• Tidak ada hasil yang ditemukan

pengaruh model pembelajaran problem based learning

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "pengaruh model pembelajaran problem based learning"

Copied!
75
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Rumusan Masalah

Adakah pengaruh model pembelajaran berbasis masalah terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran bahasa Indonesia di kelas V SD Negeri 24 Kota Bengkulu? Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran berbasis masalah terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran bahasa Indonesia kelas V SD Negeri 24 Kota Bengkulu. Ha: Tidak terdapat pengaruh model pembelajaran berbasis masalah terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran bahasa Indonesia di kelas V SD Negeri 24 Kota Bengkulu.

Ho: Terdapat pengaruh model pembelajaran problem based learning terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran bahasa Indonesia di kelas V SD Negeri 24 Kota Bengkulu. Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh penggunaan model pembelajaran berbasis masalah terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di kelas V SD Negeri 24 Kota Bengkulu. Hipotesis Kerja (Ha): Terdapat pengaruh penggunaan model pembelajaran berbasis masalah terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di kelas V SD Negeri 24 Kota Bengkulu.

Hipotesis Null (Ho): Tidak terdapat pengaruh penggunaan model pembelajaran berbasis masalah terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di kelas V SD Negeri 24 Kota Bengkulu. Dengan kata lain terdapat pengaruh model pembelajaran problem based learning terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran bahasa Indonesia di kelas V SD Negeri 24 Kota Bengkulu.

Tujuan dan Manfaat Penelitian

LANDASAN TEORI

Problem Based Learning

Pembelajaran berbasis masalah dapat membantu siswa membangun keterampilan pemecahan masalah dan komunikasi seumur hidup. Masalah dapat menciptakan kondisi yang mendorong siswa untuk menyelesaikannya dengan cepat, namun dalam kondisi tertentu siswa tidak dapat menyelesaikannya. Masalah adalah suatu keadaan yang menuntut siswa untuk memecahkan suatu hal, namun mereka tidak mampu menyelesaikannya.

Pembelajaran pemecahan masalah adalah pendekatan yang sangat efektif untuk mengajarkan proses berpikir tingkat tinggi, membantu siswa memproses informasi yang telah mereka miliki, dan membantu siswa membangun pengetahuan mereka sendiri tentang dunia sosial, fisik, dan lingkungan. Pemecahan masalah adalah suatu cara menyajikan materi pembelajaran sehingga suatu masalah menjadi titik awal pembahasan, yang dianalisis dan disintesis agar siswa dapat menemukan solusi atau jawabannya. PBL mengharuskan guru untuk mengembangkan keterampilan kolaboratif di antara siswa dan membantu mereka mengeksplorasi masalah bersama-sama.

Pada fase ini guru mengarahkan siswa untuk menganalisis dan mengevaluasi proses berpikir siswa ketika melakukan penyelidikan. Membantu siswa memikirkan pemikiran mereka sendiri dan mengubah cara berpikir mereka adalah bagian penting dari metakognisi.

Hasil Belajar

Jenis pertanyaan ini harus dievaluasi dengan cara tradisional, siswa mendapat poin tambahan jika menjawab dengan benar, dan poin penuh jika metode penyelesaian dan jawabannya benar. Penguasaan ranah kognitif siswa, termasuk perilaku siswa yang ditunjukkan melalui aspek intelektual seperti pengetahuan dan. Pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki siswa terlihat dari perkembangan teori-teori yang dimiliki siswa, serta memori mental siswa yang mampu menyimpan hal-hal baru yang diterimanya.

Secara umum siswa dengan ranah kognitif kuat dapat mengingat dan memahami definisi yang baru diketahuinya. Pengendalian ranah afektif siswa dapat dilihat dari aspek moral yang tercermin pada perasaan, nilai, motivasi dan sikap siswa. Namun yang menyedihkan, mereka yang terlibat dalam kegiatan tidak bermoral, seperti kekerasan dan diskriminasi di sekolah, kini banyak di antaranya adalah pelajar.

Hal ini mencerminkan bahwa penguasaan aspek afektif siswa belum dapat dikatakan baik. Oleh karena itu, siswalah yang aspek afektifnya harus dikembangkan dengan baik dalam proses kegiatan pembelajaran. Siswa yang menguasai ranah afektif adalah siswa yang kuat, mempunyai kehidupan sosial yang baik, persahabatan yang baik dan dapat mengatasi situasi yang tidak menentu dengan bijaksana.

Siswa tidak cukup hanya sekedar menghafal suatu teori atau definisi saja, namun siswa juga harus menerapkan teori yang abstrak tersebut dalam aktualisasi nyata. Hal ini menjadi tolak ukur keberhasilan, terlepas apakah siswa memahami ilmu secara komprehensif atau tidak. Siswa yang mempunyai pemahaman ilmu yang komprehensif mempunyai daya implementasi yang kuat dalam menerapkan ilmu yang dimilikinya.

Faktor lingkungan inilah yang kemudian menunjukkan bahwa ada faktor lain di luar diri peserta didik itu sendiri yang dapat menentukan atau mempengaruhi hasil belajar yang dicapai siswa. Salah satu faktor lingkungan yang paling dominan mempengaruhi hasil belajar siswa di sekolah adalah tinggi rendahnya tingkat hasil belajar mengajar dalam mencapai tujuan pendidikan. Tinggi rendahnya hasil belajar siswa dipengaruhi oleh banyak faktor yang ada, baik internal maupun eksternal.Faktor tersebut mempunyai pengaruh yang besar terhadap upaya pencapaian hasil belajar siswa dan dapat menunjang terlaksananya kegiatan proses pembelajaran sehingga tercapainya tujuan pembelajaran. dapat dicapai.

Bahasa Indonesia

Fivi Nuraini dengan judul Penggunaan Model Problem Based Learning (PBL) untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SD.26. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendeskripsikan langkah-langkah penerapan model PBL dalam meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas 5 SD. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa penerapan model Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan hasil belajar saintifik yang meliputi hasil belajar kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa pada mata pelajaran bahasa Indonesia di kelas V SD Negeri 24 Kota Bengkulu. Mengukur aktivitas x dan y serta membuktikan hasil penelitian pengaruh model pembelajaran problem based learning terhadap hasil belajar siswa mata pelajaran bahasa Indonesia di kelas V SD Negeri 24 Kota Bengkulu. Karena nilai Fhitung < Ftabel maka data hasil belajar kelas eksperimen dan hasil belajar kelas kontrol dikatakan sama atau homogen.

Deviasi) sebesar 8,429 untuk hasil belajar siswa kelas eksperimen sedangkan mean (rata-rata) sebesar 58,00 dan nilai standar deviasi (Std. Independent Samples t-test digunakan karena data hasil belajar siswa kelas eksperimen dan hasil belajar siswa kelas kontrol Jika diamati hasil belajar bahasa Indonesia dengan menggunakan model pembelajaran problem based learning terlihat lebih semangat belajar dan lebih mudah memahami materi teks eksplanasi.

Kelas yang diajarkan dengan model pembelajaran berbasis masalah menunjukkan respon yang positif terhadap pembelajaran bahasa Indonesia, sehingga diharapkan hasil belajarnya akan maksimal. Karena nilai thitung ≥ ttabel maka dikatakan terdapat perbedaan rata-rata hasil belajar siswa kelas eksperimen dengan hasil belajar siswa kelas kontrol. Dengan demikian, nilai tscore ≥ ttabel menunjukkan bahwa model pembelajaran problem based learning mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar siswa dibandingkan tanpa penggunaan model pembelajaran problem based learning dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran bahasa Indonesia di SD Negeri 24 Kota Bengkulu.

Guru dapat menggunakan model pembelajaran problem based learning dalam pembelajaran bahasa Indonesia untuk memudahkan dan meningkatkan pemahaman dan hasil belajar siswa. Pengaruh Model Co-learning Tipe Cooperative Learning Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV SD Negeri 33 Seluma (Disertasi Doktor Iain Bengkulu). Pengaruh model pembelajaran berbasis masalah terhadap hasil belajar IPS pada siswa kelas IV SDI Bajawa Kecamatan Bajawa Kabupaten Ngada.

Kajian Pustaka

Rumusan Hipotesis

34; Penerapan model pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan motivasi belajar saintifik. Jurnal Ilmiah Sekolah Dasar Penerapan Model Problem Based Learning (PBL) Untuk Meningkatkan Aktivitas Pembelajaran IPA Siswa Kelas VI SD Negeri Panjunan 02 Tahun 2014/2015.

METODE PENELITIAN

Tempat dan Waktu Penelitian

Populasi dan Sampel

Populasi penelitian ini adalah siswa kelas VA, VB, VC, VD SD Negeri 24 Kota Bengkulu. Sampel adalah bagian dari populasi yang memberikan informasi atau data yang diperlukan dalam suatu penelitian.

Variabel dan Indikator Penelitian

Menyajikan rangkuman teks eksplanasi (eksplanasi) dari media cetak maupun elektronik dengan menggunakan kosa kata dan frasa yang baku. Menuliskan kata kunci pada setiap bagian bacaan akan membantu siswa dalam merangkum teks eksplanasi pada media cetak dengan benar.

Teknik Pengumpulan Data

Berdasarkan data hasil pre-test terlihat bahwa hasil pre-test siswa kelas 5 kelas kontrol mencapai nilai rata-rata, dengan hasil tertinggi dan terendah. Berdasarkan data hasil pre-test di atas terlihat bahwa hasil pre-test siswa kelas V kelas eksperimen mencapai nilai rata-rata. Berdasarkan data di atas terlihat bahwa hasil post-test siswa kelas 5 kelas kontrol mencapai nilai rata-rata.

Berdasarkan data di atas terlihat bahwa nilai post-test siswa kelas V pada kelas eksperimen mencapai rata-rata sebesar. Dari tabel tersebut diketahui nilai skor χ² Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen sebesar 4,500 dengan χ² tabel sebesar 12,592 dan nilai skor χ² Hasil Belajar Siswa Kelas Kontrol sebesar 2,400 dengan χ² tabel sebesar 14,067. Siswa kelas A sebagai objek berjumlah 20 siswa diberi perlakuan berupa model pembelajaran Problem Based Learning dan kelas IV B sebagai objek berjumlah 20 siswa yang diberi perlakuan tanpa model pembelajaran Problem Based Learning.

Materi dan penggunaan model pembelajaran yang digunakan benar-benar tepat dan saling mendukung untuk memperoleh hasil belajar aspek kognitif yang maksimal.

Tabel diatas menggambarkan hasil uji normalitas data Hasil Belajar  Siswa kelas Eksperimen dan Hasil Belajar Siswa kelas Kontrol dengan  menggunakan  Uji  Chi-  Square
Tabel diatas menggambarkan hasil uji normalitas data Hasil Belajar Siswa kelas Eksperimen dan Hasil Belajar Siswa kelas Kontrol dengan menggunakan Uji Chi- Square

Gambar

Tabel diatas menggambarkan hasil uji normalitas data Hasil Belajar  Siswa kelas Eksperimen dan Hasil Belajar Siswa kelas Kontrol dengan  menggunakan  Uji  Chi-  Square
Tabel 4.11  Group Statistics

Referensi

Dokumen terkait

Sejalan dengan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah: Untuk mengetahui apakah model pembelajaran Problem Based Learning dapat meningkatkan kemampuan

Dari latar belakang masalah tersebut, maka peneliti dapat mengemukakan rumusan masalah sebagai berikut: Apakah penerapan model pembelajaran problem based learning

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh model Problem Based Learning (PBL) dan Problem Based Learning (PBL) – Survey, Question, Read, Recite,

Tujuan penelitian ini yaitu membuktikan bahwa kemampuan berpikir kritis siswa yang belajar dengan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) lebih baik dari

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran Geografi kelas

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran Geografi kelas

Penerapan Model PBL Problem Based Learning Upaya Peningkatan Keterampilan Membaca Siswa Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Hasil penerapan model PBL yang telah dilaksanakan guru

Keyword: Indonesian, Problem Based Learning, Learning Outcomes PENDAHULUAN Bahasa Indonesia adalah mata pelajaran yang wajib untuk dipelajari terutama bagi peserta didik tingkat