• Tidak ada hasil yang ditemukan

efektivitas model pembelajaran kooperatif tipe stad

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "efektivitas model pembelajaran kooperatif tipe stad"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD (STUDENT TEAMS ACHIVIMENT DIVISIONS) TERHADAP

KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS X SMAN 14 PADANG

ARTIKEL ILMIAH

Oleh:

MIYULIANTI NPM. 11080148

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(STKIP) PGRI SUMATRA BARAT PADANG

2016

(2)
(3)
(4)

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD (STUDENT TEAMS ACHIVIMENT DIVISIONS) TERHADAP KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS XSMAN 14 PADANG

Oleh:

Miyulianti1, Lira Hayu Afdetis Mana2, Diyan Permata Yanda3. Mahasiswa STKIP PGRI Sumatera Barat

Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (STKIP) PGRI Sumatera Barat

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi masalah sebagai berikut. Pertama, kurangnya pemahaman siswa tentang keterampilan berbicara. Kedua, minimnya kosakata serta kurang tepatnya ekspresi yang digunakan siswa dalam berbicara. Ketiga, penyajian materi kurang menarik karena guru masih menggunakan teknik ceramah. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan efektivitas model pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap keterampilan berbicara siswa kelas X SMAN 14 Padang.

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode eksperimen. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMAN 14 Padang yang terdaftar pada tahun ajaran 2015/2016, berjumlah 288 orang yang tersebar sembilan kelas. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMAN 14 Padang. Sampel pada penelitian ini sebanyak 52 orang diambil dengan teknik purposive sampling. Data dalam penelitian ini adalah skor hasil tes keterampilan berbicara siswa kelas X SMAN 14 Padang tanpa diberi perlakuan dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan dengan diberi perlakuan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

Berdasarkan analisis data dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut. Pertama, keterampilan berbicara siswa kelas X SMAN 14 Padang tanpa menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (kelas kontrol) dengan nilai rata-rata 58,71 yang berada pada kualifikasi Cukup (C). Kedua, pada kelas eksperimen, diperoleh hasil tes keterampilan berbicara berada pada kualifikasi Lebih dari Cukup (LdC) dengan nilai rata-rata 69,48. Ketiga, terdapat perbedaan hasil belajar siswa tanpa menerapkan dan dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap keterampilan berbicara siswa kelas X SMAN 14 Padang. Kesimpulan dari penelitian ini adalah thitung= 4,89 dan ttabel= 1,95 thitung > ttabel dan H0 ditolak dan H1 diterima karena penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD efektif terhadap keterampilan berbicara siswa kelas X SMAN 14 Padang.

(5)

THE EFFECTIVENESS OF STAD (STUDENT TEAMS ACHIVIMENT DIVISIONS) TYPE OF COOPERATIVE LEARNING MODEL ON STUDENTS

SPEAKING SKILLS OF CLASS X SMAN 14 PADANG

Oleh:

Miyulianti1, Lira Hayu Afdetis Mana2, Diyan Permata Yanda3. West Sumatra STKIP PGRI students

West Sumatra STKIP PGRI Education of Indonesian and Literature Department Lecturers

ABSTRACT

The backgrounds of this research are various. First of all, the student are lacks of speaking skills. Secondly, the lacks of vocabulary and un suitable expressions showed by students in speaking. Thirdly, un attractive learning presentations because the teachers are still using speech techniques of teaching. This research is aimed to described the effecteness of STAD type of cooperative learning model on student speaking skills at class X student of SMAN 14 Padang.

The kind of this research is a quantitative research, using experimental method. The population of this research is the students of class X of SMAN 14 Padang applied on the academic year 2015/2016, counted as 288 students ranged in nine classes. The sampel of this research are the students of class X of SMAN 14 Padang. The number of the sampel are 52 students, which is taken by the purposive sampling techniques. The data of this research is the students score in speaking skills test in class X of SMAN 14 Padang, without any treatments by using the STAD types of cooperative learning model, and with the treatments of STAD type of cooperative learning process.

Based on the data analysis and the discussions, it can be condluded as followed. First, the students speaking skills in class X SMAN 14 Padang without any treatments of STAD type of cooperative learning model (control class) has the average of 58,71, which is qualified as enough (C). Second, in the experimental class, the scores of students speaking skill are qualified as more than enough (LDC), with the averge 69,48. Third, there is such a difference on students learning results between applying or not on the students speaking skill on class X of SMAN 14 Padang in fact, the conclusion of this research is the thitung= 4,89 and ttabel= 1,95 the thitung > ttabel and H0 is denied while H1 is accepted because the application of STAD type of cooperative learning model is effective on the students speaking skill in class X of SMAN 14 Padang.

(6)

A. Pendahuluan

Bahasa berfungsi sebagai alat komunikasi antar manusia. Dengan bahasa, manusia bisa berhubungan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Oleh sebab itu, manusia perlu menguasai bahasa baik secara lisan maupun secara tulisan. Berbicara merupakan satu wujud kemampuan menguasai bahasa lisan yang tidak terlepas dari kehidupan sehari-hari. Aktivitas berbicara merupakan suatu kegiatan yang dilakukan seseorang dalam menyampaikan suatu ide pokok atau suatu masalah kepada pendengarnya. Pada dasarnya, setiap orang dalam aktivitasnya dituntut untuk mampu berbicara agar dapat berinteraksi dengan orang lain yang berada di sekitarnya.

Berbicara adalah suatu kegiatan yang tidak hanya sekedar menggerakkan bibir saja, tetapi apa yang diucapkan atau dibicarakan bermakna bagi pendengar. Dalam proses belajar mengajar keterampilan berbicara merupakan satu di antara empat keterampilan berbahasa yang harus dikembangkan dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Kemampuan berbicara seseorang akan mempengaruhi kualitas keterampilan berbahasa lainnya karena setiap keterampilan berbahasa merupakan satu kesatuan. Berbicara merupakan keterampilan berbahasa kedua yang harus dikuasai oleh seorang anak sebelum keterampilan membaca dan menulis.

Pada kurikulum KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) keterampilan berbicara dapat dilihat pada Standar Kompetensi (SK) ke-2 yakni mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi melalui kegiatan berkenalan, berdiskusi, dan bercerita. Kompetensi Dasar (KD) ke-2.2 yaitu mendiskusi masalah (yang ditemukan dari berbagai berita, artikel, atau buku). Sesuai dengan SK dan KD di atas, hasil belajar yang diharapkan adalah siswa terampil dalam berbicara. Namun, kenyataan di lapangan belum seperti yang diharapkan. Penyebab rendahnya keterampilan berbicara siswa adalah kurang memadainya sarana dan prasarana di sekolah seperti minimnya buku tentang keterampilan berbicara di sekolah, sehingga pada saat pembelajaran keterampilan berbicara banyak siswa yang tidak tertarik untuk mengikuti pelajaran keterampilan berbicara karena kurangnya pemahaman siswa tentang keterampilan berbicara.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru Bahasa Indonesia yang bernama Yenni Putri, S.Pd. yang mengajar di kelas X pada tanggal 3 Desember 2015 di SMAN 14 Padang, disimpulkan bahwa keterampilan berbicara siswa masih rendah. Hal ini terlihat dari nilai siswa yang masih di bawah Kriteria Ketuntasan Mininum (KKM). KKM yang ditetapkan sekolah untuk keterampilan berbicara adalah 75. Penyebab rendahnya keterampilan berbicara siswa adalah minimnya kosakata siswa serta kurang tepatnya ekspresi yang digunakan siswa dalam berbicara.

Berdasarkan informasi dari salah seorang siswa di SMAN 14 Padang yang menyatakan bahwa penyampaian materi dalam pembelajaran keterampilan berbicara kurang menarik karena guru masih menggunakan metode ceramah. Pada awal kegiatan pelajaran siswa mendengarkan penjelasan guru karena guru hanya menggunakan metode ceramah dalam menyampaikan materi tentang keterampilan berbicara, kemudian siswa disuruh untuk berbicara di depan kelas. Hal ini menyebabkan siswa merasa bosan dan tidak tertarik untuk mengikuti pembelajaran di kelas.

Oleh karena itu, perlu diupayakan sebuah model pembelajaran inovatif dalam mengatasi masalah tersebut. Salah satunya dengan menerapkan model STAD (Student Teams Achievement Divisions). STAD merupakan salah satu tipe dari model pembelajaran kooperatif yang menggunakan kelompok kecil dengan jumlah anggota 4-5 orang peserta didik tiap kelompok untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal (Slavin, 2009:143). Salah satu upaya dalam meningkatkan keterampilan berbicara siswa yaitu dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam mendiskusikan masalah yang ditemukan dari berbagai berita, artikel, atau buku dengan pilihan kata dan ekspresi yang tepat. Berdasarkan latar belakang di atas, perlu diadakan penelitian tentang Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Teams Achiviment Divisions) terhadap Keterampilan Berbicara Siswa Kelas X SMAN 14 Padang.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasikan tiga permasalahan berikut. Pertama, kurangnya pemahaman siswa tentang keterampilan berbicara. Kedua, minimnya kosakata serta kurang tepatnya ekspresi yang digunakan siswa dalam berbicara. Ketiga, penyajian materi kurang menarik karena guru masih menggunakan metode ceramah.

(7)

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka batasan masalah pada penelitian ini adalah efektivitas model pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap keterampilan berbicara siswa kelas X SMAN 14 Padang

.

Berdasarkan batasan masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah efektivitas model pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap

keterampilan berbicara siswa kelas X SMAN 14 Padang?

B. Metode Penelitian

Metode yang diterapkan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Sugiyono (2011:107) menyatakan bahwa metode penelitian eksperimen digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan. Perlakuan yang dimaksud adalah penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD untuk mendukung keterampilan berbicara siswa kelas X SMAN 14 Padang.

Populasi dan sampel akan membantu peneliti untuk menentukan data yang akan dijadikan objek penelitian. Menurut Arikunto (2002:108) populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.

Populasi pada penelitian ini adalah siswa kelas X SMAN 14 Padang yang terdaftar pada tahun ajaran 2015/2016 berjumlah 288 orang yang tersebar sembilan kelas. Sampel yang dibutuhkan untuk penelitian ini adalah dua kelas, yaitu untuk kelas kontrol adalah kelas X4 dan untuk kelas eksperimen adalah kelas X5

.

Penelitian ini menggunakan tes unjuk kerja. Tujuan dari tes ini untuk mengetahui bagaimana keterampilan berbicara siswa kelas X SMAN 14 Padang tanpa menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Indikator penilaian yang digunakan yaitu ketepatan ucapan (lafal), pilihan kata (diksi), kenyaringan suara, kelancaran berbicara, dan gerak-gerik dan mimik.

Langkah-langkah pengumpulan data penelitian adalah sebagai berikut. Pada kelas kontrol langkah-langkah pengumpulan data yaitu: Pertama, guru menyampaikan materi pelajaran. Kedua, siswa disuruh berbicara di depan kelas untuk menyampaikan tentang “Dampak Internet bagi Remaja”. Ketiga, guru menilai siswa yang berbicara di depan kelas.

Pada kelas eksperimen langkah-langkah pengumpulan data yaitu: Pertama, guru membentuk kelompok yang beranggotakan ± 4 orang secara heterogen (prestasi, jenis kelamin, suku, dan lain- lain). Kedua, Guru menyajikan pelajaran tentang keterampilan berbicara. Ketiga, guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota-anggota kelompok tentang “Dampak Internet bagi Remaja”. Keempat, guru memberi tes kepada seluruh peserta didik. Tes yang diberikan adalah tes secara lisan sseperti tes berbicara di depan kelas tentang “Dampak Internet bagi Remaja” secara individu. Keenam, memberi evaluasi. Ketujuh, kesimpulan, guru menyimpulkan materi pelajaran (Hamdani, 2011:19).

C. Hasil Penelitian

1. Skor Tes Keterampilan Berbicara Siswa Kelas X SMAN 14 Padang tanpa Menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Siswa Kelas X SMAN 14 Padang (Kelas Kontrol)

Hasil belajar siswa dalam berbicara tanpa menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan nilai tertinggi diperoleh siswa adalah 86,66 dan nilai terendah adalah 40. Kualifikasi yang dicapai siswa yaitu; kurang berjumlah 2 orang, hampir cukup berjumlah 7 orang, cukup sebanyak 8, lebih dari cukup berjumlah 8 orang, dan baik sekali berjumlah 2 orang.

a. Keterampilan Berbicara Siswa tanpa Menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Siswa Kelas X SMAN 14 Padang Indikator 1

Berdasarkan hasil tes keterampilan berbicara siswa tanpa menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD siswa kelas X SMA Negeri 14 Padang indikator 1 (ketepatan ucapan atau lafal), yang dilakukan terhadap 26 orang sampel penelitian, diperoleh skor sebagai berikut. Skor yang diperoleh 1 sampai 3. Pemerolehan skor secara rinci yaitu (1) skor 1 yang diperoleh sampel adalah 6 orang, (2) skor 2 yang diperoleh sampel adalah 3 orang, dan (3) skor 3 yang diperoleh sampel adalah 17 orang.

(8)

b. Keterampilan Berbicara Siswa tanpa Menerapkan Model Pembelajaran Kooperati Tipe STAD Siswa Kelas X SMAN 14 Padang Indikator 2

Berdasarkan hasil tes keterampilan berbicara siswa tanpa menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD siswa kelas X SMAN 14 Padang indikator 2 (pilihan kata atau diksi), yang dilakukan terhadap 26 orang sampel penelitian, diperoleh skor sebagai berikut. Skor yang diperoleh adalah skor 2 sampai 3. Pemerolehan skor secara rinci yaitu (1) skor 1 yang diperoleh sampel adalah 0, (2) skor 2 yang diperoleh sampel adalah 22 orang, dan (3) skor 3 yang diperoleh sampel adalah 4 orang.

c. Keterampilan Berbicara Siswa tanpa Menerapkan Model Pembelajaran Kooperati Tipe STAD Siswa Kelas X SMAN 14 Padang Indikator 3

Berdasarkan hasil tes keterampilan berbicara siswa tanpa menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD siswa kelas X SMAN 14 Padang indikator 3 (kenyaringan suara), yang dilakukan terhadap 26 orang sampel penelitian, diperoleh skor sebagai berikut. Skor yang diperoleh 1 sampai 3. Pemerolehan skor secara rinci yaitu (1) skor 1 yang diperoleh sampel adalah 6 orang, (2) skor 2 yang diperoleh sampel adalah 13 orang, dan (3) skor 3 yang diperoleh sampel adalah 7 orang.

d. Keterampilan Berbicara Siswa tanpa Menerapkan Model Pembelajaran Kooperati Tipe STAD Siswa Kelas X SMAN 14 Padang Indikator 4

Berdasarkan hasil tes keterampilan berbicara siswa tanpa menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD siswa kelas X SMAN 14 Padang indikator 4 (kenyaringan suara), yang dilakukan terhadap 26 orang sampel penelitian, diperoleh skor sebagai berikut. Skor yang diperoleh 1 sampai 3. Pemerolehan skor secara rinci yaitu (1) skor 1 yang diperoleh sampel adalah 19 orang, (2) skor 2 yang diperoleh sampel adalah 6 orang, dan (3) skor 3 yang diperoleh sampel adalah 1 orang. Jika dideskripsikan dalam histogram, maka penyajian data tersebut adalah sebagai berikut.

e. Keterampilan Berbicara Siswa tanpa M Menerapkan Model Pembelajaran Kooperati Tipe STAD Siswa Kelas X SMAN 14 Padang Indikator 5

Berdasarkan hasil tes keterampilan berbicara siswa tanpa menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD siswa kelas X SMAN 14 Padang indikator 5 (kenyaringan suara), yang dilakukan terhadap 26 orang sampel penelitian, diperoleh skor yaitu (1) skor 1 yang diperoleh sampel adalah 26 orang, (2) skor 2 yang diperoleh sampel adalah 0, dan (3) skor 3 yang diperoleh sampel adalah 0.

f. Keterampilan Berbicara Siswa Kelas X SMAN 14 Padang tanpa Menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD untuk Kelima Indikator (Ketepatan Ucapan/Lafal, Pilihan Kata/Diksi, Kenyaringan Suara, Kelancaran Berbicara)

Berdasarkan hasil tes keterampilan berbicara siswa tanpa menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD siswa kelas X SMAN 14 Padang untuk Gabungan kelima indikator berada pada kualifikasi Baik Sekali (BS), Lebih dari Cukup (LdC), Cukup (C), Hampir Cukup (HC), dan Kurang (K). Jika dideskripsikan dalam histogram, maka penyajian data tersebut adalah sebagai berikut.

(9)

Gambar 1. Histogram Keterampilan Berbicara tanpa Menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Siswa Kelas X SMAN 14 Padang untuk Gabungan Kelima Indikator

2. Skor Tes Keterampilan Berbicara Siswa dengan Menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Siswa Kelas X SMAN 14 Padang (Kelas Eksperimen)

Hasil belajar siswa dalam berbicara dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan nilai tertinggi diperoleh siswa adalah 93,33 dan nilai terendah adalah 53,33. Kualifikasi yang dicapai siswa yaitu; hampir cukup berjumlah 1 orang, cukup berjumlah 8 orang, lebih dari cukup berjumlah 11 orang, baik berjumlah 4 orang dan baik sekali berjumlah 2 orang.

a. Keterampilan Berbicara Siswa dengan Menerapkan Model Pembelajaran Kooperati Tipe STAD Siswa Kelas X SMAN 14 Padang Indikator 1

Berdasarkan hasil tes keterampilan berbicara siswa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD siswa kelas X SMAN 14 Padang indikator 1 (ketepatan ucapan atau lafal), yang dilakukan terhadap 26 orang sampel penelitian, diperoleh skor sebagai berikut. Skor yang diperoleh 1 sampai 3. Pemerolehan skor secara rinci yaitu (1) skor 1 yang diperoleh sampel adalah 0, (2) skor 2 yang diperoleh sampel adalah 0, dan (3) skor 3 yang diperoleh sampel adalah 26 orang.

b. Keterampilan Berbicara Siswa dengan Menerapkan Model Pembelajaran Kooperati Tipe STAD Siswa Kelas X SMAN 14 Padang Indikator 2

Berdasarkan hasil tes keterampilan berbicara siswa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD siswa kelas X SMAN 14 Padang indikator 2 (pilihan kata atau diksi), yang dilakukan terhadap 26 orang sampel penelitian, diperoleh skor sebagai berikut. Skor yang diperoleh 1 sampai 3. Pemerolehan skor secara rinci yaitu (1) skor 1 yang diperoleh sampel adalah 0, (2) skor 2 yang diperoleh sampel adalah 15 orang, dan (3) skor 3 yang diperoleh sampel adalah 11 orang.

c. Keterampilan Berbicara Siswa dengan Menerapkan Model Pembelajaran Kooperati Tipe STAD Siswa Kelas X SMAN 14 Padang Indikator 3

Berdasarkan hasil tes keterampilan berbicara siswa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD siswa kelas X SMAN 14 Padang indikator 3 (kenyaringan suara), yang dilakukan terhadap 26 orang sampel penelitian, diperoleh skor sebagai berikut. Skor yang diperoleh 1 sampai 3. Pemerolehan skor secara rinci yaitu (1) skor 1 yang diperoleh sampel adalah 5, (2) skor 2 yang diperoleh sampel adalah 18 orang, dan (3) skor 3 yang diperoleh sampel adalah 5 orang.

2

7 8 8

1 0

5 10 15 20 25 30

frekuensi

kualifikasi

(10)

d. Keterampilan Berbicara Siswa dengan Menerapkan Model Pembelajaran Kooperati Tipe STAD Siswa Kelas X SMAN 14 Padang Indikator 4

Berdasarkan hasil tes keterampilan berbicara siswa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD siswa kelas X SMAN 14 Padang indikator 4 (kelancaran berbicara), yang dilakukan terhadap 26 orang sampel penelitian, diperoleh skor sebagai berikut. Skor yang diperoleh 1 sampai 3. Pemerolehan skor secara rinci yaitu (1) skor 1 yang diperoleh sampel adalah 8 orang, (2) skor 2 yang diperoleh sampel adalah 12 orang, dan (3) skor 3 yang diperoleh sampel adalah 6 orang.

e. Keterampilan Berbicara Siswa dengan Menerapkan Model Pembelajaran Kooperati Tipe STAD Siswa Kelas X SMAN 14 Padang Indikator 5

Berdasarkan hasil tes keterampilan berbicara siswa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD siswa kelas X SMA Negeri 14 Padang indikator 5 (gerak-gerik dan mimik), yang dilakukan terhadap 26 orang sampel penelitian, diperoleh skor sebagai berikut. Skor yang diperoleh 1 sampai 3. Pemerolehan skor secara rinci yaitu (1) skor 1 yang diperoleh sampel adalah 25 orang, (2) skor 2 yang diperoleh sampel adalah 1 orang, dan (3) skor 3 yang diperoleh sampel adalah 0 orang.

f. Keterampilan Berbicara Siswa Kelas X SMAN 14 Padang dengan Menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD untuk Kelima Indikator (Ketepatan Ucapan/Lafal, Pilihan Kata/Diksi, Kenyaringan Suara, Kelancaran Berbicara)

Berdasarkan hasil tes keterampilan berbicara siswa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD siswa kelas X SMAN 14 Padang untuk Gabungan kelima indikator berada pada kualifikasi Baik Sekali (BS), Lebih dari Cukup (LdC), Cukup (C), Hampir Cukup (HC), dan Kurang (K). Jika dideskripsikan dalam histogram, maka penyajian data tersebut adalah sebagai berikut.

Gambar 2. Histogram Keterampilan Berbicara dengan Menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Siswa Kelas X SMAN 14 Padang untuk Gabungan Kelima Indikator

1 8

11

4 2

0 5 10 15 20 25 30

frekuensi

kualifikasi

(11)

D. Penutup 1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dibahas dapat disimpulkan bahwa hasil ters keterampilan berbicara siswa kelas X SMAN 14 Padang terdapat dua kesimpulan, yaitu hasil tes keterampilan berbicara siswa kelas X SMAN 14 Padang tanpa menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (kelas kontrol) dan dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (kelas eksperimen). Pada kelas kontrol, diperoleh hasil tes berada pada kualifikasi Cukup (C) dengan nilai rata-rata 58,71. Kualifikasi yang dicapai siswa yaitu; Kurang (K) sebanyak 2 orang, Hampir Cukup (HC) berjumlah 5 orang, Cukup (C) berjumlah 8, Lebih dari Cukup (LdC) berjumlah 7 orang, dan Baik Sekali (BS) berjumlah 2 orang.

Selanjutnya pada kelas eksperimen, diperoleh hasil tes keterampilan berbicara berada pada kualifikasi Lebih dari Cukup (LdC) dengan nilai rata-rata 69,48. Kualifikasi yang dicapai siswa yaitu; Hampir Cukup (HC) berjumlah 1 orang, Cukup (C) berjumlah 8 0rang, Lebih dari Cukup (LdC) berjumlah 5 orang, Baik (B) berjumlah 4 orang dan Baik Sekali (BS) berjumlah 2 orang.

Berdasarkan uji hipotesis terdapat efektivitas model pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap keterampilan berbicara siswa kelas X SMAN 14 Padang. Nilai thitung = 4,89 sedangkan Ttabel = 1,95 berarti thitung > ttabel. Nilai rata-rata keterampilan berbicara siswa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih tinggi jika dibandingkan dengan kelas kontrol. Jadi, dapat disimpulkan bahwa tes keterampilan berbicara siswa kelas X SMAN 14 Padang dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan keterampilan berbicara siswa. Hasil ini membuktikan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD efektif terhadap keterampilan berbicara siswa kelas X SMAN 14 Padang.

2. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian, maka diberikan saran- saran sebagai berikut. Pertama, bagi guru bidang studi Bahasa Indonesia penelitian ini bermanfaat sebagai informasi untuk meningkatkan pembelajaran keterampilan berbicara.

Kedua, bagi siswa penelitian ini bermanfaat sebagai bahan pembelajaran untuk meningkatkan proses belajar keterampilan berbicara di dalam kelas. Ketiga, bagi peneliti lain, dapat dijadikan sebagai bahan rujukan dan bandingan dalam penelian lainnya tentang pembelajaran kooperatif. Keempat, bagi pembaca, dapat dijadikan untuk menambah pengetahuan tentang STAD.

E. DAFTAR RUJUKAN

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Asma, Nur. 2012. Model Pembelajaran Kooperatif. Padang: UNP Press.

Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia.

Slavin, Robert E. 2008. Cooperatif Learning, Teori, Riset dan Praktik. Bandung: Nusa Media.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Referensi

Dokumen terkait

Refleksi Berdasarkan hasil nilai siswa pada pada prasiklus, siklus I dengan hasil nilai siswa siklus II dapat disimpulkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD Student Team

Kedua, untuk indikator 2 abstrak, diperoleh nilai rata-rata hitung keterampilan menulis teks anekdot siswa kelas X SMA Negeri 5 Padang sebelum menggunakan model pembelajaran kooperatif