KAJIAN
BIODIVERSITAS
Kegiatan Rencana Pembangunan
Peternakan Ayam dan Fasilitas Penunjang
Lainnya
DRAFT AKHIR
JUNI 2022
0 1
PENDAHULUAN -Latar Belakang -Tujuan
0 2
GAMBARAN UMUM LOKASI KEGIATAN
0 3
METODOLOGI DAN PELAKSANAAN
KEGIATAN
0 4
HASIL, PEMBAHASAN DAN REKOMENDASI
BAHASAN
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG KEGIATAN
• melakukan upaya pengembangan agrowisata peternakan:
a. Wujud dukungan untuk mengembangkan Desa berpotensi wisata
b. Mendukung kebijakan Pemerintah dalam
swasembada daging khusunya daging ayam dan telur ayam.
• Pembangunan agrowisata ternak ini akan
dilaksanakan di Desa Cikembang, Kecamatan Caringin, Kabupaten Sukabumi – Provinsi Jawa Barat
Add Your Pic Here
Add Your Pic Here
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG KEGIATAN
• Pembangunan kawasan Agrowisata dan Peternakan Ayam terpadu beserta fasilitas penunjangnya telah:
a.Mendapatkan SPPL dari Dinas Tata Ruang, Pemukiman dan Kebersihan Kabupaten Sukabumi (26 Nov 2015) b. Telah dilakukan studi AMDAL tahun
2021
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG KEGIATAN
• Adanya pembangunan berpotensi berdampak pada lingkungan,
terutama aspek biologis (hayati).
• Penekanan tentang pentingnya
pembangunan berwawasan lingkungan tercantum dalam:
a.UU No. 32/2009 b.PP No. 22/2021
c. Permen LH No. 06/2013konservasi
sebagai aspek penilaian PROPER
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG KEGIATAN
• Oleh karena itu, adanya KAJIAN
BIODIVERSITAS ini merupakan upaya perlindungan, pengelolaan dan
pemantauan kondisi lingkungan yang penting untuk dilakukan.
• Pendekatan studi yang dilakukan dalam upaya tersebut adalah dengan
pendaftaran (inventory) dan penilaian
(assessment) status biodiversitas di
lokasi perencanaan pembangunan.
TUJUAN KEGIATAN
1. Mengidentifikasi kondisi aktual
biodiversitas darat maupun akuatik 2. Menggambarkan kondisi terkini
biodiversitas dan habitat di kawasan perencanaan pembangunan
3. Mengevaluasi kondisi biodiversitas di kawasan perencanaan pembangunan berdasarkan data aktual (tahun 2022) dengan data periode sebelumnya
4. Memberikan rekomendasi ilmiah terkait pengelolaan dan pembinaan habitat
flora dan fauna di kawasan perencanaan pembangunan. .
PENDAHULUAN
GAMBARAN UMUM
LOKASI KEGIATAN
LETAK GEOGRAFIS LOKASI STUDI
Zona Inti, Zona Rimba, Zona Pemanfaatan, Zona
Rehabilitasi, Zona Tradisional, Zona Konservasi Owa
Jawa dan Zona Khusus Berlokasi dekat dengan Zona Rehabilitasi TNGGP
LETAK GEOGRAFIS LOKASI STUDI
Masyarakat di Desa Seseupan
dan Desa Cikembang, Kecamatan Caringin didominasi oleh
penduduk yang berprofesi dibidang pertanian dan
peternakan. Hal ini karena bentang alam dan kondisi
geografis Kecamatan Caringin yang sangat mendukung
kemajuan sektor pertanian dan peternakan (BPS, 2020)
KONDISI SOSIAL EKONOMI
Persentase hewan ternak di Kecamatan Caringin
tahun 2019 (BPS, 2020)
Komoditas pertanian di Kecamatan Caringin
METODOLOGI DAN PELAKSANAAN
KEGIATAN
Keanekaragaman gen adalah variasi perbedaan sifat dan penampilan antarindividu berbeda jenis/spesies makhluk hidup. Gen-gen tersebut mengekspresikan berbagai variasi dari satu jenis makhluk hidup, seperti warna bulu, ukuran badan, tinggi badan dan sebagainya.
Keanekaragaman Gen
Keanekaragaman jenis adalah variasi atau perbedaan sifat dan penampilan individu yang berbeda jenis/spesies dalam satu familia. Keanekaragaman ini terbentuk karena perbedaan
struktur dan jumlah gen.
Kenanekaragaman Spesies
Keanekaragaman ekosistem adalah variasi bentuk dan jenis bentang alam, daratan maupun perairan, dimana tumbuhan, hewan dan organisme yang lain saling berinteraksi, di dalam interaksi
antarorganisme ditentukan oleh komponen biotik(berbagai jenis makhluk hidup) dan abiotik
Keanekaragaman
ekosistem Dengan berdasar pada
pengertian
keanekaragaman hayati
diatas maka
keanekaragaman hayati dilihat dari tiga tingkatan jenis, yaitu :
Jenis Keanekaragam
an Hayati
Place Your Picture Here
Place Your Picture Here
Place Your Picture Here
Manfaat Biodiversitas dalam pembangunan berkelanjutan
Manfaat :
• manfaat langsung : diperoleh dari kemampuan biodiversitas dalam
menghasilkan barang yang dimanfaatkan manusia sebagaimana fungsi produksi.
• Manfaat tidak langsung : diperoleh dari kemampuan biodiversitas dalam
menghasilkan jasa yang dirasakan manusia
sebagaimana fungsi pengendali.
Pemanfaatan Keanekaragaman Hayati Oleh Manusia
• Sumber Energi Bahan Bakar
• Sumber Obat-obatan
• Sumber Bahan Bangunan
• Sumber Makanan
B C
D E
A
• Sumber Bahan Baku Industri
• Tempat Wisata Alam
• Wahana Pendidikan
7
Upaya Upaya Mengatasi Ancaman Keanekaragaman Hayati
Konservasi Penyelamatan
Sistematis
Para pakar di International Conservation membuat Daftar Merah IUCN (IUCN Red List) sebagai acuan dalam menentukan data dasar untuk mendapatkan target pencapaian konservasi, serta memfokuskan prioritas aksi penyelamatan keanekaragaman hayati.
Plasma Nuftah
ialah bahan dasar untuk merakit varietas unggul yang
mempunyai sifat-sifat diantaranya produktivitas tinggi,
tahan hama dan penyakit, dan mutu yang sesuai
dengan selera masyarakat. Untuk merakit varietas
unggul diperlukan keanekaragaman plasma nutfah,
oleh karena itu harus mempertahankan kelestariannya
(Irwanto,2006).
Konservasi
Eksitu Agroforestry
Suspended Eksitu Extractive
Reserve Intersitu
Konservasi Insitu
salah satu sistem konservasi yang bertujuan menjaga keanekaragaman jenis di dalam ekosistem aslinya. Konservasi dengan cara ini ditandai dengan ditetapkannya batas-batas kawasan konservasi yang melindunginya ekosistem dari gangguan aktivitas manusia yang merusak.
konservasi yang dilakukan di suatu areal di mana jenis asli masih ada, tetapi berada di luar kawasan konservasi, di Indonesia kawasan ini biasanya berada di bawah pengawasan Perhutani dan pemilik hak pengusahaan hutan.
kawasan konservasi yang
memperbolehkan pengambilan sumberdaya tertentu dalam (secara teoritis) jumlah yang tidak merusak lingkungan/dalam batas daya
dukung kawasan yang dikelola dengan semi intensif
yang berorientasi pada produksi dengan ketergantungan yang cukup tinggi terhadap input energi dan materi dari luar
program konservasi yang dilakukan di luar habitat aslinya seperti di botanical garden, kebun binatang, aquarium, dan lembaga sejenis yang menjaga dan memperkembangkan jenis-jenis tumbuhan maupun hewan
merupakan aplikasi ilmu biologi yaitu bioteknologi, metabolisme, organisme hidup diperlambat bahkan dihentikan. Kegiatan- kegiatan yang termasuk dalam konservasi
golongan ini adalah bank gen, bank biji, koleksi kultur jaringan dan pengawetan cryogenik (cryopreserved) gamet, zigot maupun embrio.
Tujuh bidang yang digunakan untuk melestarikan keanekaragaman hayati
melindungi pengetahuan,
inovasi, dan praktek-praktek
tradisional integritas
ekosistem dan penyediaan barang dan jasa dari keanekaragaman hayati dalam ekosistem harus dipertahankan pemanfaatan
sumberdaya harus secara berkelanjutan mengurangi laju
kemerosotan komponen keragaman hayati
memobilisasi sumber-sumber dana dan teknis untuk pelaksanaan konvensi keanekaragaman hayati menjamin
pembagian keuntungan secara adil dan merata yang dihasilkan dari pemanfaatan sumberdaya genetik memberikan perhatian
pada gangguan dari spesies asing yang menggeser spesies asli, iklim yang tidak menentu, pencemaran, dan perubahan peruntukan habitat
6. Penyebab Menurunnya Keanekaragaman Hayati
Kemiskinan
Kemiskinan meningkatkan tekanan penduduk terhadap lahan dan mendorong penggunaan lahan yang berlebihan, rusaknya habitat dan kepunahan jenis
Transisi
Budaya
Masyarakat yang baru mendiami suatu tempat cenderung untuk melakukan pertanian tradisional. Pada fase ini pehatian terhadap lingkunga nsangat rendah
Implementasi
Kebijakan
Terutama aturan yang mengharuskan dilakukannya pengorbanan kepentingan pihak-pihak tertentu
Pertumbuhan Populasi Manusia
Pertumbuhan populasi manusia yang tidak terkendali menjadi penyebab rusaknya kualitas lingkungan
Kesalahan persepsi dan skala waktu
Perbedaan dalam skala waktu antara proyek pembangunan ekonomi dan proyek konservasi seringkali menimbulkan konflik
Ekonom
Kerusakan lingkungan dan erosi keanekaragaman hayati seringkali
i
dimulai dengan diperkenalkannya sistem ekonomi pasar yang
menyebabkan meningkatnya kebutuhan barang-barang modern yang justru semakin mempercepat kerusakan lingkungan.
PENGUMPULAN DATA PRIMER
SKEMA
PENERAPAN METODE
TERINTEGRASI MELALUI RBA
(Rapid Biodiversity
Assessment)
PENGUMPULAN DATA PRIMER
Sebaran stasiun pengambilan data
Stasiun VariabelPengambilan Data
Posisi Geografis
Lintang Bujur
T1 FV-IT-P-V 6°50'54.57"S 106°52'15.86"E
T2 FV-AV-V* 6°50'39.98"S 106°52'39.01"E
T3 FV-IT-P-AV-V* 6°50'35.68"S 106°52'20.35"E
T4 FV-AV-V 6°50'47.44"S 106°52'27.98"E
T5 FV-IT-P-AV-V* 6°50'10.40"S 106°52'32.40"E T6 FV-IT-P-AV-V 6°50'18.75"S 106°52'58.72"E
T7 FV-AV-V 6°51'1.14"S 106°52'22.43"E
T8 FV-IT-AV 6°50'11.25"S 106°52'41.83"E
T9 FV-AV 6°50'33.88"S 106°52'34.76"E
AK1 AK 6°50'36.07"S 106°52'59.87"E
AK2 AK 6°50'50.43"S 106°52'8.91"E
AK3 AK-V* 6°50'53.30"S 106°52'34.97"E
RINGKASAN TEKNIK PENGUMPULAN DATA
KOMUNITAS TERESTRIAL FLORA
KOMUNITAS INVERTEBRATA TERESTRIAL DAN ARBOREAL
KOMUNITAS HERPETOFAUNA
KOMUNITAS MAMALIA
KOMUNITAS AVIFAUNA KOMUNITAS
INVERTEBRATA TERESTRIAL DAN ARBOREAL
KOMUNITAS PLANKTON
KOMUNITAS NEKTON KOMUNITAS
MAKROZOBENTOS
Komunitas
Flora Terestrial
Komunitas Non-Flora
JABARAN TEKNIK
ANALISIS
Analisis ekologi yang diterapkan kepada vegetasi tumbuhan tinggi dan rendah meliputi nilai kerapatan (density), frekuensi (frequency), dan indeksindeks ekologi (indeks keanekaragaman Shannon-Weaver (H') dan indeks kemerataan Pielou (J), serta indeks dominansi Simpson (D))
Keseluruhan data terkait masing-masing komunitas akan dianalisis secara terpisah dengan
menggunakan analisis standar pada studi ekologi, yang meliputi analisis kepadatan populasi
(population density) dan analisis terhadap indeks-indeks ekologi (indeks
keanekaragaman ShannonWeaver (H') dan indeks kemerataan Pielou (J), serta
indeks dominansi Simpson (D)
Pengumpulan dan Interpretasi Data
Pengumpulan data sekunder dalam KAJIAN BIODIVERSITAS – Kegiatan Rencana Pembangunan
Peternakan Ayam dan Fasilitas Penunjang Lainnya PT. Wonokoyo Jaya Corporindo di Desa Seseupan dan Desa Cikembang, Kecamatan Caringin, Kabupaten Sukabumi – Provinsi Jawa Barat Periode Tahun 2022 dilakukan melalui:
Kompilasi data biodiversitas berdasarkan Studi AMDAL tahun 2021
Kompilasi data biodiversitas di wilayah sekitar lokasi
kegiatan dari artikel ilmiah, laporan teknis, buku publikasi
dsb
PEMBAHASAN
Kajian Vegetasi dan Biodiversitas Flora
Kajian Biodiversitas Terestrial & Arboreal
Kajian Biodiversitas Komunitas Akuatik
Flora-
HUTAN Dokumentasi beberapa jenis tumbuhan di Stasiun T1:
A) Pisang hias (Heliconia sp.);
B) Paku sarang burung (Aspelinium nidus);
C) Bunga merah (Zingiber spectabile);
dan
D) Tumbuhan keladi (Caladium sp.)
Kajian Vegetasi dan
Biodiversitas Flora
Flora-
Padang Terbuka
Dokumentasi beberapa jenis tumbuhan di Stasiun T4:
A) Hamparan rumput ilalang (Imperata cylindrical);
B) Croton hirtus;
C) Rumput Kyllinga brevifolia; dan D) Calyptocarpus vialis.
Kajian Vegetasi dan
Biodiversitas Flora
Kajian Biodiversitas Terestrial & Arboreal
Dokumentasi beberapa jenis
herpetofauna yang ditemukan pada
pengamatan malam hari di Stasiun AK2:
A) Kadal rumput (Takydromus sexlineatus);
B) Kodok bangkong kolong
(Duttaphrynus melanostictus); dan C) Kadal kebun (Eutropis multifasciata)
pada sela-sela rerumputan.
Herpetofauna
ARTHROPODA
Beberapa jenis arthropoda terrestrial dan arboreal yang terdata:
A) Ramulus sp.;
B) Caryanda sp;
C) Leucauge sp.; dan D) Camponatus sp.
Kajian Biodiversitas Terestrial & Arboreal
Kajian Biodiversitas Terestrial & Arboreal
Beberapa jenis capung dan kupu-kupu yang terdata:
A) Orthetrum testaceum;
B) Neurothermis ramburii;
C) Calopteryx sp.;
D) Zeltus amasa;
E) Neptis sp.; dan F) Ypthima sp.
INSECTA
Kajian Biodiversitas Terestrial & Arboreal
Dokumentasi beberapa burung yang dijumpai di Stasiun T3:
A) Cekakak jawa (Halcyon cyanoventris);
B) Bondol peking (Lonchura punctulata);
C) Cici padi (Cisticola juncidis); dan D) Ketilang (Pycnonotus aurigaster).
AVES
Kajian Biodiversitas Terestrial & Arboreal
AVES
Dokumentasi
A) juvenil kerak kerbau (Acridotheres javanicus) dan
B) sarang kerak kerbau (A. javanicus)
Dokumnetasi beberapa organisme planktonic yang ditemukan pada sampel:
A) Melosira sp.;
B) Chlamydomonas sp.;
C) Eucyclops sp.; dan D) Diaphanosoma sp.
Kajian Biodiversitas Akuatik
PLANKTON
Dokumentasi jenis macrozoobenthos, yaitu kepiting Malayopotamon Javanese (atas), Filopaludina sp.
(bawah kiri), dan Pomacea canaliculata (bawah kanan).
Kajian Biodiversitas Akuatik
BENTOS
Dokumentasi
A) Liang sarang ikan gabus (Channa striata) dan
B) Berudu katak tegalan (Fejervarya sp.) di Stasiun
AK2; serta
C) Ikan cere (Gabusia affinis) juvenile dari Stasiun AK1.
Kajian Biodiversitas Akuatik
BENTOS
REKOMENDASI
• Hasil kajian ini menunjukkan bahwa bagian selatan lahan yang sangat dekat dengan
pemukiman dan aktivitas masyarakat memiliki potensi pengembangan dan konservasi lahan yang lebih baik, dalam artian memiliki potensi resiko ancaman lebih rendah terhadap
biodiversitas di lokasi, dibandingkan dengan bagian utara yang mengarah ke wilayah kawasan Gunung Gede-Pangrango
• Meski demikian, saran pada poin a perlu dikaji lebih dalam lagi. Kajian lebih dalam perlu dilakukan untuk pemetaan titik-titik potensial kawasan rentan hingga beresiko rendah terhadap komunitas flora fauna untuk pengembangan maupun konversi lahan.
• Kajian selanjutnya dapat berupa investigasi lebih lanjut
terkait monitoring keberadaan flora fauna dengan kelompok status konservasi terancam (VU hingga CR) berdasarkan
IUCN ataupun dilindungi berdasarkan regulasi terkait
• Keberagaman Hayati dapat dipertahankan jika “Kegiatan Rencana Pembangunan Peternakan Ayam dan Fasilitas Penunjang Lainnya” dibangun berdasarkan konsep green
building dimana pembangunan dengan pempertimbangkan aspek
lingkungan, dan tidak merubah bentang alam(landscape) yang
ada saat ini serta menambah beberapa ruas tanaman keras
dibeberapa lokasi, sebagai habitat baru flora dan fauna yang
berbatasan langsung dengan pemukiman penduduk.
TERIMA KASIH