• Tidak ada hasil yang ditemukan

COST EFFECTIVENESS ANALYSIS PADA KEJADIAN DRUG RELATED PROBLEMS PASIEN GAGAL JANTUNG KONGESTIF DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANYUMAS - repository perpustakaan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "COST EFFECTIVENESS ANALYSIS PADA KEJADIAN DRUG RELATED PROBLEMS PASIEN GAGAL JANTUNG KONGESTIF DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANYUMAS - repository perpustakaan"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

1 Cost Effectiveness Analysis, Sabila Naura Afifa, Fakultas Farmasi UMP, 2022

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyakit gagal jantung kongestif merupakan salah satu penyebab kematian nomor satu di dunia setiap tahunnya. Pada tahun 2019 diperkirakan sebanyak 18,6 juta kematian di dunia disebabkan oleh penyakit kardiovaskuler, yang mewakili sebanyak 31% jumlah kematian di seluruh dunia (WHO, 2019). Di Indonesia sendiri, gagal jantung kongestif merupakan penyakit penyebab kematian terbanyak kedua setelah stroke (Kementerian Kesehatan RI, 2020).

Dari keseluruhan pasien, hanya 1,5% yang terdiaknosa prevalensi gagal jantung kongestif di Indonesia (Kementerian Kesehatan RI, 2019). Sementara itu, di Provinsi Jawa Tengah sendiri, apabila membandingkan antara tahun 2019 dan 2020, data menunjukkan bahwa telah terjadi penurunan angka insidensi kumulatif atau angka proporsi kasus baru gagal jantung kongestif di Jawa Tengah, dari yang sebelumnya 9,82% pada tahun 2019 menjadi 1,90%

pada tahun 2020 (Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2019, 2020).

Walaupun demikian, angka tersebut bahkan lebih tinggi dari angka prevalensi gagal jantung kongestif (diagnosis dokter) secara umum di Indonesia.

Adanya penyakit penyerta berpotensi untuk meningkatkan resiko kematian pada penyakit CHF. Penelitian yang dilakukan oleh Rich (2009) menjelaskan bahwa adanya komorbid hipertensi pada pasien gagal jantung meningkatkan resiko kematian sampai 60%. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan Riaz (2010), bahwa gagal jantung merupakan komplikasi umum dari peningkatan tekanan darah yang kronis. Hipertensi juga dijumpai sebagai perkembangan awal gagal jantung pada 91% kasus gagal jantung (Cowie, 2008). Penelitian lainnya menunjukkan bahwa Anemia pada gagal jantung menyebabkan makin berkurangnya toleransi terhadap beban kerja, memperburuk klas fungsional gagal jantung berdasarkan New York Heart Association (NYHA) functional

(2)

2 Cost Effectiveness Analysis, Sabila Naura Afifa, Fakultas Farmasi UMP, 2022

class, serta menyebabkan meningkatnya hospitalisasi dan kematian akibat gagal jantung (Tang YD, 2006).

Adanya penyakit penyerta biasanya menggunakan obat yang bermacam - macam dan cenderung menyebabkan DRPs. Prevalensi kejadian DRPs yang paling banyak terjadi adalah interaksi obat yaitu sebanyak 56,25%. DRPs yang lain berturut - turut adalah indikasi tanpa obat yaitu sebanyak 25%, dosis obat kurang yaitu sebanyak 15,6%, obat tanpa indikasi yaitu sebanyak 3,1%

(Syafrida,2018). Pada tahun 2016 telah dilakukan penelitian mengenai identifikasi DRPs pada penatalaksanaan pasien CHF di RS PKU Muhammadiyah Gamping Yogyakarta, dari 37 rekam medis pasien yang didiagnosis CHF didapat 20 rekam medis pasien yang mengalami DRPs, terdiri dari interaksi obat sebanyak 35 kejadian (77,78%), pemilihan obat yang tidak sesuai sebanyak 10 kejadian (22,22%), tidak ditemukan DRPs dosis yang tidak sesuai, penggunaan obat yang tidak sesuai dan kejadian yang tidak diinginkan (Utami dan Resita, 2016). Penelitian lain menyebutkan bahwa CHF ditimbulkan karena faktor usia dan kualitas hidup sebanyak 89 pasien (22,9%) yang terjadi di Rumah Sakit Abdul Wahab Syahranie Samarinda (Sariyudin, 2019).

Kejadian DRPs pada pasien gagal jantung dapat menyebabkan peningkatan biaya. Peningkatan biaya tersebut dapat mengancam akses dan mutu pelayanan kesehatan dan karenanya harus dicari solusi untuk mengatasi masalah pembiayaan kesehatan ini (Andayani, 2013). Secara global, penyakit jantung menjadi penyebab kematian tertinggi di seluruh dunia sejak 20 tahun terakhir (World Health Organization, 2020). Berdasarkan data dari Global Health Data Exchange (GHDx) tahun 2020, jumlah angka kasus gagal jantung kongestif di dunia mencapai 64,34 juta kasus dengan 9,91 juta kematian serta diperkirakan sebesar 346,17 miliar US Dollar dikeluarkan untuk biaya perawatan pasien (Lippi & Gomar, 2020).

(3)

3 Cost Effectiveness Analysis, Sabila Naura Afifa, Fakultas Farmasi UMP, 2022

Oleh karena itu pada penelitian ini akan dilakukan analisis efek penggunaan obat – obat tersebut berdasarkan pendekatan farmakoekonomi dengan metode cost-effectiveness analysis sehinga dapat diketahui efektivitas biaya yang dikeluarkan terhadap hasil terapi.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dapat dirumuskan suatu permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana angka kejadian dan analisis Drug Related Problems (DRPs) pada terapi pasien CHF di Rumah Sakit Umum Daerah Banyumas?

2. Bagaimana luaran klinis dan humanistik pasien gagal jantung kongestif berdasarkan kejadian Drug Related Problems (DRPs) dan non Drug Related Problems (DRPs) di Rumah Sakit Umum Daerah Banyumas?

3. Bagaimana analisis efektivitas biaya kejadian Drug Related Problems (DRPs) dan non Drug Related Problems (DRPs) pasien gagal jantung kongestif berdasarkan perhitungan Incremental Cost Effectiveness (ICER) di Rumah Sakit Umum Daerah Banyumas?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui:

1. Mengetahui angka kejadian dan mampu menganalisa kejadian Drug Related Problems (DRPs) pada terapi pasien CHF di Rumah Sakit Umum Daerah Banyumas.

2. Mengetahui luaran klinis dan humanistik pasien gagal jantung kongestif berdasarkan kejadian Drug Related Problems (DRPs) dan non Drug Related Problems (DRPs) di Rumah Sakit Umum Daerah Banyumas.

3. Melakukan analisis efektivitas biaya kejadian Drug Related Problems (DRPs) dan non Drug Related Problems (DRPs) pasien gagal jantung kongestif berdasarkan perhitungan Incremental Cost Effectiveness (ICER) di Rumah Sakit Umum Daerah Banyumas.

(4)

4 Cost Effectiveness Analysis, Sabila Naura Afifa, Fakultas Farmasi UMP, 2022

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini dilakukan guna memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Bagi Peneliti: Dapat menambah pengetahuan mengenai ilmu di bidang farmakoekonomi Drug Related Problems (DRPs) pada penderita gagal jantung kongestif.

2. Bagi Masyarakat: Memberikan pengetahuan bagaimana kejadian Drug Related Problems (DRPs) pada pasien gagal jantung kongestif dapat terjadi dan besaran biaya yang dibutuhkan, sehingga diharapkan masyarakat lebih siap dalam mencegah atau menghadapi kejadian Drug Related Problems (DRPs) pada gagal jantung kongestif.

3. Bagi Pemerintah: Sebagai sarana informasi dalam mengambil kebijakan dengan harapan dapat menurunkan angka kejadian Drug Related Problems (DRPs) dan biaya perawatan pada pasien gagal jantung kongestif di Indonesia.

Referensi

Dokumen terkait

Maka disusunlah karya tulis ini yang lebih lanjut akan menentukan prevelensi gagal ginjal kronis pada pasien gagal jantung kongestif di Rumah Sakit Umum Haji

Gagal jantung kongestif merupakan salah satu masalah kesehatan dalam system kardiovaskuler yang jumlahnya meningkat cepat. Proses penyembuhan pasien dengan penyakit

Jumlah sampel pada penelitian ini adalah 50 pasien.Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut: kejadian Drug Related Problems (DRPs) yang terjadi adalah DRPs

Dalam mengetahui hubungan antara polifarmasi yang terjadi pada pengobatan pasien dengan kejadian drug- related problems (DRPs) yang terjadi pada sampel penelitian, yang

berlimpah sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Analisis Drug Related Problems (DRPs) pada pasien Gagal Ginjal Kronik di Ruang Interna Wanita

Drug Related Problems (DRPs) adalah beberapa kejadian yang tidak menyenangkan yang dialami oleh pasien, di mana kejadian tersebut meliputi atau kemungkinan meliputi terapi obat

Hasil : Etiologi gagal jantung kongestif usia lanjut berdasarkan kekerapan didapatkan penyakit jantung iskemik 65,63%, penyakit jantung hipertensi 15,63%, Kardiomiopati 9,38%

Gagal jantung kongestif merupakan salah satu masalah kesehatan dalam system kardiovaskuler yang jumlahnya meningkat cepat. Proses penyembuhan pasien dengan penyakit