BAB II
TINJAUA PUSTAKA A. Tinjauan Literatur Terkait
Terdapat beberapa penelitian serupa yang pernah dilakukan sebelumnya, antara lain : 1. Ainul Yaqien (2014)
Penelitian pertama berjudul “Perencanaan Bangunan Pelimpah (Spillway) Bendungan Marangkayu, Kab. Kutai Kertanegara, Kalimantan Timur”. Tujuan dari penelitian tersebut diantaranya yaitu menghitung Analisa hidrologi untuk debit banjir. Terdapat tahapan analisa hidrologi, yang pertama perhitungan curah hujan rata – rata dengan menggunakan metode rata – rata aritmatik, Thisessen Polygon dan Isoyhet. Kedua analisa distribusi frekuensi dengan menggunakan relevansi curah hujan rencana pada periode ulang rencana seperti 2,5,10,20,50,100 dan 1000 tahun. Ketiga uji kesesuaian distribusi frekuensi menggunakan metode Chi-Square dan metode Smirnov-Kolmogorov. Keempat analisa debit banjir rencana dengan menggunakan metode hidrograf Satuan Sintetik Nakayasu.
Berdasarkan pembahasan tersebut, didapatkan kesimpulan Analisis hidrologi Sungai Marangyu dilakukan pada tahun oleh stasiun pengukur curah hujan yang berpengaruh yaitu Stasiun Pengamatan Curah Hujan Termindung. Oleh karena itu, metode penentuan curah hujan maksimum menggunakan metode data maksimum tahunan (annual maksimum series), melakukan analisis distribusi dengan metode log-normal dan log-Parson III, dan melakukan fit menggunakan metode Kairo.
Metode persegi menguji metode Smirnov-Kolmogorov. Dengan demikian diperoleh curah hujan rencana sebesar 201,17 mm dengan periode ulang 1000 tahun dan diperoleh limpasan rencana sebesar 402,37 m3/s. Kesimpulan lainnya yaitu kondisi ketinggian air sampai dengan mercusuar.
2. Alvin Rahmadiar Alam (2016)
Penelitian kedua berjudul ““Evaluasi Dimensi Pipa Intake dan Bangunan Pelimpah (Spillway) Pada Embung Sidodadi, Glenmore – Banyuwangi”. Tujuan dari penelitian tersebut untuk mengkaji bangunan pelimpah pada kondisi eksisting terhadap debit yang akan masuk ke dalam embung.
Berdasarkan pembahasan tersebut, dapat didapatkan kesimpulan berupa kondisi eksisting bangunan pelimpah dibandingkan dengan debit air yang masuk ke dalam embung menghasilkan tinggi air di atas mercu. Dari kedua analisis data
yang dibuat tersebut, maka dapat disimpulkan bangunan pelimpah (spillway) aman atau tidak.
3. Ahmad Khoirudin, Eko Noerhayati, Bambang Suprapto (2020)
Penelitian ketiga berjudul “Studi Perencanaan Bangunan Pelimpah (Spillway) Pada Bendungan Greneng Kabupaten Blora”. Penelitian ini bertujuan salah satunya yaitu untuk menghitung besar debit banjir rancangan bangunan pelimpah.
Dari tujuan tersebut, digunakan metode lengkung Haroid untuk menentukan betuk penampang hilir dan titik tertinggi mercu pelimpah.
Berdasarkan pembahasan tersebut, didapatkan kesimpulan besar debit banjir rancangan pada bendungan dengan kala ulang adalah Q1000 th Inflow = 19,15 m3/det dan Outflow = 7,97 m3/det. Selain itu, akan didapatkan beberapa dimensi bangunan pelimpah yang aman pada bendungan.
4. Pekik Gunawan (2014)
Penelitian keempat berjudul “Perencanaan Spillway Dan Optimasi Pengoperasian Waduk Pada Bendungan Desa Bandungharjo Kecamatan Toroh Kabupaten Grobogan”. Penelitian ini bertujuan untuk merencanakan bangunan pelimpah (spillway) dengan dilakukan analisis kebutuhan metode Penman.
Berdasarkan pembahasan tersebut, akan didapatkan kesimpulan bahwa tentang ketersediaan air.
5. Gerry Prima Putera dan Yiniarti Eka Kumala (2019)
Penelitian kelima berjudul “Evaluasi Kapasitas Spillway Bendungan Darma sebagai Salah Satu Dasar dari Aspek Keamanan Bendungan”. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji ulang kapasitas pelimpah waduk terhadap debit puncak yang paling berbahaya. Metode yang digunakan dengan pengumpulan data lalu melakukan analisis hidrologi dengan menghitung analisis curah hujan rencana, debit banjir dengan periode ulang 1000 tahun (Q1000) dan debit PMF (QPMF) serta melakukan analisis kapasitas pelimpah waduk eksisting.
Berdasarkan penelitian ini, didapatkan kesimpulan Nilai dalam �1000 tahun sebesar 879,02 m3 /s, tinggi muka air banjir hasil penelusuran Waduk sebesar +713,17 m dan tinggi puncak bendungan maksimum sebesar +715,00 m. Analisis debit banjir PMF didapatkan nilai debit banjir �PMF sebesar 1.546,63 m3 /s dan tinggi banjir sebesar 714,46 m3 /s. Analisa tersebut bendungan aman dari banjir,
dengan perbedaan tinggi muka air �1000 sebesar 1,83 m dan selisih �PMF sebesar 0,54 m dari bendunga.