PENDAHULUAN
Batasan Masalah
Namun karena luasnya cakupan dan untuk menghindari kekacauan dalam penelitian serta mengingat keterbatasan waktu, tenaga, dan lain-lain, maka perlu adanya batasan permasalahan. Apabila metode pengajaran yang digunakan sesuai dengan materi yang disampaikan maka hasil belajar siswa pun akan meningkat.
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengalaman Anda dalam proses pembelajaran, sehingga Anda termotivasi untuk lebih meningkatkan kualitas diri Anda sebagai calon pelatih vokasi.
Sistematika Pembahasan
Bab ini memberikan gambaran umum mengenai lokasi penelitian, deskripsi data, analisis data (uji hipotesis), pembahasan dan interpretasi.
PEMBAHASAN
- Hasil Belajar
- Kajian tentang Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) …. 26
- Telaah P ustaka Penelitian Terdahulu
- Kerangka Berpikir
- Pengajuan Hipotesis
Proses belajar merupakan tahapan perubahan perilaku kognitif, afektif, dan psikomotorik yang terjadi pada diri peserta didik. Proses pembelajaran harus memungkinkan siswa menyelesaikan proses pembelajaran dengan berinteraksi dan menciptakan lingkungan belajar. Kesadaran siswa akan tumbuh dengan sendirinya apabila pendidik selalu berinteraksi dengan siswa dan memperlihatkan lingkungan belajar serta memberikan motivasi kepada siswa.14 Setelah kita mengetahui beberapa pengertian tentang belajar dan proses pembelajaran, langkah selanjutnya adalah membahas apa saja hasil belajar. adalah.
Pemilihan model pembelajaran sangat dipengaruhi oleh sifat materi yang akan diajarkan, tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran, serta tingkat keterampilan siswa.21 Arends memilih istilah model pembelajaran berdasarkan dua alasan penting, yaitu : Pemilihan model pembelajaran dipengaruhi oleh sifat materi yang akan diajarkan, tujuan yang ingin dicapai dalam pendidikan, serta tingkat keterampilan siswa. Metode Discovery and Inquiry merupakan serangkaian kegiatan pembelajaran yang memaksimalkan kemampuan seluruh siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis dan logis, sehingga mereka dapat menemukan sendiri pengetahuan, sikap dan keterampilan sebagai bentuk perubahan perilaku.24.
11) Memberi penguatan kepada siswa untuk aktif melakukan penemuan. 12) Memudahkan siswa dalam merumuskan prinsip dan menggeneralisasikan hasil temuannya. Dalam pembelajaran IPA, seorang guru diharapkan mampu mendorong siswa untuk memanfaatkan lingkungan alam sebagai sumber belajar.
METODOLOGI PENELITIAN
Populasi da n Sampel
Keterbatasan penelitian yang harus ada dan ditemui dalam setiap penelitian adalah keterbatasan yang berkaitan dengan populasi penelitian.Populasi menurut Babbie dalam buku Sukardi tidak lain hanyalah unsur-unsur penelitian yang hidup dan hidup bersama dan secara teoritis menjadi tujuan dari hasil penelitian.34 . Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri 1 Nologaten Ponorogo yang berjumlah 45 siswa. Yang dapat diambil sebagai sampel dalam hal ini adalah populasi akses, yaitu jumlah anggota kelompok yang terdapat di lapangan dan bukan populasi sasaran. 35 Sampel yang baik adalah sampel yang anggotanya mencerminkan ciri-ciri dan ciri-ciri yang ditemukan. di 36 Mengacu pada pendapat tersebut di atas dan mengingat besarnya populasi yang diteliti, maka peneliti mengambil sampel dari seluruh anggota populasi.
Khusus siswa kelas IV-A menggunakan metode Discovery and Research yang berjumlah 25 siswa dan kelas IV-B menggunakan metode Contoh Bukan Contoh yang berjumlah 20 siswa.
Instrumen Peng umpulan Data
Teknik Pengum pulan Data
Teknik Analis is Data
Ketigabelas soal tersebut divalidasi dan digunakan sebagai alat pengumpul data untuk mengetahui hasil belajar siswa. Sebagai penelitian kuantitatif, penelitian ini menggunakan teknik analisis data untuk memperoleh temuan penelitian mengenai perbandingan hasil belajar siswa antara yang menggunakan metode Discovery dan Inquiry dengan yang menggunakan metode Pratinjau Non Contoh. Untuk memperoleh data hasil belajar siswa kelas IV-A dan IV-B SD Negeri 1 Nologaten Ponorogo pada mata pelajaran IPA, peneliti menggunakan teknik tes yang dibagikan kepada 25 siswa kelas IV-A dan 20 siswa kelas IV- B Di bawah ini adalah data hasil belajar siswa yang peneliti peroleh dari dua kelompok, yaitu kelompok siswa yang menggunakan metode Discovery dan Inquiry dan kelompok siswa yang menggunakan metode Contoh Non Contoh.
Untuk mengetahui kategori hasil belajar siswa dengan menggunakan metode Discovery dan Inquiry pada mata pelajaran IPA kelas IV-A SD Negeri 1 Nologaten Ponorogo baik, cukup dan kurang, dilakukan pengelompokan dengan menggunakan rumus sebagai berikut: . Sedangkan di antara keduanya termasuk dalam kelompok yang hasil belajar siswa dengan menggunakan metode Discovery and Research cukup. Dengan demikian terlihat bahwa nilai lebih dari 92 dikategorikan sebagai hasil belajar siswa yang baik dengan menggunakan metode Discovery and Inquiry pada mata pelajaran IPA, sedangkan kurang dari 76 dikategorikan sebagai hasil belajar siswa yang kurang baik dengan menggunakan metode Discovery and Research pada mata pelajaran IPA. . , dan skor antara 76 - 92 dikategorikan buruk. Hasil belajar siswa dengan menggunakan metode Discovery and Research pada mata pelajaran IPA adalah cukup.
Untuk mengetahui kategori hasil belajar siswa dengan menggunakan metode Contoh Bukan Contoh pada mata pelajaran IPA kelas IV-B SD Negeri 1 Nologaten Ponorogo baik, sedang, dan. pengelompokan lebih sedikit dilakukan dengan menggunakan rumus berikut :. Sedangkan di antara keduanya termasuk dalam kelompok hasil belajar siswa dengan menggunakan metode Contoh Non Contoh. Oleh karena itu dapat diketahui bahwa nilai lebih dari 85 dikategorikan sebagai hasil belajar siswa yang baik dengan menggunakan metode Contoh-Non-Contoh pada mata pelajaran IPA, sedangkan nilai yang kurang dari 65 dikategorikan sebagai hasil belajar siswa yang buruk dengan menggunakan metode Contoh Menggunakan non-Contoh. -metode contoh. dalam mata pelajaran sains, dan skor antara 65.
Analisis perbandingan hasil belajar siswa kelas IV-A dengan menggunakan metode Discovery and Research dan kelas IV-B dengan menggunakan metode Contoh Non Contoh dengan menggunakan uji “t”. Artinya terdapat perbedaan rata-rata yang signifikan antara hasil belajar siswa yang menggunakan metode Discovery dan Inkuiri dengan hasil belajar siswa yang menggunakan metode Contoh Bukan Contoh. Dari hasil perhitungan yang telah dilakukan, hasil belajar siswa yang melakukan kegiatan pembelajaran dengan metode Discovery and Research lebih baik dibandingkan dengan siswa yang menggunakan metode Contoh Bukan Contoh.
Rata-rata hasil belajar siswa yang menggunakan metode Discovery dan Inkuiri lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar siswa yang menggunakan metode Contoh Bukan Contoh. Namun penggunaan metode Discovery and Research dan non-example sangat efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa yang menggunakan metode Discovery dan Inkuiri pada mata pelajaran IPA kelas IV-A di SD Negeri 1 Nologaten Ponorogo tahun pelajaran 2015/2016 termasuk dalam kategori cukup dengan persentase sebesar 88.
Hasil belajar siswa yang menggunakan metode Contoh tanpa contoh pada mata pelajaran IPA kelas IV-B SD Negeri 1 Nologaten Ponorogo tahun pelajaran 2015/2016 termasuk dalam kategori cukup dengan persentase sebesar 65. Terdapat perbedaan yang signifikan. perbedaan hasil belajar antara siswa yang menggunakan metode Discovery dan Inkuiri dengan yang menggunakan metode Contoh tanpa contoh pada mata pelajaran IPA siswa kelas IV-A dan IV-B SD Negeri 1 Nologaten Ponorogo tahun pelajaran 2015/2016. Meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dengan metode pembelajaran nonteladan yang tepat pada mata pelajaran fisika di Madrasah Aliyah Negeri 3 Malang, (April.
KERTAS UJIAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV Beri tanda silang (x) pada huruf a, b, c atau d untuk jawaban yang paling benar.
TEMUAN DAN HASIL PENELITIAN
Sejarah Berdirinya SDN 1 Nologaten Ponorogo
Letak G eografis
Dari hasil perhitungan reliabilitas terlihat nilai reliabilitas instrumen variabel hasil belajar sebesar 1,067, kemudian dengan tabel yang dikonsultasikan pada taraf signifikansi 5% adalah sebesar 0,450. Dari kategori diatas dapat disimpulkan bahwa kategori baik untuk hasil belajar siswa kelas IV-A yang menggunakan metode Discovery dan Investigasi pada mata pelajaran IPA sebanyak 3 anak dengan persentase 12%, kategori cukup untuk hasil belajar siswa kelas IV-A yang menggunakan metode Discovery and Inquiry Inkuiri pada mata pelajaran IPA berjumlah 22 anak dengan persentase sebesar 88%, sedangkan pada hasil belajar siswa kelas IV-A yang menggunakan metode Discovery and Inquiry berada pada kategori kurang baik. Subyek IPA yang digunakan berjumlah 0 anak dengan persentase 0%. Dari kategori diatas dapat disimpulkan bahwa kategori baik untuk hasil belajar siswa kelas IV-B yang menggunakan metode Contoh Bukan Contoh pada mata pelajaran IPA sebanyak 4 orang anak dengan persentase 20%, kategori cukup untuk hasil belajar siswa kelas IV-B yang menggunakan metode Contoh Non Contoh pada mata pelajaran IPA berjumlah 13 anak dengan persentase 65%, sedangkan kategori buruk untuk hasil belajar siswa kelas IV-B yang menggunakan metode Contoh Non Contoh pada mata pelajaran IPA yang digunakan berjumlah 3 anak dengan persentase 15%.
Bagi siswa, penelitian ini diharapkan dapat mendorong siswa untuk lebih berperan aktif dalam proses pembelajaran, membantu siswa untuk menguasai materi pelajaran dengan baik, dengan metode atau strategi pembelajaran yang bervariasi siswa mengatasi rasa bosan dengan pelajaran, membantu siswa untuk mengetahui hasil belajar dalam mata pelajaran sains. Pengaruh model pembelajaran example non-example terhadap hasil belajar Matematika siswa pada materi bangun datar kelas VII MTSN Karangrejo Tulungagung Semester Genap Tahun Pelajaran 2012/2013.
Visi, Misi, dan Tujuan Sekolah