ABSTRAK
Pembentukan kepribadian membutuhkan proses yang cukup panjang dan tidak serta merta terbentuk menjadi seperti apa yang kita inginkan . Diperlukan begitu banyak faktor yang ikut ambil bagian dalam membentuk kepribadian manusia . Oleh karena itu apakah kepribadian seseorang itu akan menjadi baik, buruk, kuat, lemah, beradab atau biadab sepenuhnya ditentukan oleh faktor yang mempengaruhi dalam pengalaman hidup seseorang tersebut. Pembinaan kepribadian generasi muda merupakan tanggung jawab semua lapisan masyarakat, baik pada lingkungan keluarga, masyarakat sosial dan masyarakat sekolah. Berangkat dari hal tersebutlah peran pendidikan dasar memegang kunci dalam pembentukan awal kepribadian seorang siswa. Kenyataan tersebut memberikan peluang bagi upaya guru pendidikan agama Islam untuk memberikan andilnya dalam usaha membentuk kepribadian siswa.
Sehubungan dengan pembentukan kepribadian siswa inilah penulis melakukan penelitian di Sekolah Dasar negeri 182 Palembang, untuk mencari dan memahami apa saja hambatan-hambatan guru pendidikan agama islam dalam membentuk kepribadian para siswa? Dan juga Bagaimana upaya-upaya guru pendidikan agama islam dalam membentuk kepribadian para siswanya ?
Subjek penelitian adalah guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan siswa dari kelas VI B yang berjumlah 34 orang. Dalam pengumpulan data yang diperlukan selama penelitian Penulis menggunakan tekhnik Observasi , Wawancara dan Dokumentasi. Dari hasil penelitian tersebut diketahui bahwa baik faktor intern atau faktor dari dalam diri siswa maupun faktor ekstern atau faktor dari luar lingkungan (Keluarga, Sekolah dan masyarakat) Kedua faktor tersebut (intern dan ekstern) sama-sama memberikan hambatan dalam membentuk kepribadian siswa di SDN 182 Palembang tersebut.
Ada berbagai upaya-upaya yang dapat dilakukan oleh para guru pendidikan agama islam dalam membentuk kepribadian para siswanya diantaranya membiasakan para siswa untuk selalu belajar secara aktif, bersikap kritis, berani bertanya dan mampu bekerja sama dengan orang lain, memahami kelebihan dan kekurangan yang dimiliki oleh siswa sehingga kedekatan emosional antara guru dan murid selalu terjaga. Untuk mewujudkan hal-hal tersebut dapat juga melalui pemberian contoh-contoh keteladanan yang dapat di tiru oleh para siswanya baik melalui kultum maupun menceritakan kisah-kisah inspiratif yang dapat menumbuhkan semangat / motivasi bagi siswa.
.