• Tidak ada hasil yang ditemukan

ETIKA DAN PROFESI GURU “Hakikat Guru”

N/A
N/A
Muhammad Saikhudin

Academic year: 2023

Membagikan "ETIKA DAN PROFESI GURU “Hakikat Guru”"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

ETIKA DAN PROFESI GURU

“Hakikat Guru”

Dosen Pengampu : Dr. M. Hatta, M.Pd

DISUSUN OLEH :

Waludin Sri Marni Erma Sugiartatik Triska Armayani

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI)

SULTHAN SYARIF HASYIM (SUSHA) SIAK SRI INDRAPURA

TAHUN 2023/2024

(2)

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 2

C. Tujuan ... 2

BAB II PEMBAHASAN ... 3

A. Pengertian Guru... 3

B. Tugas Seorang Guru ... 4

C. Peranan Guru ... 7

D. Syarat-Syarat Guru ... 12

BAB III PENUTUP ...14

A. Kesimpulan ... 14

B. Saran ... 14

DAFTAR PUSTAKA ...15

(3)

BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Salah satu unsur penting dari proses kependidikan adalah guru. Di pundak pendidikan terletak tanggung jawab yang amat besar dalam mengantarkan peserta didik kearah tujuan pendidikan yang di cita-citakan. Hal ini disebabkan pendidikan merupakan kumpulan kepribadian yang bersifat dinamis kearah suatu perubahan secara terus-menerus, sebagai sasaran vital untuk membangun kebudayaan dan peradaban umat manusia. Dalam hal ini, pendidik bertanggung jawab memenuhi kebutuhan peserta didik, baik spiritual, intelektual, moral, etika, maupun kebutuhan fisik peserta didik. Karena demikian pentingnya peserta didik dalam proses pendidikan, selanjutnya dalam makalah ini kami mencoba untuk memaparkan hal tersebut yang berkaitan dengan hakikat pendidik dalam sudut pandang pendidikan Islam.

Dalam dunia pendidikan, guru merupakan faktor penting dan utama, karena guru adalah orang yang bertanggung jawab terhadap perkembangan jasmani dan rohani peserta didik, terutama di sekolah, untuk mencapai kedewasaan peserta didik, sehingga ia menjadi manusia yang paripurna dan mengetahui tugas- tugasnya sebagai manusia. Dalam arti khusus dapa dikatakan bahwa pada setiap diri guru terletak tanggung jawab untuk membawa siswanya kearah kedewasaan atau taraf kematangan tertentu. Guru memang menempati kedudukan yang terhormat di masyarakat. Guru dapat dihormati oleh masyarakat karena kewibawaannya, sehingga masyaarakat tidak meragukan figur guru. Masyarakat percaya bahwa dengan adanya guru, maka dapat mendidik dan membentuk kepribadian anak didik mereka dengan baik agar mempunyai intelektualitas yang tinggi serta jiwa kepemimpinan yang bertanggungjawab.

1

(4)

Kegiatan pembelajaran adalah suatu kondisi yang dengan sengaja diciptakan.

Gurulah yang menciptakannya guna membelajarkan anak didik. Guru yang mengajar dan anak didik yang belajar. Dengan demikian, guru harus menyadari tujuan belajar mengajar dilakukan.1 Guru memiliki peranan penting dalam dunia pendidikan. Karena guru memegang kunci dalam pendidikan dan pengajaran disekolah. Guru adalah pihak yang paling dekat dengan siswa dalam pelaksanaan pendidikan seharihari, dan guru merupakan pihak yang paling besar peranannya dalam menentukan keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan pendidikan.

B. Rumusan Masalah

1. Apa Pengertian Guru?

2. Jelaskan Tugas Seorang Guru?

3. Jelaskan Peranan Guru?

4. Apa Saja Syarat-Syarat Guru?

C. Tujuan

1. Mengetahui Pengertian Guru?

2. Mengetahui Tugas Seorang Guru?

3. Mengetahui Peranan Guru?

4. Mengetahui Syarat-Syarat Guru?

1 Djamarah, Strategi Belajar Mengajar., hal. 43.

(5)

BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Guru

Dalam Undang-undang No. 20 Tahun 2003, “Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada jalur pendidikan formal, serta pada jenjang pendidikan dasar dan pendidikan menengah, termasuk pendidikan anak usia dini”.2 Guru merupakan orang tua kedua setelah orang tua yang ikut bertanggung jawab terhadap perkembangan potensi anak didik dan pertumbuhan kemanusiaannya.3

Pendidikan anak secara keseluruhan tidak mungkin dapat dipikul sendiri oleh orang tua, terlebih perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sekarang ini berkembang dengan pesat. Berbeda dengan zaman dahulu, di mana kehidupan masih sangat sederhana dan belum ada perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Menurut Moh. Uzer Usman di dalam bukunya Mujtahid, guru adalah jabatan atau profesi yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru. pekerjaan ini bisa dilakukan oleh orang yang tidak memiliki keahlian untuk melakukan kegiatan atau pekerjaan sebagai guru. untuk menjadi guru diperlukan syarat-syarat tertentu, apalagi sebagai guru yang profesional yang harus menguasai betul seluk-beluk pendidikan dan pengajaran dengan berbagai ilmu pengetahuan lainnya yang perlu dibina dan dikembangkan melalui masa pendidikan tertentu atau pendidikan pra- jabatan.4

3

2 Dadi Mujtahid, Pengembangan Profesi Guru, UIN-MALIKI PRESS, Malang, 2011, hlm. 34.Permadi dan Daeng Arifin,The Smiling Teacher Perubahan Motivasi dan Sikap Dalam Mengajar, Nuansa Aulia, Bandung, 2010,hlm. 8.

3 Helmawati, Pendidik Sebagai Model, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2016, hlm. 31

4 M. Arifin,Filsafat Pendidikan Agama Islam, Bumi Aksara, Jakarta, 1987, hlm. 100

(6)

Guru atau pendidik adalah orang yang mempunyai banyak ilmu, mau mengamalkan dengan sungguh-sungguh, toleran dan menjadikan peserta didiknya lebih baik dalam segala hal.5 atau dewasa dalam sikap dan kepribadiannya, sehingga tergambarlah dalam tingkah lakunya nilai-nilai Agama Islam.6 Pendidik atau guru adalah orang dewasa yang bertanggung jawab memberi bimbingan atau bantuan kepada anak didik dalam perkembangan jasmani dan rohaninya agar mencapai kedewasaannya, mampu melaksanakan tugasnya sebagai makhluk Allah Swt, khalifah di permukaan bumi, sebagai makhluk sosial, dan sebagai makhluk individu yang sanggup berdiri sendiri.7

Berbagai pandangan di atas dapat disimpulkan, bahwa guru atau pendidik adalah orang dewasa yang bekerja dalam dunia pendidikan, yang bertugas membimbing, mengarahkan, dan membina peserta didik, memiliki peran aktif serta tanggung jawab yang berat untuk mendidik peserta didik menuju kedewasaan sehingga menjadi insan yang baik dalam tingkah lakunya sehari-hari, memiliki kemampuan dalam menghadapi kehidupan dunia dan memiliki bekal untuk akhiratnya kelak.

B. Tugas Seorang Guru

Tugas adalah aktivitas dan kewajiban yang harus diperformansikan oleh seseorang dalam memainkan peranan tertentu. Jadi guru harus melakukan segala aktivitas dan kewajiban yang harus diperformansikan dalam perannya sebagai guru.

5 Thoifuri, Menjadi Guru Inisiator, RaSAIL Media Group, Semarang, 2007,hlm. 1.

6 M. Arifin,Filsafat Pendidikan Agama Islam, Bumi Aksara, Jakarta, 1987, hlm. 100.

7 Ihsan Hamdani dan Fuad Ihsan,Filsafat Pendidikan Islam, Pustaka Setia, Bandung, 2001,hlm. 93.

(7)

5

Dalam Undang-undang No. 14 Tahun 2005 Bab I (1) mengemukakan bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan usia dini, jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.8

Guru memiliki banyak tugas, baik yang terikat oleh dinas maupun di luar dinas, dalam bentuk pengabdian. Guru mempunyai tugas yang cukup berat, yaitu ikut membina pribadi peserta didik. Guru harus membawa peserta didik kepada arah pembinaan pribadi yang sehat dan baik. Tugas pendidik dalam Islam dianggap sebagai sesuatu yang sangat mulia. Untuk menjadi seorang pendidik yang berhasil dalam membantu anak menjadi manusia tentunya harus dengan ilmu. Itulah sebabnya Allah Swt menjanjikan pendidik (orang yang berilmu) akan memiliki derajat yang lebih tinggi bersama orang-orang yang beriman dibandingkan manusia lainnya.9

Dalam batasan lain. Tugas pendidik dapat dijabarkan dalam beberapa pokok pikiran, yaitu:

1. Sebagai pengajar (indtruksional), bertugas merencanakan program pengajaran, melaksanakan program yang disusun, dan diakhiri dengan kegiatan penilaian setelah program tersebut dilaksanakan.

2. Sebagai pendidik (edukator), mengarahkan peserta didik pada tingkat kedewasaan kepribadian sempurna (insan kamil) seiring dengan tujuan penciptanya.

3. Sebagai pemimpin (manajerial), memimpin, mengendalikan diri (baik diri sendiri, peserta didik, maupun masyarakat), upaya mengarahkan,

8 Dadi Permadi dan Daeng Arifin, Op. Cit, hlm. 63.

9 Helmawati, Op. Cit, hlm. 148.

(8)

pengawasan, pengorganisasian, dan partisipasi atas program yang dilakukan.10

Apabila dikelompokkan terdapat tiga jenis tugas guru, yaitu tugas dalam bidang profesi, tugas kemanusiaan, dan tugas dalam bidang kemasyarakatan.

1. Tugas guru sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar, dan melatih.

Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup.

Mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sedangkan melatih berarti mengembangkan keterampilan- keterampilan pada peserta didik.

2. Tugas guru dalam bidang kemanusiaan, guru menjadi orang tua kedua di sekolah. Guru harus mampu menarik simpati sehingga ia menjadi idola peserta didiknya. Pelajaran apapun yang diberikan, hendaknya dapat menjadi motivasi bagi peserta didiknya dalam belajar.

3. Tugas guru dalam bidang kemasyarakatan, guru dipandang terhormat di lingkungan masyarakat karena seorang guru diharapkan masyarakat dapat memperoleh ilmu pengetahuan. Berarti guru berkewajiban mencerdaskan kehidupan bangsa menuju pembentukan manusia Indonesia seutuhnya yang berdasarkan pancasila.11

Uraian di atas dapat disimpulkan bahwa, tugas guru tidaklah terbatas di dalam masyarakat, bahkan guru pada hakikatnya merupakan komponen yang penting dalam menentukan gerak maju kehidupan bangsa. Bahkan keberadaan guru tidak mungkin digantikan oleh komponen mana pun dalam kehidupan bangsa sejak dulu, karena tidak akan ada pejabat tinggi bila tidak ada guru yang yang membimbingnya sewaktu kecil.

10 Ibid, hlm. 35

11 Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2002,hlm. 4.

(9)

7

C. Peranan Guru

Peranan guru adalah terciptanya serangkaian tingkah laku yang saling berkaitan yang dilakukan dalam suatu situasi tertentu serta berhubungan dengan kemajuan perubahan tingkah laku dan perkembangan peserta didik yang menjadi tujuannya. Masih ada orang yang berpandangan, bahwa peranan guru hanya mendidik dan mengajar saja. Mereka itu tak mengerti, bahwa mengajar itu adalah mendidik juga. Dan mereka sudah mengalami kekeliruan besar dengan mengatakan bahwa tugas itu hanya satu-satu bagi setiap guru. Adapun peran- peran guru sebagai berikut:

1. Peran Guru Dalam Proses Belajar Mengajar

Seorang guru memiliki peranan yang sangat penting dalam proses belajar mengajar, dan juga memiliki pengaruh yang besar terhadap perkembangan peserta didik, baik dalam perkembangan kecerdasan intelektual, emosional dan spiritual serta perkembangan lainnya. Untuk itu perlu adanya seorang guru dalam mendampingi peserta didik menuju kedewasaan agar menjadi orang yang arif, bijaksana, berguna bagi orang lain, bangsa dan negara. Adapaun peranannya dalam proses belajar mengajar adalah sebagai berikut:

a) Peran Guru Sebagai Pendidik Guru sebagai pendidik harus menjadi suri tauladan dan panutan peserta didik dan mampu menunjukkan etos kerja yang baik. Karena guru merupakan tokoh panutan dan identifikasi bagi peserta didik dan lingkungannya. Guru harus memiliki standar kualitas pribadi tertentu, yang mencakup tanggung jawab, wibawa, mandiri dan disiplin. Guru sebagai pendidik harus mengetahui dan memahami nilai dan norma moral. Artinya guru harus mempunyai standar perilaku yang telah diyakini dan secara psikologis telah menjadi bagian pada dirinya, sehingga akan mewarnai segala tindakannya.

b) Peran Guru Sebagai Pengembang Kurikulum Guru adalah pengembang kurikulum yang dipergunakan sebagai pedoman pelaksanaan pembelajaran

(10)

di sekolah maupun luar sekolah, baik melalui jalur vertikal maupun horizontal yang berlandaskan spiritual, sosiologis dan psikologis dengan mengacu kepada standar nasional pendidikan.12

c) Peran Guru Sebagai Demonstrator (Pengajar) Melalui peranannya sebagai pengajar, guru senantiasa harus menguasai bahan atau materi pelajaran yang akan diajarkannya serta senantiasa mengembangkannya dalam arti meningkatkan kemampuannya dalam hal ilmu yang dimilikinya, karena hal ini akan sangat menentukan hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik. Salah satu yang harus diperhatikan oleh guru adalah pelajar (peserta didik).13

d) Dengan demikian guru akan memperkaya dirinya dengan berbagai ilmu pengetahuan sebagai bekal dalam melaksanakan tugasnya sebagai pengajar sehingga mampu memperagakan apa yang diajarkannya secara didaktis.

Maksudnya agar apa yang disampaikannya betul-betul dimiliki oleh peserta didik.

e) Peran Guru Sebagai Mediator Sebagai mediator guru hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pendidikan, karena media pendidikan merupakan alat komunikasi untuk lebih mengefektifkan proses belajar-mengajar. Dengan demikian media pendidikan merupakan dasar yang sangat diperlukan yang bersifat melengkapi dan merupakan bagian integral demi berhasilnya proses pendidikan dan pengajaran di sekolah.

f) Peran Guru Sebagai Fasilitator Sebagai mediator guru hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pendidikan, karena media pendidikan merupakan alat komunikasi untuk lebih mengefektifkan proses belajar-mengajar. Dengan demikian media pendidikan merupakan dasar yang sangat diperlukan yang bersifat

12 Dadi Permadi dan Daeng Arifin, Op. Cit, hlm. 64-65.

13 Moh Uzer Usman, Op. Cit, hlm. 9.

(11)

9

melengkapi dan merupakan bagian integral demi berhasilnya proses pendidikan dan pengajaran di sekolah. Sebagai fasilitator guru hendaknya mampu mengusahakan sumber belajar yang berguna serta dapat menunjang pencapaian tujuan dan proses belajar-mengajar, baik yang berupa narasumber, buku teks, majalah, atau pun surat kabar.

g) Peran Guru Sebagai Evaluator Dalam proses belajar mengajar, guru hendaknya menjadi evaluator yang baik, ini bertujuan untuk mengetahui apakah tujuan yang telah dirumuskan itu tercapai atau belum, dan apakah materi yang telah diajarkan sudah cukup tepat. Semua pertanyaan tersebut akan dapat dijawab melalui kegiatan evaluasi atau penilaian.14

h) Peran Guru Sebagai Pembimbing Guru sebagai pembimbing terhadap peserta didik harus menetapkan tujuan metode dan evaluasi terhadap hasil kegiatan dalam membimbing. Dalam membimbing peserta didik sesuai dengn latar belakang yang dimilikinya, kemudian menetapkan jalan (metode) yang harus dipergunakan atau ditempuh setelah mengidentifikasi latar belakang peserta didik tersebut. Selanjutnya untuk pembimbing, mengadakan penilaian kelancaran yang disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik. Semua guru harus bertanggung jawab terhadap kelancaran proses bimbingannya.

i) Peran Guru Sebagai Pembaharu (Inovator) Seorang guru yang handal senantiasa bergerak dinamis. Karena jika seorang guru dalam melaksanakan pembelajaran bergerak secara statis atau tidak memiliki keinginan untuk mengubah penampilan pelaksanaan pembelajaran maka, visi dan misi sekolah tidak dapat direalisasikan, apalagi untuk mencapai tujuan pendidikan secara nasional. Guru yang baik harus mampu belajar dari pengalaman pribadinya dan mau menerima masukan dari orang lain, baik itu dari kepala sekolah, sesama rekan guru, maupun orang lain. Guru harus cepat mengambil alih posisi dengan mengadakan perubahan dalam

14 Ibid, hlm. 11-12.

(12)

perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi hasil pembelajaran sesuai dengan ketentuan yang terdapat pada undang-undang dan peraturan pemerintah.15 j) Peran Guru Sebagai Model atau Teladan Guru harus menjadi panutan dan

teladan dalam berbagai perilaku, ucapan, dan penampilan khususnya bagi peserta didik. Dengan kata lain, guru hendaknya mewujudkan pergaulan yang harmonis, terutama dalam berbicara dan bertindak, memelihara moral yang baik, tidak bersifat arogan dalam bertindak, apalagi menjadi provokator kepada hal-hal yang negatif.

k) Peran Guru Sebagai Pribadi. Sebagai pribadi setiap guru harus memiliki sifat-sifat yang disenangi oleh murid-muridnya, oleh orang, dan oleh masyarakat. Sifat-sifat itu sangat diperlukan agar ia dapat melaksanakan pengajaran secara efektif. Karena itu guru wajib berusaha memupuk sifat- sifat pribadinya sendiri (intern) dan mengembangkan sifat-sifat pribadi yang disenangi oleh pihak luar (ekstern).16

l) Peran Guru Sebagai Peneliti Guru yang aktif dan kreatif selalu giat melakukan penelitian untuk menambah perbendaharaan dalam melaksanakan tugas pembelajaran. Artinya, pertambahan pengetahuanakan mengubah perilaku seseorang. Usaha dalam meningkatkan kompetensi profesional guru dan mutu lulusan peserta didik juga ditunjang dengan inisiatif yang dapat menimbulkan perubahan dalam penampilan,pelaksanaan,pengelolaan, dan penilaian hasil pembelajaran.17 Timbulnya inisiatif karena adanya keinginan. Keinginan perlu dilaksanakan dengan baik, sehingga harus mengadakan penelitian dan penelitian memerlukan ilmu, keterampilan serta sikap yang kuat. Ciri-ciri guru peneliti yaitu selalu berusaha memberikan saran yang dipandangnya baik dan berguna, berusaha mencari tata cara kerja baru dalam mencapai daya guna dan hasil guna yang sebesar-besarnya.

15 Dadi Permadi dan Daeng Arifin, Op. Cit, hlm. 66-67

16 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, Bumi Aksara, Jakarta, 2001, hlm. 124-125.

17 Ibid, hlm. 67-68.

(13)

11

m) Peran Guru sebagai Inisiator Guru sebagai inisiator adalah guru yang selalu menjadi inspirasi anak didiknya di mana pun ia berada. Gaya guru inisiator selalu menekankan pada peserta didiknya memaknai segala sesuatu yang ada di sekitarnya untuk menjadi yang lebih baik. Guru inisiator ini kreatif dan dinamis untuk tidak menjadikan anak didiknya tergantung pada guru, tetapi tergantung pada diri peserta didik itu sendiri.

Dan apabila peserta didik sudah menyadari untuk tergantung pada dirinya sendiri maka yang terjadi adalah kompetisi personal peserta didik yang obyektif.18

n) Pada prinsipnya interaksi kelas dalam proses pembelajaran tidak bisa dipisahkan oleh tiga hal yaitu guru, peserta didik dan materi ajar. Sebagai inisiator guru hendaknya mampu memilih dan mengembangkan bahan pengajaran yang sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai, guru juga dianjurkan untuk mengkaji strategi atau metode pengajaran dan berlatih mengembangkannya sehingga sesuai dan tepat bagi peserta didiknya.

o) Peran Guru Sebagai Motivator Suatu proses pembelajaran akan berhasil manakala peserta didik mempunyai motivasi dalam belajar. Oleh sebab itu, guru perlu menumbuhkan motivasi belajar siswa. Untuk memperoleh hasil belajar secara optimal, guru dituntut kreatif membangkitkan motivasi belajar siswa, yaitu dengan cara:

 Memperjelas tujuan yang akan dicapai;

 Membangkitkan minat peserta didik;

 Menciptakan suasana yang menyenangkan dalam belajar;

 Memberi pujian yang wajar terhadap setiap keberhasilan peserta didik;

 Memberikan penilaian;

18 Thoifuri, Op. Cit, hlm. 25

(14)

 Memberi komentar terhadap hasil pekerjaan peserta didik;

 Menciptakan persaingan dan kerjasama antar peserta didik.19 Dalam proses pembelajaran motivasi sangat penting, peserta didik yang dalam proses belajar mempunyai motivasi yang kuat dan jelas pasti akan tekun dan berhasil dalam belajarnya. Semakin tepat motivasi yang diberikan, semakin berhasil pelajaran itu. Sering terjadi peserta didik yang berprestasi rendah bukan berarti disebabkan oleh kemampuannya yang rendah, tetapi dikarenakan tidak adanya motivasi untuk belajar, sehingga ia tidak berusaha untuk mengarahkan segala kemampuannya.

Sebagai motivator guru harus mampu menciptakan suasana belajar yang dapat merangsang peserta didik untuk tetap bersemangat dalam melaksanakan kegiatan- kegiatan sekolah dan dapat meningkatkan kecerdasan peserta didik. Guru sebagai hendaknya bertanggung jawab mengarahkan pada yang baik, harus menjadi contoh, sabar, dan penuh pengertian. Guru harus mampu menumbuhkan disiplin dalam diri. Untuk kepentingan itu, guru harus melakukan tiga hal sebagai berikut:

a) Membantu peserta didik mengembangkan pola perilaku untuk dirinya b) Membantu peserta didik meningkatkan standar perilakunya

c) Menggunakan pelaksanaan aturan sebagai alat untuk menegakkan disiplin.20

D. Syarat Menjadi Seorang Guru

Menjadi seorang guru yang dapat membantu peserta didik menjadi manusia seutuhnya (beriman, berilmu, beramal) serta mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat sesungguhnya tidaklah ringan. seperti yang dijelaskan dalam QS Al-Alaq ayat 1-5 bahwa guru yang ideal adalah sebagai berikut:

19 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Kencana, Jakarta, 2006, hlm. 29-30.

20 E. Mulyasa, Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta, 2009, hlm. 192

(15)

13

(2) (1) (5) (4) (3)

Artinya: “ 1) Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan; 2) Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah; 3) Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Mulia; 4) Yang mengajar (manusia) dengan pena; 5) Dia mengerjakan manusia apa yang tidak diketahuinya. (QS. Al-Alaq ayat 1-5)21

Supaya guru dapat melaksanakan tugas-tugas, maka dibutuhkan adanya syarat- syarat tertentu. Menurut Ahmad Tafsir, bahwa syarat menjadi guru adalah sebagai berikut:

a) Harus sudah dewasa, batasan dewasa sangat relatif. Menurut negara kita seseorang dianggap dewasa apabila sudah berumur 18 tahun atau sudah kawin. Menurut ilmu pendidikan seorang dikatakan dewasa untuk laki-laki bila sudah berusia 21 tahun dan 18 tahun untuk wanita.

b) Sehat Jasmani dan rohani, jasmani yang tidak sehat akan menghambat pelaksanaan penddikan, bahkan dapat membahayakan peserta didik bila mempunyai penyakit menular.

c) Kemampuan mengajar, ini penting sekali bagi guru, dengan pengetahuannya diharapkan akan lebih mampu menyelenggarakan pendidikan. d. Mempunyai kesusilaan dan berdedikasi tinggi, selain mengajar guru harus mampu memberikan contoh-contoh kebaikan melalui peranannya. Dedikasi tinggi tidak hanya diperlukan dalam mendidik tetapi juga dalam meningkatkan mutu mengajar.22

21 Al-Qur’an Surah Al-Alaq ayat 1-5, Al-Qur’an Terjemah dan Asbabunnuzul, Ash-Shafa, Surakarta, 2015, hlm. 597.

22 Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2005, hlm. 80.

(16)

PENUTUP A. Kesimpulan

Salah satu unsur penting dari proses kependidikan adalah guru. Dalam dunia pendidikan, guru merupakan faktor penting dan utama, karena guru adalah orang yang bertanggung jawab terhadap perkembangan jasmani dan rohani peserta didik, terutama di sekolah, untuk mencapai kedewasaan peserta didik, sehingga ia menjadi manusia yang paripurna dan mengetahui tugas-tugasnya sebagai manusia.

Guru atau pendidik adalah orang yang mempunyai banyak ilmu, mau mengamalkan dengan sungguh-sungguh, toleran dan menjadikan peserta didiknya lebih baik dalam segala hal. atau dewasa dalam sikap dan kepribadiannya, sehingga tergambarlah dalam tingkah lakunya nilai-nilai Agama Islam.

Guru memiliki banyak tugas, baik yang terikat oleh dinas maupun di luar dinas, dalam bentuk pengabdian. Guru mempunyai tugas yang cukup berat, yaitu ikut membina pribadi peserta didik. Guru harus membawa peserta didik kepada arah pembinaan pribadi yang sehat dan baik. Tugas pendidik dalam Islam dianggap sebagai sesuatu yang sangat mulia.

Peranan guru adalah terciptanya serangkaian tingkah laku yang saling berkaitan yang dilakukan dalam suatu situasi tertentu serta berhubungan dengan kemajuan perubahan tingkah laku dan perkembangan peserta didik yang menjadi tujuannya. Masih ada orang yang berpandangan,

B. Saran

Kami sebagai pemakalh meminta maaf jika ada kesalahan dalam teori maupun penulisan, semoga apa yang kami paparkan bermanfaat kepada teman-teman sekalian.

14

(17)

DAFTAR PUSTAKA

Mulyasa. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung : Pt.

RemajaRosdakarya, 2008.

Oemar Hamalik. Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi. Jakarta : Bumi Aksara, 2009.

Moh. Uzer Usman, (2006) Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Ngalim Purwanto MP, (2000) Ilmu Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Noeng Muhajir, (2003) Ilmu Pendidikan dan Perubahan sosial Yogyakarta: Rake Sarasin

Tafsir, A. (1994). Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam, Bandung : Remaja Rosdakarya.

Nata, A. (2001). Perspektif Islam tentang Pola Hubungan Guru-Murid. Jakarta : Raja Grafindo.

Sholeh, A. R. (2005). Pendidikan Agama dan Pengembangn untuk Bangsa Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Muhammad Yani, Hakikat Guru dalam Pendidikan Islam, Sultra Educational Journal (Seduj) Vol. 1, No. 2, Agustus 2021

H. Syarifuddin, Hakikat Pendidik, Jurnal ANSIRU PAI: Pengembangan Profesi PAI (2021)

Nur Habibullah, Hakikat Kepribadian Guru Sebagai Tenaga Pendidik, Jurnal At- Ta’lim, Vol 1. Edisi I, April 2019

Munawir Munawir , Zuha Prisma Salsabila dan Nur Rohmatun Nisa, Hakikat Guru, Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan Vol. 7 No. 1 (2022): Maret

Muhammad Ali, Hakikat Pendidik Dalam Pendidikan islam, Jurnal Tarbawiyah Volume 11 Nomor 1 Edisi Januari-Juli 2014

15

Referensi

Dokumen terkait

Guru harus memiliki standar profesi dengan menguasai materi serta strategi pembelajaran dan dapat mendorong peserta didiknya untuk belajar bersungguh- sungguh, untuk

Dengan demikian, penetap an kode etik tidak boleh dilakukan secara perorangan, tetapi harus dilakukan oleh organisasi, sehingga orang- orang yang tidak menjadi anggota

Penugasan tersebut merupakn bagian dari kebijakan sekolah dalam rangka meningkatkan mutu guru dala melaksanakan tanggung jawabnya kepada sekolah

Guru sebagai pendidik adalah orang yang pekerjaannya mengajar, mendidik, dan melatih peserta didik dengan tujuan agar peserta didik tersebut dapat memiliki ilmu

Menurut Muhammad Athiyah Al-Abrasyi, kode etik pendidik adalah: (1) Mempunyai watak kebapakan sebelum menjadi seorang pendidik, sehingga ia menyayangi peserta didiknya seperti

Guru adalah orang dewasa yang menjadi tenaga kependidikan untuk membimbing dan mendidik peserta didik menuju kedewasaan, agar mimiliki kemandirian dan kemampuan

Selain sebagai orang tua kedua yang harus mendidik para peserta didiknya, guru juga harus memiliki kemampuan soft skill untuk membentuk karakter peserta didik, karena jika seorang guru

Guru melakukan semua usaha untuk secara bersama-sama dengan masyarakat berperan aktif dalam pendidikan dan meningkatkan kesejahteraan peserta didiknya.. Guru mememberikan pandangan