• Tidak ada hasil yang ditemukan

Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui Model Pembelajaran STAD Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 5 Teunom

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui Model Pembelajaran STAD Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 5 Teunom"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

431

Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui Model Pembelajaran STAD Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 5 Teunom

Khatijah

SD Negeri 5 Teunom

Email : khatijah.teunom@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar IPS materi pokok Keragaman Kenampakan alam dan buatan di kelas IV dan kemampuan guru dalam pelaksanaannya di SD Negeri 5 Teunom Kecamatan Teunom Kabupaten Aceh Jaya.

PTK ini dilakukan dalam 3 (tiga) siklus. Penelitian ini dilaksanakan di kelas IV SD Negeri 5 Teunom pada Semester II Tahun Pelajaran 2017/2018 selama tiga minggu yaitu mulai pada tanggal 22 Maret sampai dengan 05 April 2017 dengan jumlah siswa sebanyak 10 orang yang terdiri dari 1 siswa laki-laki dan 9 siswa perempuan.

Data yang diperoleh berasal dari kelas IV SD Negeri 5 Teunom, guru dan teman sejawat yang merupakan guru laborasi dalam melaksanakan kegiatan ini. Untuk pengumpulan data peneliti menggunakan tes dan observasi. Pengolahan data dilakukan dengan menghitung rata-rata. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan pembelajaran kooperatif model STAD hasil belajar siswa setiap siklusnya mengalami peningkatan, dari yang kurang baik menjadi baik. Secara berturut-turut (berdasar siklus I dan II) hasil belajar materi pokok Keragaman kenampakan alam dan buatan dengan rata-rata aktivitas kelas sebesar 63 pada siklus I, siklus II sebesar 86 Berdasarkan uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa dengan penerapan pembelajarn kooperatif model STAD meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas IV SD Negeri 5 Teunom Kecamatan Teunom Kabupaten Aceh Jaya.

Kata kunci: hasil belajar, siswa, STAD PENDAHULUAN

Sesuai dengan pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, salah satu tujuan yang hendak dicapai dari pembangunan adalah mencerdaskan kehidupan bangsa, hal ini mengandung pengertian yang luas bahwa bangsa yang cerdas dan berkompetensi, yang ditandai dengan adanya kemampuan berfikir, kepribadian yang bagus dan memiliki ketrampilan menjadi tujuan dari pembangunan tersebut. Disusunnya Undang-undang No.

20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Pendidikan Nasional, Undang-undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, makin mempertegas keseriusan pemerintah dalam mencapai tujuan pembangunan nasional khususnya dalam bidang pembangunan.

Sejalan dengan itu perbaikan dan penyesuaian kurikulum nasional terus dikembangkan sesuai dengan perkembangan jaman. Titik central setiap peristiwa

(2)

432

pembelajaran terletak pada keberhasilan siswa dalam mengorganisasikan pengalamannya, Mengembangkan berfikir dan mengimplementasikan ilmunya dalam kehidupan sehari- hari. Peraturan Pemerintah No 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 6 ayat (1) menyatakan bahwa “Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi pada SD/MI/SDLB dimaksudkan untuk mengenal, menyikapi dan mengapresiasi ilmu pengetahuan dan teknologi, serta menanamkan kebiasaan berpikir dan berperilaku yang kritis, kreatif, dan mandiri”. Dalam konteks pendidikan ilmu pengatahuan sosial (IPS), seharusnya proses pembelajaran menghasilkan siswa yang mampu berfikir kritis, analitis, dan kreatif. Menurut Ischak, dkk. (2005:136) bahwa, Ilmu Pengetahuan Sosial adalah bidang studi yang mempelajari, menelaah, menganalisis gejala dan masalah social dimasyarakat dengan meninjau dari berbagai aspek bebagai kehidupan atau satu terpaduan. Sedangkan dalam kurikulum 2004 (2003:6) disebutkan bahwa “Pengetahuan Sosial merupakan perangakat fakta, perisatiwa konsep dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial dan kewarganegaraan”. Indikator keberhasilan IPS ditandai dengan bertambahnya pengetahuan, keterampilan dan perubahan perilaku siswa. Sehingga kelak kemudian hari siswa mampu mengatasi masalahnya sendiri dan dapat menjalin hubungan sinergis antara manusia dengan lingkungan alam dan sosial.

Dewasa ini masih banyak masalah-masalah sosial yang perlu segera diatasi. Dalam skala mikro kegagalan pendidikan IPS ditandai dengan rendahnya prestasi belajar siswa dan kurangnya minat siswa untuk mempelajari IPS. Hal ini terbukti pada setiap ulangan IPS di kelas IV SD Negeri 5 Teunom Kecamatan Teunom Kabupaten Aceh Jaya Tahun Pelajaran 2017/2018 Semester I dan perolehan prestasi belajar siswa rendah. Dari jumlah 10 siswa hanya 5 siswa atau setara dengan 50% yang mengalami ketuntasan, sedangkan yang lainnya masih belum mencapai target nilai KKM yang diharapkan.

Salah satu indikasi penyebab munculnya masalah diatas adalah guru kurang mampu merangsang siswa untuk terlibat aktif dan mengeluarkan ide-ide atau kemampuan berpikir dalam proses pembelajaran. Disamping itu dalam proses pembelajaran guru kurang memperhatikan perbedaan individual. Kondisi seperti ini melatarbelakangi adanya perbedaan kebutuhan pada setiap anak. Dalam pembelajaran klasikal perbedaan individu jarang mendapat perhatian, semua siswa dalam satu kelas dianggap mempunyai kemampuan dan kecepatan yang sama karena itu diperlakukan cara yang sama. Dalam usaha meningkatkan prestasi belajar dan kualitas pendidikan, perbedaan individu perlu mendapat perhatian yang lebih serius. Titik sentralnya tindakan guru pada proses pembelajaran. Salah satu tindakan guru dalam pembelajaran yang berorientasi pada sikap menghargai perbedaan individu adalah pembelajaran kooperatif. Tarigan (1999:0) menyatakan bahwa: “Pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar mengajar dimana siswa belajar dalam kelompok kecil yang memiliki tingkat kemampuan yang berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompok setiap anggota kelompok saling bekerja sama dan membantu untuk memahami suatu bahan ajar”. Sunal dan Mary E.Haas ( l993:

l28-l5l) memberikan suatu gagasan mengenai penggunaan strategi dan pendekatan dalam pembelajaran IPS, didalamnya terdapat kajian tentang model pembelajaran kooperatif (cooperative learning). Pembelajaran kooperatif merupakan strategi alternatif untuk mencapai tujuan IPS yaitu berupa untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis, inkuiri, memecahkan masalah, ketrampilan sosial, meningkatkan kemampuan bekerja

(3)

433 sama dan berkompetensi dalam masyarakat yang majemuk (Depdiknas, 2006:5). Ibrahim, dkk (2000:5) mengatakan bahwa: “Pembelajaran kooperatif dirincikan oleh stuktur tugas, tujuan dan penghargaan kooperatif . Siswa yang bekerja dalam situasi pembelajaran kooperatif didorong atau dikehendaki untuk bekerja sama pada suatu tugas bersama, dan mereka harus mengkoordinasikan usaha untuk menyelesaikan tugasnya. Dengan merujuk konsep dan teori Cooperative Learning maka penulis mengembangkan model pembelajaran kooperatif dalam proses pembelajaran yaitu pembelajaran kooperatif tipe Team- Achievement Division (STAD). Nur (2005:20) menyatakan bahwa Kooperatif Tipe STAD terdiri atas lima komponen utama yaitu: penyajian kelas, pembentukan kelompok, kuis, pemberian skor pengembangan individu, dan penghargaan kelompok.

Untuk itu berdasarkan fenomena pembelajaran IPS dan dalam usaha untuk meningkatkan prestasi belajar siswa, perlu kiranya diadakan penelitian tindakan kelas mengenai Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model Student Team- Achievement (STAD) sebagai upaya meningkatkan pembelajaran IPS materi pokok Keragaman Kenampakan alam dan buatan di kelas IV SD Negeri 5 Teunom Kabupaten Aceh Jaya Tahun Pelajaran 2017/2018.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan dikelas IV SD Negeri 5 Teunom Kecamatan Teunom Kabupaten Aceh Jaya, selama tiga minggu yaitu mulai pada tanggal 22 Maret sampai dengan 05 April 2017. Subjek penelitian adalah siswa-siswi kelas IV pada Semester II Tahun Pelajaran 2017/2018 dengan jumlah siswa sebanyak 10 orang terdiri 1 orang siswa laki-laki dan 9 orang siswi perempuan. Data yang diperoleh berasal dari kelas IV SD Negeri 5 Teunom, guru dan teman sejawat yang merupakan guru kolaborasi dalam melaksanakan kegiatan ini.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Siklus I (Tanggal 22 Maret 2017)

Dari analisis terhadap hasil belajar yang belum dicapai oleh siswa diperoleh data bahwa siswa yang memperoleh nilai 7.0 ke atas KKM 70 berjumlah 5 orang. Siswa dari keseluruhan 10 orang, maka jumlah siswa-siswi yang mengalami ketidaktuntasan atau belum memperoleh nilai menurut tuntutan KKM 5 orang.

Tabel 1. Hasil belajar siswa siklus I Siklus I

Peroleh hasil belajar (KKM 70) Ketuntasan (%) Nilai 70 ke atas Nilai 70 ke bawah Tuntas Tidak tuntas

5 Orang 5 Orang 50 % 50 %

Hasil observasi aktivits siswa pada saat proses belajar mengajar berlangsung dengan menggunakan lembar observasi siswa yaitu aktivitas 63%. Seperti yang terdapat pada tabel berikut ini:

Tabel 2. Data Aktivitas Siswa dalam PBM Siklus I

(4)

434

No Aspek yang dinilai Jumlah Siswa Aktif Perentase (%)

1 Memperhatikan penjelasan guru 6 60 %

2 Menjawab pertanyaan guru 4 40 %

3 Memperbaiki jawaban yang salah 5 50 %

4 Ikut menulis materi pelajaran 9 90 %

5 Ikut membaca materi pelajaran 7 70 %

Rata-rata aktivitas siswa (%) 63 %

Selanjutnya hasil observasi terhadap kemampuan guru dalam pelaksanaan belajar mengajar dapat dilihat pada table dibawah ini:

Tabel 3. Data Kemampuan PBM Guru Siklus I

No Aspek yang diamati Katagori

1 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran Cukup

2 Guru memotivasi siswa untuk mengikuti pelajaran dengan baik Kurang 3 Guru mengelola PBM dengan menggunakan media belajar Kurang 4 Guru membimbing siswa menulis secara individu Cukup 5 Guru membimbing siswa membaca dengan benar Cukup 6 Guru memberikan penjelasan akhir dan penguatan Kurang

7 Guru melakukan penilaian Cukup

Rata-rata Katagori Cukup

Catatan : Dari data yang diperoleh rata-rata, kemampuan guru dalam melakukam PBM adalah termasuk dari katagori Cukup dan perlu perbaikan dalam PBM yaitu : pada saat menyampaikan tujuan pembelajaran, membimbing siswa dalam menulis, membaca serta pengelolaan PBM dengan semaksimal mungkin.

Setelah siklus I selesai dilakukan beserta penilaian terhadap hasil belajar siswa dan aktivitas siswa serta kemampuan guru dalam dilaksanakan PBM, ditemukan permasalahan pembelajaran yaitu: terjadinya peningkatan prestasi siswa dengan pesat, hampir semua siswa berani mengajukan pertanyaan, terlihat hampir semua siswa sudah percaya diri dalam melakukan sesuatu tugas yang diberikan guru, kondisi belajar siswa sangat menyenangkan, kondisi siswa sudah terlihat mampu memberikan tanggapannya masing- masing, dan siswa sudah terlihat tidak takut lagi dalam mengkritik temannya jika tanggapan temannya dianggap kurang bermanfaat.

Tabel 4. Analisis Soal Siklus I

No NISN Nama Kegiatan Siklus I

KKM NILAI KET

1 0076769003 Cut Nadia Permata 70 60 Tidak Tuntas

2 0075789004 Dian Ruslidar 70 75 Tuntas

3 0079870321 Fajar Sri Wahyuni 70 55 Tidak Tuntas

4 0074660032 Ratna Dewi 70 80 Tuntas

5 0087202500 Riski Noval 70 85 Tuntas

6 0073946215 Rauzatul Jannah 70 85 Tuntas

7 0083339208 Syifa 70 65 Tidak Tuntas

8 0086243604 Tiara 70 65 Tidak Tuntas

(5)

435

9 0087991800 Selvi Putri Yenda 70 85 Tuntas

10 0086374504 Nabila 70 65 Tidak Tuntas

Katagori Ketuntasan individual adalah : Tidak Tuntas

Grafik Siklus I Jlh

siswa

5

4 65 85

3

2 55 75

1

0 40 50 60 70 80 90 100 %

Siklus II (Tanggal 29 Maret 2017)

Dari pembelajaran yang dilakukan memperoleh hasil sebagai berikut : Tabel 5. Hasil Belajar Siswa Siklus II

Siklus II

Peroleh hasil belajar (KKM 70) Ketuntasan (%) Nilai 70 ke atas Nilai 70 ke bawah Tuntas Tidak tuntas

8 Orang 2 Orang 80 % 20 %

Hasil observasi, keaktifan siswa dan kemampuan guru kolabor dan supervisor lebih cermat dan teliti dalam mengambil data untuk mengetahui aktifitas siswa baik dalam kerja kelompok maupun individual.

Table 6. Data Aktivitas Siswa dalam PBM Siklus II

No Aspek yang dinilai Jumlah Siswa

Aktif Perentase (%)

1 Memperhatikan penjelasan Guru 9 90 %

2 Menjawab pertanyaan guru 7 70 %

3 Memperbaiki jawaban yang salah 8 80 %

4 Ikut menulis materi pelajaran 10 100 %

5 Ikut membaca materi pelajaran 8 80 %

Rata-rata aktivitas siswa (%) 86 %

Data hasil observasi terhadap aktivitas siswa dari siklus I ke siklus II terjadi peningkatan 23%. Kenaikan persentase aktivitas siswa disebabkan adanya tindakan guru yang terus membimbing siswa secara individu. Selanjutnya observasi juga dilakukan oleh guru yang sama di siklus II, untuk lebih jelas dapat dilihat pada table dibawah ini :

Tabel 7. Data Kemampuan PBM Guru Siklus II

(6)

436

No Aspek yang diamati Katagori

1 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran Baik

2 Guru memotivasi siswa untuk mengikuti pelajaran dengan baik Cukup 3 Guru mengelola PBM dengan menggunakan media belajar Baik 4 Guru membimbing siswa menulis secara individu Baik 5 Guru membimbing siswa membaca dengan benar Baik 6 Guru memberikan penjelasan akhir dan penguatan Baik

7 Guru melakukan penilaian Baik

Rata-rata Katagori Baik

Catatan : Dari data yang diperoleh rata-rata, kemampuan guru dalam melakukam PBM adalah termasuk dari katagori Baik, ini disebabkan karena telah dilakukan perbaikan terhadap proses PBM pada siklus II.

Kolaborasi antara guru peneliti serta bersama dengan teman sejawat menganalisis semua kejadian yang sempat di catat pada lembaran pengamatan begitu juga dari peneliti sendiri terutama pada lembaran evaluasi akhir. Dari semua data yang ada setelah di analisis menunjukan hasil evaluasi yang meningkat dengan rata-rata tujuh, namun disini pada saat pembelajaran tidak semua anak dapat didekati untuk diberikan perhatian dan motivasi. Sehingga masih ada juga anak-anak yang hanya duduk saja dalam kelompok mengharapkan pada temannya untuk diselesaikan. Selanjutnya dirasa masih kurang aktif dalam menanggapi dari setiap laporan kelompok lain yang disampaikan didepan kelas.

Untuk rincian hasil dari perbaikan pembelajaran seperti terlampir dibawah ini :

Tabel 8. Analisis Soal Siklus II

No NISN Nama Kegiatan Siklus II

KKM NILAI KET

1 0076769003 Cut Nadia Permata 70 70 Tidak Tuntas

2 0075789004 Dian Ruslidar 70 80 Tuntas

3 0079870321 Fajar Sri Wahyuni 70 65 Tidak Tuntas

4 0074660032 Ratna Dewi 70 90 Tuntas

5 0087202500 Riski Noval 70 100 Tuntas

6 0073946215 Rauzatul Jannah 70 95 Tuntas

7 0083339208 Syifa 70 85 Tuntas

8 0086243604 Tiara 70 80 Tuntas

9 0087991800 Selvi Putri Yenda 70 100 Tuntas

10 0086374504 Nabila 70 100 Tuntas

Katagori Ketuntasan individual adalah : Tidak Tuntas

Grafik Siklus II

(7)

437 Jlh

siswa

5

4

3

2 65 85 95

1

0 60 70 80 90 100 %

Siklus III (Tanggal 05 April 2017)

Dari pembelajaran yang dilakukan memperoleh hasil sebagai berikut : Tabel 9. Hasil Belajar Siswa Siklus III

Siklus III

Peroleh hasil belajar (KKM 70) Ketuntasan (%) Nilai 70 ke atas Nilai 70 ke bawah Tuntas Tidak tuntas

10 Orang 0 Orang 100 % 0 %

Aktifitas siswa terlihat anak-anak dengan leluasa dalam kreatifitasnya dan cukup aktif dalam kegiatan kelompoknya. Dalam hal ini tentunya juga masih ada anak yang merasa malu dalam memberikan tanggapan mengenai laporan temannya yang dibacakan di depan kelas, namun hal itu peneliti tidak memberikan fokus yang berarti. Karena peneliti merasa bahwa hal yang serupa demikian tidak mungkin terjadi dengan maksimal dalm waktu satu minggu tetapi hal yang dilakukan secara berulang-ulang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 10. Data Aktivitas Siswa dalam PBM Siklus III

No Aspek yang dinilai Jumlah Siswa Aktif Perentase (%)

1 Memperhatikan penjelasan Guru 10 100 %

2 Menjawab pertanyaan guru 9 90 %

3 Memperbaiki jawaban yang salah 9 90 %

4 Ikut menulis materi pelajaran 10 100 %

5 Ikut membaca materi pelajaran 10 100 %

Rata-rata aktivitas siswa (%) 97 %

Data hasil observasi terhadap aktivitas siswa terjadi peningkatan 63 % pada siklus I menjadi 86 % di siklus II dan 97 % pada silkus III, Kenaikan persentase aktivitas siswa disebabkan adanya tindakan guru yang terus membimbing siswa secara individu ikut mempengaruhi kenaikan aktivitas tersebut. Dari data yang diperoleh masih ada siswa yang belum aktif telah dilakukan tindak lanjut memperpendekatan individu berulang-ulang.

Selanjutnya hasil observasi yang dilakukan guru terhadap PBM yang dilakukan oleh guru juga terjadi peningkatan karena dapat memperbaiki kekurangan dalam siklus I.

Observasi juga dilakukan oleh guru yang sama di siklus II, dan siklus III untuk lebih jelas dapat dilihat pada table dibawah ini :

(8)

438

Tabel 11. Data Kemampuan PBM Guru Siklus III

No Aspek yang diamati Katagori

1 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran Amat.Baik

2 Guru memotivasi siswa untuk mengikuti pelajaran dengan baik Baik 3 Guru mengelola PBM dengan menggunakan media belajar Baik 4 Guru membimbing siswa menulis secara individu Amat.Baik

5 Guru membimbing siswa membaca dengan benar Baik

6 Guru memberikan penjelasan akhir dan penguatan Baik

7 Guru melakukan penilaian Baik

Rata-rata Katagori Baik

Catatan : Dari data yang diperoleh rata-rata, kemampuan guru dalam melakukam PBM adalah termasuk dari katagori Cukup Baik, ini disebabkan karena telah dilakukan perbaikan terhadap proses PBM pada siklus III.

Guru pelaku, dan siswa mengadakan Tanya jawab untuk mendapatkan umpan balik dalam memastikan hasil perbaikan guna membuat sebuah kesimpulan. Untuk mengetahui keberhasilan siswa secara klasikal pada akhir pembelajaran berlangsung di berikan tes akhir sebanyak sepuluh soal.

Tabel 12. Analisis Soal Siklus III

No NISN Nama Kegiatan Siklus II

KKM NILAI KET

1 0076769003 Cut Nadia Permata 70 85 Tuntas

2 0075789004 Dian Ruslidar 70 90 Tuntas

3 0079870321 Fajar Sri Wahyuni 70 80 Tuntas

4 0074660032 Ratna Dewi 70 100 Tuntas

5 0087202500 Riski Noval 70 100 Tuntas

6 0073946215 Rauzatul Jannah 70 100 Tuntas

7 0083339208 Syifa 70 95 Tuntas

8 0086243604 Tiara 70 85 Tuntas

9 0087991800 Selvi Putri Yenda 70 100 Tuntas

10 0086374504 Nabila 70 100 Tuntas

Katagori Ketuntasan individual adalah : Tuntas

Grafik Siklus III Jlh

siswa 7 6

5

4

3 85

2 95

1

0 80 90 100 %

(9)

439 Pembahasan

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari pelaksanaan siklus I, II, dan III maka dapat dikatakan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar siswa pada pembahasan dalam menyupayakan peningkatan Materi Keragaman Kenampakan alam dan buatan dengan menggunakan pembelajaran kooperatif model STAD. Hal ini dapat kita lihat dari hasil belajar siswa, aktivitas siswa pada saat PBM berlangsung dan kemampuan guru dalam melaksanakan PBM. Setelah dilakukan siklus II dan III, ternyata terjadi peningkatan jumlah siswa yang memperoleh nilai lebih dari KKM yang diharapkan bahkan sudah mencapai 100 % dari jumlah siswa 10 orang, jumlah persentase ini jelas menunjukkan bahwa telah terjadi perubahan besar dalam proses pembelajaran di siklus II dan III dengan katagori nilai amat baik.

Tabel. 13. Data Hasil Belajar Siswa Per Siklus

Kegiatan Peroleh Hasil Belajar (KKM 70) Ketuntasan (%) Nilai 70 ke Atas Nilai 70 ke Bawah Tuntas Tak Tuntas

Siklus I 5 Orang 5 Orang 50 % 50 %

Siklus II 8 Orang 2 Orang 80 % 20 %

Siklus III 10 Orang - 100 % 0 %

Observasi yang dilakukan terdapat aktivitas siswa pada siklus I sebanyak 63%

siswa aktif dalam kegiatan PBM, angka persentase keaktifan siswa belum maksimal, karena masih ada siswa yang belum dapat membaca dan menulis dengan benar. Hal ini disebabkan karena kurangnya bimbingan guru pendekatan secara individu kepada siswa setelah dilakukan perbaikan dalam PBM pada siklus II 86 %. dan pada siklus III 97 %.

Tabel 14. Data Aktivitas Siswa Antar Siklus No Aspek yang Diamati

Siklus I Siklus II Siklus III Jlh

Siswa aktif

%

Jlh Siswa

aktif

%

Jlh Siswa

aktif

%

1 Memperhatikan penjelasan guru 6 60 % 9 90 % 10 100 %

2 Menjawab pertanyaan guru 4 40 % 7 70 % 9 90 %

3 Memperbaiki jawaban yang salah 5 50 % 8 80 % 9 95 %

4 Ikut menulis materi pelajaran 9 90 % 10 100 % 10 100 %

5 Ikut membaca materi pelajaran 7 70 % 8 80 % 10 100 %

Rata-rata siswa aktif (%) 63 % 86 % 97 %

Persentase kemampuan guru dalam melaksanakan PBM pada antar siklus I juga terjadi peningkatan kemampuan guru dalam mengolah PBM dengan katagori cukup dan pada siklus II dengan katagori baik serta pada siklus III dengan katagori amat baik.

Maka menandakan bahwa peningkatan ini terjadi karena perbaikan tindakan yang dilakukan pada siklus II dan siklus III terhadap kekurangan PBM yang dilaksanakan pada siklus I. Data kemampuan guru pada saat melaksanakan PBM antar siklus dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

(10)

440

Tabel 15. Data Kemampuan PBM Guru Antar Siklus

No Aspek yang Diamati Katagori/Siklus

I II II

1 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran Cukup Baik Amat Baik 2 Guru memotivasi siswa untuk mengikuti pelajaran dengan

baik Kurang Cukup Baik

3 Guru mengelola PBM dengan menggunakan media belajar Kurang Baik Baik 4 Guru membimbing siswa menulis secara individu Cukup Baik Amat Baik 5 Guru membimbing siswa membaca dengan benar Cukup Baik Baik 6 Guru memberikan penjelasan akhir dan penguatan Kurang Baik Baik

7 Guru melakukan penilaian Cukup Baik Baik

Rata-rata Katagori Cukup Baik Amat Baik

PENUTUP Simpulan

Berdasar hasil analisis dan hal-hal yang telah dikemukakan di muka maka dapat diketahui bahwa:

1. Pembelajaran kooperatif model STAD mampu meningkatkan kreatifitas berfikir siswa untuk memecahkan suatu masalah, karena dengan suasana kegembiraan melaui permainan siswa menjadi menyenangi Mata Pelajaran IPS.

2. Dengan pembelajaran kooperatif model STAD peranan guru sebagai fasilitator sangat terasa, kehadiran guru sebagai pembimbing dan sumber belajar siswa . 3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan pembelajaran kooperatif model

STAD hasil belajar siswa setiap siklusnya mengalami peningkatan, dari yang kurang baik menjadi baik. Secara berturut-turut (berdasar siklus I dan II) hasil belajar materi pokok Keragaman kenampakan alam dan buatan dengan rata-rata aktivitas kelas sebesar 63 pada siklus I, siklus II sebesar 86 Berdasarkan uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa dengan penerapan pembelajarn kooperatif model STAD meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas IV SD Negeri 5 Teunom Kecamatan Teunom Kabupaten Aceh Jaya.

DAFTAR PUSTAKA

Depdiknas. 2003. Undang-undang RI No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Depdiknas. 2003. Kurikulum 2004. Standar Kompetensi Mata Pelajaran Pengetahuan Sosial Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta: Depdiknas.

Depdiknas. 2006. Permendiknas No 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi. Jakarta:

Depdiknas.

Departemen Pendidikan Nasional. 2005. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional pendidikan. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

(11)

441 Ibrahim, H.M, dkk. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya:Universitas Negeri

Surabaya. University Press.

Ischak, dkk. 2005. Pendidikan IPS di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.

Nur, Muhammad. 2005. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: UNESA Press.

Sunal, Cynthia S. & Mary E.Haas. 1993. Social Studies and the Elementary/Middle School Student. For Worth: Harcourt Brace Jovaovich College Publisher.

Tarigan, Ratelit. 1999. Pembelajaran kooperatif TGT. Jurnal Pelangi Pendidikan Volume 6. Desember 1999. UNIMED. Medan Hal 111-115

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945. Penjelasan Umum.

Referensi

Dokumen terkait

 Guru membagikan soal evaluasi dan siswa mengerjakan secara mandiri.  Guru memotivasi siswa agar selalu bersemangat dalam mengikuti pembelajaran.  Ketua

Simpulan dalam penelitian tindakan kelas ini yaitu penerapan model Jigsawdapat keterampilan guru dalam mengelola pembelajaran dan dapat meningkatkan hasil belajar

Merujuk kepada pelaksanaan dan hasil penelitian yang telah dilakukan maka 1) diharapkan kepada guru khususnya guru bidang studi Ilmu Pengetahuan Sosial untuk selalu melakukan

- Guru memberikan reward/penghargaan kepada siswa yang aktif - Guru memberi tugas pada siswa yang nilainya kurang baik - Guru memotivasi siswa untuk meningkatkan hasil belajar

Hasil penelitian terdapat peningkatan ketuntasan nilai keterampilan guru dalam mengelola pembelajaran pada siklus 1 memperoleh nilai 2,56 dengan kualifikasi baik

Beberapa kegiatan guru yang diamati oleh teman sejawat/observer yang mendapat nilai baik adalah menyampaikan materi pembelajaran, menyampaikan kompetensi dan tujuan

Berdasarkan lembar pengamatan kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran yang diamati oleh observer pada proses pembelajaran PKn menggunakan model

Berdasarkan tabel di atas, dari 30 aspek yang diamati hasil pengamatan guru bahwa 9 aspek memperoleh kriteria sangat baik yaitu Menyampaikan tujuan pembelajaran