• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING DAN INQUIRY TERHADAP KEMAMPUAN LITERASI NUMERASI SISWA PADA MATERI FUNGSI KUADRAT DI KELAS IX UPT SMP NEGERI 12 MEDAN T.A. 2022/2023

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING DAN INQUIRY TERHADAP KEMAMPUAN LITERASI NUMERASI SISWA PADA MATERI FUNGSI KUADRAT DI KELAS IX UPT SMP NEGERI 12 MEDAN T.A. 2022/2023"

Copied!
53
0
0

Teks penuh

Berdasarkan batasan masalah di atas, maka pertanyaan dalam penelitian ini adalah: Bagaimana efektivitas model pembelajaran project based learning dan inkuiri terhadap kemampuan literasi numerasi siswa pada materi fungsi kuadrat kelas IX di UPT SMP Negeri 12 Medan. Penelitian ini bermanfaat untuk menambah wawasan ilmiah mengenai keefektifan model pembelajaran project based learning dan inkuiri terhadap keterampilan berhitung pada materi fungsi kuadrat kelas IX di UPT SMP Negeri 12 Medan. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi pembaca khususnya mengenai keefektifan model pembelajaran project based learning dan inkuiri terhadap keterampilan berhitung pada materi fungsi kuadrat kelas IX di UPT SMP Negeri 12 Medan.

Dalam pengukuran kualitas pembelajaran pada penelitian ini terlihat dari peningkatan keterampilan literasi matematika pada model pembelajaran project based learning dan inkuiri.

Model Pembelajaran Project Based Learning

Pembelajaran berbasis proyek merupakan suatu metode pembelajaran yang mendorong siswa untuk berpikir kritis dan menerapkan keterampilan pemecahan masalah serta memperoleh pengetahuan tentang persoalan dan permasalahan dunia nyata yang mereka hadapi. Dalam pembelajaran berbasis proyek ini, guru akan lebih berperan sebagai fasilitator yang membimbing siswa melalui proses pembelajaran. Berdasarkan uraian pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran berbasis proyek merupakan model pembelajaran yang menekankan pada tugas-tugas proyek dalam praktek di lapangan.

Berdasarkan uraian di atas mengenai sintaksis model pembelajaran proyek yang telah diberikan di atas, maka sintaksis model pembelajaran proyek dalam penelitian ini adalah: (1) memulai pembelajaran dengan pertanyaan yang menantang, (2) merencanakan proyek, (3) ) menyiapkan jadwal kegiatan, (4) memantau kemajuan proyek, (5) mengevaluasi produk yang dihasilkan, dan (6) mengevaluasi. c) Kelebihan dan kekurangan pembelajaran berbasis proyek.

Model Pembelajaran Inquiry

2 Merumuskan hipotesis Hipotesis adalah jawaban sementara atas suatu pertanyaan atau solusi terhadap suatu masalah yang dapat diuji dengan data. 5 Menarik Kesimpulan Langkah terakhir pembelajaran inkuiri adalah menarik kesimpulan sementara berdasarkan data yang diperoleh siswa. Pembelajaran ini merupakan suatu strategi yang dianggap sejalan dengan perkembangan psikologi pembelajaran modern yang memandang belajar sebagai suatu proses perubahan tingkah laku sebagai hasil pengalaman.

Artinya siswa yang mempunyai kemampuan belajar yang baik tidak terhambat oleh siswa yang lemah dalam belajar. Berdasarkan kelebihan dan kekurangan model pembelajaran ini, guru harus mengambil langkah proaktif dalam proses pembelajaran, agar ketika model pembelajaran ini diterapkan di kelas, tidak timbul permasalahan yang serius ketika proses pembelajaran berlangsung secara maksimal.

Tabel 2.1 Langkah – langkah model pembelajaran inquiry
Tabel 2.1 Langkah – langkah model pembelajaran inquiry

Literasi

Pengertian literasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah kemampuan berbahasa yang dimiliki seseorang dalam berkomunikasi. Literasi terdiri dari beberapa jenis, dalam artikel ini literasi dasar yang dimaksud adalah konsep literasi dasar yang digunakan oleh (Weilin et al., 2017).

Kemampuan Literasi Numerasi

Ekowati (dalam Lubaidi & Setiawan, 2022) berhitung juga diartikan sebagai kemampuan, rasa percaya diri dan kemauan dalam menangani informasi kuantitatif atau spasial untuk mengambil keputusan yang tepat dalam segala aspek kehidupan sehari-hari. Dalam kehidupan sehari-hari, saat berbelanja atau merencanakan liburan, saat meminjam uang di bank untuk memulai usaha atau membangun rumah, semuanya membutuhkan kemampuan berhitung. Keterampilan literasi pada umumnya dan keterampilan numerasi pada khususnya mempunyai dampak tidak hanya pada individu, namun juga masyarakat, namun juga bangsa dan negara.

Berhitung dan melek huruf memberikan kontribusi nyata terhadap pertumbuhan sosial, ekonomi, dan kesejahteraan individu atau masyarakat. Keadaan tersebut ditunjukkan dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2015 tentang Pembangunan Karakter yang menjadi landasan munculnya permasalahan nasional terkait keterampilan yang harus dikuasai untuk menghadapi abad ke-21. yang sudah kita kuasai di abad 21 adalah literasi, kompetisi dan karakter, dengan literasi menjadi salah satu fokus utama dan membangun keterampilan lainnya (Tahija, 2022).

Menurut (Weilin et al., 2017) Berhitung adalah pengetahuan dan keterampilan dalam (a) menggunakan bilangan dan berbagai simbol yang berkaitan dengan matematika dasar dalam menyelesaikan masalah praktis dalam konteks kehidupan sehari-hari dan (b) menganalisis informasi yang ditampilkan dari berbagai sumber. membentuk; bagan, tabel, grafik, dll. (c) kemudian menggunakan interpretasi hasil analisis untuk memprediksi dan mengambil keputusan. Secara sederhana, berhitung adalah kemampuan menerapkan konsep bilangan dan keterampilan operasi aritmatika dalam kehidupan sehari-hari serta kemampuan menafsirkan informasi kuantitatif tentang diri kita. Kemampuan ini ditunjukkan dengan kenyamanan terhadap angka-angka dan kemampuan menggunakan keterampilan matematika secara praktis untuk memenuhi tuntutan hidup.

Dari sini terlihat bahwa cakupan literasi numerik sangat luas, tidak hanya pada mata pelajaran matematika saja, namun juga dengan literasi lainnya, misalnya literasi budaya dan kewarganegaraan. Pengertian literasi numerik dalam penelitian ini menurut (Weilin et al., 2017), yaitu pengetahuan dan keterampilan untuk (a) menggunakan berbagai bilangan dan simbol yang berkaitan dengan matematika dasar dalam memecahkan masalah praktis dalam konteks kehidupan sehari-hari dan ( b) menganalisis informasi yang ditampilkan dalam berbagai bentuk (grafik, tabel, grafik, dll) dan kemudian (c) menggunakan interpretasi hasil analisis untuk memprediksi dan mengambil keputusan.

Indikator Kemampuan Literasi Numerasi

Penggunaan berbagai bilangan dan simbol yang berkaitan dengan matematika dasar dalam menyelesaikan masalah-masalah praktis dalam konteks kehidupan sehari-hari.

Materi Pembelajaran

Nilai D mempengaruhi titik potong parabola

Penelitian Relevan

Proses literasi matematika dikaji dari ruang isi dan bentuk pada materi geometri di SMA (2016) (Marina & Yani, 2016). Dalam proses literasi matematika pada aspek komunikasi, siswa cenderung kurang lancar dalam mengungkapkan pemikirannya dan terhambat dalam menjelaskan. Dari aspek representasi, sebagian besar siswa dapat menyajikan permasalahan kontekstual dalam bentuk gambar.

Variabel bebasnya adalah model pembelajaran berbasis proyek (A1) dan pembelajaran konvensional (A2), sedangkan variabel terikatnya adalah kemampuan literasi matematika (B). Siswa tidak hanya belajar secara teoritis, tetapi juga belajar secara praktis dalam kehidupan nyata. Penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian kuasi eksperimen dan jenis penelitiannya adalah Systematic Literature Review (SLR).

Pembelajaran Berbasis Proyek Terhadap Keterampilan Literasi Matematis Siswa Kelas Atas SDN Tamanarum 1 Kecamatan Parang Kabupaten Magetan. Pengajaran keterampilan literasi matematika, sedangkan penelitian yang ingin dilakukan adalah melihat pertumbuhan keterampilan literasi matematika yang diajarkan dengan menggunakan model.

Kerangka Berpikir

Melalui penerapan model pembelajaran berbasis proyek dan pembelajaran inkuiri diharapkan dapat membantu meningkatkan kemampuan literasi numerik. Alasan pemilihan model pembelajaran inkuiri karena model ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengeksplorasi dan mengolah berbagai permasalahan yang terjadi dalam kehidupan nyata yang berujung pada terbentuknya suatu karya atau produk yang nantinya akan dipresentasikan di kelas. Jelas terlihat bahwa model pembelajaran inkuiri berkaitan dengan kemampuan berhitung siswa karena ketika mengerjakan proyek, siswa dibimbing untuk menyelesaikan permasalahan kontekstual yang berkaitan dengan permasalahan sehari-hari.

Sedangkan pembelajaran biasa lebih berorientasi pada penyajian informasi secara langsung dan demonstrasi keterampilan oleh guru saja, sedangkan aktivitas siswa hanya mendengarkan apa yang dikatakan guru tanpa partisipasi siswa dalam pertunjukannya. Aktivitas peserta didik hanya sekedar mengulang-ulang prosedur atau menghafalkan algoritma tanpa mempunyai kesempatan lebih untuk berinteraksi dengan orang lain. Mengacu pada pernyataan di atas, terlihat adanya perbedaan antara kedua pembelajaran yang tentunya dapat mempengaruhi peningkatan literasi matematika siswa.

Dengan demikian, diduga peningkatan kemampuan berhitung yang menerima pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran project based learning dan inkuiri lebih baik dibandingkan dengan kemampuan berhitung siswa yang memperoleh pembelajaran reguler.

Hipotesis Penelitian

METODE PENELITIAN

  • Jenis dan Desain Penelitian
  • Populasi dan Sampel Penelitian
  • Variabel Penelitian
  • Teknik Pengumpulan Data
  • Uji Coba Instrumen Penelitian
    • Kualitas Tingkat Pembelajaran
    • Kesesuaian Tingkat Pembelajaran

Siswa kelompok pertama akan diberi perlakuan menggunakan model pembelajaran berbasis proyek sedangkan siswa kelompok kedua akan menggunakan model pembelajaran berbasis inkuiri. Untuk mengetahui kemampuan berhitung siswa, siswa akan diberikan tes awal (pre-test) dan tes akhir (post-test), baik pada kelas yang diajarkan menggunakan model pembelajaran berbasis proyek maupun pembelajaran. Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau menjadi penyebab perubahan atau terjadinya variabel terikat (Sugiyono, 2017:39) Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran berbasis proyek dan model pembelajaran dengan penelitian .

Observasi yang dilakukan bertujuan untuk mengamati aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung, dan hal-hal yang diamati dalam kegiatan observasi adalah hal-hal yang sesuai dengan pembelajaran menggunakan model pembelajaran berbasis proyek dan pembelajaran inkuiri. Tes ini diberikan untuk mengumpulkan data dan mengukur kemampuan penalaran siswa setelah diajar menggunakan model pembelajaran berbasis proyek dan model pembelajaran inkuiri. Jadi tes yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk esai (deskripsi) dengan 10 soal yang diperlihatkan kepada siswa. Tujuan dari tes ini adalah untuk mengetahui sejauh mana kemampuan berhitung siswa dengan menggunakan model pembelajaran berbasis proyek dan model pembelajaran inkuiri dengan memberikan post-test.

Teknik analisis dalam penelitian ini adalah: 1) teknik analisis inferensial yaitu melihat kualitas pembelajaran, dimana kualitas pembelajaran dilihat dari peningkatan kemampuan berhitung yang diajarkan dengan model pembelajaran project based learning dan model pembelajaran inkuiri pada siswa. kemampuan berhitung siswa 2) Analisis deskriptif digunakan untuk melihat kesesuaian tingkat pembelajaran dan waktu. Kesesuaian tingkat pembelajaran dilihat dari hasil observasi 3 orang pengamat terhadap kesesuaian kegiatan mengajar guru dengan model pembelajaran yang digunakan dan waktu dilihat dari hasil observasi 3 orang pengamat seberapa baik waktu yang digunakan guru. digunakan. ketika pengajaran menggunakan model pembelajaran dibandingkan dengan waktu ideal yang ditentukan dalam kurikulum atau silabus yang ada. Untuk melihat kualitas tingkat pembelajaran pada penelitian ini adalah peningkatan keterampilan berhitung yang dipelajari dengan menggunakan model pembelajaran berbasis proyek dan pembelajaran inkuiri.

Skor diperoleh dari hasil tes siswa sebelum dan sesudah diberi perlakuan dengan model pembelajaran berbasis proyek dan model pembelajaran inkuiri dengan membandingkan skor yang diperoleh dari hasil tes siswa sebelum dan sesudah diberi perlakuan dengan pembelajaran reguler. Kesesuaian materi model, penyampaian materi pelajaran dan komunikasi guru dengan siswa terlihat dari lembar observasi kemampuan guru dalam mengajar dan menggunakan perangkat pembelajaran sesuai dengan model pembelajaran yang digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Data hasil observasi kemampuan guru dalam mengelola model pembelajaran berbasis proyek dianalisis dengan mencari rata-rata skor kemampuan guru mengelola pembelajaran yang terdiri dari 5 kriteria; kurang baik (skor 1), kurang baik (skor 2), cukup baik (skor 3), baik (skor 4), sangat baik (skor 5).

Waktu yang digunakan dalam penelitian ini dapat disimpulkan dari lembar observasi untuk mengamati waktu antara waktu normal dan waktu pertunjukan di lapangan.

Tabel 3. 2 Kriteria pengukuran validitas tes
Tabel 3. 2 Kriteria pengukuran validitas tes

Gambar

Tabel 2.1 Langkah – langkah model pembelajaran inquiry
6.  Jika  a  <  0  dan  D  <  0  grafik  tidak  memotong  sumbu  x  (dikatakan  definit negatif)
Tabel 2.2 Penelitian relevan  Nama
Tabel 3.1. Desain Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

http://stikesmedistra-indonesia.ac.id Email: [email protected] NPM Nama Mahasiswa YAYASAN MEDISTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN STIKes MEDISTRA