PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan pada kondisi saat ini adalah model pembelajaran gabungan atau yang dikenal dengan Blended Learning. Rendahnya hasil belajar siswa di Indonesia disebabkan oleh beberapa aspek, salah satunya adalah proses belajar mengajar dan penerapan model pembelajaran itu sendiri. Berdasarkan permasalahan tersebut, salah satu aspek yang menyebabkan rendahnya hasil belajar matematika adalah model pembelajaran yang diterapkan.
Mengingat permasalahan di atas, maka perlu diterapkan model pembelajaran yang dapat digunakan secara offline dan online. Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan di SD Inpres Kassi adalah model blended learning. Dengan menerapkan model pembelajaran Blended Learning, guru sebagai fasilitator dapat memberikan proses pembelajaran yang lebih menarik untuk memudahkan pemahaman materi dan meningkatkan hasil belajar matematika.
Untuk itu guru merasa proses pembelajaran lebih variatif, efisien dan efektif dengan diterapkannya model blended learning ini karena dianggap memudahkan siswa dalam belajar. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Penerapan Model Blended Learning Pada Siswa Kelas IV SD Inpres Kassi”.
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Sebagai bahan pertimbangan pemilihan model pembelajaran yang efektif dan memberikan gambaran perencanaan, pelaksanaan dan penilaian dalam model pembelajaran yang kreatif dan inovatif. Sebagai pedoman dan bahan pertimbangan dalam melakukan penelitian tindakan kelas untuk memperoleh hasil belajar yang lebih baik dan salah satu syarat untuk memperoleh gelar strata 1 (S1) pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Universitas Muhammadiyah Makassar.
KAJIAN PUSTAKA
Kajian Pustaka
- Belajar dan Hasil Belajar
- Pembelajaran Matematika
- Model Pembelajaran Blended Learning
- Materi Ajar
Model pembelajaran adalah suatu rencana yang dapat menghasilkan pembelajaran yang efektif, efisien dan menyenangkan. Sedangkan menurut Agus Suprijono (2013), model pembelajaran adalah model yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas dan pembelajaran. Dengan model blended learning ini, siswa dapat meningkatkan keterampilan belajarnya dan juga mendapatkan pengalaman.
Ini merupakan bentuk model pembelajaran yang masih digunakan dalam proses pembelajaran. Model blended learning merupakan suatu pola atau desain yang bertujuan untuk memudahkan proses pembelajaran jarak jauh (PJJ) dan inovasi dari perkembangan teknologi khususnya di bidang pendidikan. Pada tahap ini desain pembelajaran harus mencakup komponen pembelajaran daring atau PJJ dan pembelajaran tatap muka dengan menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran berdasarkan model pembelajaran Blended Learning.
Kelebihan dan Kekurangan Model Blended Learning Seperti model pembelajaran lainnya, model blended learning juga mempunyai kelebihan dan kekurangan. Menurut Kusairi (dalam Husamah, 2014), model blended learning lebih efektif dibandingkan dengan konvensional (tatap muka) dan e-learning.
Penelitian Yang Relevan
Penelitian yang dilakukan oleh Adiyati Fathu Roshonah dkk (2020) berjudul “Penerapan Model Blended Learning Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika di SDN Pisangan 01”. “Hasil penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IVA SDN Pisangan 01. Penerapan blended learning pada masa pandemi Covid-19 di MI MA'ARIF Mayak Ponorogo tahun ajaran 2020/2021.”
Hasil penelitian menunjukkan bahwa model blended learning dapat menjadi alternatif metode pengajaran yang digunakan pada masa pandemi dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Penerapan model blended learning pada kelas V sekolah dasar pada masa pandemi Covid-19.” Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran ini dapat dijadikan sebagai solusi pembelajaran pada masa pandemi atau pembelajaran jarak jauh, dan RPP disusun secara sistematis oleh guru.Dari keempat penelitian di atas peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa dengan pemilihan model blended learning terhadap hasil belajar siswa di sekolah dasar dapat dilakukan perubahan ke arah perbaikan.
Kerangka Pikir
Hipotesis Tindakan
METODE PENELITIAN
- Jenis Penelitian
- Setting Penelitian
- Lokasi Penelitian
- Subjek Penelitian
- Prosedur Penelitian
- Instrumen Penelitian
- Tes Hasil Belajar
- Observasi
- Wawancara
- Teknik Pengumpulan Data
- Data Hasil Belajar
- Data Aktivitas Siswa
- Teknik Analisis Data
- Indikator Keberhasilan
Tentukan materi pembelajaran yang akan disampaikan yaitu poligon beraturan dan poligon beraturan. Pada kegiatan inti, siswa mengamati penjelasan guru terhadap materi yang disampaikan mengenai segi banyak tak beraturan. Dengan beberapa latihan, siswa mampu mengkategorikan poligon beraturan dan poligon tidak beraturan.
Apersepsi: Guru menjelaskan tentang “poligon beraturan dan poligon beraturan”. Siswa ditanya apakah kalian mengetahui materi hari ini. Siswa mengkategorikan bangun datar apa saja, termasuk poligon beraturan atau poligon tidak beraturan.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas IV SD Inpres Kassi. Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan guru kelas IV SD Inpres Kassi, hasil belajar matematika siswa yang mendapat nilai dibawah KKM yaitu 75 tergolong rendah. Guru menilai dan mengapresiasi hasil belajar siswa serta memberikan pesan moral kemudian mengakhiri pembelajaran dengan salam.
Berdasarkan tabel 4.4 di atas, hasil belajar matematika yang diperoleh siswa dengan nilai rata-rata dan ditinjau dari ketuntasan, hasil belajar matematika yang diperoleh sebesar 57,6% berkategori belum tuntas dan 42,4% berkategori tuntas. Guru kurang memberikan motivasi belajar kepada siswa dalam arti belajar, sehingga berdampak pada rendahnya minat belajar siswa. Adanya siswa yang masih mempunyai hasil belajar pada kategori rendah menjadi sumbangan peningkatan pembelajaran pada siklus II, sehingga penguasaan mata pelajaran matematika melalui penerapan model pembelajaran campuran di kelas IV tetap menjaga aspek-aspeknya. yang baik sedangkan kekurangannya menjadi pertimbangan perbaikan pada siklus berikutnya.
Pada kegiatan penutup, guru dan siswa menyelesaikan tanya jawab tentang materi yang telah dipelajari, guru mengapresiasi dan memberikan hadiah atau reward atas hasil belajar siswa, dan mengakhiri pembelajaran dengan salam. Setelah melakukan partisipasi, guru terlebih dahulu memberikan hadiah kepada siswa yang telah aktif pada pembelajaran sebelumnya (saat pembelajaran daring) dan mengulas materi yang telah diberikan sebelumnya serta menyampaikan tujuan pembelajaran. Pada kegiatan penutup, guru melakukan refleksi kepada siswa dan mengapresiasi hasil belajar, juga memberikan pesan moral kemudian mengakhiri pembelajaran dengan salam.
Pada kegiatan akhir, guru kembali mengapresiasi dan menjangkau hasil belajar siswa serta memberikan penguatan pada materi hari itu. Berdasarkan Tabel 4.8 di atas, hasil belajar matematika yang dicapai siswa dengan nilai rata-rata dan ketuntasan hasil belajar matematika mencapai 12,1% pada kategori belum tuntas dan 87,9% pada kategori tuntas. Hal ini terlihat dari peningkatan persentase rata-rata hasil belajar siswa, dari 62,1% pada siklus I menjadi 85,8% pada siklus II.
Dapat disimpulkan persentase hasil belajar siswa yang menggunakan model blended learning pada siklus II mengalami peningkatan sebesar 45,5%. Dengan demikian berdasarkan hasil belajar pada siklus II rata-rata hasil belajar matematika pada materi Bangun Datar sudah sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Hasil tersebut menunjukkan bahwa upaya penerapan pembelajaran dengan menggunakan model blended learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Pembahasan
Penampilan: Guru menjelaskan “Pengertian bangun-bangun poligonal”. Siswa ditanya apakah kalian mengetahui tentang bangun datar poligonal.
KESIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Saran
Dengan bimbingan guru, siswa dapat membangun pengetahuan tentang sifat-sifat poligon beraturan dan tak beraturan 2.