ciri-cirinya, tentunya perlu diketahui alat-alat yang akan digunakan dan mengetahui cara penggunaan alat-alat tersebut. terkait dengannya. melakukan penelitian agar memudahkan dalam melakukan penelitian (Dwidjoseputro, 2003). Hal pertama yang harus diperhatikan untuk meningkatkan akurasi adalah kita harus memperhatikan alat yang kita gunakan. Karena alat-alat tersebut mempunyai skala yang berbeda-beda, dan tentunya mempunyai tingkat akurasi yang berbeda-beda.
Rekan-rekan mahasiswa tentunya setuju dengan pernyataan berikut ini jika ingin melaksanakan praktikum di laboratorium mikrobiologi secara profesional dan mencapai hasil tes yang maksimal.
DESKRIPSI MATA KULIAH
Dalam hal ini keakuratan latihan sangatlah penting, yang dapat menentukan hasil akhir dari latihan. Praktisi pria harus berambut pendek dan rapi, sedangkan praktisi wanita berambut panjang harus menjaga rambutnya tetap rapi agar tidak mengganggu kerja praktek. Dalam menggunakan peralatan laboratorium, praktisi harus melakukannya dengan baik dan benar sesuai SOP, oleh karena itu pelajari dan perhatikan petunjuk dan prosedur praktiknya.
Apabila terjadi kerusakan (pecah) atau kehilangan peralatan pada saat kerja praktek, maka menjadi tanggung jawab pengguna kerja praktek dan memberitahukan kepada penanggung jawab laboratorium.
MATA KULIAH DAN MATERI PRASYARAT
KEGUNAAN BAB INI BAGI MAHASISWA
URUTAN SUB BAB
PENGANTAR
TUJUAN
Mahasiswa mampu menjelaskan dengan baik dan akurat fungsi peralatan praktikum mikrobiologi kaca dan keramik. Mahasiswa mampu menjelaskan dengan baik dan akurat fungsi alat penunjang praktikum lainnya di laboratorium Mikrobiologi.
URAIAN
Instrumen ini dilengkapi dengan pengatur suhu dan pengatur waktu yang digunakan untuk menumbuhkan dan memelihara kultur mikrobiologi atau kultur sel. Sterilizer Oven atau oven pengering merupakan suatu alat yang digunakan untuk sterilisasi atau pembersihan dengan udara kering. Digunakan untuk mengaduk suatu larutan atau suspensi yang biasanya terdapat dalam gelas kimia, Erlenmeyer atau tabung reaksi.
Pengaduk magnet adalah alat yang digunakan untuk mencampur cairan kimia yang menggunakan medan magnet berputar untuk memutar batang pengaduk (disebut juga "lalat") sehingga membantu proses homogenisasi. Pada penjahitan luka, digunakan untuk membantu proses penjahitan luka dan mengencangkan kain kasa pada saat luka ditekan.