• Tidak ada hasil yang ditemukan

EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM PEMBERIAN TABLET TAMBAH DARAH PADA REMAJA PUTRI USIA SEKOLAH DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAJALA KABUPATEN MUNA BARAT - Repository Poltekkes Kendari

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM PEMBERIAN TABLET TAMBAH DARAH PADA REMAJA PUTRI USIA SEKOLAH DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAJALA KABUPATEN MUNA BARAT - Repository Poltekkes Kendari"

Copied!
92
0
0

Teks penuh

Menurut rekomendasi WHO tahun 2011, upaya penanggulangan anemia pada rematik dan WUS diarahkan pada kegiatan promotif dan preventif yaitu meningkatkan konsumsi pangan kaya zat besi, suplementasi TTD, dan meningkatkan fortifikasi pangan dengan zat besi dan asam folat. Organisasi profesi dan pihak swasta diharapkan turut berkontribusi dalam mendukung kegiatan promotif dan preventif secara komprehensif untuk menurunkan angka kejadian anemia pada rematik dan WUS.

Daftar Bagan

Daftar Istilah

Program Pencegahan dan Penanggulangan

Program Pencegahan dan Penanggulangan

TTD Suplemen nutrisi dengan kandungan zat besi setara dengan 60 mg unsur besi dan 400 mcg asam folat. Angka tersebut menunjukkan bahwa total asupan zat besi pada remaja hanya sekitar 25% dari AKG.

B AB 1 PENDAHULUAN

Latar Belakang

Anemia gizi besi merupakan salah satu penyebab utama anemia, termasuk kurangnya asupan makanan sumber zat besi. Selain itu diperparah dengan kurangnya asupan zat besi, dimana zat besi pada penderita rematik sangat dibutuhkan oleh tubuh untuk mempercepat tumbuh kembang.

Sasaran

Landasan Hukum

Tujuan

Tujuan Umum Program Penatalaksanaan Anemia pada Reumatik dan WUS Menurunnya angka kejadian anemia pada WUS Rematik dan WUS. Meningkatkan penatalaksanaan suplementasi TTD pada penyakit reumatik dan WUS 5. Meningkatkan kinerja tenaga kesehatan dalam pemberian TTD ke.

B AB 2 KONSEP DASAR

Peraturan Bersama antara Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI, Menteri Kesehatan RI, Menteri Agama RI, dan Menteri Dalam Negeri RI Nomor 6/X/ PB/2014; Nomor 73 Tahun 2014; Nomor 41 Tahun 2014; Nomor 81 Tahun 2014 tentang Pembinaan dan Pembinaan Usaha Kesehatan Sekolah/Madrasah. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 88 Tahun 2014 Tentang Standar Tablet Suplemen Darah Bagi Wanita Usia Subur dan Ibu Hamil.

  • Pengertian Anemia
  • Kekurangan Gizi Besi
  • Diagnosis Anemia
  • Penyebab Anemia
  • Gejala Anemia
  • Mengapa Rematri dan WUS Lebih Rentan Menderita Anemia?
  • Dampak Anemia
  • Cara Pencegahan dan Penanggulangan Anemia pada Rematri dan WUS
  • Cara Pencegahan dan Penanggulangan Anemia pada Rematri dan WUS
    • Dasar Pendekatan Blanket Approach
  • Kerangka Pikir Penanggulangan Anemia pada Rematri dan WUS
  • Kerangka Pikir Penanggulangan Anemia pada Rematri dan WUS

Sumber utama zat besi adalah makanan hewani (zat besi heme), seperti: hati, daging (sapi dan kambing), unggas (ayam, bebek, burung) dan ikan. Contoh makanan nabati yang menjadi sumber zat besi antara lain sayuran berwarna hijau tua (bayam, singkong, kangkung) dan kacang-kacangan (tempe, tahu, kacang merah).

DAN WUS

Pedoman Gizi Seimbang

Fortifikasi Makanan

Suplementasi TTD

Pengobatan Penyakit Penyerta

B AB 3 STRATEGI PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN ANEMIA

HIV/AIDS

Bagi remaja dan WUS yang diduga mengidap HIV/AIDS, dilakukan konseling dan tes sukarela (VCT) untuk skrining ELISA. Jika Anda positif mengidap HIV/AIDS, dapatkan obat Antiretroviral (ARV) sesuai Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan HIV/AIDS di Indonesia.

B AB 4 MONITORING DAN EVALUASI

Indikator Keberhasilan

Pencapaian Program

Secara umum, indikator masukan berupa kebijakan dan program nasional, komitmen kuat di semua tingkatan, sumber daya yang tersedia (manusia, uang, material). Indikator masukan meliputi peraturan terkait, alokasi dana, tenaga kesehatan di fasilitas pendidikan/sekolah, industri/perusahaan dan fasilitas kesehatan primer dan sekunder. Indikator proses meliputi advokasi dan penjangkauan, jaringan yang efektif dan komunikasi yang optimal, manajemen program, peningkatan kapasitas petugas, peningkatan kegiatan kelompok sasaran, integrasi ke dalam surveilans, penelitian dan pengembangan program pencegahan dan pengendalian anemia pada asam urat dan WUS.

Indikator luaran terdiri dari cakupan program anemia pada pasien reumatoid dan WUS, serta kepatuhan dokter spesialis reumatologi dan WUS mengonsumsi TTD. Kegiatan intervensi yang ditunjukkan melalui indikator input, proses dan output diharapkan dapat berdampak pada penurunan prevalensi anemia pada RA dan WUS.

Manajemen

Pencegahan dan Penanggulangan

Anemia Pada Remaja Putri dan Wanita Usia

PENANGGULANGAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI

B AB 1 PENCEGAHAN DAN

PENANGGULANGAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI

  • Pencegahan dan Penanggulangan Anemia di Kelompok Masyarakat
  • Pencegahan dan Penanggulangan Anemia di Sekolah
  • Pencegahan dan Penanggulangan Anemia di Kelompok Masyarakat
  • Pencegahan dan Penanggulangan Anemia di Tempat Kerja
  • Pencegahan dan Penanggulangan Anemia untuk Calon Pengantin
  • Pencegahan dan Penanggulangan Anemia untuk Calon Pengantin

Keberhasilan pencegahan dan penatalaksanaan anemia pada rematik dan WUS memerlukan dukungan penatalaksanaan SMART (Specific, Measurable, Attainable, Relevant, Timely). Intervensi yang dilakukan terhadap calon pengantin dilakukan di Kantor Urusan Agama (KUA)/tempat ibadah lainnya masing-masing dimana konsultasi pranikah dilakukan oleh calon pengantin. Dilakukan orientasi terhadap KUA/petugas tempat ibadah lainnya oleh petugas kesehatan setempat, dilanjutkan dengan edukasi oleh KUA/petugas tempat ibadah lainnya kepada calon pengantin.

Hal ini diharapkan dapat mengubah pengetahuan dan sikap calon pengantin sehingga calon pengantin membeli TTD untuk dikonsumsi. Masyarakat, pelajar, pekerja perempuan, dan calon pengantin juga dapat melakukan TTD secara mandiri dengan membelinya di toko atau lapak obat. Keberhasilan pencegahan dan penatalaksanaan anemia pada rematik dan WUS memerlukan dukungan penatalaksanaan SMART (Specific, Measurable, Attainable, Relevant, Timely).

Perencanaan Kebutuhan

B AB 2 MANAJEMEN SUPLEMENTASI TTD

  • Mekanisme Penyediaan TTD
  • Penyimpanan dan Pendistribusian
  • Cara Pemberian TTD
  • Pencatatan dan Pelaporan
  • Pemantauan dan Evaluasi

Pemberian TTD pada pekerja perempuan merupakan salah satu program pencegahan dan pengendalian anemia pada WUS melalui Gerakan Pekerja Wanita Produktif Sehat (GP2SP). Data penyelenggaraan TTD dan kepatuhan konsumsi TTD dirangkum oleh guru UKS dan dilaporkan ke Puskesmas menggunakan Formulir 1a dan 1b. Data penyelenggaraan TTD dan kepatuhan konsumsi TTD dirangkum oleh guru UKS dan dilaporkan ke Puskesmas menggunakan formulir sekolah.

Data penyelenggaraan TTD dan kepatuhan konsumsi TTD direkap oleh guru UKS untuk dilaporkan ke Puskesma dengan menggunakan formulir sekolah. Melaksanakan rekapitulasi dan analisis seluruh laporan pelayanan kesehatan provinsi dengan menggunakan Formulir 7. Frekuensi pelaporan dari semua tingkatan adalah setiap program 3 bulan sekali serta untuk mendorong kesinambungan pelaporan.. setiap tingkat administrasi juga wajib memberikan umpan balik sebagai informasi mengenai hasil pelaksanaan penetapan TTD yang dilakukan di wilayah kerja. Setiap tingkat administrasi juga wajib memberikan umpan balik sebagai informasi hasil pelaksanaan TTD yang dilakukan di wilayah kerja.

B AB 3 INTEGRASI SUPLEMENTASI TTD

Laporan dari puskesmas dirangkum oleh pengelola program gizi dan dikomunikasikan kepada dinas kesehatan provinsi dengan menggunakan formulir kabupaten/kota. Melakukan rekapitulasi dan analisis seluruh laporan pelayanan kesehatan kota dan kabupaten di wilayah kerja dengan menggunakan formulir provinsi dan melaporkan hasilnya kepada Departemen Kesehatan. Kepala program gizi merangkum laporan dari puskesmas dan mengkomunikasikannya ke dinas kesehatan daerah menggunakan formulir 5.

Melaksanakan rekapitulasi dan analisis seluruh laporan dinas kesehatan kota dan kabupaten di wilayah kerjanya dengan Formulir 6 dan melaporkan hasilnya kepada Kementerian Kesehatan. Setiap tingkat administrasi yang menerima laporan wajib menganalisis laporan yang diterima dan memberikan umpan balik atas penerimaan laporan dan hasil analisis dalam rangka evaluasi dan pengembangan program, serta mendorong kesinambungan pelaporan. Laporan dari puskesmas dirangkum oleh kepala program gizi dan dilaporkan ke dinas kesehatan provinsi dengan menggunakan Formulir 5. Mereka merangkum dan menganalisis seluruh laporan dari dinas kesehatan kota dan kabupaten di wilayah kerjanya menggunakan Formulir 6 dan melaporkan hasilnya. hasilnya kepada Kementerian Kesehatan.

Alur pelaporan dan penyampaian masukan serta hasil analisis laporan pada masing-masing tingkat administrasi dapat dilihat pada tabel di bawah ini:. Keterlibatan dalam surveilans Penelitian dan pengembangan Cakupan program anemia pada ahli reumatologi dan WUS Kepatuhan ahli reumatologi dan WUS yang mengonsumsi TTD Penurunan prevalensi anemia pada ahli reumatologi dan WUS.

B AB 4 PROMOSI DAN

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

Promosi

Penanggulangan anemia pada penyakit asam urat dan WUS merupakan kegiatan yang berkelanjutan dan menjadi tanggung jawab bersama antara pemerintah pusat dan daerah. Tim UKS/M Kecamatan (terdiri dari unsur Sekretariat Daerah, UPTD Dinas Pendidikan Kecamatan, Puskesmas, Pengawas Pendidikan Keagamaan dan instansi lain bila diperlukan) - Kepala Sekolah dan guru - Tenaga Kesehatan pada. Tenaga kesehatan di Puskesmas (meliputi dokter, perawat, bidan, pemberi promosi kesehatan, asisten sanitasi, ahli gizi (ahli gizi-ahli gizi)) 4.

Pemberdayaan Masyarakat

Prinsip dasar pemberdayaan masyarakat dalam pencegahan dan pengendalian anemia yang perlu dipahami adalah: pengorganisasian masyarakat dan pengembangan masyarakat. Keduanya berorientasi pada proses pemberdayaan masyarakat menuju tercapainya kemandirian melalui keterlibatan dan partisipasi aktif seluruh anggota masyarakat. Alur Pelaporan dan Perintah Penyampaian Umpan Balik Jenis media, termasuk selebaran, TV spot, paperback, flipchart.

Prinsip dasar pemberdayaan masyarakat dalam pencegahan dan pengendalian anemia yang perlu dipahami adalah: pengorganisasian masyarakat dan pengembangan masyarakat. Keduanya fokus pada proses pemberdayaan masyarakat yang bertujuan untuk mencapai kemandirian melalui keterlibatan dan partisipasi aktif seluruh anggota masyarakat. Pada akhirnya, pemberdayaan masyarakat ini diharapkan dapat mandiri dalam mempertahankan TTD dengan memanfaatkan sumber daya yang ada disekitarnya.

B AB 5 PENUTUP

Organisasi Buruh, Serikat Pekerja/Serikat Buruh (SPSI), GP2SP, Pengusaha, Koperasi, Pos UKK - Pencegahan Masyarakat Umum dan. Panduan Pencegahan dan Penatalaksanaan Anemia pada Remaja Putri dan WUS ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi tenaga kesehatan di Puskesmas dan pemangku kepentingan (pihak pembangunan dan penggerak lainnya yang terkait) dalam pencegahan anemia. Keberhasilan pencegahan dan pengendalian anemia memerlukan dukungan yang kuat dari berbagai pihak, baik dukungan moril maupun materil.

Selain itu, perlu adanya kerjasama dengan berbagai lintas program/sektor terkait, di samping ketekunan dan komitmen para pengelola yang semuanya mempunyai peran strategis untuk mendukung keberhasilan pengendalian anemia. Apabila kegiatan pencegahan dan pengendalian anemia dapat dilaksanakan dengan baik maka akan mampu memberikan kontribusi yang besar terhadap upaya peningkatan prestasi belajar anak sekolah dan produktivitas kerja di WUS. Upaya ini juga diharapkan dapat menurunkan angka kejadian anemia pada remaja putri dan WUS, sehingga melahirkan generasi emas penerus bangsa yang sehat, cerdas dan cakap serta mampu bersaing di dunia internasional.

Daftar Pustaka

Laporan Tesis: Pengaruh Suplementasi Zat Besi dan Seng terhadap Status Zat Besi, Seng dan Morbiditas Remaja Putri Anemia (10-12 Tahun) di Kabupaten Tangerang Tahun 2004. Khasiat Bubuk Gizi Terhadap Status Zat Besi Remaja Putri di Pondok Pesantren (Disertasi) . 2011. Konsentrasi hemoglobin untuk diagnosis anemia dan penilaian tingkat keparahan Jenewa: Organisasi Kesehatan Dunia.

Prevention of iron deficiency anemia in adolescents: the role of weekly iron and folic acid supplementation. Comprehensive promotion and prevention program to improve the health and nutritional status of adolescents, mothers and young children Pla. Downloadable at http://www.who.int/vmnis/anemia/data/database/countries/idn_ida.pdf WHO.

Daftar Lampiran

Lampiran 1. Kartu suplemen makanan untuk remaja putri dan wanita usia subur Lampiran 2. Formulir pemantauan program TTD. Formulir Pemantauan Program TTD Remaja Putri di Sekolah Nama Tanda Pengenal Siswa Ramaja Putri Nomor II, III, IV dan V diisi dengan tanda centang (√) jika remaja putri menerima TTD. Februari Maret Desember II, III, IV dan V diberi tanda centang (√) apabila WUS mendapat TTD. II, III, IV dan V diisi tanda silang (x) apabila WUS tidak menerima TTD.

Formulir Pemantauan Program TTD Calon Pengantin Nama NIKBannuariFebruariMaretDesember II, III, IV dan V diisi dengan tanda centang (√) jika Catin TTD II, III, IV dan V diisi dengan tanda silang (x) jika Catin tidak TTD tidak menerima Tidak Ada Nama wanita muda itu. Nomor utama siswa. Kolom Jumlah Minggu diisi dengan jumlah minggu yang dihabiskan remaja putri usia 12-18 tahun di TW tersebut. Kolom Jumlah Tablet diisi dengan jumlah TTD yang diterima remaja putri selama TW tersebut. Formulir pemantauan program TTD remaja putri di kabupaten/kota Kolom persentase dan kategori ≥100% diisi dengan jumlah remaja putri usia 12-18 tahun yang termasuk dalam kategori tersebut.

Bagan Monitoring Program TTD Remaja Putri di Provinsi Nama Kabupaten/Kota No. TW 1TW 1 - TW 2TW 1 - TW 3 Jumlah. Bagan Monitoring Program TTD Remaja Putri di Provinsi Nama Kabupaten/Kota TW 1TW 1 - TW 2TW 1 - TW 3 Jumlah.

Susunan Tim

Marlina Rully W., S.Gz Rian Anggraini, SKM, MKM Arti Widiodari Y., SE, MKM Yemima Ester, S.Sos, MKM Lia Rahmawati S., SKM Dewanti Alwi Rachman, SM Nanda Indah Permatasari, S.Gz. Marlina Rully W., S.Gz Rian Anggraini, SKM, MKM Arti Widiodari Y., SE, MKM Yemima Ester, S.Sos, MKM Lia Rahmawati S., SKM Dewanti Alwi Rachman, SM Nanda Indah Permatasari, S.Gz.

Referensi

Dokumen terkait

Pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) pada remaja putri (Rematri) merupakan salah satu pelayanan gizi yang harus tetap dilakukan walaupun dalam kondisi pandemi Covid-19..

i HUBUNGAN TINGKAT KONSUMSI ENERGI, PROTEIN, FE DAN TABLET TAMBAH DARAH DENGAN STATUS ANEMIA PADA REMAJA PUTRI DI SLTPN 1 MENUI KABUPATEN MOROWALI SKRIPSI Disusun Sebagai Salah

8 Laksmi 2021 besi Fe dengan kadar hemoglobin remaja putri di SMAN 1 Gianjar protein dan zat besi Fe dangan kadar hemoglobin remaja putri Tingkat konsumsi protein, zat besi

Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitianyang telah dilakukan mengenai hubungan tingkat konsumsi energi, protein,Fe dan tablet tambah darah dengan status anemia pada remaja putri di

2020 Hubungan Tingkat Konsumsi Energi, Protein, Zat Besi Dan Kepatuhan Minum Tablet Besi Dengan Kejadian Anemia Gizi Pada Remaja Putri Di Smp Negeri 2 Ubud Poltekkes Kemenkes Denpasar

68 LAMPIRAN KUESIONER PENELITIAN HUBUNGAN TINGKAT KONSUMSI ENERGI, PROTEIN, Fe DAN TABLET TAMBAH DARAH DENGAN STATUS ANEMIA PADA REMAJA PUTRI DI SLTPN 1 MENUI KABUPATEN MOROWALI

Hal ini sesuai dengan penelitian yang sudah dilakukan, bahwa komponen input pada pelaksanaan pemberian tablet Fe pada remaja putri di wilayah Puskesmas Tapin Utara sudah baik yaitu

Anemia pada remaja putri rematri akan berdampak pada kesehatan dan prestasi di sekolah dan nantinya akan berisiko anemia saat menjadi ibu hamil yang dapat menyebabkan pertumbuhan dan