• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tugas Pertemuan 2

N/A
N/A
Desi Indriyanti

Academic year: 2024

Membagikan "Tugas Pertemuan 2"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH DRAINASE

TUGAS PERTEMUAN 2

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Drainase

DISUSUN OLEH :

MUHAMMAD TASLIM 1920101006

MEILAWATI ANGGRAENI 1920101018

DESI INDRIYANTI 41921100002

NAUFAL NABIL 41921100003

REYNALDI RAMADHAN M 41921100004

PROGRAM STUDI TEKNIK FAKULTAS TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS WIDYATAMA

2023/2024

(2)

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah senantiasa kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas untuk mata kuliah Drainase, dengan judul “DRAINASE : TUGAS PERTEMUAN 2”.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak lepas dari bantuan banyak pihak yang tulus memberikan doa, saran dan kritik sehingga makalah ini dapat terselesaikan.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang penulis miliki. Oleh karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak. Akhir, penulis harap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan dunia pendidikan.

Kota Bandung, 25 September 2023

Penulis

(3)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI......iii

BAB I......5

PENDADULUAN......5

1.1. Latar Belakang......5

1.2. Rumusan Masalah......5

1.3. Tujuan Penulisan Makalah......6

BAB II......8

ISI......8

2.1. Drainase.......8

2.1.1. Pengertian Drainase...8

2.1.2. Konsep Drainase Perkotaan...8

2.1.3. Permasalahan Sistem Drainase Perkotaan...9

2.2. Hidrologi....9

2.2.1. Pengujian Seri Data...10

2.2.2. Analisis Hujan Kawasan...10

2.2.3. Analisis Frekuensi...11

2.2.4. Debit Banjir Maksimum Metode Rasional (Q)...11

2.2.5. Koefisien Alira Permukaan (Run Off)...11

2.2.6. Intensitas Curah Hujan (I)...12

2.3. Analisis Hidrolika......12

2.4. Evaluasi Kapasitas Drainase Eksisting......12

BAB III......13

(4)

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN......13

3.1. Analisis Kapasitas Saluran Drainase Eksisting......13

3.2. Analisis Debit Rencana Kala Ulang......14

3.3. Evaluasi Saluran......15

3.4. Hasil......16

BAB III......17

PENUTUP......17

2.1. Kesimpulan......17

2.2. Saran......18

DAFTAR PUSTAKA......20

(5)

BAB I PENDADULUAN

1.1. Latar Belakang

Peningkatan jumlah penduduk berbanding lurus dengan peningkatan kebutuhan pemukiman terutama di daerah perkotaan. Peningkatan pemukiman meliputi kebutuhan akan tempat tinggal, sarana pendidikan, sarana kesehatan, dan perkembangan industri, berakibat pada berkurangnya lahan terbuka yang dapat dimanfaatkan sebagai tempat meresapnya air ke dalam tanah. Semakin berkurangnya lahan terbuka, air akan semakin sulit untuk penghujan kawasan ini mengalami genangan air yang menyebapkan kerusakan jalan, terganggunya arus lalu lintas dan gangguan lingkungan.

Sistem drainase adalah rangkaian kegiatan yang membentuk upaya pengaliran air, baik air permukaan (limpasan/run off), maupun air tanah (underground water) dari suatu daerah atau kawasan.Sistem drainase merupakan bagian penting pada suatu kawasan perumahan.Suatu kawasan perumahan yang tertata dengan baik haruslah juga diikuti dengan penataan sistem drainase yang berfungsi untuk mengurangi atau membuang kelebihan air dari suatu kawasan atau lahan sehingga tidak menimbulkan genangan air yang dapat menganggu aktivitas masyarakat dan bahkan dapat menimbulkan kerugian sosial ekonomi terutama yang menyangkut aspek- aspek kesehatan lingkungan permukiman.

1.2. Rumusan Masalah

(6)

Berdasarkan usulan dalam latar belakang masalah di atas, berikut adalah rumusan masalah untuk penelitian:

1. Apakah penyebap terjadinya genangan air dikawasan Jalan Laksda Adisucipto Yogyakarta?

2. Berapa kapasitas saluran drainase eksisting pada kawasan Jalan Laksda Adisucipto Yogyakarta?

3. Bagaimana limpasan air yang terjadi pada saluran drainase pada kawasan Perumnas Talang Kelapa di Sub DAS Lambidaro Kota Palembang?

4. Apakah saluran drainase saat ini mampu menampung debit banjir rencana (QP) untuk periode ulang 5 tahun?

5. Bagaimana peningkatan dimensi penampang saluran drainase yang diperlukan agar dapat menampung air hujan dan mengurangi risiko banjir di kawasan tersebut?

6. Apa faktor-faktor lain yang menyebabkan banjir di kawasan tersebut, seperti penumpukan sedimen dan pembuangan sampah oleh masyarakat?

7. Bagaimana cara melakukan perbaikan ulang pada sistem drainase untuk mengatasi masalah debit saluran yang tidak mencukupi untuk debit rencana?

8. Bagaimana solusi yang efektif untuk mengatasi masalah banjir di Lingkungan Lalolara, Kecamatan Kambu, Kota Kendari, khususnya dalam menghadapi peningkatan debit air hujan?

(7)

1.3. Tujuan Penulisan Makalah

Dari permasalahan yang dikemukakan di atas, tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahu penyebap genangan pada kawasan Jalan Laksda Adisucipto Yogyakarta.

2. Mengetahui kapasitas saluran drainase eksisting pada kawasan Jalan Laksda Adisucipto Yogyakarta.

3. Melakukan normalisasi saluran berupa perubahan dimensi saluran drainase.

4. Menganalisis dan mengevaluasi dimensi saluran drainase pada kawasan Perumnas Talang Kelapa di Sub DAS Lambidaro Kota Palembang.

5. Untuk mengevaluasi kapasitas saluran drainase saat ini dalam menampung debit banjir rencana untuk periode ulang 5 tahun.

6. Untuk mengidentifikasi kebutuhan perubahan dimensi penampang saluran drainase agar dapat mengatasi masalah banjir dan menampung air hujan dengan baik.

7. Untuk memahami faktor-faktor tambahan yang menyebabkan banjir di kawasan tersebut, seperti penumpukan sedimen dan pembuangan sampah, sehingga dapat dilakukan tindakan yang sesuai.

(8)

8. Untuk merencanakan perbaikan ulang pada sistem drainase agar dapat memenuhi debit rencana dan mengurangi risiko banjir.

9. Untuk mencari solusi efektif dalam mengatasi masalah banjir di Lingkungan Lalolara, Kecamatan Kambu, Kota Kendari, dan meningkatkan kesiapsiagaan terhadap peningkatan debit air hujan.

(9)
(10)

BAB II ISI

2.1. Drainase

2.1.1.Pengertian Drainase

Kata drainase berasal dari kata drainage yang artinyamengalirkan, mengeringkan, membuang, atau mengalirkan air.

Dalam bidang teknik sipil, drainase secara umum dapat didefinisikan sebagai suatu tindakan teknis untuk mengurangi kelebihan air, baik yang berasal dari air hujan, rembesan, maupun kelebihan air irigasi dari suatu kawasan/lahan, sehingga fungsi kawasan tidak terganggu.

Secara umum, sistem drainase dapat didefinisikan sebagai serangkaian bangunan air yang berfungsi untuk mengurangi dan atau membuang kelebihan air dari suatu kawasan atau lahan sehingga lahan dapat difungsikan secara optimal. Sistem drainase yang baik dapat membebaskan kota atau wilayah dari genangan air (Suripin, 2004).

2.1.2.Konsep Drainase Perkotaan

Drainase perkotaan adalah ilmu drainase yang khusus mengkaji kawasan perkotaan yang erat kaitannya dengan kondisi lingkungan fisik dan lingkungan sosial budaya yang ada pada kawasan kota tersebut. Menurut Hasmar (2002) drainase perkotaan yaitu ilmu drainase yang mengkhususkan pengkajiannya pada kawasan

(11)

perkotaaan yang erat kaitannya dengan kondisi lingkungan sosial- budaya yang ada dikawasan kota. Saluran-saluran drainase dapat dibedakan menjadi saluran alamiah (natural) atau saluran buatan manusia (artificial). Konsep saluran drainase alamiah (natural) air hujan mengalir di atas tanah (run-off) kemudian masuk ke selokan- selokan dan dibuang ke sungai, sebagian air masuk ke dalam tanah (infiltrasi) pada tanah yang daya resapnya baik. Saluran drainase buatan manusia (artificial) memerlukan bangunan-bangunan khusus seperti selokan-selokan, pasangan batu (beton), pipa-pipa, pompa air, dan lain-lain sehingga biayanya mahal (Prodjopangarso, 1987).

2.1.3. Permasalahan Sistem Drainase Perkotaan

Banjir merupakan kata yang sangat populer di Indonesia, khususnya pada musim hujan, mengingat disemua kota Indonesia nyaris mengalami bencana banjir. Peristiwa ini hampir setiap tahun terulang, namun permasalahan genangan dan banjir sampai saat ini belum terselesaikan, bahkan cenderung meningkat baik frekuensi, luasannya, kedalamanya, maupun durasinya. Akar permasalahan genangan dan banjir di perkotaan berawal dari pertambahan penduduk yang sangat cepat di atas rata-rata pertumbuhan nasional, akibatnya urbanisasi baik migrasi musiman maupun permanen. Hal ini lah yang mengakibatkan pemanfaatan lahan perkotaan menjadi acak-acakan (samrawut) karena tidak sebanding antara lahan yang disebabkan oleh ketidak pastian dalam hidrologi.

2.2. Hidrologi

(12)

Hidrologi adalah ilmu yang berkaitan dengan air di bumi, baik mengenai terjadinya, peredaran dan penyebarannya, sifat-sifatnya, dan hubungan dengan lingkungan terutama dengan makhluk hidup (Triatmodjo, 2008). Ilmu hidrologi dapat dimanfaatkan untuk beberapa kegiatan berikut:

1. Memperkirakan besarnya banjir yang ditimbulkan oleh hujan deras sehingga dapat direncanakan bangunan-bangunan untuk mengendalikannya, seperti pembuatan tanggul banjir, saluran drainase, gorong-gorong, jembatan, dan bangunan pengendali banjir lainnya.

2. Memperkirakan jumlah air yang dibutuhkan oleh suatu jenis tanaman sehingga dapat direncanakan bangunan untuk melayani kebutuhan tersebut.

3. Memperkirakan jumlah air yang tersedia di suatu sumber air (mata air, sungai, danau) untuk dimanfaatkan guna berbagai keperluan seperti air baku (air untuk keperluan rumah tangga, perdagangan, dan industri), irigasi, pembangkit tenaga air, perikanan, peternakan, dan sebagainya.

Ilmu hidrologi lebih banyak berdasarkan pada pengetahuan empiris dari pada teoritis. Hal ini karena banyaknya parameter yang berpengaruh pada kondisi hidrologi disuatu daerah, seperti kondisi klimatologi, kondisi lahan (daerah aliran sungai, DAS), tata guna lahan, kemiringan dan sebagainya. Banyaknya parameter tersebut mengakibatkan analisis hidrologi sulit diselesaikan secara analitis. Salah satu komponen utama dari analisis hirologi adalah hujan. Hujan adalah kejadian yang tidak dapat diprediksi dan tidak dapat diketahui secara pasti seberapa besar hujan yang akan terjadi

(13)

pada suatu periode waktu. Oleh karena itu, analisis hidrologi merupakan bidang yang komplek yang disebabkan oleh ketidak pastian dalam hidrologi.

2.2.1.Pengujian Seri Data

Dalam pengukuran hujan sering dialami dua masalah.

Permasalahan pertama adalah tidak tercantumnya data hujan karena rusaknya alat atau pengamat data tidak mencatat data. Data yang hilang dapat diisi dengan nilai perkiraan. Masalah kedua adalah karena adanya perubahan kondisi dilokasi pencatat selama satu periode pencatatan, seperti pemindahan atau perbaikan stasiun hujan.

Berdasarkan permasalahan-permasalahan tersebut maka perlu dilakukan pengujian seri data untuk mengetahui kelayakan data hujan yang di pakai. Pengujian seri data berupa pemeriksaan konsistensi data. Pengujian seri data dilakukan dengan metode kurva massa ganda (double masss curve) (Kamiana, 2001).

2.2.2.Analisis Hujan Kawasan

Hujan rerata DAS dianalisis dengan menggunakan metode rerata aljabar. Suatu luasan didalam DAS dianggap bahwa intensitas hujan adalah sama dengan yang terjadi pada stasiun yang terdekat, sehingga hujan yang tercatat pada suatu stasiun mewakili luasan tersebut.

2.2.3.Analisis Frekuensi

(14)

Menurut Sri Harto (1993), analisis frekuensi adalah suatu analisa data hidrologi dengan menggunakan statistika yang bertujuan untuk memprediksi suatu besaran hujan atau debit dengan masa ulang tertentu. Tujuan dari analisis data hidrologi adalah mencari hubungan antara besarnya kejadian ekstrim terhadap frekuensi kejadian dengan menggunakan distribusi probabilitas. Besarnya kejadian ekstrim mempunyai hubungan terbalik dengan probabilitas kejadian, misalnya frekuensi kejadian debit adalah lebih kecil dibandingkan frekuensi debit-debit sedang atau kecil. Dengan analisis frekuensi akan diperkirakan besarnya banjir dengan interval kejadian tertentu yaitu 2, 5 dan 10 tahun.

2.2.4.Debit Banjir Maksimum Metode Rasional (Q)

Debit banjir rencana adalah debit dengan periode ulang tertentu (T) yang diperkirakan akan melalui suatu sungai atau bangunan air lainya. Debit banjir rencana juga dapat di gunakan untuk merencanakan kemampuan dan ketahanan suatu bangunan pengairan yang akan dibangun. Debit rencana sistem drainase dihitung berdasarkan hubungan antara hujan dan aliran. Besarnya aliran sangat ditentukan oleh besarnya hujan, intensitas hujan, luas daerah pengaliran sungai, lama waktu hujan dan karakteristik daerah pengaliran itu. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk menentukan debit banjir rencana adalah Metode Rasional.

2.2.5.Koefisien Alira Permukaan (Run Off)

(15)

Koefisien run off merupakan proses pengaliran air hujan yang melimpas (run- off) di atas permukaan tanah, jalan, kebun, dan lain- lain kemudian dialirkan masuk ke dalam saluran drainase. Koefisien run-off ditentukan berdasarkan tipe tata guna lahan pada daerah catchment area tersebut.

2.2.6.Intensitas Curah Hujan (I)

Intensitas curah hujan adalah ketinggian curah hujan yang terjadi pada suatu kurun waktu dimana air tersebut terkonsentrasi atau tinggi kedalaman air hujan per satuan waktu. Sifat umum hujan adalah makin singkat hujan berlangsung intensitasnya cenderung makin tinggi dan makin besar periode ulangnya makin tinggi intensitasnya.

2.3. Analisis Hidrolika

Analisis hidrolika digunakan untuk proses evaluasi kapasitas dari saluran drainase berdasarkan debit banjir rencana. Bentuk saluran drainase berupa saluran terbuka yang dapat berbentuk persegi panjang, trapesium, setengah lingkaran atau gabungan (komposit). Menurut (Suripin, 2004) Aliran dalam saluran terbuka maupun tertutup yang mempunyai permukaan bebas disebut aliran permukaan bebas atau aliran saluran terbuka. Jadi dapat dikatakan bahwa saluran terbuka adalah saluran dimana air mengalir dengan permukaan bebas yang terbuka atau terkontaminasi terhadap atmosfer.

(16)

2.4. Evaluasi Kapasitas Drainase Eksisting

Perbandingan antara debit kapasitas saluran drainase eksisting dan debit puncak rencana kala ulang tahun menjadi dasar dari penelitian ini. Jika debit saluran drainase lebih kecil dari debit puncak rencana maka dapat dipastikan akan terjadi genangan begitu juga sebaliknya jika debit saluran drainase lebih besar dari debit puncak rencana maka saluran drainase mampu mengalirkan debit . Untuk itu perlu dilakukan perubahan dimensi pada saluran yang tidak mampu menampung debit puncak rencana kala ulang tahun.

(17)

BAB III

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

3.1. Analisis Kapasitas Saluran Drainase Eksisting

Analisis kapasitas saluran drainase eksisting pada kawasan penelitian dilakukan untuk mengetahui besaran kapasitas debit yang dapat di tampung dan dialirkan oleh saluran drinase pada kawasan penelitian. Adapun langkah-langkah analisis kapasitas saluran drainase eksisting yaitu melakukan pengukuran dimensi tiap segmen saluran drainase, pengukuran beda tinggi permukaan tanah untuk mengetahu kemiringan saluran menggunakan alat waterpass dan rol meter dan mengidentifikasi angka kekerasan manning tiap saluran. Debit saluran eksisting dicari menggunakan rumus persamaan manning. Hasil rekaputlasi hitungan kapasitas drainase eksisting dapat dilihat pada Tabel 1 berikut ini.

(18)
(19)

3.2. Analisis Debit Rencana Kala Ulang

Perhitungan hujan harian rerata maksimum menggunakan dua staisun hujan, yaitu Sta. Gemawang dan Sta.Tanjungtirto dengan menggunakan metode rerata Aljabar. Tipe sebaran yang digunakan adalah Log Pearson III.

Tipe sebaran tersebut kemudian diuji dengan metode Chi- Kuadrat dan Smirnov-Kolmogorov. Hasil curah hujan rencana dengan periode kala ulang ditunjukkan pada 2 berikut ini.

Berdasarkan hasil curah hujan rencana, kemudian dihitung debit banjir rencana dengan mengunakan metode Rasional. Sebelum melakukan

(20)

perhitungan debit terlebih menentukan nilai koefisien limpasan dan luasan area tangkapan hujan. Nilai debit rancangan kala ulang 2, 5, dan 10 tahun dapat dilihat pada Tabel 3 berikut ini.

3.3. Evaluasi Saluran

Untuk mengetahui kapasitas saluran draianse mencukupi atau tidak dalam mengalirkan debit aliran sesuai dengan kala ulangnya yaitu 2, 5, dan 10 tahun maka akan dibandingkan antara debit kapasitas saluran draianse eksisting dan debit puncak rencana dengan kala ulang 2, 5, dan 10 tahun.

Jika debit kapasitas saluran drainse lebih besar sama dengan dari debit puncak rencana (QSaluran Eksisting  QRencana ) maka saluran terkategori aman dan sebaliknya jika debit kapasitas saluran lebih kecil dari debit puncak rencana maka saluran tidak mampu menampung debit air (terjadi genangan).

(21)

3.4. Hasil

Hasil dari penelitian ini berupa kemampuan saluran draianse dalam mengalirkan debit puncak rencana, dari Tabel 1 dan tabel 3 diketahui bahwasanya saluran yang mampu menampung dan mengalirkan debit puncak rencana kala ulang dua tahun yaitu saluran nomor lima, dua puluh dua, dua puluh empat, dua puluh lima, empat puluh empat, empat puluh lima, saluran lainya tidak mampu menampung debit puncak rencana. Untuk debit puncak rencana kala ulang lima tahun, saluran yang mampu menampung serta mengalirakan debit adalah saluran nomor lima dan saluran nomor dua puluh lima selebihnya tidak mampu menampung debit hujan rencana sehingga terjadi genangan. Pada kala ulang sepuluh tahun debit puncak rencana yang dapat ditampung serta dialirakan oleh salurah drainse yaitu saluran lima dan saluran nomor dua puluh lima, selebihnya kapasitas saluran drainse tidak mampu menampung dan mengalirakan air secara optimal. Untuk itu perlu dilakukan normalisasi berupa perubahan dimensi saluran drainase agar kapasitas saluran eksisting dapat menampung dan menyalurkan debit secara optimal.

(22)

BAB III PENUTUP

2.1. Kesimpulan

Sesuai dengan tujuan dari penelititan ini, dapat diambil beberapa kesimpulan diantaranya adalah sebagai berikut.

A. Jurnal “EVALUASI SISTEM SALURAN DRAINASE PERKOTAAN PADA KAWASAN JALAN LAKSDA ADISUCIPTO YOGYAKARTA”

1. Jarak pembuangan akhir (kali gajah wong dan kali tambak banyan) dengan saluran draianse eksisting cukup jauh, hal ini mengakibatkan bertumputnya debit pada satu titik tertentu hingga terjadi genangan.

2. Debit kapasitas saluran drainase maksimum sebesar 3,051 m3 /s yang terdapat pada saluran eksisting nomor 44 mampu menampung dan menyalurkan air dengan kala ulang debit rencana 2 tahun, untuk kala ulang 5 dan 10 tahun saluran tidak dapat menampung debit rencana dan terdapat saluran hulu yang memiliki dimensi yang lebih besar dari pada saluran hilir sebagai pembuang akhir. Perlu melakukan upaya penanganan permasalahan genangan dengan cara perubahan dimensi drainase baik tinggi maupun lebar saluran.

B. Jurnal “ANALISIS DAN EVALUASI SALURAN DRAINASE PADA KAWASAN PERUMNAS TALANG KELAPA DI SUBDAS LAMBIDARO KOTA PALEMBANG”

Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dilakukan maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Dari penelitian langsung ke lapangan, saluran drainase yang ada di kawasan Perumnas Talang Kelapa ini kebanyakan sudah tidak mampu mengalirkan debit air yang disebabkan oleh intensitas

(23)

hujan yang tinggi yang disebabkan oleh dimensi saluran drainase yang tidak memadai.

2. Dari hasil analisis yang dilakukan terdapat 24 saluran yang sudah tidak mampu mengalirkan debit air yang disebabkan oleh intensitas hujan. Dari hasil analisis tersebut dilakukan evaluasi dimensi saluran drainase yang sudah ada dengan dua cara yaitu dengan menggunakan metode Rasional dan Trial and Error dengan program EPA SWMM.

3. Dengan evaluasi dengan menggunakan metode rasional dan Trial and Error dengan program EPA SWMM dapat disimpulkan bahwa evaluasi menggunakan Trial and Error dengan program EPA SWMM akan menghasilkan dimensi saluran yang lebih kecil daripada metode rasional sehingga akan lebih efisien apabila akan dilakukan perbaikan jaringan drainase pada kawasan Perumnas Talang Kelapa.

C. Jurnal “EVALUASI SALURAN DRAINASE UNTUK MENANGGULANGI BANJIR DI LINGKUNGAN KELURAHAN LALOLARA,KECAMATAN KAMBU,KOTA KENDARI”

Hasil evaluasi debit saluran dengan debit rencana saluran drainaseperiode ulang5 tahun yang di tinjau pada lingkungan Lalolara,Kecamatan Kambu,Kota Kendari dari lokasi saluran tidak ada yang memenuhikarena debit rencana lebih besar daripada debit maksimum(Qr=0,695 m3/det > Qs=0,056m3/det), sehingga drainase tersebut tidak dapat lagi menampung air hujan dengan baik sehingga dapat menimbulkan banjir di kawasan tersebut dan disarankan untuk menambah dimensi saluran yang ada.

2.2. Saran

Dengan memperhatikan penelitian didapatkan beberapa saran untuk memperbaiki dan menambah analisis sebagai berikut:

(24)

A. Jurnal “EVALUASI SISTEM SALURAN DRAINASE PERKOTAAN PADA KAWASAN JALAN LAKSDA ADISUCIPTO YOGYAKARTA”

1. Mencari hujan rerata kawasan menggunakan metode isohyet agar tidak ternggangu oleh jarak antar stasiun hujan yang cukup jauh.

2. Pengukuran kemiringan lahan yang lebih teliti.

3. Melakukan penanganan genangan yang optimal baik secara fisik maupun nonfisik yang ditinjau dari aspek sosial ekonomi, mengingat permasalahan drainase merupakan permasalahan yang sangat komplek.

B. Jurnal “ANALISIS DAN EVALUASI SALURAN DRAINASE PADA KAWASAN PERUMNAS TALANG KELAPA DI SUBDAS LAMBIDARO KOTA PALEMBANG”

1. Perlu diadakannya pelebaran dan perbaikan sistem drainase yang sudah ada karena sebagian besar drainase di perumnas Talang Kelapa memang sudah tidak mampu mengalirkan debit air yang berasal dari intensitas hujan yang tinggi pada lokasi tersebut.

2. Diharapkan adanya partisipasi dari masyarakat dalam menjaga kebersihan di saluran drainase yang sudah ada.

(25)
(26)

DAFTAR PUSTAKA

Akhir, O. (2019). Evaluasi Sistem Saluran Drainase Perkotaan Pada Kawasan Jalan Laksda Adisucipto Yogyakarta.

Fairizi, D. (2015). Analisis dan evaluasi saluran drainase pada kawasan perumnas talang kelapa di subdas lambidaro Kota Palembang. Jurnal Teknik Sipil dan Lingkungan, 3(1), 755-765.

Di Lingkungan Kelurahan Lalolara, K. K. Evaluasi Saluran Drainase untuk Menanggulangi Banjir di Lingkungan Kelurahan Lalolara, Kecamatan Kambu, Kota Kendari.

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memberikan kemudahan bagi setiap orang untuk memahami segala aspek tentang kebudayaan seperti halnya : pengertian kebudayaan,

Setelah bagian penjualan menerima draft (konsep) kontrak dan rincian anggaran dari bagian keuangan, bagian penjualan lalu menghubungi calon pelanggan untuk membahas rencana

Setelah bagian penjualan menerima draft (konsep) kontrak dan rincian anggaran dari bagian keuangan, bagian penjualan lalu menghubungi calon pelanggan untuk membahas

Didalam makalah ini kami membahas tentang aborsi menurut pandangan hindu, pengertian aborsi, alasan orang melakukan aborsi,sehingga setelah kami menulis makalah ini kita

Banyak bidang yang dapat diterapkan dengan aplikasi Sistem Informasi geografis, salah satunya adalah dalam bidang jalan dan drainase.. Makalah ini membahas mengenai

Manajemen adalah suatu proses pengarahan dan pemberian fasilitas kerja kepada orang yang diorganisasikan dalam kelompok formal untuk mencapai tujuan adalah pengertian manajemen menurut

Ketentuan :  Jika web dipanggil untuk pertama kalinya belum diisi data, maka halaman web akan menampilkan daftar harga bbm dari 1 liter sampai 10 liter untuk semua jenis BBM... 2 

Makalah Psikologi Industri yang membahas tentang proses penerapan pembelajaran dalam