• Tidak ada hasil yang ditemukan

Essay ke 2 Aurel

N/A
N/A
Aurel Zira

Academic year: 2024

Membagikan "Essay ke 2 Aurel"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

ESSAY

Studi Kasus Konseling

Amal Hayati, M.Pd

Rabu, 25 September 2024 Nama : Aurel Zira Febita

Nim : 0303212049

Kelas/Sem : BKPI-1/ Semester VII

STUDI KASUS KONSELING”

Untuk menambah pemahaman kita tentang studi kasus konseling kali ini saya selaku mahasiswa semester VII Jurusan Bimbingan konseling Pendidikan Islam akan melanjutkan pembahasan dari konsep dasar studi kasus konseling. Yang dimana pada pembahasan kali ini kita akan mengulik lebih dalam lagi tentang bagaimana cara dalam pemahaman terhadap kasus, penanganan terhadap kasus, pengenalan awal kasus, penyikapan terhadap kasus, serta bagaimana islam dalam memandang sebuah kasus. Kasus sering di kaitkan dengan hal-hal yang negatif padahal tidak semua kasus dapat di anggap sebagai hal yang negatif terdapat juga kasus pada hal-hal yang positif.

Sebagai mahasiswa Bimbingan Konseling Pendidikan Islam, penting bagi kita untuk memahami secara mendalam bagaimana pendekatan konseling dapat diterapkan dalam studi kasus. Sebagai seorang konselor yang professional penting untuk memahami terkait dengan sebuah kasus, terdapat banyak hal yang di butuhkan dalam proses pemahaman terhadap kasus.

Pemahaman ini mencakup tentang analisis menyeluruh terhadap berbagai faktor yang dapat mempengaruhi perilaku individu, dalam hal ini konselor perlu memperhatikan faktor-faktor seperti psikologis, sosial, dan lingkungan. Konselor juga harus memahami latar belakang keluarga, tekanan akademis, dan interaksi sosial individu yang di alami oleh orang yang bersangkutan.

Setelah kita dapat memahami tentang bagaimana kasus tersebut Langkah selanjutnya adalah mencari cara penanganan yang tepat terhadap kasus yang akan di selesaikan/di entaskan.

Penanganan kasus harus dilakukan secara sistematis, dimulai dengan sesi awal konseling yang bertujuan untuk membangun hubungan yang aman dan nyaman. Konselor harus membuat klien merasa didengar dan diterima. Setelah itu, konselor dapat menggunakan berbagai pendekatan konseling, seperti pendekatan kognitif-behavioral yang membantu klien mengidentifikasi dan mengubah pola pikir negatif. Adapula peran orang tua dan guru sebagai penguat atau pemberi dukungan dan motivasi terhadap klien dalam sesi perubahan tingkah laku negatif nya.

(2)

Pengenalan awal kasus mencakup tentang bagaimana cara konselor dalam mengumpulkan informasi-informasi terkait klien. Hal ini dapat di lakukan dengan berbagai metode seperti wawancara, observasi, dan dapat juga menggunakan alat ukur psikologis jika diperlukan. Pada tahap ini, konselor harus menganalisis informasi yang mereka peroleh untuk menentukan masalah penting yang perlu ditangani. Pengenalan ini juga memungkinkan konselor membuat rencana intervensi yang lebih baik. Selanjutnya sebagai seorang konselor penting untuk dapat memperlihatkan sikap empatik, perduli, dan tidak menghakimi sebagai upaya agar klien merasa aman untuk berbagi masalahnya. Pendekatan ini tidak hanya membantu untuk membangun kepercayaan klien, tetapi juga mendorong klien untuk dapat lebih terbuka dalam proses konseling.

Dalam Islam, pemahaman dan penanganan terhadap kasus harus di kaitkan dengan nilai- nilai spiritual. Dalam islam sendiri mengajarkan tentang betapa pentingnya sikap tawakkal (berserah diri) kepada Allah dan berusaha sebaik mungkin. Yang mana dengan konsep tawakkal tersebut konselor dapat membantu klien untuk mengaitkan usaha yang ia lakukan tidak terlepas dari keyakinan akan pertolongan Allah, selain itu juga konselor juga dapat mengajak klien untuk terlibat dalam komunitas yang positif yang dimana dengan lingkungan yang positif tersebut dapat membantu mereka merasa lebih terhubung dan didukung, sehingga memudahkan mereka dalam menghadapi tantangan yang sedang di hadapinya.

Referensi

Dokumen terkait

Muslich (2007: 41) menyatakan bahwa pendekatan CTL merupakan konsep belajar yang dapat membantu guru mengaitkan antara materi pelajaran dengan situasi dunia nyata

Pendekatan kontekstual atau Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan

Sementara Blanchard, Berns dan Erickson mengemukakan pembelajaran kontekstual merupakan konsep belajar mengajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang

Pendekatan kontekstual merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan