7. KORUPSI
Kata ‘korupsi’ berasal dari bahasa latin corruption atau dari kata asal Corrumpere. Secara etimologi, dalam bahasa latin kata corruption
bermakna Busuk, rusak, menggoyahkan, memutar balik, dan menyogok.
Di dalam Al-Qur’an tidak ada istilah korupsi, maka perlu memilih kata yang senada dengan Definisi diatas. Setelah mencari, ditemukan bahwa di dalam Al-Qur’an Perilaku korupsi disebut dengan istilah “Ghulul” serta
“Risywah”. Ghulul Adalah penggelapan atau penghianatan atas amanah yang seharusnya dijaga. Sementara Risywah adalah suap.
Ayat yang berkaitan dengan korupsi ialah QS al Baqarah ayat
188,Sedangkan ayat yang berkaitan dengan ayat diatas diantaranya seperti Terminologi Pengkhianatan dalam QS. Ali Imran [3]: 161.
Terminologi Perampokan dalam QS Al Maidah ayat 33. Terminologi penyuapan dalam QS Al Maidah ayat 42.
Penafsiran (Q.S Al-Maidah: 33).
Sebagaimana yang dijelaskan dalam tafsir Al misbah Ayat ini turun
Berkaitan dengan hukuman yang ditetapkan Nabi saw. Dalam kasus suku al-‘Urainiyyin. Imam Bukhari meriwayatkan bahwa sekelompok orang darisuku ‘Ukal dan ‘Urainah datang menemui Nabi saw. Setelah
menyatakan Keislaman mereka. Mereka mengadu kepada Nabi tentang kehidupan mereka. Maka Nabi memberi mereka sejumlah unta agar mereka dapat memanfaatkan Dengan meminum susu dan kencingnya.
Ditengah jalan mereka membunuh Pengembala unta itu bahkan mereka murtad. Mendengar kejadian tersebut, Nabi mengutus pasukan berkuda yang berhasil menangkap mereka sebelum Tiba di perkampungan
mereka. Pasukan yang menangkap para perampok itu, memotong tangan dan kaki mereka, mencungkil mata mereka dengan besi Yang dipanaskan kemudian ditahan hingga meninggal. Dalam riwayat lain, Mereka
dilemparkan kepadang pasir sehingga mereka kehausan tanpa diberi Minum hingga meninggal. Ayat ini turun menegur perlakuan tersebut, karena Itu redaksinya menggunakan kata hanyalah dalam firman-Nya:
pembalasan Atas mereka hanyalah.
8.ADAT DAN TRADISI MASYARAKAT
Tradisi (bahasa Latin traditio, artinya diteruskan) menurut artian bahasa adalah Suatu kebiasaan yang berkembang di masyarakat baik, yang menjadi adat kebiasaan, atau yang terasimilasi dengan ritual adat atau agama. Atau dalam pengertian yang lain, sesuatu yang telah dilakukan untuk sejak lama dan menjadi bagian dari kehidupan suatu kelompok masyarakat, biasanya dari suatu negara, kebudayaan, dan waktu.
Adat dan tradisi memiliki kesamaan yakni, keduanya berperan dalam menjaga identitas budaya suatu masyarakat. Keduanya dapat menjadi faktor yang memperkuat solidaritas dan persatuan di antara anggota masyarakat.
Perbedaan adat dan tradisi, Adat merujuk pada kebiasaan atau praktik yang telah diwariskan dari generasi ke generasi dalam suatu masyarakat.
Sedangkan tradisi Tradisi mencakup praktik-praktik yang dipegang dan diwariskan dari masa lampau dan dipertahankan oleh masyarakat untuk menjaga identitas dan kestabilan sosial.
Ayat-ayat yang berkaitan: Q.S Al-hujurat : 13 dan Q.S As-Syu’ara 137 yang menjelaskan perihal tradisi turun temurun nenek moyang.
Penafsiran: QS. Al-Maidah ayat: 104
Menurut Jalaluddin Al-mahali dann Jalaluddin As-suyuti Mengungkpakan dalam tafsir Jalalain, bahwa (Apabila dikatakan Kepada mereka, “marilah mengikuti apa yang telahh diturunkan Allah dan mengikuti Rasul”),
artinya kepada Hikmah yang Menjelaskan tentang penghalang aa yang kamu haramkan (mereka Menjawab, “ Cukuplah untuk kami) kami cukup puas dengan (apa Yang kami dapati baak kami yang mengajarkannya.”) yaitu berupa Agama dan syari‟at.
9.POLITIK DALAM ISLAM
Secara etimologi kata politik berasal dari bahasa latin “politicus” yang berarti Mengacu kepada rakyat, kata tersebut berasal dari kata polis yang berarti kota. Dalam kamus-kamus bahasa Arab modern, kata politik
biasanya diterjemahkan dengan kata Siyasah. Kata ini terambil dari kata kerja atau fi’il; sâsa-yasûsu )ساس – سوسي )yang Diartikan sebagai
mengemudi, mengendalikan, mengatur, dan sebagainya. Siyasah juga berarti pemerintahan dan politik, atau menuntut kebijaksanaan. Siyasah juga Dapat diartikan administrasi dan manajemen.
Ayat yang berkaitan
1. Al-Hukm (hukum/system pemerintahan) (QS. Al-An’âm: 57) 2. Khalifa/istihraf (khalifah/kepemimpinan/suksesi kekuasaan) Q.S
Al;Baqarah ayat 30
3. Asy-Syûrâ (musyawarah) Q.S Ali Imran ayat 159 4. Ulil Amri Q,S An-Nisa/4: 59
5. Al-Imam Q.S Al-Anbiya ayat 73
Penafsiran
Q.S. An-Nisa’/4: 29
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, Janganlah kamu saling memakan Harta sesamamu dengan jalan yang Batil, kecuali dengan jalan
Perniagaan yang Berlaku dengan Suka sama-suka di antara kamu. Dan Janganlah kamu membunuh dirimu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu”
Allah SWT melarang hamba-hamba-Nya Yang beriman memakan harta sebagian mereka Terhadap sebagian lainnya dengan bathil, yaitu Dengan berbagai macam usaha yang tidak syar’i Seperti riba, judi dan berbagai hal serupa yang Penuh tipu daya, sekalipun pada lahiriahnya Cara-cara tersebut berdasarkan keumuman hukum Syar’i, tetapi diketahui oleh Allah dengan jelas Bahwa pelakunya hendak melakukan tipu muslihat Terhadap riba. Sehingga Ibnu Jarir berkata: “Diriwayatkan dari Ibnu Abbas tentang seseorang Yang membeli baju dari orang lain dengan Mengatakan jika anda senang, anda dapat Mengambilnya, dan jika tidak, anda dapat Mengembalikannya dan tambahkan satu dirham.”
10.HUBUNGAN SESAMA MANUSIA ANTAR AGAMA DAN UKHUWAH DALAM ISLAM
Dalam Islam, hubungan sesama manusia dan ukhuwah (persaudaraan) sangat penting. Konsep Hablum Minannas mengajarkan pentingnya tolong menolong, berbaik sangka, menjaga silaturahmi, dan berbuat baik kepada sesama manusia. Implementasi dari konsep ini meliputi saling membantu, memberi makan anak yatim, bertindak ikhlas, mengasihi yang kurang mampu, dan menjaga silaturahmi.
Ayat-ayat yang berkaitan
1. Persaudaraan sesama manusia dilandasi oleh kesamaan dan kesetaraan manusia di hadapan Allah Q.S Al-Hujurat:13.
2. B. Pesaudaraan dalam keturunan dan perkawinan. Hal ini dijelaskan di dalam Q.S an- Nahl: 72.
3. C. Persaudaraan sesuku dan sebangsa. Sebagaimana di jelaskan didalam Q.S al-Hujurat: 13.
4. D. Persaudaraan sesama pemeluk agama. Konsep persaudaraan ini sebagaimana dijelaskan di dalam Q.A al-Kafirun: 1-6
5. Persaudaraan seiman dan seagama yang merupakan puncak persaudaraan.
Hal ini sebagaimana yang dimaksud dalam Q.S al-Hujurat :10 Penafsiran
Imam Ibnu Katsir didalam kitab tafsirnya menjelaskan bahwa hubungan antar manusia serta kemuliaan mereka yang dianggap sama dihadapan Allah karena terkait dengan penciptaan adam dan hawa yang menjadi asal muasal perantara penciptaan seluruh manusia. Namun yang mejadi pembeda tingkat kemuliaan antara manusia yang satu dengan yang lainnya adalah ketaatan kepada Allah.
11.AKHLAK, ETIKA, DAN MORAL
Etika adalah suatu ilmu yang mengkaji tentang persoalan baik dan buruk berdasarkan pikiran akal manusia. Sedangkan moral adalah suatu hal yang berkenaan dengan baik dan buruk dengan ukuran tradisi dan budaya yang dimiliki seseorang atau sekelompok orang. Nah adapun akhlak
adalah bagian yang membicarakan masalah baik dan buruk dengan ukuran wahyu atau al- Qur’an dan hadist
Ayat ayat yang berkaitan Al Ahzab Ayat 21
b. An Nahl Ayat 90 c. Ali Imran Ayat 159
d. Al Bayyinah Ayat 5 e. Al Baqarah Ayat 83 f. Al Baqarah Ayat 45 g. Al Baqarah Ayat 152 h. Al Mulk Ayat 29 Penafsiran
Ali Imran Ayat 159
Rasulullah memiliki sifat lemah lembut. Ayat ini menyatakan, sifat lemah lembut itu disebabkan karena rahmat Allah.“Yakni sikapmu yang lemah lembut terhadap mereka, tiada lain hal itu dijadikan Allah buatmu sebagai rahmat untukmu dan untuk mereka,” demikian Ibnu Katsir
menjelaskan dalam tafsirnya.
Sayyid Qutb menjelaskan, manusia selalu membutuhkan naungan yang penuh kasih sayang, wajah yang teduh dan ramah, cinta dan kasih
sayang, serta jiwa penyantun dan penuh kelembutan. Itu semua ada pada diri Rasulullah karena rahmat dari Allah. Penjelasan Sayyid Qutb itu
mengisyaratkan, sikap lemah lembut harus dimiliki oleh setiap mukmin, terlebih lagi jika ia seorang pemimpin.
12.DEMOKRASI DALAM ISLAM
Demokrasi berasal dari dua kata dalam Bahasa Yunani, yaitu demos yang Berarti rakyat dan kratos yang berarti kekuasaan. Oleh karena itu,
demokrasi Diartikan sebagai kekuasaan yang berada di tangan
rakyat.Dalam perspektif Islam, demokrasi Diartikan sebagai syu’ara’, yang berarti musyawarah.
Ayat yang berhubungan dengan Prinsip-prinsip dasar demokrasi, diantaranya:
1. Syu’ara’ yang bermakna musyawarah, disebutkan dalam surat asy- Syura Ayat 38.
2. Aadilah yang bermakna keadilan, disebutkan dalam surat an-nahl ayat 90
3. Al-Musawah yang berarti kesejajaran, dijelaskan dalam surat al- hujurat Ayat 13
4. Al-amanah yang bermakna dipercaya, disebutkan dalam surat an- nisa’ ayat 58
5. Al-Masuliyah yang bermakna bertanggung jawab, disebutkan dalam surat Al-muddassir ayat 38
Penafsiran
Al-Muddassir ayat 38
Penafsiran ayat ini dalam tafsir jalalain menjelaskan bahwa (Tiap-Tiap diri bertanggung jawab atas apa yang telah diperbuatnya) dia
Tergadaikan, yaitu diazab di dalam neraka disebabkan amal perbuatannya Sendiri.
12.KONSEP MUALLAF DALAM AL QUR’AN
Muallaf artinya orang yang hatinya telah dilembutkan sehingga mau Masuk Islam agar tidak menimbulkan masalah lebih lanjut bagi umat Islam Atau yang baru masuk Islam dan tidak kembali ke keyakinan lama karena Setelah Islam, diharapkan mereka beragama dengan baik dan dapat Memperkuat Islam. Jika dikaitkan dengan zaman sekarang, kata muallaf Diartikan sebagai orang yang baru memeluk agama Islam.
Ayat-ayat yang berkaitan 1. Ali-Imran ayat 103
2. Al-Anfal ayat 63 3. At-Taubah ayat 60 4. An-Nur ayat 43 5. Al-Qasas ayat 56 Penafsiran
Āli ‘Imrān ayat 103
Mengutip dalam tafsir ibn katsir, konteks ayat ini berkaitan dengan Keadaan kabilah Aus dan kabilah Khazraj, karena sesungguhnya dahulu Di antara mereka sering terjadi peperangan, yaitu di masa Jahiliah. Kedengkian dan permusuhan, pertentangan yang keras di antara mereka Menyebabkan meletusnya perang yang
berkepanjangan di antara sesama Mereka. Ketika Islam datang dan masuk Islamlah sebagian orang di Antara mereka, maka jadilah mereka sebagai saudara yang saling Mengasihi berkat keagungan Allah. Mereka dipersatukan oleh agama Allah dan saling membantu dalam kebajikan dan ketakwaan.Dalam tafsir At-thabari, menurut Abu Ja’far yang di maksud dengan firmannya
ًناَوْخِا ِتَمْعِنِب ْمُتْحَبْصَاَف ْمُكِبْوُلُق َنْيَب َفّلَاَف ًءَدْعَا ْمُتْنُك ْذِا ْمُكْيَلَع ِهّٰللا َتَمْعِن اْوُرُكْذاَو
ۚا ٖٓه ۤا
Maksudnya adalah “ketika kamu dulu musuh, rujuk lah hatimu”.
Nikmat Yang allah anugrahkan kepada kaum Anshar yang diperintahkan oleh Allah disebutkan dalam ayat ini.