• Tidak ada hasil yang ditemukan

Download (87kB)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "Download (87kB)"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Data penelitian diperoleh dari data observasi berupa pengamatan perngelolaan metode pembelajaran kooperatif model STAD dan pengamatan aktivitas guru dan siswa pada setiap siklus. Data lembar observasi diambil dari dua pengamatan yaitu data pengamatan pengelolaan metode pembelajaran kooperatif model STAD yang digunakan untuk mengetahui pengaruh penerapan metode pembelajaran kooperatif model STAD dalam meningkatkan hasil belajar siswa dan data pengamatan aktivitas guru dan siswa. Data tes formatif untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa setelah diterapkannya metode pembelajaran kooperatif model STAD.

A. Analisis Hasil Penelitian 1. Pra Siklus

a. Tahap Perencanaan

Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari rencana pelajaran 1, soal tes formatif I dan alat-alat pengajaran yang mendukung. Selain itu juga dipersiapkan lembar observasi pengolahan metode pembelajaran kooperatif model STAD, dan lembar observasi aktifitas guru dan siswa.

b. Tahap kegiatan dan pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk pra siklus dilakasanakan pada tanggal 28 Agustus 2014 di kelas III MI Ma’riful Ulum Talang Keramat dengan jumlah

43

(2)

siswa 27 siswa. Pelaksanaan metode pembelajaran kooperatif model STAD melalui tahapan sebagai berikut : (1) Pelaksanaan pembelajaran, (2) Diskusi kelompok, (3) Tes, (4) Penghargaan kelompok, (5) Menentukan nilai individual dan kelompok.

Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai pengajar, sedangkan yang bertindak sebagai pengamat adalah seorang guru PKn dan Wali Kelas III.B. Adapun proses belajar mengajar mengacu pda rencana pelajaran yang telah dipersiapkan. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan dengan pelaksanaan belajar mengajar. Pada akhir proses belajar mengjaar siswa diberi tes formatif I dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Adapun data hasil penelitian pada pra siklus adalah sebagi berikut :

Tabel 5

Pengelolaan Pembelajaran Pada Pra Siklus

No Aspek yang diamati Penilaian Rata-

P1 P2 rata

I

Pengamatan KBM A. Pendahuluan

1. Memotivasi siswa

2. Menyampaikan tujuan pembelajaran

3. Menghubungkan dengan pelajaran sebelumnya 4. Mengatur siswa dalam kelompok-kelompok belajar

2 2 2 2

2 2 2 2

2 2 2 2 B. Kegiatan inti

1. Mempresentasikan langkah-langkah metode pembelajaran kooperatif

2. Membimbing siswa melakukan kegiatan 3. Melatih keterampilan kooperatif

4. Mengawasi setiap kelompok secara bergiliran

5. Memberikan bantuan kepada kelompok yang mengalami kesulitan 3 3 3 3 3

3 3 3 3 3

3 3 3 3 3 C. Penutup

1. Membimbing siswa membuat rangkuman 2. Memberikan evaluasi

3 3

3 3

3 3

II Pengelolaan Waktu 2 2 2

III Antusiasme Kelas 1. Siswa antusias 2. Guru antisias

2 3

2 3

2 3

Jumlah 36 36 36

(3)

Keterangan : Nilai : Kriteria

1) : Kurang Baik

2) : Cukup Baik

3) : Baik

4) : Sangat Baik

Berdasarkan tabel di atas aspek-aspek yang mendapatkan kriteria cukup baik adalah memotivasi siswa, menyampaikan tujuan pembelajaran, pengelolaan waktu, dan siswa antusias. Keempat aspek yang mendapat nilai cukup baik di atas, merupakan suatu kelemahan yang terjadi pada pra siklus dan akan dijadikan bahan kajian untuk refleksi dan revisi yang akan dilakukan pada siklus I. Hasil observasi berikutnya adalah aktivitas guru dan siswa seperti pada tabel berikut :

Tabel 6

Aktivitas Guru Dan Siswa Pada Pra Siklus

No Aktivitas Guru yang diamati Presentas

e 1

2 3 4 5 6 7 8 9

Menyampaikan tujuan Memotivasi siswa

Mengkaitkan dengan pelajaran sebelumnya Menyampaikan materi/ langkah-langkah/ strategi Menjelaskan materi yang sulit

Membimbing dan mengamati siswa dalam menemukan konsep Meminta siswa menyajikan dan mendiskusikan hasil kegiatan Memberikan umpan balik

Membimbing siswa merangkum pelajaran

6,67 5 6,67 3,33 16,67

15 10 21,67

15

No Aktivitas siswa yang diamati Presentas

e 1

2 3 4 5 6 7 8 9

Mendengarkan/ memperhatikan penjelasan guru Membaca buku

Bekerja dengan sesama anggota kelompok Diskusi antar siswa/ antara siswa dengan guru Menyajikan hasil pembelajaran

Menyajikan/ menanggapi pertanyaan/ ide Menulis yang relevan dengan KBM Merangkum pembelajaran

Mengerjakan tes evaluasi

16,67 11,67 17,22 14,72 3,06 10,38

9,72 7,50 8,61

Berdasarkan tabel di atas tampak bahwa aktivitas guru pada pra siklus adalah membimbing dan mengamati siswa dalam menemukan konsep, yaitu 15 %. Aktivitas lain yang paling dominan presentasinya cukup besar adalah memberi umpan balik/

P1=Pengamatan Pertama P2=Pengamatan kedua

(4)

evaluasi, tanya jawab dan menjelaskan materi yang sulit yaitu masing-masing sebesar 16,67 dan 21,67 %. Sedangkan aktivitas siswa adalah mengerjakan/

memperhatikan penjelasan guru yaitu 16,67 %. Aktivitas lain yang yang paling dominan presentasinya cukup besar adalah bekerja dengan sesama anggota kelompok, diskusi antara siswa dengan siswa/siswa dengan guru, dan membaca buku yaitu masing-masing 17,22 % 14,72 dan 11,67 %.

Pada pra siklus, secara garis besar kegiatan belajar mengajar dengan metode pembelajaran kooperatif model STAD sudah dilaksanakan dengan baik, walaupun peran guru masih cukup dominan untuk memberikan penjelasan dan arahan, karena model tersebut masih dirasakan baru oleh siswa.

Berikutnya adalah hasil tes formatif siswa seperti terlihat pada tabel berikut.

Tabel 7

Hasil Tes Formatif Siswa Pada Pra Siklus

No Kel Nama Nilai

UH I Ket 1

I

AHNI ARMANSYAH 70 T

2 AISYA ALIYA 60 TT

3 BALQIS PERMATASARI 70 T

4 DEWI WULANDARI 60 TT

5 DIVA SETIAWAN 70 T

6

II

EKA SAPUTRA 80 T

7 FADLA LUFHFIANSYAH 60 TT

8 INTAN DWI SAPUTRI 70 T

9 KHORIS RAMADA 70 T

10

III

M. DOPI 65 TT

11 M. HUSUIN 70 T

12 M. IQBAL RAMADHAN 70 T

13 M. IRFAN 70 T

14

IV

M. JUANDA 60 TT

15 NAUVAL RAMADHAN 70 T

16 PAIZUL GHOZALI 70 T

17 PUTRI SRI CAHYANI 70 T

(5)

18

V

R. ANISAH NURLAILI 70 T

19 RANI RAMANIA 60 TT

20 RIZKI SEFTIAWAN 80 T

21 SEFIRA AL KAILA 70 T

22 SITI HINDUN 70 T

23

VI

SRI INTAN 66 TT

24 WAHYU ISMAIL 70 T

25 WAHYU PERMATASARI 80 T

26 WAHYUNI 60 TT

27 ZAKIYAH PRATIWI 70 T

Jumlah 1851

Rata-rata 68.56

Keterangan : (KKM 70)

T Tuntas

TT Tidak Tuntas

Jumlah Siswa yang tuntas 19 Orang Jumlah Siswa yang tidak tuntas 8 Orang

Skor Maksimal Ideal 2700

Skor yang tercapai 1851

Rata-rata skor tercapai 68.56

Persentase ketuntasan 70.37 %

Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa dengan menerapkan metode pembelajaran kooperatif model STAD diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa adalah 68,56 dan ketuntasan belajar mencapai 70,37 % atau ada 19 siswa dari 27 siswa sudah tuntas belajar. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada siklus pertama secara klasikal siswa belum tuntas belajar, karena siswa yang memperoleh nilai ≥ 65 hanya sebesar 68,56% lebih kecil dari presentase ketuntasan yang dikehendaki yaitu sebesar 85%. Hal ini disebabkan karena siswa masih merasa baru dan belum mengerti apa yang dimaksudkan dan digunakan guru dengan menerapkan metode pembelajaran kooperatif model STAD.

(6)

c. Refleksi

Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar diperoleh informasi dari hasil pengamatan sebagai berikut :

1) Guru kurang maksimal dalam memotivasi siswa dan dalam menyampaikan tujuan pembelajaran.

2) Guru kurang maksimal dalam pengelolaan waktu 3) Siswa kurang aktif selama pembelajaran berlangsung d. Analisis data penelitian pra siklus

1) Ranah Psikomotor

- Siswa yang mendapat nilai 60 sebanyak 8 (29,63%) - Siswa yang mendapat nilai 70 sebanyak 16 (59,25%) - Siswa yang mendapat nilai 80 sebanyak 3 (11,11%)

- Berarti siswa yang mendapat nilai di atas 70 sebanyak 70,37%, secara klasikal termasuk kategori belum tuntas.

2) Ranah Afektif

- Siswa mendapat nilai C sebanyak 8 (29,62%)

- Siswa yang mendapat nilai B sebanyak 19 (70,37%) - Siswa yang mendapat nilai A belum ada

Berarti siswa yang mendapat nilai di atas C sebanyak 29,62 %, secara klasikal termasuk kategori tuntas.

e. Refleksi

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada pra siklus ini masih terdapat kekurangan, sehingga perlu adanya revisi untuk dilakukan pada siklus berikutnya.

(7)

1) Guru perlu lebih terampil dalam memotivasi siswa dan lebih jelas dalam menyampaikan tujuan pembelajaran. Dimana siswa diajak untuk terlibat langsung dalam setiap kegiatan yang akan dilakukan.

2) Guru perlu mendistribusikan waktu secara baik dengan menambahkan informasi-informasi yang dirasa perlu dan memberi catatan

3) Guru harus lebih terampil dan bersemangat dalam memotivasi siswa sehingga siswa bisa lebih antusias.

2. Siklus I

a. Tahap perencanaan

Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari rencana pelajaran 2, soal tes formatif 2 dan alat-alat pengajaran yang mendukung. Selain itu juga dipersiapkan lembar observasi pengelolaan metode pembelajaran kooperatif model STAD dan lembar observasi guru dan siswa.

b. Tahap kegiatan dan pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus I dilaksanakan paa tanggal 11 September 2014 di Kelas III.B dengan jumlah siswa 27 siswa. Pelaksanan metode pembelajaran kooperatif model STAD melalui tahapan sebagai berikut; (1) Pelaksanaan pembelajran, (2) Diskusi klompok, (3) Tes, (4) Penghargaan kelompok, (5) Menentukan nilai individual dan kelompok. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai pengajar, sedangkan yang bertindak sebagi pengamat adalah seorang guru PKn dan Wali Kelas III B. Adapun proses belajar mengajar mengacu paa rencana pelajaran dengan memperhatikan revisi pada pra siklus, sehingga kesalahan atau

(8)

kekurangan pada pra siklus tidak terulang lagi pada siklus I. Pengamatan (observasi) dilaksanakanbersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar.

Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif II dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Instrument yang digunakan adalah tes formatif II. Adapun data hasil penelitian pada siklus II adalah sebagi berikut :

Tabel 8

Pengelolaan Pembelajaran Pada Siklus I

No Aspek yang diamati Penilaian Rata

-rata P1 P2

I

Pengamatan KBM

A. Pendahuluan

1. Memotivasi siswa

2. Menyampaikan tujuan pembelajaran

3. Menghubungkan dengan pelajaran sebelumnya 4. Mengatur siswa dalam kelompok-kelompok belajar

3 3 3 3

3 4 3 3

3 3,5

3 3

B. Kegiatan inti

1. Mempresentasikan langkah-langkah metode pembelajaran kooperatif

2. Membimbing siswa melakukan kegiatan 2. Melatih keterampilan kooperatif

3. Mengawasi setiap kelompok secara bergiliran

4. Memberikan bantuan kepada kelompok yang mengalami kesulitan 3 4 4 4 3

4 4 4 4 3

3,5 4 4 4 3

A. Penutup

1. Membimbing siswa membuat rangkuman

2. Memberikan evaluasi

3 4

4 4

3,5 4

II Pengelolaan Waktu 3 3 2

III Antusiasme Kelas

1. Siswa antusias

2. Guru antisias

4 4

3 4

3,5 4

Jumlah 47 49 48

Keterangan : Nilai : Kriteria

1) : Kurang Baik

2) : Cukup Baik

3) : Baik

4) : Sangat Baik

Dari tabel di atas, tampak aspek-aspek yang diamati pada kegiatan belajar mengajar (siklus I) yang dilaksanakn oleh guru dengan menerapkan metode pembelajaran kooperatif model STAD mendapatkan penilaian yang cukup baik dari

P1=Pengamatan Pertama P2=Pengamatan kedua

(9)

pengamat. Maksudnya dari seluruh penilaian tidak terdapat nilai kurang. Namun demikian penilaian tesebut belum merupakan hasil yang optimal, untuk itu ada beberapa aspek yang perlu mendapatkan perhatian untuk penyempurnaan penerapan pembelajaran selanjutnya. Aspek-aspek tersebut adalah memotivasi siswa, membimbing siswa merumuskan kesimpulan/ menemukan konsep, dan pengelolaan waktu.

Dengan penyempurnaan aspek-aspek di atas dalam penerapan metode pembelajarn kooperatif model STAD diharapkan siswa dapat menyimpulkan apa yang telah mereka pelajari dan mengemukakan pendapatnya sehingga mereka akan lebih memahami tentang apa ynag telah mereka lakukan. Berikut disajikan hasil observasi akivitas guru dan siswa :

Tabel 9

Aktivitas Guru Dan Siswa Pada Siklus I

No Aktivitas Guru yang diamati Presentas

e 1

2 3 4 5 6 7 8 9

Menyampaikan tujuan Memotivasi siswa

Mengkaitkan dengan pelajaran sebelumnya Menyampaikan materi/ langkah-langkah/ strategi Menjelaskan materi yang sulit

Membimbing dan mengamati siswa dalam menemukan konsep Meminta siswa menyajikan dan mendiskusikan hasil kegiatan Memberikan umpan balik

Membimbing siswa merangkum pelajaran

6,7 10 5 5 17 15 10 25 6,7

No Aktivitas siswa yang diamati Presentas

e 1

2 3 4 5 6 7 8 9

Mendengarkan/ memperhatikan penjelasan guru Membaca buku

Bekerja dengan sesama anggota kelompok Diskusi antar siswa/ antara siswa dengan guru Menyajikan hasil pembelajaran

Menyajikan/ menanggapi pertanyaan/ ide Menulis yang relevan dengan KBM Merangkum pembelajaran

Mengerjakan tes evaluasi

18,06 11,94 20,83 14,44 5,56 5,56 7,50 6,67 9,44

(10)

Berdasarkan tabel di atas, tampak bahwa aktifitas guru yang paling dominan pada siklus I adalah membimbing dan mengamati siswa dalam menentukan konsep yaitu 15%. Jika dibandingkan dengan pra siklus, aktivitas ini mengalami peningkatan.

Aktivitas guru yang mengalami peningkatan adalah memberi umpan balik/evaluasi/

Tanya jawab (25%), mnjelaskan materi yang sulit (17%). Meminta siswa mendiskusikan dan menyajikan hasil kegiatan (10%), dan membimbing siswa merangkum pelajaran (6,7%).

Sedangkan untuk aktivitas siswa yang paling dominan pada siklus I adalah bekerja dengan sesama anggota kelompok yaitu (20%). Jika dibandingkan dengan pra siklus, aktifitas ini mengalami peningkatan. Aktifitas siswa yang mengalami peningkatan adalah mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru (18,06%).

Diskusi antar siswa/ antara siswa dengan guru (14,44%), menulis yang relevan dengan KBM (7,50%) dan merangkum pembelajaran (6,67%). Adapun aktifitas siswa yang mengalami peningkatan adalah membaca buku (11,94%), menyajikan hasil pembelajaran (5,56%), menanggapi/mengajukan pertanyaan/ide (5,56%), dan mengerjakan tes evaluasi (9,94%).

Berikutnya adalah hasil tes formatif siswa terlihat pada tabel berikut : Tabel 10

Hasil Tes Formatif Siswa Pada Siklus I

No

Kelompok

Nama Nilai

UH I Nilai

UH II Ket Nilai

Akhir Nilai Untuk

kelompok Nilai Kelompok

1 I

AHNI ARMANSYAH 70 80 T 75 0.5

2 AISYA ALIYA 60 70 T 65 0.5 1.5

3 BALQIS PERMATASARI 70 70 T 70

4 DEWI WULANDARI 60 60 TT 60

(11)

5 DIVA SETIAWAN 70 80 T 75 0.5 6

II

EKA SAPUTRA 80 90 T 85

7 FADLA LUFHFIANSYAH 60 70 T 65 0.5 1

8 INTAN DWI SAPUTRI 70 70 T 70 0.5

9 KHORIS RAMADA 70 80 T 75

10 III

M. DOPI 65 65 TT 65

11 M. HUSUIN 70 80 T 75 0.5 1

12 M. IQBAL RAMADHAN 70 80 T 75 0.5

13 M. IRFAN 70 70 T 70

14 IV

M. JUANDA 60 60 TT 60

15 NAUVAL RAMADHAN 70 80 T 75 0.5 1

16 PAIZUL GHOZALI 70 80 T 75 0.5

17 PUTRI SRI CAHYANI 70 70 T 70

18 V

R. ANISAH NURLAILI 70 80 T 75 0.5

1.5

19 RANI RAMANIA 60 60 TT 60

20 RIZKI SEFTIAWAN 80 90 T 85 0.5

21 SEFIRA AL KAILA 70 70 T 70 0.5

22 SITI HINDUN 70 80 T 75

23 VI

SRI INTAN 66 68 TT 67

1.5

24 WAHYU ISMAIL 70 70 T 70 0.5

25 WAHYU PERMATASARI 80 80 T 80 0.5

26 WAHYUNI 60 60 TT 60

27 ZAKIYAH PRATIWI 70 80 T 75 0.5

Jumlah 1851 1993 1922

Rata-rata 68.56 73.81 71.19

Keterangan : (KKM 70)

T Tuntas

TT Tidak Tuntas

Jumlah Siswa yang tuntas 21 Orang Jumlah Siswa yang tidak tuntas 6 Orang Skor Maksimal Ideal 2700

Skor yang tercapai 1993 Rata-rata skor tercapai 73.8 Persentase ketuntasan 77.78 %

Dari tabel di atas diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa adalah 73,8 dan ketuntasan belajar mencapai 77,78 % atau ada 21 siswa dari 27 siswa sudah tuntas belajar. Hasil ini menunjukkan bahwa pada siklus I ini ketuntasan belajar secaraa klasikal telah mengalami peningkatan sedikit lebih baik dari pra siklus.

(12)

Adanya peningkatan hasil belajar siswa ini karena setelah guru menginformasikan bahwa setiap akhir pelajaran akan selalu diadakan tes sehingga pada pertemuan berikutnya siswa lebih termotivasi untuk belajar. Selain itu siswa juga sudah mulai mengerti apa yang dimaksudkan dan diinginkan guru dengan menerapkan metode pembelajarn kooperatif model STAD.

c. Analisis data penelitian Siklus I 1) Ranah Psikomotor

- Siswa yang mendapat nilai 60 sebanyak 6 (22,22%) - Siswa yang mendapat niali 70 sebanyak 8 (29,62%) - Siswa yang mendapat nilai 80 sebanyak 11 (40,74%) - Siswa yang mendapat nilai 90 sebanyak 2 (7,40%)

Berarti siswa yang mendapat nilai di atas 70 sebanyak 77,78%, secara klasikal termasuk kategori belum tuntas.

2) Ranah Afektif

- Siswa yang mendapat nilai C sebanyak 6 (22,22%) - Siswa yang mendapat nilai B sebanyak 21 (77,78%) - Siswa yang mendapat nilai A sebanyak 2 (7,40%)

Berarti siswa yang mendapat nilai di atas C sebanyak 77,78%, secara klasikal termasuk kategori tuntas.

d. Refleksi

Dalam pelaksanaan kegiatan belajar diperoleh informasi dari hasil pengamatan sebagai berikut :

1) Memotivasi siswa

(13)

2) Membimbing siswa merumuskan kesimpulan/menemukan konsep

3) Pengelolaan waktu

e. Revisi Rancangan

Pelaksanan kegiatan belajar pada Siklus I ini masih terdapat kekurangan- kekurangan. Maka perlu adanya revisi untuk dilaksanakan pada siklus II antara lain :

1. Guru dalam memotivasi siswa hendaknya dapat membuat siswa lebih termotivasi selama proses belajar mengajar berlangsung.

2. Guru harus lebih dekat dengan siswa sehingga tidak ada perasaan takut dalam diri siswa baik untuk mengemukakan pendapat atau bertanya.

3. Guru harus lebih sabar dalam membimbing siswa merumuskan kesimpulan/menemukan konsep.

4. Guru harus mendistribusikan waktu secaraa baik sehingga kegiatan pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan.

5. Guru sebaiknya menambah lebih banyak contoh soal dan meberi soal-soal- soal latihan pada siswa untuk dikerjakan pada setiap kegiatan belajar mengajar.

3. Siklus II

a. Tahap Perencanaan

Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari rencana pelajaran 3, soal tes formatif 3 dan alat-alat pengajaran yang mendukung.

Selain itu juga dipersiapkan lembar observasi pengelolaan metode pembelajaran kooperatif model STAD dan lembar observasi aktifitas guru dan siswa.

(14)

b. Tahap Kegiatan dan Pengamatan

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus II dilaksanakan pada tanggal 25 September 2014 di kelas III MI Ma’riful Ulum Talang Keramat dengan jumlah siswa 27 siswa. Pelaksanaan metode pembelajaran kooperatif model STAD melalui tahapan sebagai berikut: (1) Pelaksanaan pembelajaran, (2) Diskusi kelompok, (3) Tes, (4) Penghargaan kelompok, (5) Menentukan nilai individual dan kelompok. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai pengajar, sedangkan yang bertindak sebagai pengamat adalah seorang guru PKn dan Wali Kelas III B Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran dengan memperhatikan revisi pada siklus I, sehingga kesalahan atau kekurangan pada siklus I tidak terulang lagi pada siklus II. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar.

Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif III dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Instrument yang digunakan adalah tes formatif III dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Instrument yang digunakan adalah tes formatif III. Adapun data hasil penelitian pada siklus II adalah sebagai beriku:

(15)

Tabel 11

Pengelolaan Pembelajaran Pada Siklus II

No Aspek yang diamati Penilaian Rata

-rata P1 P2

I

Pengamatan KBM

A. Pendahuluan

1. Memotivasi siswa

2. Menyampaikan tujuan pembelajaran

3. Menghubungkan dengan pelajaran sebelumnya 4. Mengatur siswa dalam kelompok-kelompok belajar

3 4 4 4

3 4 4 4

3 4 4 4

B. Kegiatan inti

1. Mempresentasikan langkah-langkah metode pembelajaran kooperatif

2. Membimbing siswa melakukan kegiatan 3. Melatih keterampilan kooperatif

4. Mengawasi setiap kelompok secara bergiliran 5. Memberikan bantuan kepada kelompok yang

mengalami kesulitan

4 4 4 4 3

4 4 4 3 3

4 4 4 3,5

3

C. Penutup

1. Membimbing siswa membuat rangkuman

2. Memberikan evaluasi 4

4 4

4 4

4

II Pengelolaan Waktu 3 3 3

III Antusiasme Kelas

1. Siswa antusia

2. Guru antisias

4 4

4 4

4 4

Jumlah 53 52 52,5

Keterangan : Nilai : Kriteria 1) : Kurang Baik 2) : Cukup Baik 3) : Baik

4) : Sangat Baik

Dari tabel di atas, dapat dilihat aspek-aspek yang diamati pada kegiatan belajar mengajar (siklus II) yang dilaksanakan oleh guru dengan menerapkan metode pembelajaran kooperatif model STAD mendapatkan penilaian cukup baik dari pengamat adalah memotivasi siswa, membimbing siswa merumuskan kesimpulan/menemukan konsep, dan pengelolaan waktu.

Penyempurnaan aspek-aspek diatas dalam menerapkan metode pembelajaran kooperatif model STAD diharapkan dapat berhasil semaksimal mungkin.

P1=Pengamatan Pertama P2=Pengamatan kedua

(16)

Tabel 12

Aktivitas Guru dan Siswa Pada Siklus II

No Aktivitas Guru yang diamati Presentas

e 1

2 3 4 5 6 7 8 9

Menyampaikan tujuan Memotivasi siswa

Mengkaitkan dengan pelajaran sebelumnya Menyampaikan materi/ langkah-langkah/ strategi Menjelaskan materi yang sulit

Membimbing dan mengamati siswa dalam menemukan konsep Meminta siswa menyajikan dan mendiskusikan hasil kegiatan Memberikan umpan balik

Membimbing siswa merangkum pelajaran

6,67 6,67 10 13 10 22 10 11,67

10

No Aktivitas siswa yang diamati Presentas

e 1

2 3 4 5 6 7 8 9

Mendengarkan/ memperhatikan penjelasan guru Membaca buku

Bekerja dengan sesama anggota kelompok Diskusi antar siswa/ antara siswa dengan guru Menyajikan hasil pembelajaran

Menyajikan/ menanggapi pertanyaan/ ide Menulis yang relevan dengan KBM Merangkum pembelajaran

Mengerjakan tes evaluasi

21,39 13,06 21,67 15,56 2,78 4,44 5,83 7,22 8,06

Berdasarkan tabel diatas tampak bahwa aktivitas guru yang paling dominan pada siklus III adalah membimbing dan mengamati siswa dalam menemukan konsep yaitu 22%, sedangkan aktivitas menjelaskan materi yang sulit dan memberi umpan balik/evaluasi/tanya jawab menurun masing-masing sebesar (10%), dan (11,67%).

Aktivitas lain yang mengalami peningkatan adalah mengkaitkan dengan pelajaran sebelumnya (10%), menyampaikan materi/strategi/langkah-langkah (13%), meminta siswa menyajikan dan mendiskusikan hasil kegiatan (10%), dan membimbing siswa merangkum pelajaran (10%). Adapun aktivitas yang tidak mengalami perubahan adalah menyampaikan tujuan (6,67%) dan memotivasi siswa (6,67%).

(17)

Sedangkan untuk aktivitas siswa yang paling dominan pada siklus III adalah bekerja dengan sesama anggota kelompok yaitu (22,67%) dan mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru (21,39%), aktivitas yang mengalami peningkatan adalah membaca buku siswa (13%) dan diskusi antar siswa/antara siswa dengan guru (15,56%). Sedangkan aktivitas yang lainnya mengalami penurunan.

Berikutnya adalah hasil tes formatif siswa seperti terlihat pada tabel berikut.

Tabel 13

Hasil Tes Formatif Siswa Pada Siklus II

No

Kelompok

Nama Nilai

UH I

Nilai

UH II Nilai UH III

Ket Nilai

Akhir Nilai Untukkelompok

Nilai Kelompok

Siklus II Total

1 I

AHNI ARMANSYAH 70 80 90 T 80 1

1.5 6.17

2 AISYA ALIYA 60 70 80 T 70 1

3 BALQIS PERMATASARI 70 70 80 T 73 1

4 DEWI WULANDARI 60 60 70 T 63 0.67

5 DIVA SETIAWAN 70 80 90 T 80 1

6 II

EKA SAPUTRA 80 90 90 T 87 1

1 4.34

7 FADLA LUFHFIANSYAH 60 70 90 T 73 0.67

8 INTAN DWI SAPUTRI 70 70 80 T 73 0.67

9 KHORIS RAMADA 70 80 80 T 77 1

10 III

M. DOPI 65 65 79 T 70

1 3.67

11 M. HUSUIN 70 80 90 T 80 1

12 M. IQBAL RAMADHAN 70 80 80 T 77 1

13 M. IRFAN 70 70 80 T 73 0.67

14 IV

M. JUANDA 60 60 80 T 67 0.67

1 4.34

15 NAUVAL RAMADHAN 70 80 80 T 77 1

16 PAIZUL GHOZALI 70 80 90 T 80 1

17 PUTRI SRI CAHYANI 70 70 80 T 73 0.67

18 V

R. ANISAH NURLAILI 70 80 80 T 77 1

1.5 5.84

19 RANI RAMANIA 60 60 70 T 63 0.67

20 RIZKI SEFTIAWAN 80 90 90 T 87 1

(18)

21 SEFIRA AL KAILA 70 70 80 T 73 0.67

22 SITI HINDUN 70 80 90 T 80 1

23 VI

SRI INTAN 66 68 78 T 71

1.5 4.84

24 WAHYU ISMAIL 70 70 80 T 73 0.67

25 WAHYU PERMATASARI 80 80 90 T 83 1

26 WAHYUNI 60 60 70 T 63 0.67

27 ZAKIYAH PRATIWI 70 80 80 T 77 1

Jumlah 1851 1993 2217 1922

Rata-rata 68.56 73.81 82.11 71.19

Keterangan : (KKM 70)

T Tuntas

TT Tidak Tuntas

Jumlah Siswa yang tuntas 27 Orang Jumlah Siswa yang tidak tuntas 0 Orang Skor Maksimal Ideal 2700

Skor yang tercapai 2217 Rata-rata skor tercapai 82.11 Persentase ketuntasan 100.00 %

Berdasarkan tabel di atas diperoleh nilai rata-rata tes formatif sebesar 82,11 dan dari 27 ketuntasan belajar yang telah tercapai sebesar 100%. Hasil pada siklus II ini mengalami peningkatan lebih baik dari siklus I. Adanya peningkatan hasil belajar pada siklus II ini dipengaruhi oleh adanya peningkatan kemampuan guru dalam menerapkan metode pembelajaran kooperatif model STAD sehingga siswa menjadi lebih terbiasa dengan pembelajaran seperti ini sehingga siswa lebih mudah dalam memahami materi yang telah diberikan.

c. Analisis Siklus II 1) Ranah Psikomotor

- Siswa yang mendapat nilai 60 tidak ada

- Siswa yang mendapat niali 70 sebanyak 5 (18,52%) - Siswa yang mendapat nilai 80 sebanyak 13 (48,15%)

(19)

- Siswa yang mendapat nilai 90 sebanyak 9 (33,33%)

Berarti siswa yang mendapat nilai KKM ≥ 70 sebanyak 100%, semua siswa tuntas.

2) Ranah Afektif

- Siswa yang mendapat nilai C tidak ada

- Siswa yang mendapat nilai B sebanyak 5 (18,52%) - Siswa yang mendapat nilai A sebanyak 9 (33,33%)

d. Refleksi

Pada tahap ini akan dikaji apa yang telah terlaksana dengan baik maupun yang masih kurang baik dalam proses belajar mengajar dengan penerapan metode pembelajaran kooperatif model STAD. Dari data-data yang telah diperoleh dapat diuraikan sebagi berikut :

1) Selama proses belajar mengajar guru telah mekasanakan semua pembeljaran dengan baik. Meskipun ada beberapa aspk yang belum sempurna, tetapi presentase pelaksanaanya untuk masing-masing aspek cukup besar.

2) Berdasarkan data hasil pengamatan diketahui bahwa siswa aktif selama proses belajar mengajar berlangsung.

3) Kekurangan pada siklus-siklus sebelumnya sudah mengalami perbaikan dan peningkatan sehingga menjadi lebih baik.

4) Hasil belajar siswa paa siklus III mencapai ketuntasan.

d. Revisi Pelaksanaan

(20)

Pada siklus II guru telah menerapkan metode pemebelajaran kooperatif model STAD dengan baik dan dilihat dari aktivitas siswa serta hasil belajar siswa pelaksanaan proses belajar mengajar sudah berjalan dengan baik. Maka tidak diperlukan rvisis terlau banyak , tetapi yang perlu diperhatikan untuk tindakan selanjutnya adalah memaksimalkan dan mempertahankan apa yang telah ada dengan tujuan agar pelaksanaan proses belajar mengajar selanjutnya penerapan metode pembelajaran kooperatif model STAD dapat meningkatkan proses belajar mengajar, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.

B. Pembahasan

1. Ketuntasan hasil belajar siswa

Melalui hasil penelitian ini menunjukkan bahawa metode pembelajran kooperatif model STAD memiliki dampak positif dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari semakin mantapnya pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan guru (ketuntasanbelajar meningkat dari pra siklus, siklus I, dan siklus II) yaitu masing-masing 70,37%(19 Siswa), 77,78% (21 Siswa) dan 100% (27 Siswa).

Pada siklus II ketuntasan belajar telah tercapai. Sedangkan kelompok yang mendapatkan penghargaan adalah kelompok I dengan nilai kelompok tertinggi sebesar 6,17.

Secara rinci dapat dilihat pada tabel dan grafik di bawah ini:

Tabel 14

Rekapitulasi Peningkatan Hasil Belajar Siswa

No Rentang Nilai

Pra Sklus Siklus I Siklus II

Jumlah % Jumlah % Jumlah %

(21)

1 50-69 8 29.63 6 22.22 0 0.00

2 70-79 16 59.26 8 29.63 5 18.52

3 80-89 3 11.11 11 40.74 13 48.15

4 90-100 0 0.00 2 7.41 9 33.33

Jumlah 27 100 27 100 27 100

Tuntas 19 70.37 21 77.78 27 100.00

Tidak Tuntas 8 29.63 6 22.22 0 0.00

2. Kemampuan Guru Dalam Mengelola Pembelajaran

Berdasarkan anlisis data, diperoleh aktifitas siswa dalam proses belajar mengajar dengan mennerapkan metode pembelajaran kooperatif model STAD dalam setiap siklus mengalami peningkatan. Hal ini berdampak positif terhadap presasi belajar siswa yaitu dapat ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata siswa pada setiap siklus yang terusa menglami peningkatan.

3. Aktivitas Guru dan Siswa Dalam Pembelajaran

Berdasakan analisi data, diperoleh aktifitas siswa dalam proses pembelajran PKn pada pokok bahasan sistem politik dengan metode pembelajaran kooperatif model STAD yang paling dominan adalah bekerja dengan sesama anggota kelompok, mendengarkan/ memperhatikan penjelasan guru dan iskusi antar siswa

Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2 0

5 10 15 20 25 30

Tuntas Tidak Tuntas

Gambar 2 : Grafik Ketuntasan Siswa

(22)

/antara siswa dengan guru. Jadi dapat dikatakan bahawa aktifitas siswa dikategorikan aktif.

Sedangkan untuk aktifitas guru selama pembelajaran telah melaksanakan langkah-langkah kegiatan belajar mengajar dan menerapkan pengajaran konstektual model pengajaran berbasis maslah dengan baik. Hal ini terlihat dari aktivitas guru yang muncul, diantaranya aktivitas membimbing dan mengamati siswa dalam menemukan konsep, menjelaskan materi yang sulit, memberi umpan balik/ evaluasi/

tanya jawab dimana prosentase untuk aktivitas di atas cukup besar.

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesimpulan dari penelitian ini adalah

1. Penggunaan metode

pembelajaran kooperatif model STAD dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKn materi melaksanakan norma yang berlaku di masyarakat di kelas III MI Ma’ariful Ulum Kecamatan Talang Keramat dilaksanakan dengan cukup baik. Hal ini terbukti dengan meningkatnya hasil belajar siswa.

2. Penggunaan metode

pembelajaran kooperatif model STAD dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata mata pelajaran PKn materi melaksanakan norma yang berlaku di masyarakat di kelas III MI Ma’ariful Ulum Kecamatan Talang Keramat Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan nilai rata-rata siswa, dimana kondisi

(23)

awal (pra siklus) nilai rata-rata siswa hanya 68.56 pada Siklus I menjadi 73.81 dan pada siklus II meningkat menjadi 82.11 selain itu juga dapat dilihat dari peningkatan ketuntasan hasil belajar siswa, pada pra siklus hanya 19 siswa atau 70.37%, pada siklus I meningkat menjadi 21 siswa atau 77.78%, kemudian pada siklus II meningkat menjadi 27 siswa atau 100 %.

Hal ini bearti seluruh siswa berhasil atau tuntas dalam belajar.

Saran - Saran

Dari hasil penelitian yang diperoleh dari uraian sebelum agar proses belajar mengajar PKn lebih efektif dan lebih memberikan hasil yang optimal bagi siswa, maka disampaikan saran sebagai berikut :

1. Untuk melaksanakan metode pembelajaran kooperatif model STAD memerlukan persiapan yang cukup matang, sehingga guru harus mampu menentukan atau memilih topik yang benar-benar bisa diterapkan dengan Metode pembelajaran kooperatif model STAD dalam pross belajar mengajar sehingga memperoleh hasil yang optimal.

2. Dalam rangka meningkatkan hasil belajar siswa, guru hendaknya lebih sering melatih siswa dengan berbagai metode pengajaran, walau dalam taraf yang sederhana, dimana siswa nantiny dapat menemukan pengetahuan baru,

64

(24)

memperoleh konsep dan keterampilan, sehingga siswa berhasil atau mampu memecahkan masalah-masalah yang dihadapi.

3. Perlu adanya penelitian yang lebih lanjut, karena hasil penelitian ini hanya dilakukan di III MI Ma’riful Ulum Talang Keramat tahun pelajaran 204/2015.

4. Untuk peneltian yang serupa hendaknya dilakukan perbaikan-perbaikan agar diperoleh hasil yang lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Muhammad. 1996. Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindon .

Arikunto, Suharsimi. 1993. Manajemen Mengajar Secaraa Manusiawi. Jakarata: Rineksa Cipta

Arikunto, Suharsimi. 2001.Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineksa Cipta.

Amilda, Kesulitan Belajar, (Palembang:Rafah Press:2010),

Azhar, Lalu Muhammad. 1993. Proses Belajar Mengajar Pendidikan. Jakarta: Usaha Nasional.

Daroeso, Bambang. 1989. Dasar dan Konsep Pendidikan Moral Pancasila. Semarang:

Aneka Ilmu.

Djamarah,Syaiful Bahri. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineksa Putra.

Djamarah,Syaiful Bahri. 2002. psikologi belajar. Rineksa Putra.

Dimyati & Mujiono. Belajar dan Pembelajaran (Jakarta: Rineka Cipta: 2006)

(25)

Felder, Richad M. 1994. Cooperative Learning In The Technical Corse, (online), (Pcll\d\My%

Document\Coop % 20 Report.

Heriska Krisnawan ,I Gede; Artikel “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar PKn”(Univ.Pendidikan Ganesha: Singaraja; 2013) Hadi, Sutrisno. 1982. metodologi research, jilid I.yogayakarta: yp. Fak. Psikologi UGM.

Hamalik, Oemar. 2002. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo Hasibuan, JJ. dan Moerdjiono. 1998. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Hikmat, Manajemen Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia:2011) Isjoni, 2007. Pembelajaran Visioner (Jakarta: Pustaka Pelajar) Kemendikbud, Permendiknas(Jakarta:2006)

Muhammad Ali, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Modern, (Jakarta:Pustaka Amani:Th) Margono. 1997. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineksa Cipta.

Masriyah. 1999. Analisis Butir Tes. Surabaya: Universiats Press.

Mulyasa, Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013 (Bandung: Remaja Rosdakarya)

Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009)

Ngalim, Purwanto M. 1990. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Nur,Moh. 2001. Pemotivasian Siswa Untuk Belajar. Surabaya. University Press.

Universitas Negeri Srabaya.

Nur, Muhammad. 1996. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya University Negeri.

Riduwan. 2005. Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru–Karyawan dan Peneliti Pemula.

Bandung: Alfabeta.

Rusman. 2011. Model-Model Pembelajaran. (Jakarta: Rajawali Pers) Rustiyah, N.K.1991. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta Bina Aksara.

Sardiman, A.M. 1996. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Bina Aksara.

Soekamto. Toeti. 1997. Teori Belajar dan Model Pembelajaran. Jakarta: PAU-PPAI, Universitas Terbuka.

Soetomo, 1993. Dasar-Dasar Interaksi Belajar Mengajar. Surabaya Usaha Nasional.

(26)

Sudjana, N dan Ibrahim. 1989. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru.

Sudjana. 1996. Metode Statistik. Bandung: Tarsito.

Sukidin dkk. 2002. Manajemen Penelitian Tindakan Kelas. Surabaya: Insane Cendekia.

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2005. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Surakhamad, Winarno. 1990. Metode Pengajaran Nasional. Bandung: Jemmars.

Suryosubroto, B. 1997. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: PT. Rineksa Cipta.

Syah, Muhibbin. 1995. Psikologi Pendidikan, Suatu Pendekatan Baru, Bandung: Remaja Rosdakarya.

Trianto, Model Pembelajaran Terpadu (Jakarta: Bumi Aksara)

Usman, Moh. Uzer. 2001. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta:Bumi Aksara:2013)

Gambar

Gambar  2 : Grafik  Ketuntasan Siswa

Referensi

Dokumen terkait

Aktivitas guru yang diamati adalah menyiapkan alat peraga, mengkondisikan siswa untuk siap belajar, membuka pelajaran dengan memotivasi siswa, memberikan apersepsi untuk

Aspek aktivitas guru yang diamati selama proses pembelajaran siklus II meliputi: (1) mengucapkan salam, mengajak siswa berdoa, dan mengecek kehadiran siswa, (2)

merupakan suatu model pembelajaran yang intinya membantu guru untuk mengkaitkan materi pelajaran dengan kehidupan nyata dan memotivasi siswa mengkaitkan antara

Fase Pertama, menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa. Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar. Fase

Berdasarkan tabel di atas tampak bahwa aktivitas guru yang paling dominan pada siklus II adalah menyampaikan tujuan, memotivasi peseta didik/merumuskan masalah dan

Aspek aktivitas guru yang diamati selama proses pembelajaran siklus II meliputi: (1) mengucapkan salam, mengajak siswa berdoa, dan mengecek kehadiran siswa, (2)

Lampiran D LEMBAR AKTIVITAS GURU SIKLUS I No Aspek yang diamati Keterangan 1 2 3 I Kegiatan awal Mengucapkan salam √ Memunculkan rasa ingin tahu/memotivasi siswa √

436 No Aspek yang diamati Katagori 1 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran Baik 2 Guru memotivasi siswa untuk mengikuti pelajaran dengan baik Cukup 3 Guru mengelola PBM dengan